Pertandingan berlanjut. Roque Santa Cruz berhadapan dengan lawan tangguh: Edmund pemilik Cincin Wushuang Garuda, ahli puncak rakyat jelata klan laut yang termasuk dalam sepuluh Senjata Suci.
Kekuatan klan ikan pari listrik Feishi sama sekali tak boleh diremehkan. Tentu Roque Santa Cruz juga bukan sembarangan. Sebagai gadis cantik prajurit, meski bukan kandidat sepuluh besar resmi, popularitasnya cukup tinggi. Bukan semua orang menyukai gadis bangsawan atau putri jelita, tak sedikit yang tertarik pada prajurit seksi dan atletis seperti Roque Santa Cruz.
Terutama saat bertarung, Roque Santa Cruz hanya bisa digambarkan sebagai penuh semangat dan energi.
Di sisi lain, Putri Athena dari Cagliari juga ikut bertarung. Lawannya adalah seorang Grand Magus klan laut. Dengan mengandalkan kekuatan laut, dia merasakan elemen air yang melimpah yang cukup untuk membuat gadis kecil di hadapannya lari tunggang-langgang. Namun gadis ini terlihat sangat cantik dan menggemaskan. Om penyihir putri duyung level tinggi berpura-pura anggun memberikan beberapa nasihat, lalu dibakar Athena menjadi Kao Yu hitam legam yang berlari terbirit-birit. Meremehkan Putri Surga Phoenix memang harus dibayar mahal.
Orang-orang mulai menyadari betapa menakutkannya gadis jelita bak peri ini. Bayangkan saja, lawan yang level Grand Magus nyaris tak bisa melawan dan langsung ditindih gelombang api bergulung-gulung. Kemampuan sihir gadis ini sama sekali tidak sesuai dengan usianya.
Terutama saat dia menyambar ke pelukan Kaisar dengan senyum sombong nan kekanakan, lagi-lagi memicu decak kagum banyak orang. Ck ck, pasti rasanya berbeda dengan berpelukan Putri Suku Naga Laut.
Berfantasi tidak mengenal ras maupun batas.
Selain itu, ada panggung duel lain yang menarik perhatian - Klan Es Negeri Utara. Seorang gadis salju cantik membekukan lawannya menjadi patung es dengan sihir es spektakuler. Postur tubuh yang memukau dipadukan rambut panjang putih salju benar-benar membawa nuansa eksotis yang tak terlupakan.
Dalam daftar kandidat sebelumnya belum ada namanya, namun Nikorlisa dengan kecantikan sejernih gunung es dan postur tubuh seksi bak gunung berapi, berhasil lolos ke babak ini tanpa kontroversi.
Pertarungan para gadis cantik benar-benar menjadi tontonan spektakuler. Banyak bidadari dari klan laut yang turun bertarung: Elina, Clarisse, Lilyth, Siluo Geigei dari Suku Hiu Cantik, hingga Margaret dari Feishi, semuanya menunjukkan performa yang luar biasa.
Terutama Putri Clara yang membuat semua orang tercengang dengan kekuatan magisnya yang dahsyat. Kemampuan yang setara dengan kecantikannya ini bahkan memicu spekulasi apakah dia sudah mencapai tingkat Magister Sihir. Sebenarnya, setelah menerima perawatan dari Tabib Hitam Roro Desa, kekuatan spiritual Clara melonjak drastis ke level yang sulit dibayangkan orang luar. Namun sebelumnya belum ada sistem pelatihan yang membentuk kemampuannya secara utuh. Melalui latihan intensif belakangan ini, dia akhirnya bisa mengendalikan kekuatan menakutkan itu. Ditambah bimbingan dari Ratu Christina, kemampuan Clara kini benar-benar tak terukur. Sayangnya sang putri kecil jarang menunjukkan kesanggupannya, sehingga hampir tak ada yang menyadarinya. Dua pertarungan terakhirnya mulai menarik perhatian beberapa pihak. Di antara peserta muda klan laut, selain Clara yang dinobatkan sebagai Gadis Tercantik Sejagat, sosok lain yang patut diwaspadai adalah Roye dari Suku Naga Laut. Jenius yang dulu dikenal sombong ini kini berubah menjadi sangat tenang. Meski memenangkan dua pertarungan dengan stabil, ada 'pintu masuk rahasia' yang bisa ditangkap dari caranya bertarung.
