Di front timur, Legiun Baja dan Legiun Cahaya bertahan mati-matian di Benteng Tianjue. Kerajaan Ottoman telah beberapa kali mencoba merebutnya dengan serangan dahsyat namun gagal, bahkan harus membayar harga mahal termasuk satu kali serangan langsung yang dipimpin Ottoman sendiri.
Ksatria Naga Jahat Ilahi, ahli peringkat ketiga di dunia, tentu tidak akan berdiam diri. Namun menghadapi benteng kokoh ini, Ottoman pun tak berdaya. Ia mencoba memanfaatkan kecepatan dan kemampuan bertahan Naga Jahat-nya untuk melakukan sprint, namun dihadang oleh panah Zhebie. Yang menantinya adalah hujan sihir dan anak panah tak berujung. Meski kekuatan individunya luar biasa, serangan semacam ini memaksanya mundur tiga langkah.
Jika berhadapan langsung, pasukan Cagliari ini pasti tak sanggup menghalau serangan Ottoman. Namun Benteng Tianjue merupakan pertahanan yang dibangun dengan susah payah oleh raja-raja Cagliari selama beberapa generasi. Ditambah dengan Legiun Raksasa dan sejumlah ahli yang bertugas di sana, meski kekuatan serangan kurang, pertahanan masih bisa dipertahankan.
Di sisi lain, Cagliari tidak menyerah meski Siglolo bertahan pasif. Pasukan besar bergerak maju hingga ke tepi Pertahanan Yalun, namun jika maju lebih jauh akan masuk ke jangkauan serangan pertahanan tersebut.
Para penyihir tanah membuat tembok tanah di garis depan. Seketika hujan panah dan sihir menghujam. Kavaleri segera mendorong kereta perang ke depan, berkoordinasi dengan tembok tanah untuk membentuk serangan sementara. Para penyihir dan pemanah dari kedua pihak mulai saling serang dengan gila-gilaan.
Kedua belah pihak memiliki Magister Sihir. Meski jaraknya sangat jauh, daya hancurnya tetap mengerikan. Di saat inilah peran para penyihir es muncul. Berkat pertahanan mereka, pasukan pendobrak Cagliari bisa mapan. Namun jarak sudah cukup dekat - jika lebih maju lagi, serangan lawan akan semakin dahsyat. Maka pasukan pun menghentikan gerak maju.
"Kedua tim terjebak dalam fase stagnan, setiap hari terjadi serangan sihir api yang saling beradu. Kedua pihak sama-sama mengalami kerusakan, namun jelas Siglolo lebih mendominasi. Namun ketika malam tiba, para penyihir badai Cagliari menghentikan pertahanan dan terus-menerus melepaskan sihir es ke tembok baja pertahanan Yalun. Awalnya orang-orang Siglolo masih memperhatikan, namun kemudian menyadari bahwa sihir es itu sama sekali tidak memiliki daya serang, malah membantu mendinginkan suhu. Mereka mengira ini taktik pengalihan Cagliari sekaligus memberikan waktu istirahat bagi ahli sihir unsur api mereka, sehingga hanya menyiagakan pasukan pemanah."
"Pertukaran serangan seperti ini berlanjut selama tiga hari. Beffet dengan santai menikmati minuman beralkoholnya. Meskipun sempat mengalami kerugian di awal pertempuran, kini situasi mulai membaik. Serangan Othman semakin gencar, sepertinya waktu untuk serangan balik tidak akan lama lagi."
"Edermon, jangan mengerutkan alis. Bukankah pertarungan sedang berjalan sesuai rencana kita?"
"Pangeran, saya selalu merasa ada yang tidak beres. Mengingat karakter pribadi Kaisar, dia pasti tidak akan membuang waktu seperti ini kecuali sudah menyiapkan strategi. Garis depan timur mereka sedang tertekan dan tidak akan bertahan lama. Mustahil dia mau terus menguras sumber daya bersama kita dengan tenang!"
"Hehe, apa yang bisa dia lakukan? Jangan-jangan mau menyerang benteng sendirian? Justru bagus, kan kamu sudah menyiapkan makanan besar untuknya?"
