Efisiensi kerja Kaliflan sangat tinggi, hal ini membuat Kaisar senang. Organisasi intel Cagliari terlalu birokratis, sedangkan Kaliflan menguasai dalam hal kekuatan Kegelapan. Keakuratan dan kecepatan informasi yang didapat jauh lebih tinggi. Dengan memanfaatkan Asosiasi Petualang, segalanya jadi lebih mudah.
Gua Api tempat Raja Api berada terletak di bagian tengah Pegunungan Cross Toras. Wilayahnya sebenarnya cukup luas. Meskipun ada peta umum, perjalanan akan melewati daerah berbahaya. Tapi jika hanya ahli yang bergerak secara diam-diam, seharusnya tidak masalah. Namun untuk membunuh seorang raja wilayah, tentu tidak hanya menghadapi satu monster. Ini masalahnya - di sekitar Gua Api juga terdapat banyak monster liar dengan level sangat tinggi, pasti ada monster kelas super. Informasi tentang Raja Api sendiri tidak ada. Kemampuannya pasti tidak sederhana, tapi menurut teori level wilayah, Raja Api seharusnya lebih kuat dari Raja Naga Es. Seberapa besar perbedaannya hanya bisa diketahui dengan pengalaman langsung.
Kaisar pernah merasakan langsung kekuatan Raja Naga Es. Kekuatannya sebanding dengan Panpas, tapi yang mengerikan adalah kekuatan gabungan dari banyak naga sekaligus - benar-benar permainan nyawa. Raja gua ini levelnya lebih tinggi lagi. Kita hanya bisa berharap dia bukan tipe yang hidup berkelompok. Jika tidak terlalu ekstrim, Kaisar masih punya keyakinan. Kaisar sekarang jauh berbeda dari dulu.
Karena demikian, jumlah orang pun tidak jadi masalah. Bast hanya membawa satu raksasa, terutama karena raksasa terlalu besar sebagai target dan lambat, tidak cocok untuk misi seperti ini. Di tempat seperti itu, kecepatan gerak sangat krusial. Mereka tidak arogan sampai menganggap diri tak terkalahkan di dunia.
Para Dragon Rider tentu tidak mau kalah, keempat belas orang akan pergi. Mereka juga tulang punggung Cagliari, Kaisar tidak akan menolak. Dalam duel di masa depan, beberapa dari mereka juga akan turun. Kali ini ada lebih banyak penyihir, para ahli sihir tidak membawa banyak orang. Di tempat seperti itu, jika kemampuan magis mereka tidak kuat, akan menjadi beban yang rapuh. Hanya empat orang seperti Kasparov yang diizinkan. Untuk menghadapi monster api, para Grand Magus yang memiliki Raja Peri ini merupakan kekuatan tempur yang tak boleh diremehkan.
Persiapan tentu sudah disiapkan orang lain: makanan, peta, rute terbaik, semuanya telah selesai.
Kaisar, Zhebie, Bast, Aya, raksasa Arroyo, empat Grand Magus, empat belas Dragon Rider.
Kelompok seperti ini bisa dianggap sebagai tentara bayaran kecil. Karena pintu masuk kali ini tidak berada di wilayah Cagliari, mereka membuat pasukan bayaran untuk menutupi mata, juga memudahkan aksi nyata.
……Hanya saja nama pasukan bayaran seperti ini saja sudah cukup membuat orang ketakutan.
Kadipaten Duner, juga bisa disebut Kota Duner, karena merupakan salah satu negara kecil yang bertahan di celah antara Kerajaan Cagliari dan Kekaisaran Ottoman. Seluruh wilayah negara ini sebenarnya hanya sebuah kota berukuran besar, sekaligus menjadi salah satu pintu masuk aman ke Pegunungan Cross Toras. Posisi strategis Kadipaten Duner tidak terlalu menonjol, namun industri petualangan di sini sangat berkembang. Alasannya sederhana: berbatasan langsung dengan Pegunungan Cross Toras yang menjadi jendela eksplorasi manusia terhadap wilayah Toras. Area di sini relatif luas dengan topografi yang memudahkan manusia untuk menghindar dan bersembunyi. Meskipun monster-monster di wilayah luar cukup ganas, mereka belum mampu memberikan pukulan menghancurkan bagi kelompok petualang tentara bayaran tingkat tinggi, juga tidak bisa menghentikan ambisi para petualang.
