Kilatan cahaya berkelebat, Naga Emas raksasa menyatu dengan Shakespeare, ledakan aura yang lebih dahsyat memburai, sosok berbaju zirah emas muncul di hadapan mereka.
Skill fusi dari sistem Naga Suci!
Dalam kondisi pertempuran tertentu, tubuh yang besar justru menjadi beban, dan kekuatan tak bisa dimaksimalkan. Seperti serangan tanpa pandang bulu tadi, jika kekuatan dipusatkan untuk menghantam target, efeknya akan berbeda lima kali lipat. Selain itu, setelah fusi, akumulasi kekuatan dan teknik kedua orang ini sama sekali tidak sesederhana 1+1. Kelemahan saling tertutupi sementara keunggulan dimaksimalkan dengan sempurna.
Baju zirah emas itu begitu mempesona, menyilaukan bagai mentari. Di dada terdapat totem naga emas raksasa. Zirah ini menyelimuti seluruh tubuh kecuali sebagian wajah, dengan sepasang sayap emas di punggung dan cakar naga di bahu, membuatnya tampak bak dewa perang yang berkilauan.
Transformasi Naga Suci!
Shakespeare sangat puas melihat keterkejutan mereka. Inilah puncak tertinggi kekuatan, fusi sempurna, evolusi paripurna.
Bandingkan dengan tubuh buruk rupa Raja Paus. Meski mendapat kekuatan, ia kehilangan estetika aslinya. Sungguh suatu ironi.
"Evolusi sejati adalah perpaduan kekuatan dan keindahan." Shakespeare dengan penuh narsisme mengamat-amati tangannya, lalu membuka Kitab Suci Emas, "Perubahan!"
Hanya dalam kondisi ini Kitab Suci Emas dapat mengeluarkan kekuatan tertinggi. Bahkan dirinya sendiri terpesona oleh kesempurnaan itu. Tubuhnya menyala dengan qi tempur berwarna ungu keemasan - simbol kemuliaan yang begitu agung. Kuil Emas berubah menjadi pedang berwarna sama, namun terlihat jelas goyangan bilahnya: sebuah pedang lentur yang sangat sulit dihadang.
Pedang lentur memang misterius dan sulit diantisipasi, tetapi membutuhkan kendali qi tempur yang luar biasa. Bahan bakunya juga langka, apalagi harus tahan terhadap qi tempur kuat. Karena itu di kalangan ahli tak pernah ada yang menggunakan pedang lentur.
Jelas bahwa Kitab Suci Emas ini bisa berubah menjadi senjata, dan sangat mungkin menyesuaikan karakteristik lawan.
Sejujurnya, kostum Shakespeare langsung membuat banyak gadis terpana. Kebanyakan melalui siaran visual, karena gaya anggunnya benar-benar memesona.
Ksatria Naga Sihir Caesar, Ksatria Naga Jahat Ilahi Ottoman, atau Ksatria Naga Emas Shakespeare - siapa sebenarnya yang lebih kuat?
Shakespeare melesat seperti kilatan emas menuju Raja Paus. Saat ini pandangan Raja Paus penuh keseriusan dan ketenangan. Ia memang menghadapi musuh yang tak terbayangkan. Jika penunggang dan naganya terpisah, mungkin masih ada kesempatan. Tapi dalam bentuk ini hampir tak ada celah, kecuali level kekuatan mereka setara.
Kilau emas hampir menabrak Raja Paus, tiba-tiba berbelok membentuk garis patah, berputar kencang. Angin puyuh emas menyelimuti seluruh tubuh Raja Paus. Di dalam pusaran itu, pedang tiba-tiba menusuk keluar. Raja Paus segera mengayunkan tinju untuk menghadang. "Tak semudah itu melakukan serangan mendadak!" Tapi pedang itu meliuk dan mengetuk bagian punggung pedang. Karakteristik pedang lentur menunjukkan performansi-nya, dengan hentakan keras, langsung menusuk pergelangan tangan Raja Paus.
Qi tempur ungu keemasan tanpa ragu menyayat pergelangan tangan Raja Paus. Darah menyembur. Hanya dalam sekejap mata, lebih dari sepuluh tusukan telah dilepaskan, setiap tusukan tepat kena sasaran.
