Persaingan 10 Besar Ahli Dunia sangat sengit. Meski terlihat seperti gelar tak bernilai, namun nama inilah yang akan dikenang ratusan tahun. Turnamen duel manusia-klan laut kali ini adalah pertarungan resmi pertama dalam sejarah. Walau tak bisa dibilang 100% mewakili Maya, setidaknya lebih berdasar dibanding spekulasi sebelumnya. Secara objektif, pencapaiannya sudah cukup.
Nama palsu?
Sepanjang sejarah, berapa orang yang benar-benar paham?
Orang-orang paling ingat 10 Besar Ahli Dunia. Selebihnya mungkin akan jadi fatamorgana. Beberapa tahun lagi, mungkin muncul generasi baru 10 Besar Master. Klan laut dan manusia sama-sama ingin mendominasi peringkat.
Setelah dua duel, kedua pihak imbang 1-1. Persaingan diam-diam makin memanas. Pertarungan selanjutnya pasti lebih sengit.
Pertandingan ketiga, peserta dari klan laut Zuma VS Yugare Ksatria Naga dari Sekte Bulan Suci manusia.
Sulit dikatakan apakah ini pertandingan seimbang. Pada tingkat ini, tak ada lagi yang berani meremehkan peserta "tak ternama". Namun Yugare Ksatria Naga dari Sekte Bulan Suci jelas lebih dominan.
Dewan Tetua pernah menyelidiki Zuma, tapi tak mendapat informasi berguna. Publik juga tak terlalu tertarik bagaimana peserta tak ternama ini bisa sampai sejauh ini. Secara bawah sadar, mereka tetap mendukung yang punya reputasi.
Yugare Ksatria Naga adalah legenda manusia. Klan laut pun familiar dengannya dari Perang Bulan Suci. Ahli sejati dengan Tombak Guntur di tangannya, semangatnya benar-benar mengintimidasi.
Sebaliknya, Zuma bagai Liu Laolao yang masuk taman megah. Senyumnya ramah, di atas panggung matanya jelalatan menatap sekitar, bahkan melambaikan tangan ke penonton.
Ubur-ubur aneh, tapi tidak sepenuhnya murni. Fisiknya padat, mungkin hasil percampuran ras. Memang klan laut punya banyak ras, mereka sendiri malas mengklasifikasi detail. Berbeda dengan manusia yang lebih sederhana.
Tak ada kecemasan di wajah Zuma, hanya rasa ingin tahu... Seolah baru pertama lihat manusia. Senyumnya tak pernah pudar.
Yugale memperhatikan lawan di hadapannya. Sejujurnya, dia sangat ingin menghadapi Carasso. Melihat rekan lain ambruk, Yugale hampir meledak. Bukan murka semata, kematian Styralia memang layak. Setidaknya dia berhasil memancing kemampuan khusus Carasso: regenerasi anggota tubuh. Skill seperti ini memang dimiliki beberapa ras klan laut, bukan rahasia. Tapi ras-ras itu umumnya lemah. Klan Naga Laut punya trik ini, sementara manusia belum pernah mendengarnya. Setidaknya penerus kini tahu. Jika harus menukar, lebih baik organ dalam yang mematikan. Anggota tubuh tak berguna.
Mata Yugale menyapu posisi Raja Naga Laut. Sang Raja memandang Kapten Pasukan Ksatria Bulan Suci dengan tenang. Bagi Raja Naga Laut, dia tak keberatan menghabisi musuh besar klan laut dalam duel resmi seperti ini. Yugale memang mampu memimpin Pasukan Ksatria Bulan Suci untuk mengeluarkan kekuatan dahsyat. Kerja tim berbeda dengan pertarungan individu.
Yugale ini berbeda dengan Styralia. Selain kemampuan individu kuat, dia juga jenius strategi langka. Dari sudut pandang manapun, jika Carasso menghadapinya, dia tak akan segan. Karena dia bagian dari klan laut, lebih tepatnya seorang Raja Laut.