Edermon mengangguk, ahli puncak seperti Kaisar memang sangat berbahaya jika melakukan serangan mendadak di malam hari, harus diwaspadai. Tapi Edermon sendiri juga ragu, ahli dari dunia dewa bukanlah jebakan biasa yang bisa diatasi. Namun sejauh ini Kaisar sepertinya belum punya niat itu.
Bukan berarti Kaisar tidak punya rencana serangan individu. Dengan membawa Dragon Rider level Saint Domain plus Markus, meski berisiko, pasti bisa menciptakan kekacauan besar bagi lawan. Tapi ini langkah terakhir jika rencana mereka gagal - memaksa membuka pintu gerbang sebagai opsi darurat.
Saatnya menunjukkan rencana. Keunggulan Pertahanan Yalun yang mudah dipertahankan tapi sulit diserang terletak pada material baja. Kereta perang biasa tak berguna, ditambah busur baja tembak beruntun karya Siglolo yang sangat gahar.
Tapi keunggulan terbesar justru jadi kelemahan fatal. Akademi Kota Kerajaan Cagliari membuka kursus khusus meretas Pertahanan Yalun, terutama mengeksploitasi campuran bijih dan baja yang tidak menyatu sempurna. Simulasi dengan sihir api dan es membuktikan pertahanan ini bisa ambruk.
Karena pertahanan menguras banyak sumber daya, bijih besi yang diolah dengan kasar menjadi sangat rapuh jika mengalami penempaan berulang dengan suhu ekstrem panas-dingin, apalagi bagian sambungan antara batu dan baja.
Namun model tetaplah model. Kenyataannya, Pertahanan Aaron di depan mata ini telah mengalami serangan berulang api dan Badai Es, tapi tidak runtuh seperti yang dibayangkan. Cagliari sudah tak bisa menunggu lagi. Dua legiun bersiap. Nanti, Kaisar dan Markus akan mengambil risiko menggunakan sihir tanah di dekat tembok kota untuk menciptakan guncangan dahsyat. Jika pertahanan tak bermasalah, Kaisar akan membuka pintu gerbang dalam kekacauan. Pokoknya pengepungan harus dipaksakan sekarang.
Semua ini dilakukan malam hari. Karena beberapa hari terakhir Cagliari terus melakukan mobilisasi, orang Siglolo pun malas menghiraukan. Lagipada ada Pertahanan Baja Aaron yang tak berguna ini.
Malam tiba, Bulan Suci tertutup awan gelap. Cuaca terasa agak membosankan. Prajurit penjaga di pertahanan tetap waspada mengamati, khawatir serangan mendadak. Disiplin ketat Siglolo dalam mengelola pasukan memang luar biasa, terutama dalam kondisi seperti ini.
Edermon beberapa hari ini jantungnya selalu berdebar-debar. Justru ketika tak ada kabar, semakin terasa seperti akan ada malapetaka. Ia tak tahan lagi, menarik lengan Magister Sihir Farma untuk inspeksi ke medan perang. Udara dipenuhi perasaan sesak. Cagliari hari ini terlalu sunyi, membuat orang sangat tidak nyaman.
Fama bermuka masam, "Ada ahli!"
Pertahanan spiritual Fama telah dikerahkan, jika ada serangan mendadak dari orang level Saint Domain, itu tidak akan luput dari inderanya. Kekuatan spiritual penyihir jauh lebih efektif daripada mata.
Edermon terkejut, selain Kaisar, tidak mungkin ada orang kedua yang berani melakukan serangan mendadak dengan melompati pertahanan dalam kondisi seperti ini.
Namun Fama menyadari bahwa mereka tidak masuk ke kota melainkan berhenti di luar tembok... Ada fluktuasi elemen tanah yang kuat!
Kali ini bahkan Edermon merasakannya, fluktuasi elemen tiba-tiba muncul di luar kota. Dalam situasi ini hanya ada satu orang, yaitu Markus. Tapi mengandalkan sihir satu orang saja untuk mengguncang seluruh pertahanan rasanya terlalu seperti permainan anak-anak.