Setiap tahun selalu ada rombongan petualang yang datang ke sini. Meski monster-monster di sini kuat, berkat upaya gigih manusia yang terus-menerus mengikis, wilayah Pegunungan Cross Toras di bawah Kadipaten Duner telah dijelajahi secara menyeluruh. Daerah ini dibagi menjadi zona-zona terperinci untuk dipilih oleh para petualang dan penjelajah. Inilah sumber ekonomi utama Kadipaten Duner. Rasa ingin tahu manusia tak tertandingi - semakin misterius, semakin berbahaya, semakin tak tertahankan godaannya. Dibandingkan pintu masuk lain, pintu masuk Kadipaten Duner adalah yang paling resmi dan terbesar. Kaisar dan kelompoknya pun harus melewati sini karena letaknya paling dekat. Bahkan bagi Kaisar sekalipun mustahil untuk menyeberangi separuh Pegunungan Cross Toras sambil bertarung melawan monster tingkat tuan tanah dan tetap selamat.
"Kaisar tiba tepat di musim terbaik untuk petualangan. Para petualang yang silih berganti membuat kota Duner terlihat penuh vitalitas. Dua tempat tersibuk di sini adalah bar dan Asosiasi Petualang."
"Banyak orang langsung memajang barang jualan atau menukar hadiah di Asosiasi Petualang, atau memposting misi. Dibanding petualangan, kelompok latihan lebih besar, diisi para pelajar elit dari berbagai negara tentu dengan bimbingan guru, berkelompok tiga-lima orang. Ada juga ahli perseorangan yang mengejalana jalan bela diri dan sihir."
"Kelompok Kaisar bukan yang paling mencolok. Meski ada gadis kecil seperti Putri Surga Phoenix, juga raksasa seperti Bast dan Arroyo, di tempat ini banyak petualang dari berbagai wilayah Maya, bahkan sering terlihat orang laut setengah. Memang agak aneh, tapi bukan yang paling unik."
"Kakak, aku sudah bisa merasakan lokasi Panglima Api secara kasar." Aya menunjuk pegunungan saling silang di kejauhan.
"Kaisar mengangguk. Para Dragon Rider langsung bersemangat melihat pegunungan saling silang itu. Meski latihan solo sebelumnya membuat mereka beberapa kali mimpi buruk, saat benar-benar menghadapinya lagi, semangat kompetitif mereka melonjak. Dua raksasa juga sangat antusias, termasuk Bast. Yang paling tenang justru keempat penyihir - meski petualangan bisa meningkatkan level kultivasi, para penyihir lebih fokus pada meditasi pribadi. Mereka murni datang untuk mendapatkan Hati Api."
"Heihei, Kepala, aku punya firasat, Kapten kali ini akan mengalami keajaiban!" Kao bersumpah dengan yakin. Mereka tersenyum tanpa bicara. Entah mengapa Kao belakangan sangat bersemangat, mungkin sedang dalam masa birahi.
"Para petualang terhormat, kami adalah petualang dari Akademi Bola Emas. Karena dua guru kami berhalangan, muncul beberapa kendala dalam petualangan kali ini. Apakah kami boleh bergabung dengan kalian?"
Kaisar dan kawan-kawan sedang bersiap untuk istirahat, ketika seorang tetua berpenampilan penyihir bersama lima pemuda mendekati mereka. Di tubuh mereka terpasang lencana akademi berbentuk bola emas - Akademi Bola Emas yang setara dengan Akademi Eiffel, salah satu akademi ternama di Maya.
