Wajah kemerahan Karinina langsung pucat. Ramalan Suci yang dipaksakannya meleset. Ottoman tersenyum kejam, "Gadis sialan, berani menyergapku!" Sebagai pemilik elemen kegelapan, dia merasakan bahaya taktik tadi.
"Matilah!"
Arit Dewa Kematian melepaskan beberapa Kapak Pembelah Langit. Ksatria Bulan Suci langsung menerjang tanpa takut, tapi sia-sia! Anggota tubuh beterbangan!
Dengan kemampuan mereka, mustahil menghalau serangan maut Ottoman!
Di udara terdengar deru naga yang mengguncang langit dan bumi, seekor naga merah raksasa muncul. Hal pertama yang dilakukan Panpas adalah menyambar naga jahat ilahi dengan nekat. Tentu saja Yang Mulia Panpas dalam hati mengeluh, terbang habis-habisan baru sampai di waktu yang tepat, tapi begitu tiba langsung harus berhadapan dengan naga jahat ilahi yang mengerikan,... Dewa Naga! Dosa apa yang dibuat di seumur hidup sebelumnya sampai harus membayar seperti ini!
Karinina telah menutup matanya. Sang Pendeta Kecil ini justru tidak panik saat menghadapi maut, dalam hati terus melafalkan mantra. Bayangan manusia melesat, Karinina merasa tubuhnya terangkat.
Kaisar meletakkan Karinina di tanah, lalu melesat seperti peluru menuju Ottoman di udara. Di tengah udara terdengar pekikan: "Ottoman!"
Ottoman langsung tersadar. Kaisar ternyata datang secepat ini! Arit dewa kematian berputar-putar gila, tapi dia lupa satu hal: menyerang bukanlah kelebihan terbesarnya, apalagi saat ini dia belum bergabung dengan naga jahat ilahi!
Medan Kaisar telah terbentang, sepanjang perjalanan sudah diliputi kegelisahan. Begitu tiba langsung menyaksikan beberapa saudara seperjuangannya mengalami cedera parah, kemarahan Kaisar mencapai puncaknya. Ottoman juga merasakan bahaya, saat ini harus mundur. Saat hendak mengaktifkan Medan Kecepatan Maksimal, tiba-tiba dirinya terkunci. Tekanan tak berujung menyelimuti dari segala penjuru. Ottoman refleks menghalangi, tapi Kaisar telah melesat dengan kekuatan setara sepuluh ribu gajah menghantam.
Bakuretsu Triple Impact!
Bruuum...
Ottoman yang sedang di udara langsung terlempar, tubuhnya tak terkendali jatuh ke medan perang Kerajaan Ottoman. Naga Jahat Ilahi pun menghindar. Meski telah menyebabkan banyak kerusakan, tubuhnya sendiri juga babak belur. Lagipula dia bukan idiot, bertarung melawan Naga Sihir yang merupakan musuh bebuyutan di tempat seperti ini sama saja mencari masalah.
Naga Jahat Ilahi menerobos tembok kota dengan paksa lalu kabur. Kegaharannya bisa dibayangkan. Sementara Kaisar yang berdiri di atas benteng telah memanggil Naga Sihir. Saat Kaisar muncul dan satu pukulan menghempaskan Ottoman, seluruh Legiun Cagliari meledak dengan teriakan perang yang mengguncang langit-bumi. Para prajurit seperti mengamuk, bertahan tanpa takut mati, moral tim mencapai titik tertinggi.
Kaisar dan Naga Sihir membentuk bola api raksasa di udara. Aya langsung memahami maksud Kaisar, memerintahkan para penyihir mulai menyalurkan elemen ke dalam bola api tersebut. Begitu Kaisar muncul, Ottoman terlempar jauh sementara Kasra menyelinap kabur - nyalinya tak cukup besar untuk bertahan lebih lama.
Kemarahan Kaisar seluruhnya berubah menjadi elemen api. Aya sendirian tak bisa mengendalikan magic kolektif seperti ini. Namun dengan kendali Kaisar, Naga Sihir, Aya, serta empat Archmage, mantra terlarang unsur api "Penghakiman Akhir" mulai terbentuk perlahan.
Inilah Penghakiman Akhir yang sesungguhnya, mantra terlarang kolektif yang dilepaskan kelompok magi.
Bola api raksasa yang berputar-putar bagai mentari kedua di langit membuat Legiun Ottoman menyadari situasi mulai memburuk. Ottoman dan Kasra segera memberi perintah mundur.
Tapi agak terlambat. Perintah sudah diberikan, pasukan Ottoman memang gesit saat menyerang tapi kurang pengalaman dalam retret.
Di medan perang depan Benteng Tianjue, hujan api mulai turun membabi. Daya penghancur dan jangkauannya sama sekali berbeda dengan serangan sebelumnya.
