“Raja Paus menyelesaikan transformasi 100%-nya, kekuatan yang menakutkan dari Transformasi Paus Terbalik dimaksimalkan, energi yang tersimpan meledak keluar. Gerakan tangannya yang sederhana pun terasa mampu menghancurkan bumi. Inilah sesungguhnya Raja Kekuatan.
Kepalan tangan raksasanya menggenggam ringan, sebutir bola kekuatan yang terbentuk sempurna langsung muncul.
Di sisi lain, Titan juga menyelesaikan fusi dengan kilat. Tubuh berwarna emasnya tampak semakin mengerikan dengan kontras cahaya petir.
Awalnya dikira pertarungan akan dimulai dari jarak jauh, tapi ternyata keduanya justru melesat serempak menyerang lawan. Mereka sangat paham, memboroskan energi untuk serangan jarak jauh bagi level mereka adalah hal sia-sia. Pertarungan jarak dekat adalah satu-satunya pilihan karena tipe pertarungan mereka nyaris identik.
Kedua kepalan tangan Raja Paus dipenuhi aura Paus yang terkonsentrasi sempurna, menghadang Pedang Dewa Titan milik raksasa Titan.
Bruuum...
Ya Tuhan!
Hanya dengan satu pukulan, gelombang kekuatan ganas menyapu keluar bagai mantra terlarang. Untung jangkauannya masih relatif sempit karena ini murni kekuatan fisik, bukan magic. Tapi daya bunuhnya dalam radius yang sama benar-benar mengerikan - serangan tanpa pandang bulu.
Bast memilih strategi serangan total. Tubuhnya masih memiliki pertahanan kilat yang memadai, namun di tahap ini bertahan bukanlah kunci.
Menyerang adalah pertahanan terbaik!
Tentunya Raja Paus juga mendukung pendapat ini.
"Menurut kalian siapa yang akan menang?" tiba-tiba Ottoman bertanya dari bawah panggung.
“Hehe, Pangeran, awalnya saya pikir keduanya akan sama-sama terluka, tapi ternyata kemampuan raksasa ini melebihi intel yang kami punya.” Cronviso masih terlihat menjijikkan.
“Sulit diprediksi. Tak disangka raksasa ini memiliki senjata suci seperti itu. Kemenangan atau kekalahan dalam pertarungan ini mungkin ditentukan oleh satu jurus pamungkas.” Romário sebenarnya lebih memihak Bast.
Ottoman tidak menghiraukan mereka, hanya melirik Kapten Pasukan Kavaleri Kuda-Naga Api yang diam. Sejak pertempuran, Kasra kembali menjadi dingin, bahkan lebih dari sebelumnya.
“Raja Paus.”
Melihat Ottoman menatapnya, Kasra menjawab singkat. Ottoman pun mengangguk.
“Tidak mungkin, menurut saya Raja Paus ini biasa saja. Pemilik senjata suci seperti ini pasti punya jurus pamungkas yang mengerikan.” Cronviso ragu, sebenarnya dia juga tidak suka ekspresi zombie Kasra yang selalu dipercaya Pangeran.
“Diamlah! Kalau kau punya insting seperti Kasra, takkan sering melakukan kesalahan.”
Di tribun tak jauh, seorang menyilangkan kaki dengan santai. Klan raksasa? Lebih baik musnah saja. Ngapain ikut campur masalah rumit ini? Kali ini, mungkin keberuntungan tak berpihak pada kalian.
Kedua petarung di arena sudah mencapai momen krusial. Daya ledak yang meluluhlantakkan tidak hanya menyerang lawan tapi juga memantul ke diri sendiri. Jarak terlalu dekat, kekuatan terlampau dahsyat. Sambaran kilat dan tenaga kasar menggempur Raja Paus dalam gelombang-gelombang bertubi, sementara aura Paus membuat tubuh Titan terus-menerus bergoyang.
Kepalan tangan yang terbentuk dari aura Paus sama sekali tidak kalah dibanding senjata suci.
Di tengah hiruk-pikuk pertarungan gila, tanpa disadari langit arena telah tertutup awan perak berkilau. Orang bodoh pun tahu awan ini pasti bukan terbentuk secara alami, bukan pula akibat fluktuasi energi yang kebetulan. Pasti salah satu dari mereka - dan kini semakin jelas kemungkinan besar itu si Titan.
Kaisar pernah merasakan jurus ini sebelumnya. Sungguh mengerikan! Kalau bukan karena bantuan wilayah kekuasaan yang menyerap dampaknya dengan tubuh telanjang, siapa yang akan menang masih jadi tanda tanya. Paling tidak pasti berakhir dengan cedera parah. Kali ini serangannya bahkan lebih ganas dari sebelumnya. Pertarungan keduanya masih membara, tetapi Bast masih mampu membagi konsentrasi untuk mempersiapkan Jurus Maut - benar-benar luar biasa.
