Sebagai Yang Mulia Raja, Kaisar mungkin tidak bisa dianggap terlalu beruntung dalam jabatannya, tetapi inilah Kaisar. Saat ini, Ia tentu tidak memiliki fokus pikiran untuk memikirkan apa yang sebenarnya terjadi di Cagliari, namun Ia merasa tenang. Cagliari saat ini sudah kembali ke jalur yang benar, dan bahkan jika muncul masalah internal sekalipun, tidak ada yang perlu ditakuti selama diselesaikan dengan baik.
"Orang-orang Suku Naga Laut mengantar mereka ke pintu masuk area penalti lalu pergi. Kaisar dan Elina berjalan bergandengan memasuki daerah terlarang, membuat para prajurit di sekitarnya penuh kekaguman. Performansi Kaisar selama ini telah menaklukkan manusia-naga sombong ini. Mereka benar-benar tidak bisa memikirkan siapa yang lebih cocok untuk Putri Alena selain Kaisar. Satu-satunya rintangan adalah darah termulia. Tapi jika benar-benar dibandingkan, setidaknya Kaisar adalah Pendeta Raja Laut. Siapa berani mengatakan darahnya buruk? Lagipula, mungkin dia memang Sang Anak Dewa yang memikul misi. Jika benar, Suku Naga Lautlah yang diuntungkan."
"Kaisar tidak hanya kuat, daya tarik pribadinya juga luar biasa. Hampir tidak ada kelemahan yang bisa ditemukan. Setelah waktu berlalu, meski mulut masih tidak mau mengakui, hati sebenarnya sudah tunduk."
"Kakak Kedua, performansi-mu bagus."
"Apa kau sudah tahu dari dulu? Kenapa tidak memberitahuku lebih awal? Aku sempat mengkhawatirkan ini lama sekali!"
"Ah, aku tidak percaya! Ada hal yang tidak bisa diselesaikan oleh Yang Mulia Pangeran Kaisar kita?"
"...Cari pukul ya? Jangan lari!"
Keduanya masuk ke daerah terlarang sambil tertawa riang. Bagaimanapun, apa yang harus datang akan tetap datang. Tidak perlu membuat diri tegang. Daerah terlarang Suku Naga Laut ini benar-benar tidak bisa membuat Kaisar cemas. Jika ingin mencari sensasi detak jantung, lebih baik menghadap Yang Mulia Visanderu yang abadi.
"Daerah terlarang kalian sangat luas. Di mana tujuan kita?"
"Benar, sebenarnya wilayah perairan ini sepenuhnya diblokade. Apa saja yang ada di sini aku tidak terlalu paham, tapi dua tempat utama adalah Pintu Kontrak untuk mengikat putri duyung, dan tempat berkumpulnya para pertapa Suku Naga Laut."
"Apakah orang-orang itu kuat?"
"Aku tidak tahu. Ayah seharusnya yang terkuat di Suku Naga Laut, tapi itu tidak termasuk di sini. Para pertapa itu masing-masing punya keahlian khusus, semuanya generasi sebelumnya bahkan generasi sebelum-sebelumnya dari elit Suku Naga Laut. Tingkat kesadaran apa yang sudah mereka capai aku juga tidak tahu. Tapi menurutku seiring bertambahnya usia, meskipun berbagai aspek menjadi lebih matang, stamina fisik seharusnya menurun."
Elina menganalisis, tentu saja sepenuhnya memihak Kaisar. Kaisar juga merenung: Tubuh Suku Naga Laut memang istimewa, tapi sekuat apapun tak bisa lolos dari waktu. Meski perubahan fisik tidak terlihat jelas, ketangguhan tubuh, ketahanan, kecepatan pemulihan, kecepatan reaksi - semua ini penting. Dalam kondisi normal seharusnya menurun. Selama tidak memasuki Dimensi Dewa, sulit mengancamnya. Tapi selama bertahun-tahun, benarkah hanya Carasso yang masuk Dimensi Dewa? Untuk Suku Naga Laut yang dipenuhi bakat-bakat unggul, sulit dipastikan. Ini bahkan tidak diketahui Elina. Faktanya, Suku Naga Laut memang tidak pernah mengalami kejadian yang mengguncang mereka. Kali ini bisa dibilang pertama dalam sejarah, tentu sebagian besar karena golongan konservatif yang ingin mempersulit Kaisar.
Jika bahkan para leluhur ini telah menyetujui, pasti tak ada yang berani menentang di Suku Naga Laut. Tentang hal ini, Kaisar sangat bersedia mencoba. Dia tidak ingin orang lain ikut campur urusan Elina. Bukan untuk mengejar kesempurnaan omong kosong, murni demi membuat Elina senang. Inilah tanggung jawab seorang lelaki.