Di tengah bercucuran darah dan daging, tubuh Raja Paus sudah penuh luka. Luka kulit dan daging ini sebenarnya tak berarti. Yang penting adalah qi tempur ungu keemasan yang aneh itu seperti punya nyawa, mati-matian menusuk ke dalam tulang. Rasa sakit yang menusuk sumsum! Bagi yang keteguhan hatinya kurang, pasti sudah pingsan atau jadi gila karena kesakitan.
Tapi Raja Paus bahkan tak mengubah ekspresi wajahnya sedikit pun.
Ia menunggu kesempatan. Sekali saja cukup!
Pedang lentur memang senjata yang belum pernah dihadapi klan laut. Tentu masalah terbesar adalah Shakespeare yang telah menyatu sempurna dengan transformasi Naga Suci berzirai, secara kemampuan tim secara keseluruhan sudah menindih Raja Paus. Tipe kekuatan paling takut menghadapi lawan yang sepenuhnya mengungguli diri, apalagi penyatuannya begitu sempurna.
Pedang lentur muncul lagi, masih secepat kilat. Tapi kali ini Raja Paus tidak bertahan, malah maju menyerang. Pedang lentur unggul dalam perubahan, asal diisi qi tempur pasti tajam luar biasa. Tak diragukan bisa menembus Raja Paus.
Cring...
Raja Paus menghindari titik vital, menggunakan otot yang mengerikan untuk menjepit pedang lentur. Bahkan tak berusaha melawan serangan qi tempur, malah memusatkan aura Paus ke tangan kanan untuk menghantam kepala Shakespeare.
Shakespeare ingin mencabut pedang dan mundur, tapi sudah terlambat.
Pertarungan adalah mempertaruhkan nyawa.
Situasi pertempuran berubah dalam sekejap, sedikit lengah langsung hancur. Apalagi lawannya adalah Raja Paus.
Bruuum...
Pukulan yang tidak mungkin gagal dari Raja Paus ditahan. Meski tubuh Shakespeare sedikit terguncang, qi tempur ungu keemasannya agak tertekan, tapi jelas dia berhasil menahan.
Sekarang bahkan kekuatannya tidak kalah dari Raja Paus. Apalagi dia masih punya satu tangan lagi.
Begitu serangan ditahan, Shakespeare memanfaatkan keunggulan kekuatan dan ukuran tubuh dengan putaran anggun. Qi tempur ungu menyala dahsyat sambil dia mencabut pedang lentur. Sakit yang menusuk ini membuat Raja Paus sesak napas. Di momen krusial ini, mata Shakespeare berpendar cahaya ungu. Untuk pertama kalinya dalam pertarungan, dia serius. Suara aumannya menggema.
Satu pukulan mendarat di bagian luka, tubuh Raja Paus langsung terlempar ke belakang. Shakespeare seperti bayangan yang mengekor, sayap di punggungnya bukan sekadar hiasan. Kilau emas melesat dan tiba-tiba sudah berada di depan sang raja, semburan cahaya keemasan bertubi-tubi menghujam, memaksa tubuh raksasa itu terhempas ke dalam tanah.
Setiap yang menyaksikan adegan ini merasakan getir yang menusuk. Entah mengapa, timbul rasa simpati terhadap Raja Paus.
Tidak, tidak boleh seperti ini. Yang paling tak diperlukan Sang Pemberani adalah belas kasihan.
Shakespeare kini kehilangan kesan anggunnya. Pukulan demi pukulan dihujamkan tanpa ampun. Lantai arena pertarungan yang sudah hancur oleh Naga Emas kini tak sanggup menahan serangan. Dentuman keras menggema, sebuah kawah raksasa muncul di lokasi benturan.
Gemuruh mereda. Klan laut menatap kosong ke lubang menganga itu. Baru kali ini hati mereka tergerak memohon pada Dewa Laut agar tak meninggalkan sang raja. Harapan mereka satu: sang penguasa bangkit kembali.
Tapi Rafael bukanlah dewa.
Bayangan manusia muncul. Yang hadir adalah ksatria naga emas, Shakespeare.
Tak ada tanda-tanda kebangkitan Raja Paus.
Klan laut membisu. Manusia pun, entah mengapa, tak langsung bersorak. Dari sudut pandang keadilan, Raja Paus adalah contoh teladan prajurit Maya sejati. Terlalu banyak kualitas unik yang dimilikinya.