Para Dragon Rider tahu Bast lebih kuat, tapi tak menyangka selisihnya begitu jauh. Setiap dari mereka yang maju, mungkin tak akan sanggup bertahan sepuluh jurus di hadapan Raja Paus.
Kedua pihak benar-benar bermain dengan nyawa, setiap taktik yang dikeluarkan mengandung kekuatan yang cukup untuk menghancurkan monster level delapan menjadi serpihan. Raja Paus jelas menyadari perubahan di udara, sekaligus merasakan kekuatan yang terkandung di dalamnya. Raksasa di hadapannya ini secara absolut kalah dalam hal kekuatan fisik dibanding dirinya, meski dengan bantuan dua lapis tenaga, tak akan bisa bertahan lama. Namun untuk mengalahkan lawannya juga tak mungkin selesai dalam satu dua jurus. Tapi sekarang terpaksa harus menambah kekuatan.
Rafael tak sengaja menambah tenaga di tangannya, sementara Bast mengeratkan gigi dan mengerahkan seluruh kekuatan tubuhnya hingga batas maksimal. Kilatan petir perak terus menerus menyerang orang itu. Pada momen seperti ini sama sekali tak boleh kehilangan semangat. Hanya ada satu kesempatan, harus bertahan sampai saat itu tiba.
Pukulan Raja Paus semakin kuat dari sebelumnya, Bast merasakannya dengan jelas. Akhirnya lapisan awan perak di udara mencapai konsentrasi tertentu. Pedang Dewa Titan berpendar dengan cahaya terang, perasaan antusiasme mulai menggelegak.
Tiba-tiba Bast menghalangi pukulan Raja Paus dengan keras. Tapi saat bersentuhan, Raja Paus langsung tahu ada masalah. Kali ini Bast tak bertarung keras, melainkan menggunakan tenaga lawan untuk melesat ke udara secara diagonal.
Pandangan Bast menjadi semakin serius. Dengan khidmat ia mengangkat Pedang Dewa Titan. Dia tahu serangan terakhir akan datang. "Ya Tuhan, berikan kekuatan absolut pada umat-Mu! Ruang absolut yang sepenuhnya diselimuti cahaya-Mu. Musnahkan - Musim Dingin Titan!"
Seluruh pandangan tertutup oleh cahaya perak Pedang Dewa Titan, semuanya berwarna perak. Bast yang berada di kedalaman kekuatan tiba-tiba terperangkap dalam sebuah ruang - tepatnya medan yang tercipta dari kekuatan murni. Tekanan yang terus-menerus mengalir dari segala penjuru menghimpitnya tanpa henti. Namun serangan sesungguhnya datang dari atas, pilar cahaya perak raksasa menghujam dari langit bagai naga perak panjang yang hendak menelannya.
Tak bisa bergerak, itu akibat medan kekuatan dari segala arah. Kecepatan pilar perak terlihat lambat, namun sebenarnya hanya sekejap. Hanya ahli seperti mereka yang bisa "memperlambat" dalam seketika - itu hanya secara visual atau di lapisan mental. Bergerak sesungguhnya sudah terlambat.
Dingin menusuk warna perak.
Musim Dingin Titan adalah sunyi mencekik, segala musnah.
Ini jurus maut klan Titan Dewa - ruang sunyi kekuatan kilat. Benar-benar jurus klasik Zaman Ratusan Klan. Bahkan Putri Surga Phoenix yang biasanya penurut di samping Kaisar pun kini bersemangat, karena ingatan warisan memberinya rasa rindu.
Raja Paus yang selalu berani kini bermuka masam. Meski sudah mengira orang itu punya senjata pamungkas, tak disangka datangnya tiba-tiba. Di tengah kondisi sekeras itu masih sempat menggunakan jurus seperti ini.
Menghindar sudah terlambat, dan itu juga bukan gaya bermain Raja Paus.
Sepertinya kali ini harus mengeluarkan jurus sejati.
Dung...
Kekuatan perak itu langsung menyelimuti Raja Paus, begitu menyentuh tanah langsung memicu getaran kekuatan dahsyat. Entah karena para penyihir kali ini lebih cerdik atau bagaimana, sebelum serangan terbentuk, orang-orang dalam grup ini sudah mulai menambah kekuatan dengan gila-gilaan dan mengerahkan semua tim cadangan.
Bruuum...
Dengan raungan murka, Raja Paus menggetarkan lengannya dan berhasil menghalangi penghancuran kekuatan murni dengan aura Paus. Namun cahaya perak penghancur itu hanya berjarak dua langkah dari atas kepala Raja Paus, dan terus menekan ke bawah perlahan.