"Grand Magus yang terhormat, kami di sini untuk menyelesaikan misi, bukan sekedar petualangan atau pelatihan biasa." Kaisar menolak dengan halus.
Kelima pemuda itu tampak sangat percaya diri. Mata mereka berkilauan dengan semangat penjelajahan, memandang penasaran ke sekeliling. Postur tubuh Bast dan Bati membuat mereka sangat tertarik, bahkan terlihat ingin segera bertarung. Rupanya guru mereka ingin mengakhiri petualangan ini, tapi para murid yang tidak rela akhirnya mengambil langkah ini.
"Aku tahu ini sangat mendadak. Tapi setiap semester akademi harus menyelesaikan petualangan wajib. Jika memungkinkan, ijinkan murid-muridku belajar dari kalian. Kami tidak akan mengambil sedikitpun rampasan perang. Seorang Grand Magus pasti bisa membantu kalian."
Guru itu terus berusaha meyakinkan Kaisar.
Kaisar merasa sedikit aneh, "Guru ini, ada begitu banyak tentara bayaran dan petualang yang datang-pergi, mengapa memilih kami? Jika bisa memberikan alasan yang tepat, belum tentu saya tidak mau membawa kalian sebentar."
Wajah Grand Magus itu tersenyum tipis, "Tujuan ekspedisi ini terutama untuk memperluas wawasan para pelajar. Mereka adalah lima pemenang dari angkatan kedua Akademi Bola Emas. Setidaknya bisa memberikan sedikit bantuan untuk kalian. Alasannya sederhana - di sini ada empat Grand Magus, menurutku menjamin keamanan bukan masalah, kan?"
Sambil berkata demikian, matanya melirik ke arah Casparlov dkk dalam rombongan. Ternyata Casparlov dan kawan-kawan lupa mengganti jubah magic mereka dengan yang biasa.
"Hehe, begini saja. Tempat tujuan kami tidak cocok untuk kalian, tapi kita bisa berjalan bersama sebentar." Entah mengapa Kaisar menyetujui. Mungkin karena rindu kehidupan akademi. Melihat para pelajar yang penuh percaya diri dan semangat ini, Kaisar tak kuasa menolak membantu.
"Baik, saya Hill, Wakil Dekan Fakultas Sihir Akademi Bola Emas. Terima kasih sebelumnya. Kapan waktu yang tepat untuk berangkat?"
"Besok pagi. Kita bertemu di mulut lembah masuk gunung."
Kaisar mengangguk, membawa rombongan pergi. Mereka tidak ingin berlama-lama. Satu sore cukup untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan.
"Guru, bukankah kita bisa masuk sendiri? Mengapa harus merendahkan diri bergaul dengan orang-orang ini?"
"Benar, Guru, bagaimana mungkin ada empat Grand Magus dalam satu kelompok petualangan? Apakah mereka palsu?"
"Iya, beberapa petualang memang suka membuat sesuatu terlihat misterius."
Lima murid itu ramai berdiskusi. Karena dua guru lain belum tiba, mereka sempat berniat membatalkan ekspedisi ini. Tak disangka wakil kepala sekolah tiba-tiba membuat keputusan seperti ini. Lagipula para anggota kelompok itu terkesan misterius dan agak aneh.
Hill tersenyum, "Kalian berlima benar-benar beruntung. Ini akan menjadi pengalaman tak terlupakan seumur hidup. Bersyukurlah! Sore ini jangan keluyuran, siapkan perlengkapan, besok pagi langsung berangkat!"
Kelima murid masih ragu-ragu. Jumlah personel yang banyak belum tentu berguna. Namun melihat kepala sekolah tak berniat menjelaskan, mereka pun taat dan patuh.
"Bella, Rijkaard, Bendigo, selesaikan semua prosedur administrasi dan dokumen yang diperlukan."
"Siap, Pangeran!"
