Wajah Beffet dan Edermon memucat. Bangsat! Bagaimana mungkin? Meski kemampuan tak setara, tak seharusnya seperti ini! Dalam imajinasi mereka, Stojanovic paling tidak bisa bertahan cukup lama, setidaknya menyelamatkan nyawa!
Salah menilai ini muncul karena kemampuan mereka tak memadai. Duel latihan bertujuan meningkatkan skill, jadi harus memberi ruang ekspresi kedua tim. Tapi di medan perang hanya ada satu target: membunuh lawan habis-habisan!
Kaisar mengayunkan pedang iblisnya di udara. Mantra Aura Naga Bawaan dilepaskan ke arah cahaya hijau sembari meluncur turun. Pedang Iblis Surgawi menyemburkan energi pedang sepanjang 10 meter yang menyapu bersih, mulai mengakhiri nyawa musuh bebuyutan.
Keterkejutan hanya sesaat. Prajurit Siglolo harus berjuang mati-matian untuk nasib sendiri. Tapi kegarangan Kaisar telah menghancurkan moral mereka. Pasukan Ksatria Giok Ajaib masih bertahan - meski kapten mereka tewas, mereka harus terus bertarung!
Benturan frontal, Pasukan Kavaleri Iblis terhempas terbuka oleh Pasukan Ksatria Naga dari tengah. Kedua tim terjebak dalam pertarungan jarak dekat. Begitu saling melilit, Iron Brow Dragon cukup menghantam kuda perang lawan, sementara sisanya adalah pertarungan antar ksatria.
Dragon Rider mulai murka. Dalam pertempuran skala kecil yang mengelilingi kapten mereka, semangat moral yang berkobar benar-benar luar biasa. Dragon Rider sendiri adalah 50 teratas ahli yang sulit dihalangi.
Mida Blasuo bagaikan dewa jurang dari neraka, membantai dengan wajah datar. Semakin liar, bahkan turun dari Iron Brow Dragon. Pedang beratnya menyapu bersih, memotong kuda dan penunggangnya. Tapi kegilaannya tak menakutkan Pasukan Ksatria Giok Ajaib. Pada level ini, mereka pun nggak takut mati. Kegilaan Mida justru memicu kemarahan mereka. Puluhan ksatria menyerbu Mida Blasuo, mengabaikan serangan sekitar, memanfaatkan jumlah untuk saling mengikat dan menyergap perwira Pasukan Ksatria Naga.
Masalahnya, level komandan Pasukan Ksatria Naga ini sungguh luar biasa tinggi. Baik Beffet maupun Edermon sama-sama menyadari, meski mengalami kerugian, jumlah Pasukan Ksatria Giok Ajaib masih mendominasi. Tapi semakin cepat semakin tidak beres - selain kemampuan Dragon Rider yang memang kuat, bahkan yang terlemah pun mencapai puncak prajurit perak. Yang mengejutkan, beberapa ketua regu kecil ternyata menunjukkan qi tempur yang tak kalah dari kapten tim utama, semuanya berada di level puncak qi perak. Paling-paling hanya ada perbedaan dalam tingkat kesadaran dan aspek teknis.
Mereka saling bertukar pandang penuh tanya. Dari mana Cagliari bisa merangkul begitu banyak ahli? Sungguh tak terbayangkan. Memang ahli puncak sulit ditemukan, tapi prajurit perak level puncak pun bukan barang produksi massal. Bagaimana mungkin satu kesatuan ksatria memiliki sebanyak ini? Perkiraan kasar menunjukkan setidaknya lima puluh orang dengan level ini, belum termasuk beberapa yang berlevel Saint Domain. Di Pasukan Ksatria Giok Ajaib, selain Stojanović, total hanya enam orang. Hasilnya lebih menyebalkan lagi - enam orang ini bahkan belum sempat mengeluarkan jurus sudah dibunuh dengan satu tusukan belati mematikan.
Diddy bertindak seperti arwah di medan perang, kecepatan supernaturalnya dimanfaatkan semaksimal mungkin. Prajurit rendahan tidak dia hiraukan, sesekali jika ada yang menghalangi jalan langsung ditorehkan belati tanpa peduli hidup-mati. Fokusnya adalah target dengan kemampuan kuat. Dalam sekejap, lawan-lawan yang sedikit lebih tangguh di medan perang tumbang di bawah Belati Memabukkan Diddy. Mungkin hanya dia di level ini yang masih mengkhususkan diri pada serangan mendadak. Pasukan Kavaleri Iblis segera menyadari keberadaan Diddy dan mengejanya dengan gila-gilaan. Tapi dengan jumlah orang sebanyak itu dan postur tubuh Diddy yang mungil, satu gerakan menghindar sudah membuatnya menghilang entah kemana. Bahkan pengepungan pun kehilangan target.
