“Ini adalah legiun arwah Penguasa Abadi, bahkan orang Deville pun harus menjaga jarak tiga langkah. Tapi mereka punya kelemahan bawaan, rencana merebut Pegunungan Cross Toras masih tidak realistis.”
“Hihi, Penguasa Abadi begitu hebat, kalau segelnya sudah dilepas, kenapa tidak menyerang sendiri? Haha, Kak, jangan melotot dong, anggap saja aku tidak bicara apa-apa.”
Shakespeare tentu tahu ada masalah disini, mungkin kunci untuk membawa bangsanya keluar dari tempat terkutuk itu tidak berada di tangannya sendiri, tapi harus melakukan transaksi dengan Visanderu. Apa yang paling dibenci Visanderu? Jawabannya pasti naga, naga suci!
"Orang ini memang sial, saat puncak kekuatannya diserbu bunuh diri oleh seluruh klan suci naga sampai tubuhnya hancur, sekarang baru pulih kekuatan langsung berhadapan dengan Qinglong yang main nyawa... jelas karma-nya bermasalah."
"Tapi Visanderu ribuan tahun lalu pasti mau menghabisi sendiri. Visanderu sekarang yang jadi kurang ajar justru lebih mengerikan, bahkan bisa mengabaikan harga diri."
"Memang menghadapi naga suci dengan kekerasan tidak realistis, tapi apa yang lebih efektif dari wabah naga untuk melawan klan naga?"
"Seringkali menggunakan otak lebih praktis daripada kekuatan."
"Hampir tidak ada barang yang tidak bisa ditemukan Asosiasi Petualang di dunia ini. Penguasa Abadi terus mengumpulkan pasukan arwah, sementara orang Deville mengendalikan institusi intel terbesar. Bawahannya tidak tahu mereka melayani siapa, dan memang tidak perlu tahu. Shakespeare pun harus memuji kebijaksanaan Yang Mulia yang setara matahari-bulan."
"Tapi jika klan suci naga punah, Penguasa Abadi akan semakin tak terkendali. Bayangkan arwah memenuhi darat-laut, Shakespeare jadi merasa hidup tak berarti. Perang pun adalah seni, tapi zombie-zombie itu bahkan tak punya warna dalam selera seninya."
"Laksanakan! Kita pergi!"
Memandang siluet Luo Luo Desa, senyuman Shakespeare perlahan menghilang. Ia menghela napas penuh kesepian. Jika memang harus salah, biarlah salah sampai akhir. Inilah takdir, persis seperti kisah cintanya sendiri.
Kerajaan Ottoman.
Mata-mata dalam jumlah tak terhitung menyebar dari Kerajaan Ottoman ke seluruh penjuru dunia, namun tidak menyasar Cagliari. Seolah target mereka bukan kerajaan itu. Mereka sedang mencari sesuatu - entah apa, tak ada yang tahu. Di dalam negeri Ottoman, sistem rekrutmen militer baru sedang digalakkan. Warga kerajaan ini memang lahir dengan darah perang mengalir di tubuhnya. Akhirnya mereka telah melahirkan Pangeran yang hebat tak tertandingi. Tak ada yang boleh menginjak kepala Sang Pangeran, tak ada kerajaan yang boleh mengancam eksistensi Kerajaan Ottoman.
Ottoman sedang melakukan persiapan. Ia paling benci berhutang budi, apalagi pada Kaisar. Meski pertarungan sengit itu dihentikan, semangatnya justru semakin membara. Ternyata masih ada makhluk seperti Visanderu yang eksis. Hidup memang penuh kejutan. Semakin kuat kekuatan seseorang, semakin mudah terlibat dalam urusan seperti ini. Maka, persiapkan saja perang dengan skala lebih besar.
Tentu tak perlu menyebutnya sebagai arwah untuk konsumsi publik. Tak perlu penjelasan juga. Biarkan salah paham menyebutnya sebagai perlombaan senjata - tak masalah. Karena Cagliari juga melakukan hal serupa.
Perang antara dua negara dihentikan. Beberapa komentar perang menganggap cepat atau lambat akan muncul perang skala lebih besar. Namun yang tidak mereka pahami adalah, tiba-tiba target Pangeran kedua negara tidak lagi fokus pada orang itu. Di satu sisi memperluas pasukan, di sisi lain sibuk dengan sesuatu yang tidak jelas, membuat para analis kebingungan.