Edermon tetap membunyikan tanda bahaya. Ahli yang sudah dipersiapkan khusus untuk menyergap Kaisar juga berada di posisi masing-masing. Semua pasukan pemanah di pertahanan kota mulai mencari target. Di pertahanan sebesar ini, mencari satu dua orang cukup sulit. Tapi segera dengan panduan ahli sihir, mereka menemukan area konsentrasi elemen tanah.
Markus sedang mempersiapkan sihir tanah tingkat tinggi - Gempa Bumi dan Goncangan Gunung.
Tentu saja saat ini Markus sedang mengerahkan seluruh kekuatan elemen tanahnya. Bisa dikatakan serangan sihirnya kali ini akan menentukan keberhasilan malam ini. Hari ini adalah saat Markus menunjukkan perannya. Sejak mengenal Kaisar, Markus telah menerima banyak bantuan, terutama untuk dua muridnya yang suka membuat masalah. Sekalipun kulit Markus tebal, dia tetap merasa malu. Inilah alasan yang membuat Markus tetap bertahan di Xi'an.
Hutang budi harus dibayar.
Sihir Kaisar memang kuat, tetapi dalam hal spesifik, dia tak bisa menyaingi Magister Sihir yang telah mendalami sihir puluhan tahun. Kebanggaan Markus adalah sihir tanahnya yang mendominasi dunia.
Efek gempa bumi dan goncangan gunung yang dihasilkannya benar-benar memiliki efek mantra terlarang elemen tanah. Markus mengangkat tongkat sihirnya tinggi-tinggi, kristal iblis berwarna kuning tanah memancarkan kekuatan panggilan yang tak terbayangkan.
Ini adalah pertama kalinya Markus benar-benar menunjukkan kemampuan sebagai Magister Sihir.
Pasukan Feishuang dan Mingyan di kejauhan telah siap tempur. Pasukan Ksatria Naga juga dalam siaga. Begitu tembok kota hancur, mereka akan segera menerjang. Kini semuanya tergantung pada serangan Markus ini. Dua murid Markus kini juga berlaku sopan, menatap guru mereka di kejauhan sambil menggemertakkan gigi memberi semangat. Tentu dalam hati mereka berteriak: "Pak Tua, demi mata pencaharian kita di masa depan, kamu harus berhasil!"
Sedangkan Kaisar bertanggung jawab menghalangi hujan panah yang bertubi-tubi. Tanpa perlu membidik, hanya dengan mengalami sendiri baru mengerti betapa dahsyatnya kekuatan massa. Dalam sekejap mata, puluhan ribu anak panah tajam menghujam ke Kaisar. Dengan qi tempur yang dikembangkan sepenuhnya, Kaisar bertahan di depan Markus. Seandainya sendirian, serangan seperti ini bahkan tak perlu dibuatnya berkedip. Tapi serangan kecil pun bisa terakumulasi. Kekuatan satu semut memang tak berarti, tapi bagaimana dengan satu triliun semut?
Hanya dalam hitungan detik, Kaisar langsung paham makna "kekuatan jumlah". Apalagi pemanah di sini semuanya luar biasa. Serangan seperti hujan terus menerus mengguyur. Belum lagi sekejap kemudian, ribuan mantra sihir menyambar-nyambar. Puluhan ribu penyihir melepaskan mantra bersama-sama, bahkan bola api yang jatuh ke tanah berubah menjadi mantra terlarang.
Tapi saat itulah peran kulit bola mulai bekerja. Menghadapi sihir yang tak terbatas, yang bisa dilakukan kulit bola hanyalah menciptakan ruang kecil anti-api di depan Kaisar dan Markus.
Kaisar tak bisa melihat apa-apa. Segala yang ada di depan dan sekelilingnya hanyalah lautan api. Ia masih harus terus menghalangi panah-panah yang muncul membawa kobaran api.
Sekuat-kuatnya Kaisar yang gahar ini mulai mengeluh. Situasi ini jelas lebih berbahaya daripada menghadapi serangan gila Carasso. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah bertahan semampunya. Dalam waktu singkat, Kaisar sudah menggunakan pertahanan wilayah belasan kali untuk menahan gempuran ini.