Sejujurnya, mengenai skandal asmara Kaisar dengan dua putri klan laut, banyak yang berpendapat Putri Duyung Clarisse yang menyandang simbol nomor satu di dunia lebih cocok untuk Pangeran Kaisar. Memang Putri Elina juga luar biasa, namun kecantikan Putri Clara terlalu sempurna. Jika benar-benar harus memilih, setidaknya 70% orang akan memilih Putri Clara. Ini benar-benar pilihan sulit, tapi jika ada kesempatan seperti ini, bahkan terlahir kembali sebagai monster pun worth it.
Elina mewarisi ketenangan Suku Naga Laut, kemenangannya tak butuh tenaga berlebih. Performansi Putri Lilyth dari Suku Doth juga cukup baik, hanya saja gadis ini tidak suka pamer. Kecantikannya termasuk tipe yang anggun. Yang patut dicatat, Putri Lilyth sangat memperhatikan Diddy.
Sira dari Suku Hiu Duyung menjadi pusat perhatian lain. Mau tak mau, kaki indah suku hiu memang membuat ngiler. Karakter suku hiu yang lebih terbuka membuat Marylin dan Sira menjadi sorotan. Namun Marylin tidak ikut pertandingan karena kemampuannya terbatas - gadis cantik ini tahu diri dan tidak naik panggung. Tapi Sira dari Suku Hiu Duyung benar-benar gahar, gerakan tendangannya seperti ilusi.
Entah karena lawan lemah atau tidak tega menjatuhkan tangan ke gadis cantik, para beauty ini semua lolos ke babak berikutnya dengan mulus.
Pertarungan antara Roque Santa Cruz dan Edmund adalah yang paling sengit dan berimbang. Meskipun Roque seorang prajurit emas, tingkat kemampuan Edmund hampir setara. Jika manusia bisa dibedakan melalui energi emas, klan laut tidak memiliki sistem klasifikasi seperti itu. Keduanya benar-benar lawan yang sepadan.
Para Dragon Rider gemetar menyaksikan. Tak disangka pemuda klan laut yang mesum ini begitu garang. Lagipula dia bukan dari Enam Wangsa Besar. Senjata aneh di tangannya bahkan bisa menyaingi cambuk Roque, muncul dan menghilang seperti hantu.
Pertarungan yang terlalu timpang takkan memberi pelajaran. Ini baru babak pertama yang benar-benar seimbang dan sulit diprediksi.
Roque mengatur napas dan memulihkan stamina. Ini perang berkepanjangan. Setelah bertarung sekian lama, lawan sama sekali tak menunjukkan celah. Cambuk dan pedang pendeknya biasanya bisa menahan senjata apapun, tapi Cincin Wushuang gaib Edmund membuatnya tak bisa mendominasi. Serangan listriknya yang tak terduga benar-benar merepotkan. Andai bukan karena energi emas, dia pasti sudah kalah telak.
Cring cring cring...
Bayangan manusia saling silang. Cambuk Roque menyerang delapan kali berturut-turut. Cincin Wushuang Edmund menyambar enam kali. Jaring listriknya membuat tangan Roque kebas. Pedang pendeknya membalas dua kali.
"Tiba-tiba terpisah, kedua tim sama-sama berusaha menenangkan napas, tidak memberikan celah sedikit pun. Edmund sendiri juga kesal. Awalnya mengira bertemu wanita pasti bisa dengan mudah masuk ke babak ketiga, siapa sangka malah menghadapi pertarungan sengit."
"Wanita ini bukan hanya ahli Saint Domain yang langka, tapi juga termasuk sedikit yang menggunakan senjata lunak. Edmund pernah merancang taktik menggunakan Cincin Wushuang melawan pedang manusia, tapi cambuk ini benar-benar membuatnya menderita. Lagipula wanita ini bukan putri bangsawan manja, teknik bertarungnya gahar, karakternya keras, dalam pertempuran sama sekali tidak menganggap diri sebagai wanita."
"Dragon Rider? Bangsat! Lagi-lagi si Kaisar sialan itu."
"Ketika pandangan kedua tim bertemu, sorot dingin langsung berkelebat. Di saat seperti ini tidak ada perbedaan gender, saat aura pembunuh muncul, sifat kemanusiaan pun lenyap seluruhnya."
"Hehe, coba rasakan jurus Garuda Wushuang Tianhua Lightning Kill-ku!"
"Di kondisi seimbang seperti ini, sedikit keunggulan bisa mengubah hasil akhir. Kini keunggulan stamina lelaki mulai terlihat."
"Di udara, Edmund menyatukan kedua cincinnya, kilau emas tiba-tiba bersinar. Dari kedua tangannya keluar cahaya listrik dingin yang terus mengalir masuk, jelas dia menggunakan seluruh tenaga. Tapi setelah perang menguras yang begitu lama, jika jurus nekat Edmund ini meleset, serangan Roque berikutnya pasti akan menyiksa."
