Gagasan arwah ternyata cukup masuk akal. Informasi yang dibawa Lilyth dan yang lain akhirnya mendapat perhatian khusus dari Dewan Tetua dan enam raja klan laut.
Namun selain Yang Mulia Alexis yang cukup peduli dengan arwah, para bangsawan lain tidak menunjukkan perhatian yang cukup. Menurut mereka arwah dalam skala kecil itu tidak perlu diperhatikan, paling-paling hanya mengirim patroli ke pulau-pulau di wilayah perairan. Yang mereka khawatirkan adalah Kaisar.
Kaisar sekarang sudah menjadi musuh nomor dua klan laut. Sebelum pertarungan melawan Macan Putih, peringkatnya hanya ke-8. Tapi setelah satu pertempuran, dia langsung naik ke posisi kedua.
Kemampuan pemuda ini sungguh menakutkan. Jika dibiarkan terus berkembang seperti ini, bagaimana jadinya?
“Dewan Tetua bersikeras untuk menghancurkan Kaisar. Bagaimanapun, mereka cukup memahami karakter pemuda ini. Sumpahnya untuk membinasakan para tetua masih bergema di telinga. Namun orang yang dulu tak berarti itu, kini telah menjadi penguasa sebuah negara dengan kemampuan yang berkembang secara gila-gilaan. Tapi mereka tetap tak percaya Kaisar bisa menciptakan gejolak. Bagaimanapun, manusia tak mungkin bertarung di dasar laut. Apa yang bisa dilakukan satu orang?
Masalahnya, keberadaan Kaisar secara langsung menantang martabat ribuan tahun Dewan Tetua. Selama ini perkataan dewan dianggap sebagai titah dewa. Tapi sekarang? Setelah mengeluarkan begitu banyak perintah buruan, malah hidupnya semakin bahagia. Ini jelas seperti menampar muka sendiri. Para anggota dewan ini hanya peduli pada kekuasaan dan harga diri. Mana mungkin membiarkan Kaisar bersikap begitu arogan? Tugas ini otomatis jatuh ke Enam Raja. Tak hanya itu, Dewan Tetua juga menyiapkan ahli-ahli puncak. Klan laut takkan tinggal diam! Turnamen duel ini harus membuat manusia malu!
Kalau bukan karena persiapan kurang dan ketidakmahiran bertarung di darat, mana mungkin klan laut kalah? Harus membuat manusia paham: klan lautlah ras terunggul di Maya!
"Ceritakan secara sedetail itu kondisi saat kalian membuatnya bertindak." Raja Naga Laut bertanya dengan tenang.
Lilyth dan yang lain terlihat bingung. Ini pertama kalinya mereka menghadapi ujian selevel ini. Yang hadir adalah para penguasa terhebat klan laut: Enam Raja dan sepuluh tetua besar, plus beberapa orang tak dikenal tapi jelas berposisi tinggi.
"Yang lain diam, aula sangat sepi. Meskipun mereka adalah bakat alam yang langka, ketegangan terasa. San You yang biasanya dingin dan suram, kini bersikap patuh seperti Taote di hadapan Yang Mulia dan para elit."
"Edmund, kamu yang menyaksikan seluruh proses. Jelaskan apa yang terjadi."
Edmund menarik napas dalam sebelum memaparkan kronologi peristiwa, termasuk pertarungannya dengan putri duyung dan ditangkap arwah. Namun para petinggi hanya fokus pada satu hal: Kaisar!
Sebagai generasi seumuran, selain rasa kagum terhadap perhatian khusus yang diterima Kaisar, ada juga sedikit kelegaan dalam hatinya.
"Kamu bilang saat mengayunkan pukulan, tidak ada qi tempur yang muncul di tubuhnya?" tanya Carasso.
"Benar. Saya melihat jelas. Hanya akumulasi energi singkat, pukulan biasa, lalu tubuhnya melayang. Sekitar lima tarikan napas, pulau kecil itu mulai ambruk."
Edmund menelan ludah. Saat menceritakan bagian ini, tekanan psikologis tak terlihat menyelimuti aula. Para petinggi tetap poker face, sementara para pemuda elit ini nyaris kolaps di bawah aura dominan mereka.
"Yang Mulia, Tetua, kami merasakan aroma tanah elemen yang kuat dalam serangan itu. Tapi anehnya, tidak ada mantra yang diucapkan," tambah Lilyth.
Aula kembali sunyi. Wajah-wajah mereka berkerut masam.
