Menurut prosedur, pertandingan seperti ini biasanya memiliki masa istirahat tiga hari. Tapi sejak Carasso mengambil inisiatif mengusulkan, yang lain tak bisa menolak. Sebenarnya panitia penyelenggara kompetisi tidak memiliki posisi kuat di sini - setiap orang yang datang ke sini adalah tokoh penting. Bahkan jika secara tak sengaja menabrak seseorang di jalan, mungkin saja orang itu adalah miliuner... atau Grand Magus.
Inilah kondisi terkini Allenxia. Seluruh kerajaan berada dalam keadaan sangat aktif.
Kaisar justru mendukung usulan Carasso untuk sepuluh hari. Tiga hari memang terlalu singkat baginya. Untuk menghadapi Carasso, gelar nomor satu di dunia mungkin hanyalah faktor sekunder. Yang terpenting, dengan memenangkan pertandingan ini semua rintangan terkait Carasso akan terlewati. Bahkan jika Dewan Tetua atau klan laut menentang, Kaisar tak akan peduli.
Perhatiannya pada Carasso karena dia adalah ayah Elina. Kaisar yang tak memiliki ayah justru lebih menghargai ikatan keluarga ini. Dia pasti tak akan menyulitkan Elina, dan hanya dengan restu keluarga lah tanggung jawabnya pada Elina bisa terpenuhi. Meski tahu Elina pasti akan lari bersamanya jika diminta, melakukan hal semacam itu bukanlah sifat Kaisar.
Pertarungan ini memiliki terlalu banyak makna. Selain faktor Elina, kesempatan untuk bertarung melawan Carasso juga merupakan harapan Kaisar. Bagaimanapun, di level ini sulit mencari lawan sepadan. Di seluruh Maya Daratan dan lautan, hanya ada manusia-manusia terbatas. Adapun keberadaan klan laut non-manusiawi tentu perkara lain.
Oleh karena itu, Kaisar harus mempersiapkan diri dengan matang. Pertama-tama ia harus memulihkan kondisi fisik. Selama tiga hari penuh Kaisar tidak keluar rumah. Ia harus mengembalikan kondisi fisiknya ke puncak. Selama tiga hari itu, Dragon Rider berjaga di pintu. Bahkan Yang Mahakuasa sekalipun tak boleh mengganggu Kaisar.
Rakyat Cagliari berbondong-bondong datang ke Allenxia. Meski harus menghabiskan seluruh harta, mereka ingin memberi semangat dari jarak dekat untuk Pangeran mereka. Setelah tertekan selama lima puluh tahun lebih, Cagliari menanti hari kebanggaan. Kini Ottoman telah tumbang di bawah kaki Pangeran, tinggal Carasso yang tersisa.
Pertarungan melawan Carasso mengharuskan kondisi fisik dalam keadaan prima. Sedikit bibit masalah bisa berkembang menjadi celah mematikan selama pertempuran. Setelah tiga hari, Kaisar menyadari kerusakan di beberapa bagian tubuhnya sembuh sangat lambat. Kekuatan Naga Jahat memang luar biasa.
Mungkin menyadari perang besar akan segera terjadi, meski banyak orang berkerumun di luar markas Cagliari, suara mereka diredam. Kebanyakan orang Cagliari hanya datang untuk menyembah dan memberikan dukungan pada Pangeran mereka, tentu tidak akan mengganggu. Bagi orang dari kerajaan lain, lebih baik tetap rendah hati. Siapa yang berani membuat keributan di saat seperti ini, tanpa perlu campur tangan Dragon Rider atau divisi penyihir, orang Cagliari sendiri sudah bisa membasmi mereka.
Tapi di momen sensitif ini, orang-orang Ottoman justru datang, dan yang datang adalah Kasra.
Pasukan Kavaleri Kuda-Naga Api tetap mengenakan seragam hitam, baju zirah tersembunyi dalam jubah hitam. Dengan sekali sapuan mata, langsung terbuka koridor lebar. Sekalipun Kasra bukan nomor satu di dunia, kekuatannya cukup untuk membasmi semua hambatan. Bukanlah musuh biasa yang bisa ditandingi. Hanya saja kedatangannya ke Cagliari di saat ini agak...
Orang-orang berspekulasi dan berbisik-bisik, sementara klan laut berharap terjadi konflik internal sebelum pertandingan. Jika itu terjadi, sungguh memuaskan.