Kedua petarung di arena terlihat setengah hati. Seolah lawan bukan target mereka. Yang paling menarik minat Zumama justru Kaisar. Beberapa kali tatapannya beralih ke area Kaisar dengan senyum lebih lebar, dan durasi pandangannya pun lebih lama.
Penonton dari Cagliari merasakan getaran aneh di tubuh mereka.
"Orang ini mirip Diddy ya, apa Diddy itu saudaramu?" tanya Kao sambil menyeringai.
"Bukan saudaraku," jawab Diddy dengan polos.
Mereka semua tertawa terbahak. Meski tak lolos ke 10 besar, sebenarnya tak ada yang disesali. Kemampuan tim memang di situ. Lihat saja siapa yang masuk 10 besar - semuanya makhluk yang lebih aneh dari monster.
"Jangan salah, senyumnya sama menggemaskannya dengan Diddy," canda Putri Rumberry.
Wajah ceria Kao langsung layu. "Nona Rumberry, Kak Rumberry, Tante, Nenek... Bukankah lebih baik Anda kembali ke tempat semestinya?"
Rumberry langsung memandang Kaisar dengan wajah memelas. "Kakak Kaisar, lihatlah! Kao menggangguku lagi. Bukankah klan laut dan manusia harus mempererat hubungan? Mengapa ada yang ingin melawan arus sejarah?"
Saat menyebut kata "manusia", Rumberry sengaja memberikan tekanan. Cerdiknya, dia cepat tahu siapa pemegang komando di sini.
Kaisar tentu paham. Tak disangka Kao punya daya tarik begini. Tentu dia pura-pura tak tahu, membuat Kao hanya bisa menahan sakit dalam diam.
"Agak aneh, sayang Mida tidak ada di sini." Zhebie juga memiliki kepekaan yang tajam, namun dia tidak bisa mendeteksi keanehan apapun dari Zumama ini. Mida saat ini masih terikat seperti mumi, tubuhnya masih dalam proses pemulihan. Cedera fisik masih bisa diatasi, yang utama adalah kecenderungan mentalnya seolah mengalami yang sangat parah, perlu dipulihkan perlahan.
Sebenarnya setelah sekian lama, Kaisar mulai memahami lebih dalam tentang Sayap Serafim. Memang sihir yang sangat ajaib, tapi pinjaman kekuatan eksternal tetap berbeda dengan pemulihan alami tubuh. Ini lebih ke memicu potensi fisik sampai batas tertentu. Cedera ringan masih bisa ditangani, tapi untuk luka parah, sebaiknya diobati sampai 50-60% lalu biarkan tubuh menyembuhkan diri secara alami.
Apapun yang dilakukan pasti ada harganya. Makan siang gratis hanya bisa dinikmati para dewa.
Tentu ini persepsi pribadi Kaisar. Detail sebenarnya, bahkan Pakar seperti Paus pun mungkin tidak bisa menjelaskan. Seperti merokok - ada yang bilang tidak baik, tapi sebagian orang justru tidak bisa hidup tanpa itu. Tergantung individu.
Kedua tim bukan target satu sama lain, tapi pertarungan harus terjadi. Nampaknya kedua pihak sama-sama ingin menyelesaikan ini secepat mungkin.
Usia Zumama tidak diketahui, tapi di sini bukan ajang adu senioritas. Melihat lawan tidak menunjukkan niat menyerang duluan, Yugale pun tidak sungkan. Tombak Guntur-nya berputar kilat membentuk posisi awal, energi emas berkobar, matanya menatap tajam ke arah lawan.
Zuma masih menunjukkan senyuman acuh tak acuh. Jika senyuman Diddy adalah keimutan yang tak bisa diabaikan, maka senyuman pria ini saat ini benar-benar bikin kesel. Senyuman Diddy terasa alami, sementara senyumannya terasa kaku.