Di antara para ahli yang sangat membantu kemajuan Kaisar, manusia adalah Styralia yang menunjukkan dunia yang sama sekali berbeda. Sedangkan pertarungan dengan Raja Paus menjadi momen pertama Kaisar meledakkan kekuatannya secara total, sekaligus mempelajari keberanian dari sosok Raja Paus yang adil ini. Kaisar selalu merasa berhutang budi padanya.
Styralia sudah tiada, apakah Raja Paus juga telah pergi? Meski mati di arena pertarungan adalah tempat kembali terbaik bagi prajurit, mengapa tetap terasa kesedihan?
Menunggu adalah penderitaan. Jelas Raja Paus sudah tak mungkin bangkit lagi.
Kali ini Shakespeare tidak sombong. Untuk pertama kalinya manusia merasa tak pantas mengejek lawan. Raja Paus adalah Sang Pemberani sejati.
Entah siapa yang memulai, tepuk tangan bergemuruh di dalam dan luar arena.
Bagaimanapun klan laut dan manusia adalah ras tercerdas di Maya. Sisi kemanusiaan ras-ras cerdas ini adalah kesamaan mereka.
Shakespeare mengangkat bahu, "Tolong tabib merawatnya. Kondisi Yang Mulia Rafael saat ini agak berbahaya."
……Bahaya?
Maksudnya tidak mati?
Wajah klan laut langsung menunjukkan kejutan kecil, bahkan mulai berterima kasih pada Shakespeare.
Shakespeare tersenyum kecut. Bercanda, dia bukan manusia. Jika Rafael mati, klan laut akan terlalu lemah. Konflik antara kedua tim takkan mudah memanas.
Sebenarnya strateginya salah dari awal. Semakin kekuatan klan laut melemah, kedua klan semakin tak bisa memulai perang. Bagaimanapun, manusia tak bisa masuk ke laut lepas.
Tentu Shakespeare juga punya pertimbangan lain. Meski perlu melemahkan kemampuan klan laut dan manusia, tapi tak boleh berlebihan. Jika terlalu lemah, sekutu berbahaya mereka akan jadi lebih mengancam. Setelah sekian lama, keberadaan menakutkannya masih ada, tapi Yang Mulia terhebat mereka telah lama tiada. Memikirkan kekuatan menakutkan itu, Shakespeare pun gemetar.
Tapi sejujurnya, membuat orang seperti Raja Paus menyerah pasti butuh taktik berat, hampir setara dengan kematian. Selama masih ada nafas, Raja Paus takkan pernah menyerah.
Di sisi klan laut, tak ada ahli perawatan sehebat itu. Tapi manusia punya.
Hampir bersamaan dengan ucapan Shakespeare, Kaisar sudah berada di tengah arena. Saat melewati Shakespeare, gelombang kekuatan goncang aneh saling berpapasan dari tubuh mereka.
Hanya dalam sekejap itu, Shakespeare sudah menguji. Hasilnya membuatnya bermuka masam, perlahan menghentikan transformasi Naga Suci.
Bagaimana bisa begini?
Apakah kekuatan Kaisar sehebat itu?
Di bawah panggung, Ottoman tertawa geli. Orang ini benar-benar menganggap dirinya santapan lezat? Tak disangka bisa menyatu dengan Naga Suci. Naga Jahat Ilahi ini ternyata menyembunyikan rahasia darinya. Harus berdiskusi baik-baik dengannya. Meskipun kondisi fusi Shakespeare cukup mumpuni, dan kemampuan pribadinya juga tak buruk, tapi dia kekurangan satu kemampuan terpenting. Kemampuan individu mereka hampir setara, kekuatan naga juga seimbang, maka faktor penentunya adalah kriteria terakhir. Meskipun Kaisar lebih unggul dalam hal ini dibanding keduanya, Naga Sihir masih bayi yang tak berarti. Ck ck, asal bisa menghabisi Carasso lalu membunuh mereka berdua, dominasinya atas Maya akan segera terwujud.
Jika dia bisa melihat, Kasra dan yang lain tentu juga bisa menebak isi hati Sang Pangeran. Meski tak bisa 100% pasti, situasi saat ini tampak sangat menguntungkan Kerajaan Ottoman.
Kaisar mengulurkan tangan. Tubuh Raja Paus tertarik mendekat. Sayap Serafim yang sempurna kembali mekar. Cahaya penyembuhan super kuat membanjiri tubuh Raja Paus. Saat itu Kaisar tak banyak berpikir, hanya merasa harus bertindak, maka dia pun bertindak.