Ottoman sangat tahu pentingnya dua tahun ke depan. Hanya dua hal: menimbun persediaan pangan dan memperluas pasukan. Kekaisaran Ottoman pun berputar dalam kecepatan tak wajar.
Ottoman sendiri pergi ke Koridor Neraka. Ia harus berlatih terkoordinasi dengan Naga Jahat Ilahi sambil meningkatkan kemampuannya. Naga jahat itu juga murka, sifat pendendamnya membuatnya hampir-hampir ingin menggigit Naga Sihir sampai mati. Maka ia pun aktif membantu Ottoman. Hanya dengan peningkatan kemampuan Ottoman, ia bisa bertarung habis-habisan melawan Naga Sihir. Jika bisa menyantap Naga Emas sebagai camilan tambahan, mungkin ia bisa berevolusi menjadi Dewa Naga yang mahakuasa!
Koridor Neraka yang sudah kacau balau semakin menjadi. Yang datang bersama Ottoman ada Kasra, Romário dan lainnya. Mereka harus meningkatkan kemampuan karena tingkat pencapaian sebelumnya sudah tidak memadai!
Namun operasi Kekaisaran Ottoman di bidang ini terkesan monoton. Cagliari juga menghadapi masalah internal serupa. Tapi Yang Jingyi tetap bertahan pada pengembangan berkelanjutan tingkat tertentu, tidak terburu-buru meski perang besar akan datang.
Celah setidaknya masih ada hampir dua tahun, kekuatan ekonomi Cagliari sudah melebihi Ottoman. Di satu sisi menerapkan sistem wajib militer yang rasional, di sisi lain juga mempercepat penimbunan logistik. Tentu karena aksi Cagliari dan Ottoman, harga pangan di benua melonjak tinggi. Untungnya beberapa tahun terakhir cuaca selalu baik, hasil panen tetap bagus. Selain itu Ottoman dan Cagliari belum melakukan pertempuran akhir, kerugian kedua tim juga tidak sebesar itu. Dengan penyangga seperti ini tidak menciptakan kepanikan, meski selalu ada perasaan krisis yang terus menghantui.
Kota Kerajaan Elina saat ini pasti menjadi tempat paling ramai di Maya Daratan. Berkumpulnya pedagang dari seluruh dunia, Cagliari bahkan tidak melarang rombongan dagang Kekaisaran Ottoman. Ini benar-benar membuat banyak orang terkejut, meski pemeriksaan pasti lebih ketat dibanding kerajaan lain.
Akademi Kota Kerajaan Elina kini juga menjadi akademi terbaik di Maya Daratan, bahkan seluruh Maya. Setelah perang mereda, banyak bakat berkumpul di sini. Mereka ingin belajar sekaligus mengembangkan bakat sendiri. Siapapun yang punya kemampuan membutuhkan panggung, sementara Cagliari dan Pangeran Kaisar yang perkasa bisa memberikan kesempatan ini - asal punya kemampuan tim!
Kota Fürth hari ini tetap ramai seperti biasa, bangunan-bangunan ikoniknya dipadati pengunjung. Sikap tegas dan medan gaya yang ditunjukkan Pasukan Ksatria Bulan Suci dalam pertempuran melawan Kerajaan Ottoman membuat semua pihak paham bahwa Sekte Bulan Suci bersekutu erat dengan Cagliari. Bahkan Pendeta Wanita Karinina telah meninggalkan kuil dan menetap di Katedral Kota Kerajaan Fürth - sebuah pertanda yang tak terbantahkan.
Dengan banyaknya tokoh berpengaruh seperti ini, mustahil kota kerajaan tak ramai. Setiap warga Cagliari berjalan dengan kepala tegak penuh kebanggaan. Cukup menyebut afiliasi keluarga, mereka langsung menuai decak kagum. Harga properti di sekitar ibu kota melambung tinggi hingga level tak tertandingi di seluruh benua.