Tombak Guntur melesat bak kilat menggelegar, dalam sekejap sudah berada di samping Zuma. Yugale mengerahkan jurus pamungkas dengan tombaknya, masih menyisakan tiga poin kekuatan. Bukan karena dermawan, tapi karena merasa gerakan lawannya terlalu misterius - anehnya tak ada reaksi terhadap serangan ini. Secara logis, mustahil diam di saat seperti ini. Mengingat level lawan yang setidaknya ahli, dia harus tetap waspada.
Bruuum...
Tombak Guntur menghantam tepat sasaran. Memang benar, lawan tak mencoba menghindar. Tapi yang mengejutkan semua orang, perisai transparan tiba-tiba muncul menghalangi di depan Zuma.
Kao yang duduk di bawah hampir melompat. "Dasar bejat! Mau membajak jurusku tanpa permisi? Ini kan patenku!"
Bati di belakang langsung menekannya kembali. Dengan Pertahanan Mutlak ini, Kao memang sering jadi pusat perhatian. Julukan Dragon Rider Kao sudah dikenal banyak orang. Meski teknik seperti Kapak Vakum atau energi tempur-nya dianggap biasa di antara para ahli dua klan, tapi keahlian bertahannya yang luar biasa benar-benar membuat banyak lawan kewalahan. Ketangguhan dan presisi pertahanannya memang di atas rata-rata, sayangnya kekuatan serangannya masih terlalu lemah. Mungkin di masa depan, Kao bisa memberikan harapan lebih.
“Bukan sekadar meniru.” Zhebie menatap tak berkedip ke arah panggung.
“Hehe, pertahanan Kao muncul secara spontan, sedangkan perisai energinya dikendalikan sendiri. Aku belum pernah dengar klan ubur-ubur punya skill seperti ini.”
“Aura orang ini bikin nggak nyaman, tapi nggak tahu di bagian mana.” Diddy yang biasanya tak tertarik dengan hal-hal seperti ini mengerutkan alis, lalu tersenyum.
Mereka saling bertukar pandang penuh tanya. Bahkan penampilan menjijikkan ras serangga pun tidak membuat para petarung merasa aneh, tapi justru ada perasaan tidak nyaman terhadap Zuma yang berpenampilan biasa ini. Mungkin karena ada kekuatan tertentu dalam dirinya yang tidak disukai orang lain.
Bukan hanya dia yang merasakan ini. Anggota klan laut juga sangat sensitif, terutama Raja Merfolk. Alexis sudah merasakan keanehan, tapi menyangkalnya sendiri. Jika ini arwah, mustahil memiliki vitalitas sekuat ini. Dari segi biologis murni, ini benar-benar makhluk hidup. Profesi necromancer hanya ada di ras manusia, dan bahkan manusia pun sudah lama tidak muncul. Karena insiden mantan Raja Duyung dan pengepungan kota kerajaan, Alexis paling sensitif terhadap arwah. Tapi lelaki di depannya sama sekali tidak terlihat seperti mayat hidup. Aura kematian pada orang yang bangkit dari kematian mustahil disembunyikan, tapi tubuh orang ini justru memancarkan aura kematian yang aktif.
Belum pernah terdengar!
Mungkin ini sejenis kekuatan tertentu. Alexis juga tidak ingin berkomentar sembarangan. Terlihat jelas keraguan di mata orang-orang sekitar.
Teknik tombak Yugale mungkin bukan yang pertama di dunia manusia, tapi pasti masuk tiga besar. Serangan demi serangan dilancarkan, namun Zumama tetap diam tersenyum. Perisai energinya ternyata mampu bertahan dari serangan ganas prajurit emas tanpa goyah sedikit pun.
Meniru bukanlah hal positif. Penggunaan energi murni sangat menguras. Kemampuan Kao sebagai anggota She'oubei tidak banyak menguras tenaganya sendiri. Jika membuat perisai energi hanya untuk terlihat keren, pengurasannya akan sangat besar, benar-benar pemborosan.