Ternyata benar, memperlebar keunggulan tak akan mendapat reaksi berarti, tapi menjadi penyelamat di saat sulit sungguh berbeda. Saat itu juga, sebagian besar klan laut menghilangkan permusuhan terhadap Kaisar. Mereka yang tahu rahasia dalam pun semakin berterima kasih.
Sedangkan Yisha hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum, Kaisar tetap Kaisar yang dulu. Tapi mungkin ini lebih baik, dia juga khawatir kekuasaan akan mengikisnya. Ternyata sifat kekanakannya masih ada, meski agak berisiko, efek yang dihasilkan jelas terlihat.
Pihak manusia tidak bereaksi terlalu keras. Di satu sisi karena kharisma pribadi Raja Paus, di sisi lain ini menunjukkan kelapangan dada manusia. Lagipula ini mengatasnamakan pertukaran persahabatan. Secara lebih gamblang: Lihatlah betapa hebatnya manusia kami, bahkan Raja Paus kalian harus bergantung pada perawatan Pangeran Kaisar kami untuk bertahan hidup.
Bagaimanapun juga, impulsif kecil teman sekelas Kaisar ini membawa hasil yang cukup baik. Seperti kata pepatah: niat baik akan mendapat balasan baik - kira-kira seperti itulah maksudnya.
Tim medis klan laut sudah naik ke arena, tapi tidak ikut campur. Mereka sangat paham bahwa sihir air untuk penyembuhan jauh ketinggalan dibanding sihir elemen cahaya.
Kaisar juga tidak sepenuhnya yakin. Konon Sayap Serafim bisa menghidupkan kembali yang mati, tapi menurutnya ini mustahil. Secara fisik mungkin masih ada harapan, tapi untuk cap kehidupan jiwa? Itu tingkat yang berbeda.
Kaisar sudah berusaha maksimal. Sisanya bergantung pada nyawa Raja Paus sendiri. Cederanya memang parah. Dia juga penasaran dengan Shakespeare si aneh yang selalu muncul tiba-tiba dan melakukan hal-hal tak terduga.
Namun tak lama kemudian jantung Raja Paus berdegup kencang, menunjukkan nyawa yang gigih dan pantang menyerah, bahkan Kaisar pun tak bisa tidak mengaguminya.
Setelah memastikan nyawanya tak terancam, Kaisar pun menyimpan Sayap Serafim-nya. Para penyihir klan laut yang gemetaran menerima Raja Paus, meski terlihat jelas rasa syukur membara di pandangan mata mereka.
Dalam pertarungan ini, ksatria naga emas Shakespeare keluar sebagai pemenang, sekaligus memamerkan keperkasaan ksatria naga kepada dunia.
Pola lama akan segera hancur, zaman baru para ksatria naga suci pun dimulai.
Klan laut menghadapi masalah serius. Dengan tantangan dari Tiga Naga Suci, mampukah seorang Raja Naga Laut membendungnya?
Pertandingan terpaksa masuk ke fase istirahat sementara. Meski permukaan tanah arena tak harus dikembalikan ke kondisi semula, penggantian kristal iblis perisai pertahanan dan perbaikannya tak boleh dilakukan asal-asalan. Pertarungan selanjutnya pasti tak kalah seru. Untuk permukaan tanah arena sendiri, tak perlu khawatir berlebihan - lempengan baja besar telah dipasang, sedangkan proses pengerasannya menjadi urusan para ahli sihir. Dengan terkumpulnya begitu banyak elit klan laut dan arsitek manusia plus buruh kasar di sini, sama sekali tak ada yang perlu dikuatirkan.
Istirahat sebanyak ini justru baik, setidaknya bisa mencerna pelajaran dari pertarungan. Kemunculan mendadak Shakespeare telah mengubah peta kekuatan secara drastis. Banyak manusia yang optimis yakin pertarungan akhir pasti akan terjadi antar sesama manusia - toh semuanya keluarga sendiri, tak masalah siapa yang menang.
Tapi ini hanya pandangan orang biasa. Kaisar, Ottoman, Beffet, serta kekuatan besar lainnya sedang mencoba mengulik asal-usul sejati Shakespeare. Meskipun Shakespeare selalu berkeliaran ke mana-mana, tak ada yang menyangka dia memiliki kemampuan tim sekuat ini.
Tentu yang paling sulit dipercaya adalah kemunculan Naga Emas. Mencari dan menandatangani kontrak dengan Naga Emas sangatlah sulit. Makhluk mistis seperti ini saja sudah susah ditemukan, apalagi membuat perjanjian.