Bast menghadang jalan Kasra. Komandan Legiun Raksasa ini mengguncang dunia dengan satu pertarungan. Gelar "Petarung Berotot Terkuat Manusia" pantas disandangnya. Legiun Raksasa yang sebelumnya terabaikan kini sejajar dengan Pasukan Dragon Rider. Dari sang komandan, terlihat bayangan kemampuan anggota pasukannya. Membayangkan harus bertempur di darat melawan raksasa seperti ini, lawan sudah mulai merinding.
Kasra tidak melakukan provokasi, melirik Bast dengan tatapan yang menunjukkan pemahaman akan bobot orang di hadapannya. Menyadari ia adalah pengambil keputusan, Kasra langsung memasukkan tangan ke dalam jubah tanpa bertele-tele. Bast tetap diam, sementara Yang Jiu Cheng dan Bendigo di sampingnya telah bersiap mengeluarkan senjata kapanpun. Lawan mereka adalah monster yang bahkan bisa dengan mudah menghabisi Ratu Dows.
Kasra mengeluarkan kotak kecil berwarna merah, "Ini adalah biji teratai darah yang bisa menghilangkan aura kematian dengan cepat. Gunakan atau tidak itu urusan kalian. Hadiah ini sebagai penebus budi karena tidak membunuh Pangeran. Ottoman dan Cagliari sekarang tidak saling berhutang!"
Bast ragu sejenak apakah harus menerima, namun kotak kecil di tangan Kasra telah melayang dan mendarap di genggaman seseorang.
Di tempat ini, yang berhak memutuskan secara alami adalah Kapten Pasukan Ksatria Naga, Zhebie!
Tampaknya Dewa Panah telah pulih dari trauma duel. Tatapan mata Kasra pada Zhebie berangsur memerah darah, sementara mata Zhebie berubah menjadi keperakan. Orang-orang di sekitar merasa tubuh mereka seperti membeku.
......Rupanya pandangan mata juga bisa membunuh.
Dua kapten paling legendaris dari dua benua ini tidak memperpanjang konflik. Setelah saling menguji sekilas, mereka menghentikan aksi.
"Sampaikan terima kasihku pada Pangeran Ottoman untuk teratai darahnya."
"Ini hanya transaksi!"
Usai berkata demikian, Kasra berbalik pergi. Begitu langkahnya menjauh, orang-orang di sekitarnya baru merasakan tubuh mereka kembali normal, bisa menghirup udara segar kembali - padahal baju mereka sudah basah kuyup oleh keringat.
Inilah yang disebut kemampuan tim! Inilah yang disebut jarak kemampuan!
"Bahkan tanpa bertindak, semangat pertemuan kedua orang ini sudah cukup untuk menindih begitu banyak orang."
Zhebie membawa Teratai Darah masuk. Saat menemui Kaisar, dia tidak sedang duduk bersila bermeditasi, melainkan mondar-mandir sambil merenung. Melihat Zhebie tersenyum, Zhebie mengeluarkan Biji Teratai Darah.
"Oh, si Ottoman itu? Sungguh menarik."
Biji Teratai Darah memancarkan cahaya merah redup, jelas terlihat sebagai obat luka tingkat atas.
"Seharusnya tidak ada masalah." Mata Mikroskopis Zhebie telah menembus seluruh bagian dalam Biji Teratai Darah, memang mengandung keaktifan unik yang tidak hanya tidak berbahaya, malah mungkin membawa manfaat besar.
"Kaisar, tenanglah menggunakannya. Entah otak si Ottoman ini kepanasan atau bagaimana, sampai-sampai mengeluarkan harta pusaka negara Ottoman untuk membalas budi."
Suara lembut nan anggun terdengar, membuat Zhebie dan Kaisar sama-sama tersenyum.
"Yisha, Kaisar kuserahkan padamu. Aku duluan keluar."
"Zhebie!"
“？”
"Ilian itu baik, perlakukan dia dengan baik. Jika berani mengganggunya, hmm... hati-hati..."
Zhebie yang tak kenal takut hampir terhempas ke pintu, buru-buru mengumpat dalam hati dengan wajah memerah.
"Hehe, Yisha memang luar biasa. Di dunia ini, mungkin hanya Nona Yisha kita yang bisa menakuti Dewa Panah sekelas teman sekelas sampai seperti ini!"
"Ck ck, Pangeran ini mulutnya manis sekali. Yang kau maksudkan pasti aku ini wanita galak yang bisa membuat semua lelaki kabur ketakutan, kan?"
“Tidak, tidak, sama sekali tidak. Setidaknya aku pasti tidak akan kabur.” Kaisar buru-buru menggelengkan tangan.