“Di kemudian hari yang sangat awal, aku pernah sekali bertarung dengan anak ini. Saat situasi hidup dan mati, dia pernah menggunakan magic campuran yang tak terbayangkan, serangan menghancurkan yang mengandung semua elemen. Jika bukan karena reaksi cepatku dan kekuatannya yang masih lemah saat itu, siapa yang akan menang masih jadi tanda tanya. Tapi itu hanya serangan bawah sadar, tidak tahu bagaimana kondisinya sekarang.”
Bocoran detail pertempuran bunuh diri Raja Paus Rafael membuat mereka terkejut lagi. Bisa dibayangkan jika saat itu sudah sekuat itu, apalagi sekarang.
Raja Naga Laut Carasso mengibaskan tangan, "Ini bukan kunci sebenarnya. Bagaimana feel kalian tentang pukulan itu? Qi tempur, atau magic? Coba ceritakan sensasi saat itu."
Lima orang terdiam sejenak. Lilyth akhirnya bicara: "Setelah dipikir-pikir rasanya aneh. Tidak seperti magic maupun qi tempur, tapi hasil akhirnya ada jejak magic."
Tubuh Carasso sedikit menegang. Wajahnya suram membisu. Seorang tetua dan pria paruh baya beridentitas tak jelas menghela nafas.
"Anak ini benar-benar genius seribu tahun langka! Carasso, kekhawatiran kita ternyata memang muncul!" desah Tetua Besar. Yang lain masih belum paham, tepatnya ragu.
"Yang Mulia Tetua, Kaisar kan seumuran kita. Sekuat-kuatnya paling-paling level Jian Sheng. Ahli sihir-sekaligus-prajurit pun belum tentu kuat. Menguasai banyak tapi tak spesialis tetap takkan bisa melawan Yang Mulia Raja!"
"Edmund memberanikan diri bertanya, tidak tahu bagaimana dengan yang lain. Dirinya sudah mencapai titik kritis Saint Domain, sebentar lagi akan memasuki Saint Domain. Sedangkan Roye dan sejenisnya pasti sudah masuk Saint Domain, sejauh mana belum ada yang tahu. Dengan enam Raja yang berjaga, apa yang perlu ditakuti? Mungkinkah karena hierarki senioritas sehingga mereka tidak bisa bertindak? Ini memang masalah internal."
"Ahli pedang yang mahir sihir-sekaligus-beladiri tidak kuat?" Mereka nyaris tertawa terbahak, tapi toh ini keluarga sendiri. Semangatnya patut dipuji, tak pantas memadamkan motivasi pemuda.
"Guru, bagaimana pendapat Anda?" Rafael berbicara kepada pria paruh baya yang disebutkan itu.
Lilyth dan yang lain tertegun. Pria paruh baya tak dikenal ini ternyata guru Yang Mulia Rafael? Dewa! Raja Paus ternyata punya guru!
"Carasso, saat melawan Macan Putih dulu, apakah kau yakin dia belum mencapai tingkat kesadaran itu tapi bisa menggunakan wilayah energi?"
"Benar, Guru. Hal ini membuatku bingung bertahun-tahun. Tapi sekarang kupikir, memang ada jubah sihir di tubuhnya. Jika demikian tak perlu ditakuti. Tapi seperti kata Lilyth, mungkin dia sudah memahami rahasianya."
Pria paruh baya yang disebut guru oleh Rafael dan Carasso mengangguk, "Tampaknya masalah mulai rumit. Si Paus tua dari manusia mungkin akan muncul. Aku tak bisa menghadapi dua orang sekaligus. Biarkan aku memikirkannya."
"Guru, masalah pedang iblis juga belum terselesaikan. Kekuatan Kaisar sendiri tak cukup untuk melawan Macan Putih. Semua kekuatan terakhir berasal dari pedang iblis itu," tanya Xiusdimann sang Raja Hiu.
“Ini tidak perlu dikhawatirkan, Makhluk Suci dari Empat Penjuru mana mungkin mudah ditaklukkan? Sekalipun itu senjata suci terkuat, jika harus berhadapan dengan Baihu hingga akhir, mungkin tetap takkan luput dari kehancuran.”
Pada level mereka, terlalu paham betapa menakutkannya Makhluk Suci dari Empat Penjurui itu.
“Kalian berlima bagus, teruslah berlatih. Dalam pertarungan melawan manusia, harus mengharumkan nama klan laut kita!” Kata pria paruh baya itu dengan lembut memandangi Lilyth dan kawan-kawan.
Para pemuda ini langsung bersemangat berapi-api. Dorongan dari guru Raja Laut bukanlah sesuatu yang bisa didapat sembarang orang.
“Baiklah, kalian keluar dulu,” kata Raja Naga Laut Carasso sambil mengibaskan tangannya. Urusan selanjutnya tidak perlu mereka ketahui.