Tapi kesulitan itu hanya bagi orang biasa. Orang Deville yang dijuluki paling cerdas di Ratusan Klan telah mempersiapkan ini lama, tentu tak asal-asalan. Dalam hal kontrak perbudakan, Zaman Ratusan Klan jauh lebih unggul dari manusia zaman sekarang, apalagi orang Deville yang terpintar. Awalnya mereka berencana mengumpulkan Tiga Naga Legendaris, tapi hasil akhirnya setelah ratusan tahun hanya menemukan Naga Emas.
Sebenarnya target pertama mereka adalah Naga Sihir. Sifat Naga Sihir yang tak terduga lebih cocok dengan fisik orang Deville. Apalagi sihir pembunuh naganya sangat berbahaya - jika bisa membunuh naga dengan mudah, membunuh manusia pasti lebih sederhana.
Qi tempur sekuat apapun punya batas, tapi magic tidak. Begitu menggerakkan kekuatan Tuhan, pasti akan terjadi kehancuran sejati.
Tapi setelah tahu Naga Sihir sudah dikontrak, mereka menyerah. Kesetiaan dan sifat keras kepala klan naga memang legendaris. Naga biasa saja seperti ini, apalagi Naga Suci.
Lingkungan luar tampak ramai, namun di balik layar lebih panas lagi, berbagai kekuatan yang tak terhitung saling bersilang sambil mengumpulkan intel. Di zaman ini, pesan telah menjadi sangat penting.
Sementara pertempuran sengit terjadi di Allenxia, dasar laut juga diwarnai peristiwa besar.
Peta Dewa Laut rahasia terus dicuri. Meski fungsi sejati peta itu telah hilang dalam sejarah, bagaimanapun juga merupakan harta karun klan laut. Di masa normal pasti akan menjadi prioritas utama, namun turnamen duel dengan manusia yang sepenuhnya lepas kendali membuat Dewan Tetua tak sempat mengurus peta tua yang lebih bersifat simbolis itu. Suku ubur-ubur, Suku Hiu, dan suku Doth yang kehilangan Raja Laut mereka sudah tak punya hati untuk urusan ini. Raja Paus cedera parah, sisa Raja Duyung dan Raja Naga Laut pun tak bisa berbuat banyak. Yang paling kritis sekarang adalah memenangkan pertarungan - klan laut sudah terpojok. Klaim tanpa tekanan sama sekali jelas dusta. Carasso adalah manusia, bukan dewa. Kemampuan individu Shakespeare dan Ottoman dari Tiga Ksatria Naga Suci tak perlu dikhawatirkan. Bahkan jika bertransformasi, ia masih punya 60% keyakinan. Satu-satunya yang meresahkan adalah Kaisar, untungnya Naga Sihir Kaisar masih muda sehingga tetap ada 60% peluang. Masalahnya jika benar-benar tersisa sendiri di akhir, setiap kali mengalahkan satu lawan, keyakinan akan berkurang signifikan. Mustahil untuk tidak cedera.
Saat dunia luar masih ramai berdebat, dua sosok yang tak mungkin berkumpul justru bertemu - Kaisar dan Raja Merfolk Alexis.
“Dalam situasi sensitif seperti ini, menerima undangan Kaisar benar-benar membuat Raja Duyung terkejut, gadis besar tak bisa diatur, para pemuda memang mudah diatur, tapi sebagai Raja Duyung, kontak pribadi dengan Pangeran manusia di acara resmi seperti ini sangat riskan. Jika terekspos media, ini bukan masalah kecil.”
“Tapi Kaisar juga tidak punya pilihan lain. Kesempatan langka ini harus dimanfaatkan saat perhatian orang tertuju pada Shakespeare. Dalam beberapa hal, Kaisar menganggap klan duyung sebagai aliansi potensial. Demi Clarisse pun dia harus menyampaikan pesan. Untuk Suku Naga Laut, Yisha yang akan menanganinya. Dia tidak bisa muncul langsung mengingat perbedaan sikap yang besar antara Raja Naga Laut dan Raja Duyung.”
“Memandang pemuda di hadapannya, Alexis merasa terharu. Dulu, orang ini hanyalah si kecil yang bodoh. Sekarang? Dia telah menjadi penguasa kerajaan termasyhur di dunia, termasuk dalam 10 Besar Ahli, sekaligus ksatria naga suci.”