Namun daya tarik utama tetap Menara Magic Phoenix. Tempat ini telah menjadi tanah suci bagi para penyihir. Kebijakan Cagliari sangat murah hati: semua Grand Magus boleh berlatih di dalam menara tanpa syarat. Kedermawanan ini membuat para ahli sihir senior hampir merasa malu. Di menara ini bertahta dua Magister Sihir dan empat Grand Magus yang menguasai Raja Elemental Api. Pertumbuhan magis di sini adalah yang tercepat di Maya. Terlebih, mereka yang diakui akan menerima Raja Elemental Api langsung dari Yang Mulia Putri Surga Phoenix Athena - langkah pasti menuju gelar Magister Sihir. Bayangkan, penyihir mana yang tahan godaan seperti ini?
Tentu saja, mengangkat tangan orang membuat kita berutang budi, makan mulut orang membuat kita tak bisa bicara. Memberikan kontribusi sedikit pun sudah seharusnya. Para penyihir pun tak lagi menyimpan ilmu mereka sendiri-sendiri. Setelah meditasi, mereka mulai saling meneliti sihir. Keuntungan di bidang ini mungkin lebih besar daripada akumulasi sepuluh tahun.
Setelah menekan beberapa pemberontakan kecil, Siglolo sepenuhnya menjadi negara bawahan Cagliari. Rombongan dagang yang dipimpin Weiden Banamala segera masuk ke jalur dagang. Oleh-oleh khas padang rumput dan barang langka Negeri Utara terus mengalir masuk. Sementara itu, beberapa produk klan laut juga mulai beroperasi. Baik pihak Yang Jingyi maupun Yisha sama-sama tak mau membuang waktu. Transaksi antara klan laut dan manusia-lah yang memberi keuntungan terbesar. Tentu dengan memanfaatkan saluran resmi kamar dagang, Weiden dan kawan-kawan juga mendapat sedikit kepentingan. Meski begitu, ini sudah membuat mulut mereka terkulum bahagia.
Pasukan Ksatria Naga juga diperluas. Tim penangkap naga yang dibentuk khusus menjadi lebih cepat berkat bantuan banyak pasukan naga. Yang lebih hebat, sekelompok peneliti menemukan cara reproduksi buatan. Artinya, produksi massal Pasukan Ksatria Naga akan menjadi kenyataan di masa depan. Meski masih banyak masalah internal, dengan momentum ini hanya tinggal masalah waktu. Naga darat tumbuh cepat, kurang dari setahun setelah lepas dari induknya sudah bisa masuk medan perang. Namun masa kehamilan klan naga juga satu tahun. Saat ini sedang dicari cara untuk mempercepat proses ini melalui sihir. Meski kemampuan naga hasil produksi agak kurang, pasti seratus kali lebih kuat dari kuda perang.
Peristiwa besar datang silih berganti, Kota Kerajaan Elina tetap ramai dan meriah seperti biasa, tapi hampir tidak ada orang lagi, semua berbondong-bondong ke luar kota karena ada yang lebih menarik perhatian di luar tembok kerajaan.
Raksasa-raksasa tak terhitung jumlahnya, sangat banyak sekali. Kekuatan Legiun Raksasa tak perlu diragukan, memainkan peran penting saat menghalangi Kekaisaran Ottoman, meski menderita kerugian parah. Tapi Kapten Bast pergi menggiring bola sekali saja, pulang membawa 100 ribu raksasa!
……Ini benar-benar menjadi efek gentar setara gempa bagi seluruh Maya Daratan. Bast pun telah mengambil keputusan berani. Perang melawan Penguasa Abadi semakin mendekat. Seluruh anggota klan yang memiliki daya tempur telah dibawa keluar. Klan raksasa juga telah melakukan evakuasi dari wilayah pegunungan dan memasuki wilayah orang Cagliari. Lagipula, terlalu banyak monster di pegunungan. Kali ini mereka telah melakukan persiapan nekat. Kepala suku pun menyetujui, sebab ini adalah Pertempuran Penentuan pamungkas dalam ramalan. Jangankan 100 ribu kemampuan tempur, bahkan mengerahkan seluruh klan pun sudah sewajarnya.
Menatap kerumunan raksasa yang begitu padat, Yang Jingyi tidak tahu apakah harus tersenyum atau menangis. Semua urusan ini harus ia selesaikan sendiri. Tatapannya yang tertuju ke kejauhan tanpa sadar mulai lengah.
……Kaisar, kau sedang melakukan apa?