Wajah Yisha memerah sekelebat, namun Kaisar sama sekali tidak menyadari kesalahan linguistik dalam perkataannya.
Setelah memeriksa Biji Teratai Darah, Yisha mengangguk, "Ini asli. Kerajaan Ottoman mungkin tidak memiliki lebih dari lima biji. Dunia ini sungguh ajaib - tanaman Kegelapan yang menyerap nyawa ini justru menjadi obat penyembuh kelas atas terbaik. Sayang Bunga Teratai Darah sudah punah."
"Oh, tak kusangka khasiatnya begitu kuat. Simpan saja, Yisha. Sebentar lagi aku bisa membersihkan semua kekuatan negatif itu, semudah makan kacang."
Yisha tersenyum manis, "Aku tidak butuh. Sebagai antisipasi, wilayah kekuasaan Ottoman condong ke atribut Kegelapan. Siapa tahu efek sampingnya. Biji Teratai Darah ini adalah penyembuh terbaik. Ayo, makan sekarang juga."
Sambil berkata demikian, Yisha sendiri menuangkan segelas air dan baru tenang setelah melihat Kaisar menelannya.
"Meskipun Ottoman ini ekstrem, tapi sepertinya dia masuk ke satu ekstrim, harus mengalahkanmu. Dia bukan ingin membantumu, lebih karena tidak mau kamu KALAH oleh Carasso. Menurutnya, hanya dia satu-satunya di dunia yang berhak mengalahkanmu. Meski caranya agak misterius, orang ini bukan ancaman terbesarmu. Menurut investigasi terbaruku, justru Beffet dari Siglolo yang harus diselesaikan. Perang tidak bisa dihindari. Jika Cagliari berperang melawan Ottoman dan Siglolo sekaligus, peluang menangnya kecil. Tapi jika Siglolo dihancurkan dulu, Cagliari tidak punya kekhawatiran di belakang. Ini kondisi terbaik......Hal ini tidak perlu dibahas dulu. Aku datang untuk memberitahumu, lima tahun lalu Carasso sudah memahami wilayah. Jangan sampai meremehkan lawan! Di antara enam raja klan laut, Carasso terlihat mengincar gelar petarung terhebat klan laut, tapi juga sangat mahir dalam mengubah Suku Naga Laut. Orang ini selalu menyembunyikan kemampuan. Kalau bukan karena kebetulan, tak ada yang tahu kekuatan sejatinya. Jadi, harus hati-hati."
Perkataan Yisha benar-benar mengejutkan Kaisar......Wilayah yang dipahami lima tahun lalu, tapi sepanjang perjalanan membunuh sampai sini, sepertinya tidak terlihat dia gunakan secara langsung. Hanya ada satu kali yang mencurigakan, tapi seperti apa sebenarnya kekuatan wilayah itu?
Meskipun pemahaman dan peningkatan wilayah terutama bergantung pada tingkat kesadaran, tapi Carasso bisa naik level ke wilayah dengan kekuatan sendiri. Pasti wilayahnya menakutkannya. Kira-kira apa ya?
"Yang paling disukai Yisha adalah melihat ekspresi serius Kaisar yang sangat menggemaskan. Perlahan ia mendekat dan mencium lembut pipi Kaisar."
"Harus menang, tidak boleh KALAH! Aku datang untuk menyemangatimu, bukan merusak moral tim!"
Kaisar menatap Yisha dengan tatapan kosong sambil tersenyum, "Tenang saja Yisha, aku pasti bisa menang!"
"Hmm, bagus. Ingat ya, kalau sampai KALAH, akan kuberi tahu Elina bahwa kau mencuri ciumanku." Matanya berkedip licik sebelum menghilang sebelum Kaisar sempat bereaksi.
Kaisar menggelengkan kepala pasrah. Siapapun yang berhadapan dengan Yisha pasti akan menurut. Kini pikirannya telah fokus pada persiapan pertandingan - wilayah energi? Biarlah, siapa takut siapa!
Efek Biji Teratai Darah sungguh luar biasa, bahkan lebih cepat dari perkiraan dalam membersihkan kekuatan membandel dalam tubuhnya, memulihkan kekuatan Kaisar.
Sementara Kaisar bersiap, Carasso juga bermeditasi. Kaisar adalah lawan tersulit yang pernah dihadapinya. Ia harus ekstra hati-hati dan tidak akan memberi keringanan. Meski mengagumi, sebagai prajurit yang mewakili seluruh klan laut, ia akan mengerahkan 200% kekuatannya!