Ini memanfaatkan kekuatan alam yang terpancing di sekitarnya, sungguh menakutkan. Kaisar sangat paham, kekuatan ini setidaknya dua kali lipat lebih kuat dari pertama kali dilihat. Ternyata dulu Bast masih menahan diri, tapi sekarang dirinya sudah berbeda jauh.
Raja Paus terus meraung, namun Musim Dingin Titan sama sekali tak menunjukkan tanda berhenti. Senjata pamungkas para prajurit biasanya jauh lebih mengerikan daripada para penyihir.
Tubuh super kuat Raja Paus akhirnya mulai ambruk, pembuluh darah pecah karena kekuatan yang terlalu dahsyat.
Klan laut tertegun. Ya Tuhan, jika Raja Paus sampai terbakar, benar-benar tamat riwayat klan laut kali ini.
Tapi kondisi saat ini benar-benar sangat buruk. Bast juga mempertaruhkan semua pada jurus ini. Memang lawannya sangat kuat, jika bisa menghadang jurus ini Bast benar-benar tak punya cara lagi.
Cahaya perak sudah membayangi atas kepala Raja Paus, Prometheus dan Roradman sama-sama tegang bukan main. Ini bukan sekadar masalah keluarga, tapi juga pilar spiritual mereka. Mengingat selisih satu generasi, jika pilar spiritual saja ambruk, bagi generasi muda ini benar-benar menjadi tekanan dan beban yang sangat besar.
Prometheus menggigit giginya keras-keras, berusaha menahan suara. Dia tahu Sang Ayah paling membenci sikap pengecut - itu bukan sifat yang pantas dimiliki prajurit paus. Sekalipun mati, harus tersenyum!
Tapi Raja Paus bukan lawan yang mudah dikalahkan.
Raja Paus yang sudah berlumuran darah terpaksa mengerahkan sisa kekuatan terakhirnya.
Kekuatan sejati Transformasi Paus Terbalik - 120%!
Mirip binatang buas, tubuh Raja Paus mulai mengembang. Kekuatannya melonjak drastis. Bast di udara jelas merasakan tekanan, Pedang Dewa Titan di tangannya terus mendesak ke bawah dengan risiko nyawa. Keduanya sudah sampai di ujung tanduk.
Suasana fanatik sudah mencapai puncak kegarangan. Pendengaran penonton mulai hilang.
Cahaya perak terburai...
Langit berguncang, bumi bergetar. Penglihatan mendadak hilang.
Tapi hanya sekejap. Orang-orang melihat warna perak yang menusuk tulang memenuhi seluruh arena, seperti dunia es abadi, tapi jelas bukan es.
Raja Paus berdiri di tempatnya, tubuh raksasanya yang menakutkan membuat bulu kuduk meremang. Meski luka-luka mengerikan di tubuhnya sedang pulih dengan kecepatan kasat mata, Bast yang tergeletak tak jauh darinya meski masih memegang Pedang Dewa Titan telah kehilangan kemampuan untuk berdiri. Titan Winter yang mengerahkan seluruh kekuatannya membutuhkan setidaknya beberapa hari untuk pulih, cedera ini akibat ledakan kekuatan terakhirnya.
Hening mencekam menyelimuti arena, tak ada yang tahu siapa pemenangnya. Di sini tak ada aturan yang menyatakan berdiri berarti menang atau berbaring berarti kalah.
Tiba-tiba Raja Paus mengangkat tangan kanannya, sorakan gembira yang memekakkan telinga membahana dari klan laut sementara ekspresi muram menghiasi wajah manusia. Sungguh disayangkan, hanya selisih tipis saja mereka bisa mengalahkan Raja Paus.
Tapi harus diakui, Titan benar-benar luar biasa.
Rafael tersenyum memandang Bast, "Andai kau lahir sepuluh tahun lebih awal, hasil pertarungan ini mungkin berbeda."
Pancaran mata mereka sama-sama memancarkan kekaguman pada lawan. Bast berkata, "Ini pertarungan paling memuaskan dalam hidupku!"
Keduanya tertawa berbarengan, meski Raja Paus bisa turun dari arena dengan kaki sendiri sementara Bast harus digotong. Inilah yang disebut rasa saling menghargai antar pahlawan.
Kehebatan Raja Paus tak hanya terlihat pada jurus pamungkasnya. Dari segi stamina pun jelas ia masih menyisakan tenaga, meski hanya dirinya yang tahu berapa persisnya cadangan kekuatan itu.
Prometheus dengan antusias mengangkat Roradman sambil mengayun-ayunkannya "Ore Ore", membuat Roradman pusing tujuh keliling.
Carasso memandang Rafael yang turun sambil menunjukkan thumb-up. Rafael mengibaskan tangan sambil tersenyum penuh pengertian. Chemistry tak terucap ini hanya bisa dirasakan oleh mereka berdua.