Target terbesar pastilah Bati, dan dialah salah satu yang paling banyak membunuh. Bati tentu tidak menggunakan tombak naga, senjata itu terlalu ringan dan kurang memuaskan saat diayunkan. Sosoknya bagaikan mesin pembunuh berat yang menerjang ke pusat formasi musuh sambil mengayunkan Zhan Qianjun. Braaak! Enam prajurit perak menyerang dari udara, mungkin menganggap kecepatan Bati lemah. Memang kecepatannya tidak selevel Kaisar dkk, tapi tetap jauh lebih cepat dari mereka. Siluetnya berkelebat, pentungan bergerigi menyapu - enam orang langsung hancur berantakan. Baik manusia maupun senjata, semua meledak saat tersentuh.
Kao juga, akhirnya teman ini puas. Bertarung habis-habisan ya sudah. Suaranya yang paling keras, sambil berteriak terus menebas. Dengan kemampuan Saint Domain-nya, membunuh lawan biasa terlalu membosankan. Tingkat seperti ini baru memuaskan - ada perlawanan, tapi perlawanan yang tidak cukup untuk melukainya. Pertahanan perisai energi Ruying Suixing yang selalu mengikuti memungkinkannya bertarung tanpa kekhawatiran. Kapak Vakum Jianaluo dengan leluasa melampiaskan amarah.
Roque Santa Cruz jelas menjadi highlight. Bukan karena dia wanita - dalam situasi hidup-mati seperti ini, seekor babi pun akan dibunuh. Tapi kemampuan dan identitas baru yang ditunjukkan Roque-lah alasan Pasukan Kavaleri Giok mengepungnya. Dua boneka iblis raksasa berwarna emas terus merusak. Tidak perlu jurus rumit, cukup pukulan dan tendangan biasa. Sementara Roque yang berdiri di atas boneka itu, cambuknya bagai naga beracun yang menyapu semua prajurit yang mencoba menyerang diam-diam.
Pembantaian berlanjut. Bahkan anggota biasa Pasukan Ksatria Naga memiliki kualitas lebih tinggi daripada Pasukan Kavaleri Iblis Giok. Ketika orang lain fokus pada kuantitas, mereka pasti mengabaikan kualitas. Tapi tidak dengan Pasukan Ksatria Naga. Jumlah Iron Brow Dragon yang sedikit menciptakan persaingan ketat dalam seleksi personel. Bisa dikatakan kemampuan legiun biasa Cagliari hanya standar, tapi metode pelatihan legiun khusus mereka pasti yang paling ketat - melebihi beberapa level.
Orang-orang ini biasanya bertarung dengan kapten mereka sendiri, atau berkelahi jarak dekat dengan raksasa dari klan raksasa, semuanya bermain dengan nyawa. Angka kematian selama latihan selalu ada, sementara tingkat cedera tetap tinggi. Latihan keras ini berubah menjadi faktor penyelamat nyawa di medan perang.
Ditambah dengan baju zirah yang membuat orang meneteskan air liur, mereka benar-benar tak terkalahkan. Negara-negara lain bukan tidak ingin membuatnya - tidak ada dinding yang benar-benar kedap - tetapi masalahnya adalah peralatan tempur itu membutuhkan konsumsi mithril dan logam langka, terutama kristal yang jumlahnya sangat besar, sama sekali tidak terjangkau. Sungguh tidak diketahui bagaimana Cagliari bisa mendapatkan begitu banyak kristal - persediaan yang dihabiskan untuk mempersenjatai Pasukan Ksatria Naga cukup untuk produksi nasional Cagliari selama sepuluh tahun.
Tapi pasukan ksatria naga ini benar-benar ada.
Saat perang memanas, Pasukan Phoenix muncul. Begitu tiba, mereka langsung menyambar ke Pertahanan Yaron dengan kecepatan tinggi. Tapi Pertahanan Yaron memang bukan sekadar pujian - seketika panah baja tak terhitung jumlahnya ditembakkan ke udara, semuanya anak panah beracun berantai. Para penyihir juga langsung melepaskan sihir dalam jumlah besar. Perlu diketahui bahwa Siglolo juga memiliki Fama yang berjaga.
Pasukan Phoenix berputar tajam di udara dan segera berbalik arah. Cassparov melihat momentum ini langsung menyadari serangan dipaksakan tidak akan membawa hasil baik. Dia segera beralih ke medan perang dan menyiram lautan api ke area padat pasukan Siglolo. Ketika pasukan pemanah lawan bereaksi, mereka sudah terbang tinggi. Tapi jumlah mereka terlalu sedikit untuk memberi dampak menentukan pada pertempuran.
Yang benar-benar krusial adalah pertarungan habis-habisan antara Pasukan Ksatria Naga dan Pasukan Ksatria Giok Ajaib. Korban jiwa di pihak Pasukan Ksatria Giok Ajaib bisa digambarkan sebagai parah, sementara kerugian Pasukan Ksatria Naga tidak signifikan. Setelah melalui beberapa pertempuran, Pasukan Ksatria Naga telah mencapai puncak kemampuan. Setelah serangan pertama gagal, berbagai aspek Pasukan Ksatria Giok Ajaib tak bisa dibandingkan dengan kualitas Pasukan Ksatria Naga. Saat awal mendirikan Pasukan Ksatria Naga, salah satu tujuannya adalah untuk menyasar Pasukan Ksatria Giok Ajaib Kerajaan Siglorro.