Aroma peperangan besar menyebar di seluruh Allenxia, bahkan di udara tercium bau bubuk mesiu. Klan laut dan manusia saling tidak mau mengalah. Di mana ada manusia, di situ pasti ada pertengkaran. Terlepas dari hasil akhirnya seperti apa, yang penting menang dalam debat mulut dulu.
Di markas Ottoman, Cronviso bergumam, "Tuan Romário, aku benar-benar tidak mengerti. Mengapa Pangeran memberikan Biji Teratai Darah kepada Kaisar? Bangsat! Bukankah lebih baik kita suruh Carasso menghabisi dia!"
Romário tidak menjawab hanya menggelengkan kepala. Orang seperti Cronviso tidak akan pernah mengerti. Itulah sebabnya kekuatannya mandek di fase Saint Domain tanpa kemajuan. Untuk memasuki alam dewa tertinggi, tanpa kelapangan hati dan target yang jelas, pasti tidak ada harapan.
Meskipun agak berisiko, Romário dalam hati mendukung. Zaman sudah berbeda. Dulu penguasa hanya perlu memberi komando. Sekarang tidak bisa. Jika penguasa tidak memiliki kemampuan tim yang memadai, moral dan banyak aspek lainnya akan kalah, terutama dalam situasi sekarang.
Kekalahan sementara tidak berarti apa-apa. Dari ekspresi Pangeran terlihat jelas. Saat Yang Mulia memberikan Biji Teratai Darah ke Cagliari, Romário dan Kasra justru senang. Ini menunjukkan Pangeran telah keluar dari bayang-bayang kekalahan, menanti peningkatan yang lebih besar.
Tidak ada kesuksesan tanpa kegagalan. Hmph! Pertarungan dengan Cagliari pasti terjadi cepat atau lambat. Yang tertawa di akhir adalah pemenang sejati.
Markas Beffet.
“Pangeran, Pasukan Ksatria Giok Ajaib sudah siap. Lima korps besar lainnya sedang bergerak ke posisi strategis. Begitu Paduka memberi perintah, Pasukan Iblis bisa menyerang 800 li dalam sehari, membuat Cagliari kewalahan!”
“Edermon, apakah ini tidak perlu didiskusikan dulu dengan Ottoman?”
“Hehe Pangeran, Ottoman saat ini terlalu terobsesi bersaing dengan Kaisar. Kita harus membuatnya mengikuti langkah kita. Begitu perang dimulai, demi kepentingan, Ottoman pasti akan ikut menyerang. Ini reaksi berantai - dia takkan melewatkan kesempatan ini. Yang pertama bertindak akan dapat keuntungan lebih. Area pertambangan di utara Cagliari harus kita kuasai. Apapun hasil pertempuran dengan Carasso, kesempatan langka ini tak boleh dilewatkan.” Edermon berkata dengan ekspresi serius seolah sedang melakukan perbuatan mulia.
“Edermon, kau... benar-benar kurang ajar! Tapi aku suka, haha! Lakukan sesuai rencanamu!”
Markas Klan Salju.
“Nichol, ini sangat penting. Cuaca menghangat, gunung es terus ambruk. Baik Cagliari maupun Siglolo memiliki area berbentuk gunung es. Kita harus segera membuat pilihan.”
“Tetua, kemampuan Pangeran Kaisar sudah kita lihat. Karakternya lebih penting lagi. Menyerahkan Pasukan Badai Salju ke tangannya jauh lebih terjamin daripada memberi ke Pangeran Siglolo.”
“Hmm, poin ini aku setuju denganmu. Kaisar memang tipe orang yang sentimental, dibandingkan lainnya lebih layak dipercaya. Pasukan Badai Salju adalah kekuatan terakhir Klan Salju kita... Ah, sekalipun harus menjual diri, carilah tuan yang baik.”
“Tetua, tenang saja. Aku sudah bersentuhan dengan Cagliari. Seharusnya tak ada yang menolak kekuatan seperti kita, apalagi kita juga akan memberikan hadiah besar.”
Tetua terdiam sejenak, "Nicole, kau adalah wanita tercantik di Klan Salju kita... Kau tahu, demi kelangsungan hidup ras kita, tidak ada pilihan lain. Hanya pernikahan politik yang bisa menjadi jaminan terbaik."
"Aku tahu..."
Nicolel secara alami menyadari kecantikannya, daya tarik unik Klan Salju, tapi itu tak berguna. Pandangan Kaisar padanya biasa saja, sedikit kekaguman, tapi... mungkin karena Putri Clara dan Putri Alena. Pertimbangan para tetua bukan tanpa alasan. Ia sudah mempersiapkan diri, masalahnya adalah...