Beberapa anggota klan laut yang menyaksikan terharu hingga menitikkan air mata. Inilah legenda pahlawan yang saling menghormati. Di seluruh klan laut, hanya Raja Naga Laut dan Raja Paus yang memiliki kualifikasi ini. Senyum sederhana itu menyimpan begitu banyak rasa kemenangan - sukacita, haru, juga ketenangan.
Bagi mereka, kemenangan adalah seperti bernapas.
Di tahap ini, setiap kemenangan terasa begitu terjal.
Bast dibawa turun dengan warna emas di tubuhnya telah memudar. Kaisar memeriksa dan mengetahui tidak ada cedera serius, lalu mengangguk.
"Maafkan saya, Pangeran." Bast masih merasa malu. Ia telah berjuang mati-matian untuk memenangkan pertandingan ini, namun tetap gagal. Raja Paus benar-benar ahli yang patut dihormati.
"Kamu sudah melakukan yang terbaik. Beristirahatlah dan pulihkan diri secepatnya. Pertandingan selanjutnya sangat layak untuk ditonton!"
"Baik, Pangeran."
Sebenarnya pada saat itu, orang yang gagal sering dianggap tidak berguna, hal ini bisa dilihat dari Kerajaan Ottoman. Namun di sisi Kaisar tidak demikian. Mayoritas negara sudah cukup baik jika bisa menjaga kedamaian, tapi di Cagliari justru saling mendorong. Suasana persatuan seperti ini terbentuk sejak Kaisar dan Yisha berpetualang bersama. Yang selalu ditekankan Yisha adalah persatuan.
Harus diakui, pengaruh-pengaruh halus yang tak disadari, mungkin beberapa di antaranya bahkan tidak disadari oleh Kaisar sendiri.
Tapi meskipun Bast kalah, tidak ada yang bisa disesali. Bagaimanapun ini adalah Raja Paus. Kemampuan Titan juga jelas terlihat. Selain beberapa orang terbatas, benar-benar tidak ada yang bisa menandinginya. Pandangan dari berbagai kekuatan mulai tidak beres - ada yang mengagumi, cemburu, senang, kecewa, campur aduk.
Yang paling frustasi mungkin Pangeran Beffet. Menganggap dirinya tampan dan rendah hati, membuka pintu lebar untuk talenta. Siglolo juga kuat, tapi mengapa tidak ada ahli sehebat ini yang bergabung dengan kami?
Edermon sedang merenung, bagaimana orang-orang ini bisa datang? Tampaknya ada masalah antara Kaisar dengan klan laut. Jika dimanfaatkan dengan tepat, mungkin akan memberi efek nyata. Lalu tatapan Ottoman pada gadis cantik itu agak aneh, ck ck, bisa jadi aset. Sepertinya perlu berdiskusi dengan Pangeran. Tapi Pangeran juga tertarik pada Putri Duyung ini. Harus diakui, itu mimpi setiap lelaki. Jika bisa mendapatkan sang putri, hidup ini tak ada penyesalan.
Tapi sebagai penasihat, dia punya idealisme lebih besar: membantu seorang raja agung menyatukan dunia. Setelah memilih Siglolo, harus berusaha mewujudkan harapan. Sesekali bertindak curang dan mesum pun tak masalah. Bagaimanapun, sejarah hanya akan mengingat para pemenang.
Pertarungan berlangsung cepat. Orang-orang pertama kali merasakan sensasi seperti ini. Memang di ujung pisau antara hidup dan mati ada suka duka perpisahan. Tapi pertarungan juga merupakan insting tubuh paling penting bagi makhluk berakal. Di ambang maut, kepergian dan kemilau nyawa adalah yang terindah, paling menyentuh.
Setiap pertempuran klasik akan dicatat oleh akademi klan laut dan manusia. Para pelajar masa depan akan menjadikan ahli-ahli ini sebagai target dan idola!
Pertempuran terakhir memasuki 10 besar: pemanah terbaik manusia Zhebie melawan Pinto dari klan laut.
Sebelum acara ini, Pinto benar-benar pemain tak dikenal. Tapi sekarang bukan lagi. Dia berhasil menjuarai dengan menaklukkan semua rintangan.
"Tapi orang lebih memilih Zhebie pemanah terbaik pertama Maya, penembak mengerikan ini, tokoh penting Cagliari yang terus meningkat pesat seperti pangeran mereka. Ini pasti akan jadi pertarungan sengit naga vs harimau."
"Tentu ini lagi-lagi menjadi luka abadi di hati Dewan Tetua. Seorang klan laut yang baik malah dipaksa berpihak ke manusia. Mereka sempat ingin membuat skandal, tapi takut kasus lama terungkap. Lagipula tak ada bukti, Zhebie ini juga tak punya keluarga. Salah-salah malah terjerat sendiri. Sekarang hanya bisa berharap nasibnya semakin tragis."