Sekarang akhirnya mulai memetik hasil.
Di atas tembok kota, Beffet bermuka pucat. Situasi perang sudah sepenuhnya miring. Kaisar itu bahkan berani melepaskan mantra terlarang di tengah kerumunan prajurit - gila, benar-benar gila! Sebagai penyihir biasa pasti tidak akan berani, tapi masalahnya orang itu adalah ahli sihir-sekaligus-prajurit dengan tubuh prajurit yang lebih tangguh. Maju menghadapinya sama saja dengan menjadi santapan.
Tidak bisa terus seperti ini, kalau tidak akan gagal total.
Edermon juga tersadar, segera menyuruh kurir untuk membunyikan tanduk mundur sementara semua pemanah dan penyihir bersiap untuk melindungi.
Begitu terompet berbunyi, prajurit Siglolo semakin tidak berminat bertempur. Tapi mundur dari medan perang pasti membayar mahal. Apalagi Pasukan Ksatria Naga sudah berhasil mengikat Pasukan Ksatria Giok Ajaib. Kesempatan emas seperti ini tidak boleh disia-siakan. Pasukan Ksatria Giok Ajaib kebetulan terkekang oleh Pasukan Ksatria Naga. Jika diganti dengan legiun Cagliari lain, tak ada yang bisa menghadang. Harus mengambil kesempatan saat mereka lemah. Pasukan Phoenix juga bergabung dalam menghalangi langkah mundur Pasukan Ksatria Giok Ajaib.
Orang-orang Siglolo berlari gila-gilaan menuju garis pertahanan Yaron. Begitu masuk jangkauan serangan garis itu, pasukan pengejar Cagliari bisa dihadang.
Seluruh proses mundur berlangsung lebih dari setengah jam. Siglolo kembali meninggalkan puluhan ribu mayat. Pasukan Ksatria Giok Ajaib paling-paling menyelamatkan dua ribu orang. Tapi begitu masuk wilayah pertahanan Yaron, prajurit Cagliari terpaksa berhenti. Yang menunggu mereka adalah hujan panah dan sihir. Menyerbu wilayah sepanjang itu sama saja bunuh diri. Apalagi tanpa metode untuk menghancurkan tembok kota, serangan biasa tak ada gunanya. Tangga pengepungan pun kurang efektif untuk tembok semacam ini.
Pasukan Siglolo yang kocar-kacir mundur ke dalam kota secara bergelombang. Jika bertempur dengan pasukan darat mereka di bawah jangkauan pasukan jarak jauh musuh, korban jiwa akan berlipat ganda. Kaisar pun terpaksa memerintahkan penghentian pengejaran.
Kedua tim kembali berhadapan di Garis Pertahanan Yalun.
Seluruh pasukan Cagliari dipenuhi sukacita, kabar kemenangan telak telah segera sampai ke dalam negeri. Performansi Legiun Feishuang dan Legiun Mingyan cukup gemilang, berhasil menyelesaikan misi yang ditetapkan.
Tapi Kaisar tidak seantusias orang lain. Dalam enam hari ini, korban tewas awal Cagliari tercatat lebih dari 100.000 orang, dengan jumlah terluka yang lebih banyak lagi. Namun pasti lebih parah di pihak Siglolo, terutama dalam pertarungan hari ini. Total kerugian diperkirakan melebihi 400.000, termasuk 70-80.000 tewas akibat saling menginjak saat mundur, ditambah yang diburu selama retret. Meski menyakitkan bagi negara besar seperti Siglolo, ini belum bisa mencabut nyawa mereka. Kekuatan inti masih bertahan.
Artinya, Garis Pertahanan Yalun harus ditaklukkan. Jika tidak, semua ini tidak berarti sama sekali. Siglolo bisa terus menunda seperti ini, sementara kita tidak. Pertahanan timur sedang menghadapi serangan gencar dari Kekaisaran Ottoman.
Setelah menderita kekalahan besar sekali, Siglolo sama sekali tidak berniat menyerang. Mereka bisa menunggu dan bertahan, ingin melihat sampai kapan Kaisar bisa bertahan.
Legiun Penyihir kedua belah pihak belum bergerak. Dengan keunggulan pertahanan orang itu, akan kalah jika bertarung magic di lokasi seperti ini. Medan ini tidak seperti padang rumput yang bisa diserang api, juga tidak ada cukup rumput untuk dibakar.
Fase stagnan. Fase stagnan yang tidak bisa dipertahankan terus-menerus.
Di sisi Kaisar yang meraih kemenangan telak, Kerajaan Ottoman juga melancarkan serangan gencar. Mereka menggempur Benteng Tianjue Cagliari selama tiga hari tiga malam dengan serangan gila, menimbulkan korban besar di kedua belah pihak. Untungnya, Benteng Tianjue merupakan pertahanan utama Cagliari dengan struktur yang sangat kokoh. Namun benteng ini mulai goyah. Pasukan pengepung musuh bertindak semena-mena, sementara kavaleri di dalam benteng tidak berani keluar karena di luar telah menunggu Pasukan Kavaleri Kuda-Naga Api yang datang dari neraka.