“Gelombang baru menggeser yang lama.”
“Bagaimanapun juga Alexis tetap datang.”
“Yang Mulia Alexis, meski agak lancang, tapi...”
“Lebih baik kau ganti panggilan itu.” Alexis melototkan matanya.
“Jelas Alexis memberi tahu Kaisar: Jika bukan karena Clarisse, sebagai Raja Duyung, bahkan langit runtuh pun dia takkan datang. Tentu ada juga pandangannya sendiri tentang perkembangan pertandingan saat ini, tapi tanpa Clarisse sebagai kunci sebenarnya, dia tetap takkan menemui Kaisar.”
“Paman Alexis.”
"Wajah Raja Duyung juga menampakkan senyuman. Sebenarnya dia sedang menguji posisi Clarisse dalam hati Kaisar. Tak ada hal yang abadi, seiring kedewasaan Kaisar di berbagai aspek, beberapa hal bisa lebih longgar."
"Hm, rawat baik-baik Clarisse. Jika dia sampai sedih, humph! Katakan saja jika ada kabar. Aku juga tidak bisa berlama-lama di sini."
Meski nadanya penuh keyakinan, Kaisar bisa merasakan kandungan pesannya. Jika ada yang berani menyakiti Clarisse, harus melangkahi mayat Kaisar terlebih dahulu. Raja Duyung tidak menyalahkannya karena mengakui cinta pada Elina di depan umum - itu sudah merupakan pengampunan terbesar. Terkait Elina, Kaisar sama sekali tidak punya pilihan.
Meski agak rumit, terlalu banyak urusan yang sudah di luar kendali Kaisar. Masalah asmara harus sedikit ditunda dulu.
Kaisar menyampaikan inti informasi arwah dan analisis Yisha kepada Alexis. Kota Raja Duyung hampir saja jatuh ke tangan arwah, ditambah pemberontakan dan masalah Raja Duyung Senior. Tak ada yang lebih sensitif terhadap arwah selain Alexis.
Ekspresi Alexis sangat serius disertai desahan. Kaisar mengerti kesulitannya. Sebenarnya bangsa putri duyung paling gigih dalam penyelidikan arwah, tapi pencarian yang sia-sia membuat Dewan Tetua enggan membuang sumber daya lagi. Omong kosong tak berguna, namun Alexis pasti percaya pada keaslian pesan tersebut.
“Ini akan kuselesaikan, aku hanya bisa berjanji akan berusaha mempertahankan kekuatan tempur Putri Duyung. Saat hari itu tiba, aku akan mewakili Putri Duyung membuat pilihan sulit. Ini satu-satunya yang bisa dilakukan sekarang. Kau juga harus berhati-hati. Dari beberapa petunjuk, mereka sangat memperhatikanmu.”
Kaisar tersenyum mengangguk.
Raja Duyung tidak banyak bicara, tahu urusan sudah selesai. Tapi saat hendak pergi, ia tak kuasa bertanya, "Berapa persen keyakinanmu melawan Alexis?"
Raja Duyung tak bisa tidak mengkhawatirkan. Carasso berbeda dengannya, belum tentu tidak akan membunuh Kaisar. Jika Kaisar mati, semuanya berakhir. Hanya ada dua yang tahu senjata pamungkas Raja Naga Laut - Raja Paus dan dirinya. Jangan mengira dengan Naga Suci segalanya aman. Apalagi magic dewa naga Kaisar masih berupa anakan naga.
"Sepuluh persen!"
Kaisar tersenyum tipis menjawab.
Alexis menggelengkan kepala sambil tertawa lebar pergi. Ia sangat paham maksud "sepuluh persen" yang dikatakan Kaisar.
Di kamar tinggal Kaisar sendirian. Yisha perlahan keluar dari ruang dalam, menepuk-nepuk bahu Kaisar dengan lembut. "Ada orang yang ditakdirkan memikul lebih banyak daripada yang lain. Kau harus menjadi lebih matang."
"Sebenarnya... Aku tak pernah bermaksud sampai sejauh ini. Permintaanku sederhana..."
"Aku tahu semuanya. Demi Elina, demi sumpahmu, tak hanya harus bertahan tapi juga harus lebih berusaha. Kau pasti bisa. Kaulah yang terhebat!"
Saat ini, Yisha terlihat sedikit seperti kakak perempuan, juga memiliki kehangatan yang mirip seorang ibu...