Kaisar dan yang lain juga tidak terlalu memperhatikan perjalanan Zumama lolos ke babak berikutnya. Sebenarnya bahkan jika mereka melihat, tidak akan mendapat informasi berguna.
Namun ada yang bermuka masam. Luo Luo Desa dan Shakespeare, meski posisimu berbeda, pandangan mereka ke Zumama penuh kekhawatiran. Seolah ada harapan tapi enggan berurusan.
Manusia Serangga menatap langit membuat tanda salib di tubuhnya, "Dewa berbudaya bermoral berkualitas, lindungilah aku dari manusia aneh itu."
Yugale yang gagal menembus serangan mulai curiga. Pertahanan energi biasa sudah hancur sejak lama. Jika berasal dari diri sendiri, mengapa lawan sama sekali tidak merasakan apa-apa?
Sebuah tombak berat melesat, Yugale meluncur mundur untuk menjauhkan jarak antara mereka. Napas ksatria naga itu teratur, tapi terlihat jelas serangan gencar seperti badai tadi telah menguras banyak tenaganya. Sebaliknya, lawan yang seharusnya lebih kelelahan justru tak menunjukkan perubahan energi sama sekali. Seorang ksatria naga yang menyerang habis-habisan ke satu orang namun tak kunjung membuahkan hasil benar-benar memalukan martabat.
Apakah lawan ini idiot, atau justru ahli tingkat tinggi?
Saat menyerang, Yugale sengaja meninggalkan beberapa celah. Namun lawan sama sekali tak bereaksi, seolah menikmati dipukuli. Salah satu celah itu sebenarnya sangat berbahaya bagi Yugale jika lawan melakukan serangan balik, tapi nyatanya lawan tak menunjukkan sedikitpun niat menyerang.
"Kenapa berhenti menyerang?" Zumama berkata dengan antusiasme, jelas-jelas menikmati pukulan yang diterimanya tadi.
Dalam hati Yugale tersenyum dingin. Apakah bangsat ini benar-benar idiot atau pura-pura? Kewaspadaannya justru semakin meningkat.
"Hihi, sekarang giliranku."
Zumama melangkah riang ke arah Yugale, seperti anak kecil yang berjalan-jalan di sawah... Tapi yang tumbuh di sawah itu bukan padi atau bunga, melainkan kepala manusia.
Tiba-tiba, ruang berkedip-kedip. Naga Petir muncul tiba-tiba, menyemburkan kilat menggelegar dari mulutnya. Napas naga menyembur deras.
Yugale sengaja menguji reaksinya terhadap serangan magic dan napas naga. Dalam pertarungan antar ahli, keberanian buta tak ada gunanya. Bukan soal siapa yang nekat atau berani bertaruh nyawa yang akan menang.
Klan laut bersiul mencibir, tindakan Yugale yang menyerang secara mendadak memang agak kurang ajar. Tapi sebenarnya, sejak mereka mengklaim diri sebagai Ksatria Naga, harusnya sudah tahu akan ada naga yang turut bertempur.
Reaksi Zu Mama justru aneh. Saat naga menyerang, seolah ada stimulan yang memicunya, gelombang kekuatan meletus dari tubuhnya. Meski berusaha menekan, emosi itu tak terbendung—kemarahan!
Anehnya, tadi dipukuli begitu rupa tetap tersenyum licik, tapi serangan mendadak naga justru memicu reaksi dahsyat. Sejujurnya, kekuatan serangan naga tak setajam Yugale.
Adegan berikutnya semakin mencengangkan. Zu Mama mengangkat tangan kanan tinggi-tinggi, napas naga dan sihir petir terserap sempurna ke tubuhnya. Naga itu terjungkal oleh gaya gravitasi dahsyat. Naga Petir Madagasar-ya gemetar—dari perspektif makhluk biologis, wujud Zu Mama berubah menjadi iblis yang bersembunyi di balik cangkang menggemaskan!