Aula kembali sunyi. Enam raja tampak ragu-ragu. Klan laut yang semula ingin membasmi manusia sampai ke akar-akarnya, malah justru membuat manusia yang tidak mati itu menjadi musuh besar mereka.
“Guru, biar saya saja yang hadapi dia. Menurutku tingkat kesadarannya masih rendah, saya punya 50% keyakinan menang.”
Sudah terlanjur begini bagaimana lagi? Waktu itu Dewan Tetua terlalu terburu-buru. Andai bukan karena reputasi Kaisar yang tinggi di kalangan rakyat jelata, Dewan Tetua tidak akan serta-merta memutuskan untuk membunuhnya hanya karena perintah Kuil Suci. Sebenarnya Dewan Tetua sendiri sedang mencari kesempatan untuk menghabisi dia. Waktu itu Carasso dkk sudah mengingatkan, tapi Dewan Tetua bersikukuh.
Melepaskan harimau kembali ke gunung, bencana tak berujung.
Saat dihadapkan pada kemuliaan klan laut versus emosi pribadi, para penguasa lautan tanpa ragu memilih yang pertama.
“Dewa Laut pasti akan melindungi kita, tak perlu terlalu cemas akan hal ini. Kehadiran Kaisar juga membuat para pemuda penuh motivasi, seperti Roye yang sangat baik. Rafael, Xiusdimann, kedua anak kalian juga punya semangat tempur, lebih bersemangat dibanding masa muda kalian. Semua berkat Kaisar, haha.”
“Para Magister Sihir dan Jawara Pedang manusia juga cukup banyak, kita tidak boleh mengabaikan mereka,” ujar seorang tetua.
“Carasso, apakah Yixiutakuta sudah kembali?”
“Sudah tiba. Saya menyuruhnya menemani anak-anak itu dalam pelatihan intensif.”
“Hehe, suruh dia mencariku. Anak ini adalah aset tempur penting kita.”
“Baik, Guru.”
Mereka tidak heran. Yixiutakuta berasal dari klan jenius Suku Naga Laut, sama seperti Roye dkk. Bahkan Yixiutakuta melebihi Carasso dalam hal bakat. Tidak heran dia bisa menikahi Putri Mahkota. Dia bahkan memiliki keahlian khusus yang tidak dimiliki Carasso, pasti akan diberi peran penting kali ini.
Lilyth dan lainnya diantar pelayan ke area pelatihan konsentrasi. Para kandidit yang memenuhi syarat telah menunggu. Pertarungan melawan manusia dibagi dua level: pertarungan generasi muda di bawah 30 tahun, dan level di atas 30 tahun.
Yang jelas, semua yang datang ke sini adalah elit dari elit klan laut, calon pemimpin masa depan suku laut.
Prajurit tinggi besar adalah Prometheus putra Raja Paus, sementara yang bermuka masam penuh gairah adalah Roradman putra Raja Hiu. Bos Empat Bintang Naga Laut Sorus juga hadir, ditambah Trio Ubur-ubur dari klan ubur-ubur, Lilyth dari suku Doth, Edmund pemilik Cincin Wushuang, serta beberapa pemuda tak dikenal yang pasti semuanya tangguh. Tapi yang paling mencuri perhatian adalah Roye yang berdiri di sudut!
Pemimpin generasi muda berharga diri tinggi ini kini sangat tenang. Tak ada yang mengganggunya. Tak seorang pun tahu kekuatan macam apa yang telah diraihnya. Tenang, namun menakutkan.
Tentu selain para prajurit, ada tokoh istimewa lain: Nona Marilyn perawan seksi dari Suku Hiu. Berkat pengaruh ibundanya, para penguasa lautan pun harus memberi martabat. Lagipula mereka sudah lama bersahabat, sehingga permintaan kecilnya tak mungkin ditolak. Marilyn jelas datang hanya untuk ikut keramaian - kemampuannya sendiri tak seberapa.
Putri Clara dan Putri Alena juga akan datang, meski saat ini belum tiba. Putri Clara adalah genius klan laut (selain klan gunung berapi) yang mampu menguasai elemen api, terutama magic campuran api-airnya yang tak tertandingi di Maya. Sedangkan Alena adalah genius langka yang mampu melakukan Transformasi Naga Legendaris, dengan aura naga bawaan yang mengandung hawa dingin mematikan - sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.
Para genius yang penuh harga diri ini berkumpul, saling tak mau mengakui keunggulan satu sama lain!
“Hihi, mau tahu? Gampang, traktir makan malam hari ini.” Edmund langsung mengalihkan tanggung jawab ke orang lain, toh para pangeran kan orang kaya.