Seketika medan perang bergema jerit kesakitan, berubah menjadi neraka api. Pasukan pemanah membalas serangan dengan gila-gilaan sementara prajurit penyerang sudah berhenti - kembalinya Kaisar membuat orang Cagliari histeris, mustahil melanjutkan pengepungan sekarang.
Setengah jam kemudian, orang Ottoman mundur meninggalkan tumpukan mayat di belakang.
Meski berhasil menghalangi serangan, pihak Cagliari juga menanggung kerugian besar. Andai Kaisar datang selangkah lebih lambat, mungkin segalanya sudah terlambat.
Zhebie, Bast, Kao, Diddy, Yugale, dan Panpas yang malang, semuanya mengalami cedera parah. Yang terparah adalah Raja Naga Merah Panpas. Untuk menghemat waktu, Kaisar hampir menguras habis stamina terakhirnya. Sepasang sayapnya terasa sangat pegal. Begitu tiba, ia langsung menggunakan teknik menghadang mulut naga dengan mempertaruhkan nyawa, hampir ditelan hidup-hidup oleh Naga Jahat Ilahi. Tubuhnya penuh luka-luka akibat korosi.
Sejak mengikuti Kaisar, Panpas sudah terbiasa berjuang di garis kematian.
Luka Zhebie dan Diddy paling parah, terutama Zhebie. Klan Pengabdi Jalan bukanlah klan abadi. Untungnya Ottoman masih menyerang jantung Zhebie dengan pola pikir manusiawi. Namun sayangnya, Klan Pengabdi Jalan berbeda dari manusia biasa.
Sayap Serafim Kaisar mengembang sepenuhnya, mulai menyembuhkan para komandan utama. Sisanya dibantu Karinina dalam pengobatan. Namun perlakuan spesial ini sudah menjadi standar tertinggi di benua. Selain Cagliari, hanya Paus yang memiliki syarat seperti ini. Tentu saja masih dipertanyakan apakah Sayap Serafim Yang Mulia Paus bisa menyaingi Kaisar.
Memang benar dua pasang sayap bukan sekadar hiasan. Kecepatan penyembuhan dua kali lipat dari biasanya, efeknya juga jauh lebih baik. Tentu saja Kaisar juga menguras energi yang sangat besar. Hanya dengan menyembuhkan orang-orang ini, wajahnya sudah terlihat pucat.
Tapi mulai sekarang, pertarungan akan berkembang ke arah yang berbeda. Mereka saling memandang satu sama lain, tak tahan untuk tertawa terbahak-bahak ke langit.
Tiga puluh tahun di timur sungai, tiga puluh tahun di barat sungai. Setelah dihujani serangan Kerajaan Ottoman begitu lama, mereka hampir meledak. Sekarang akhirnya giliran mereka!
Meski hanya menambah satu orang, suasana tim berubah total. Setiap orang penuh kepercayaan diri dan motivasi tinggi. Bahkan jika yang dihadapi adalah Legiun Ottoman, tetap akan mereka injak tanpa ragu!
Tentu Kaisar dan pasukannya tidak gegabah menyerang. Setidaknya harus menunggu kedatangan Pasukan Ksatria Naga, sambil merapikan pasukan dan memperbaiki benteng. Untuk meraih kemenangan dalam perang ini, pertama-tama harus memastikan keamanan diri sendiri.
Tentu sekarang giliran Kerajaan Ottoman yang harus lebih banyak mengkhawatirkan!
Sebagai penyerang, sebagian besar pasukan Kerajaan Ottoman berkemah di luar Benteng Babilonia. Untuk menyerang musuh, ahli sihir dengan kecepatan gerak lambat tidak bisa dibawa. Kecuali Markus - teknik tanah misteriusnya benar-benar sulit dilacak. Asalkan diberikan waktu yang cukup, dia bisa pergi dengan tenang. Oleh karena itu saat Kaisar memilih "utusan salam" untuk Ottoman, Magister Sihir Markus termasuk di dalamnya. Kaisar sendiri tentu tidak bisa membunuh. Mida ingin pergi tapi tidak memungkinkan - kemampuannya masih di level Saint Domain awal atau tingkat dasar Jawara Pedang, sulit melarikan diri dari pasukan musuh yang banyak. Bast sebenarnya cukup kuat, tapi kecepatan geraknya relatif lambat sehingga juga tidak memungkinkan.
Jadi, Kaisar, Zhebie, Markus, harus menyapa Ottoman dengan baik.
Kemunculan Kaisar membuat Kerajaan Ottoman yang garang langsung meredam suara drum, sedangkan tugas patroli diserahkan kepada Yang Mulia Panpas yang baru pulih. Raja Naga Merah yang malang hanya terbang dari satu sisi benteng ke sisi lain sepanjang malam, lalu kembali lagi, berulang-ulang.
Tapi mustahil untuk menyelinap melewati indera Raja Naga Merah masuk ke benteng. Ini juga memberi kesempatan prajurit untuk sedikit istirahat.