Itu adalah aura pembunuh tak kasat mata yang langsung menghantam jiwa naganya.
Yugale yang cerdik segera menyadari bahaya. Tombak Guntur-nya langsung menyambar, menerapkan strategi "mengelilingi musuh untuk menyelamatkan sekutu".
Tapi Zu Mama sama sekali tak menghiraukan. Proses ini membutuhkan waktu—bagaimanapun Naga Petir adalah makhluk kelas tinggi. Sikap Zu Mama yang santai seolah sedang menangkap ayam betul-betul membuat geram.
Sayap Naga Petir menggelegar, menghambat gaya gravitasi sejenak. Napas naga dan magic bahasa naga menyembur deras. Masih tak percaya ini tidak bisa membunuhnya. Sementara Yugale hampir tiba, membentuk pengepungan dua arah.
Tapi Zumama tiba-tiba terhempas ke cakar naga raksasa. Tidak hancur seperti yang dibayangkan. Saat kepalanya menyentuh cakar naga, tiba-tiba menyatu masuk ke dalam cakar. Diikuti seluruh tubuhnya yang menyelam masuk semudah masuk air. Namun Naga Petir mengeluarkan raungan mengerikan yang terputus tiba-tiba. Yugale hanya bisa menghentikan serangan - tak mungkin menyerang naganya sendiri.
Tubuh Naga Petir jelas ada benda asing yang menggeliat. Pemandangan itu membuat bulu kuduk para gadis cantik di lokasi merinding. Sungguh memuakkan! Yugale mencengkeram tombak naganya, membuat segel tangan dengan satu tangan. Mantra cahaya menyebar, cahaya suci menyelimuti Naga Petir.
Tapi Naga Petir semakin menderita, memaksa Yugale berhenti. Ksatria naga biasanya tenang menghadapi halangan. Tapi melihat partner tempurnya tersiksa tanpa bisa berbuat apa-apa - bahkan ksatria paling sabar pun murka.
Berusaha mati-matian masih lebih baik. Pura-pura bingung adalah siksaan terberat.
Vitalitas Naga Petir cepat menghilang. Yugale sudah merasakan: orang itu sedang menyedot energi hidup naga dengan cara tak diketahui. Naga Petir sama sekali tak berdaya.
Adegan ini membuat semua orang terpana. Bagi para ahli yang hadir, membunuh seekor naga bukanlah hal sulit, tetapi kejadian misterius semacam ini agak sulit diterima.
Saat melihat mata Naga Petir, pandangan ragu Yugale langsung berubah tegas. Dengan tombaknya, Bruuum! Kepala naga itu pun meledak.
Yugale tak berkata sepatah pun. Orang-orang merasakan kedinginan - pertarungan aneh macam apa ini? Memaksa ksatria naga membunuh naganya sendiri, mungkin ini pertama kalinya dalam sejarah manusia.
Peristiwa memalukan seperti ini benar-benar pertama kali. Bahkan klan laut pun merasa taktik ini agak "racun".
Prosesnya cepat. Begitu kepala naga meledak, Zumama tiba-tiba menghindar dari tubuh naga. Saat meninggalkan Naga Petir, tubuh naga langsung mengering menjadi mayat naga, bahkan tanpa setetes darah.
Para penguasa lautan saling pandang. Sayang Raja Ubur-ubur sudah tewas, kalau tidak mereka pasti bertanya: Apakah klan ubur-ubur punya jurus seperti ini? Memang kemampuan menelan energi adalah ciri khas mereka, tapi metode menelan dengan masuk ke dalam tubuh lawan? Jijik sekadar membayangkannya.
Wajah Yugale membeku seperti es. Semua bisa merasakan murka di hati ksatria naga itu. Namun Zumama justru berseri-seri, suara manisnya terdengar, "Maaf, maaf... Aku... tidak tahan melihat kadal besar."