Xiusdimann menyanggupi tanpa ragu. Uang segitu tak berarti baginya, lagipula dia takkan mengeluarkannya. Dengan Marylin di sini, tak perlu orang lain merogoh kocek. Inilah alasan dia disukai banyak orang - cantik memesona sekaligus dompet ajaib yang tak pernah habis.
“Jangan sia-sia membuang waktu, cepat katakan! Mau makan di mana saja silakan, aku yang bayar!” Marylin sudah tak sabar.
Roye yang selama ini diam membuka matanya, memandang Edmund dengan tenang. Tapi tangannya menggenggam agak kencang.
Lilyth dan Sanyou mencari tempat duduk. Mereka tak suka banyak bicara di acara resmi seperti ini, berbeda dengan Edmund yang cerewet.
Si tukang cerita ini mulai berakting dramatis. Para pendengar menyunggingkan keraguan - mana mungkin Kaisar sehebat itu? Ini jelas membumbungkan kemampuan! Hanya Prometheus dan Roradman yang merasa mungkin, mengingat mereka pernah bertarung dengan Baihu. Kemajuan seperti itu wajar, meski masih terdengar mustahil. Lagipula waktu ketemu terakhir, Kaisar juga sudah sekuat ini.
“Wilayah itu apa sih? Bahaya ya?” tanya Marylin yang sudah beberapa kali mendengar istilah ini, tapi merasa konsepnya terlalu abstrak.
"Mengenai wilayah, bahkan mereka yang melakukannya pun tidak banyak tahu. Mungkin Roye yang lebih mampu menjelaskan." Secara samar, mereka masih merasa Roye saat ini adalah yang terkuat di antara mereka.
"Itu adalah tingkat tertinggi dari penyatuan semua aliran, baik petarung, penyihir, atau pengguna kemampuan lain - puncak yang dikejar." kata Roye.
Mereka tertegun, jelas pengetahuan mereka setengah-setengah. Namun terhadap kemampuan aneh seperti ini, sikap skeptis tetap ada, terlalu abstrak.
"Sampai segitunya? Jadi seperti dewa?"
"Wilayah memang dianggap sebagai kekuatan para dewa."
"Lalu bukankah dia tak terkalahkan di dunia? Untuk apa kita bertanding? Lebih baik menyerah saja."
"Wilayah bukan berarti tak terkalahkan! Hanya bentuk serangan tingkat tinggi!" Setelah itu Roye mengabaikan mereka dan melanjutkan latihan. Dia hanya ingin informasi, malas berdebat.
Kesombongan Roye tidak dipedulikan. Bagaimanapun, dia termasuk yang paling parah terkena pukulan Kaisar. Pemuda suku laut memang menjadikannya target, karena membuat Putri Clara dan Putri Alena terjerat jaring asmara - kejahatan besar. Ditambah Nona Yisha Beier yang juga sahabatnya, ini tak tertahankan bagi pemuda laut.
Lagipula, Kaisar itu manusia!
“Kita juga tidak perlu ngaco lagi, Xiumi, ayo pergi. Kaisar ini semakin keterlaluan, kita tidak boleh tertinggal terlalu jauh. Entah itu wilayah Saint Domain, semuanya kita habisi!”
Roradman dan Prometheus juga pergi latihan. Melihat kondisi ini, yang lain mana ada mood untuk mengobrol. Bahkan Edmund yang suka bicara sendiri merasa harus bertarung habis-habisan. Tidak semua orang harus bertemu dengan Kaisar, yang penting mereka bisa membuat kejutan besar di turnamen duel.
Tak lama kemudian hanya tersisa Marylin yang menghentakkan kaki kesal. Dia menyukai lelaki kuat, dan dalam hal bertindak semaunya, mungkin dia mengklaim posisi kedua sementara gadis lain malu mengaku nomor satu. Ketika tahu Kaisar adalah Manusia, reaksi pertamanya adalah penasaran – pasti menarik jika melakukan aktivitas seksual dengan manusia, apalagi lelaki kuat seperti Kaisar. Seperti ibunya, dia ingin pertama kali dipersembahkan untuk lelaki terhebat dalam hatinya.
Meski Kaisar terus mengabaikannya, dia akan mencari cara. Postur tubuh dan kecantikannya tidak kalah dari Clarisse. Dia menjamin dalam hal gairah lebih unggul dari para putri. Dia dilatih khusus oleh ibunya, dan wanita Suku Hiu memiliki kaki yang paling menggoda – benar-benar memabukkan!
Saat Marylin merancang rencana, di aula latihan raksasa, qi tempur berterbangan, energi tempur berkecamuk, magic beterbangan...