Tapi tepat saat Edmund mengalami kekurangan regenerasi, tiba-tiba muncul makhluk transparan seperti layang-layang bernama Dianmu di sampingnya. Tentakelnya menyelimuti Edmund, seketika pasokan energi listrik di tubuhnya terisi maksimal. Kilau Garuda tak ada duanya itu menyilaukan mata.
Klan laut tak semudah manusia dalam membuat kontrak perbudakan. Makhluk listrik level 6 ini memang kemampuan serangannya biasa saja. Tapi sebagai sesama makhluk listrik, dia bisa bertukar energi dengan Edmund. Begitu terisi, bahkan melebihi kapasitas aslinya. Setelah melalui transformasi tubuh, kekuatan senjata suci bisa mencapai performansi puncak.
Apa itu senjata suci?
Inilah wujudnya!
Si perempuan mati di bawah sana takkan sanggup menghalangi jalan sukses Tuan Edmund!
Bruuum...
Sebagai prajurit, jurus maut Edmund kali ini tak kalah dari mantra terlarang penyihir. Dirancang khusus sesuai karakteristiknya. Sebagai rakyat jelata, dia sangat paham bahwa mengoptimalkan kelebihan terbesar adalah kunci. Makanya tak pernah meremehkan Dianmu-nya.
Seorang prajurit Saint Domain pemula pasti tak sanggup menghalau. Di sini ada keyakinan mutlak Edmund.
Para Dragon Rider terpaku, ikan mati itu masih bisa mengeluarkan trik baru di saat-saat seperti ini, benar-benar kejam. Kilauan cahaya yang mempesona sudah menyelimuti Roque Santa Cruz. Inilah perbedaan senjata. Meskipun pedang dan cambuk Roque bukan barang sembarangan, tetap ada jarak dengan senjata suci - apalagi senjata sakti level ini. Karena itulah para prajurit rela mempertaruhkan nyawa untuk mendapatkan senjata legendaris.
Tapi...
Tiba-tiba muncul dua raksasa dewa perang berkilauan emas. Golem Emas itu meraih tubuh lawan dengan satu tangan sambil menekuk tubuh, sementara lengan yang tersisa digunakan untuk bertahan, sepenuhnya melindungi Roque Santa Cruz.
Sekarang ini adalah pertarungan serangan dan pertahanan!
Edmund yang kepala ikannya pecah pun tak menyangka akan muncul barang aneh seperti ini. Untuk apa dua benda besar ini?
Tapi bahkan raksasa baja pun seharusnya hancur oleh Jurus Maut-nya!
Serangan bertumpuk berupa sengatan listrik dan robekan seperti angin topan ini bukanlah serangan biasa yang bisa dihadang tubuh. Apalagi Cincin Wushuang tak takut dengan benda sekeras apa pun.
Tapi Golem Emas ini berhasil menahan serangan itu. Meski tubuh logam kokoh mereka tercakar beberapa goresan dan terdesak mundur oleh ledakan, secara keseluruhan tidak ada kerusakan berarti. Konduktivitas logam yang baik juga membuat sengatan listrik tak berpengaruh.
Roque Santa Cruz telah muncul di hadapan Edmund dengan senyuman manis, sementara wajah Edmund juga tersenyum — namun itu adalah senyuman kecut. Masih ada kesempatan baginya untuk melawan, dan dia memang masih berusaha, namun selisih satu jurus ini menentukan kemenangan atau kekalahan.
Dia sangat tidak rela, namun tenaga tak mengikuti keinginan. Konsumsi energi dari jurus terakhir ini terlalu besar, sementara Roque Santa Cruz sebagai pemain pengganti yang segar dengan leluasa menggulung bayangan cambuk bertubi-tubi.
Roque juga mengagumi daya tahan lawannya, tapi dia bukan pemain hijau. Justru di momen krusial seperti ini dia semakin hati-hati, sambil terus menghujani Edmund dengan serangan tak henti, sama sekali tidak memberi celah untuk bernapas. Kemenangan kali ini adalah kemenangan pahit. Karena ukuran panggung duel yang terbatas, Golem Emas tidak bisa berperan maksimal. Kemenangan sebelumnya lebih karena faktor kejutan, tapi bahkan dalam kondisi demikian Roque tetap tak mendapat kesempatan sampai akhirnya Edmund benar-benar kehabisan tenaga dan terjerat cambuknya. Qi tempur yang meluap langsung memukulnya pingsan, mengubur mimpi terkenalnya.
Perhatian publik terhadap Dragon Rider semakin meningkat. Performa mereka melampaui level prediksi.