Apakah ini provokasi?
Melihat sikap Zuma yang santai mengangkat bahu, bahkan klan laut merasa agak keterlaluan, sementara manusia semakin murka. Umat fanatik Sekte Bulan Suci benar-benar ingin menerjang dan memakan hidup-hidup makhluk ini.
Saat kemarahan mencapai puncaknya, Yugale justru menjadi tenang.
Tombak naga menunjuk ke langit, energi emas bergelora dahsyat, mantra Dewa Cahaya mengalir keluar. Tampaknya Yugale serius sekarang. Cara kematian Naga Petir seperti ini tak bisa diterima Ksatria Naga. Tak disangka lawan bisa seaneh ini, tapi ini jadi peringatan bagi yang lain untuk tidak terlalu dekat dengan Zuma.
Saat Yugale mengucapkan mantra, semua umat Dewa Cahaya di lokasi mulai berdoa bersama. Inilah fanatisme religius. Taktik ini sebenarnya disiapkan Yugale untuk melawan Carasso, tapi dalam kondisi seperti ini, mana mungkin Ksatria Naga bisa menelan kehinaan?
Mantra Dewa Cahaya yang terkoor dinasi bergema di arena pertarungan. Terhadap umat Sekte Bulan Suci, klan laut biasanya menyebut mereka sinting. Meski kemampuan sebagian orang tidak terlalu hebat, siapa pun yang menodai dewa mereka akan menjadi gila seperti Suku Hiu haus darah. Orang-orang bisa menyaksikan kefanatikan umat ini - begitu fanatik, kekuatan spiritual mereka langsung melonjak ke tingkat kesadaran yang luar biasa tinggi.
Jelas banyak di antara yang hadir adalah umat taat Sekte Bulan Suci.
"Semua orang bisa merasakan Yugale sedang mengkoordinasikan kekuatan ini, energi emas berdesis terkompresi dengan jelas meningkat lebih dari dua puluh persen, itu belum seberapa, kekuatan spiritual yang dahsyat itu mampu menciptakan tekanan dahsyat yang mengerikan melebihi kemampuan pribadinya."
"Teknik ini adalah warisan rahasia Sekte Bulan Suci, hanya segelintir orang yang bisa menggunakannya, yaitu apa yang disebut kekuatan keyakinan. Jelas sebagai Kapten Pasukan Ksatria Bulan Suci, Yugale memenuhi syarat."
"Kekuatan spiritual yang dahsyat bahkan mengganggu lingkungan, beberapa awan putih tersisa di langit terguncang habis. Kekuatan spiritual ini sudah jauh melampaui Magister Sihir, tapi apa gunanya bagi prajurit?"
"Ritual Dewa Perang!"
"Totem emas raksasa Sekte Bulan Suci berkedip di langit, cahaya suci turun dari surga menyelimuti Yugale. Mantra umat Sekte Bulan Suci semakin bergema keras."
"Di bawah, Zumama hanya menatap penuh rasa ingin tahu, seperti sedang menyaksikan kembang api."
"Hehe, Carasso, teknik ini sebenarnya dipersiapkan untukmu." Rafael tertawa. Entah beruntung atau sial, untuk melawan Carasso, para Jawara Pedang manusia telah merancang berbagai taktik. Teknik meminjam kekuatan luar seperti ini memang berbahaya, tapi daya ledaknya luar biasa. Anak bernama Zumama itu dalam bahaya."
"Anak ini lebih berbahaya!" Carasso sama sekali tidak memandang Yugale yang memiliki daya ledak besar itu, matanya terus membayangi Zumama tanpa berkedip.
Manusia Serangga, Kaisar, Ottoman - mereka semua sama. Mereka hanya melirik sekilas ke Yugale, lalu memusatkan perhatian pada Zumama.