Elina masih mengingat jalurnya. Tak lama mereka tiba di mulut lembah. Kaisar mengamati sekeliling, tak ada yang istimewa. Hanya ada papan sangat biasa di depan pintu bertuliskan: "Orang Asing Dilarang Masuk".
Kaisar merenung apakah dirinya dan Elina termasuk "orang asing". Namun ada yang menarik. Saat dilihat lebih dekat, papan ini sama sekali tidak biasa. Kaisar merasakan sisa-sisa kekuatan spiritual yang tertinggal. Kekuatan ini jelas bukan ditambahkan baru-baru ini. Dari ketuaannya, sudah sangat lama. Orang itu benar-benar kuat, sisa energinya masih tersisa sampai sekarang. Meski pesannya sudah kabur, Kaisar bisa merasakan kemuliaan, kejayaan, serta kedamaian spiritual yang terkandung di dalamnya - perasaan kompleks namun penuh makna.
Ini membuat Kaisar terdiam cukup lama. Elina menunggu tanpa bergerak. Sungguh aneh melihat Kaisar tertegun begitu lama memandangi papan biasa itu. Tak ada yang istimewa, tapi Ayah juga selalu menunjukkan ekspresi sama setiap berkunjung.
...Tapi papan ini sama sekali tidak terlihat istimewa.
“Lama kemudian, Kaisar baru membuka matanya, memandang Elina sambil tersenyum, "Gelar Suku Pertama Dasar Laut benar-benar luar biasa reputasinya. Papan kayu ini siapa yang mendirikannya?"
“Ah, bagaimana kau tahu ini bukan didirikan kemudian?”
Kaisar tersenyum tanpa bicara. Elina mengibaskan tangan, "Sebenarnya aku juga tidak tahu. Ayah juga tidak tahu. Katanya ini dibuat senior dari zaman dulu yang bukan keluarga kerajaan, termasuk jarang di Suku Naga Laut yang menekuni level kultivasi tingkat kesadaran. Tapi itu sudah kejadian lima ratus tahun lalu, senior itu sudah meninggal."
“Orang ini dalam kultivasi kekuatan spiritual sungguh membuat orang kagum, banyak memberi manfaat.”
“Yang Mulia Pangeran Kaisar, silakan masuk.”
Suara tua terdengar dari dalam lembah. Elina di sampingnya menunjukkan ekspresi terkejut. Kaisar menarik Elina, "Ada apa? Tuan sudah mengundang, mari masuk."
“Ka... Kakak Kedua, ini pertama kalinya aku mendengar suara manusia dari sini.”
Keringat...
Kedua orang itu berjalan menyusuri jalan setapak menuju koordinat jiwa. Orang yang berbicara tadi jelas sedang membimbing mereka. Interiornya sangat sederhana dan bersahaja, bahkan terdapat beberapa kolam ikan kecil, menyerupai zona ekologi mini. Terlihat jelas penghuninya benar-benar acuh tak acuh pada ketenaran. Masuk akal juga, orang-orang ini pernah mencapai kejayaan di bidang masing-masing. Saat mencapai usia dan tingkat kesadaran tertentu, sebagian terus mengejar ketenaran lebih besar, sementara sebagian lain melihat melalui ilusi ketenaran. Mereka termasuk golongan kedua. Justru tipe orang seperti ini yang mampu mencapai kemajuan di kemudian hari. Batasan tubuh bukanlah belenggu yang tak bisa ditembus, Penguasa Abadi adalah contoh nyata.
Banyak pondok kecil bertebaran di sekelilingnya. Di luar rumah, orang-orang bekerja dengan santai: ada yang sedang memahat, memelihara ikan, beristirahat dengan memejamkan mata, atau bermain catur. Melihat Kaisar dan Elina, mereka menyunggingkan senyum tulus tanpa keheranan - hanya sambutan hangat dari hati. Ini membuat Kaisar terkesan, sementara Elina merasa cemas karena merasakan kekuatan dahsyat dalam tubuh mereka. Meski sudah ditekan, Elina yang mendapat berkah Xuanwu sangat sensitif terhadap energi. Memang belum mencapai intensitas sepuluh besar, tapi sudah mencapai batas bawah itu. Yang mengagumkan adalah kumpulan orang-orang sekuat ini dalam satu tempat, benar-benar pemandangan spektakuler.
Kaisar merasakan dengan lebih jelas, sehingga semakin penasaran. Di tingkat kesadaran ini, stimulus lebih diperlukan. Dia sangat berharap bisa menemukan sosok yang lebih kuat dari Raja Naga Laut Carasso di dalam sana. Bagaimanapun, lawan yang akan dihadapi di masa depan jauh lebih tangguh. Begitu pernikahan dengan Elina dipastikan, dia juga harus meningkatkan diri. Dia sangat paham, dengan kemampuan tim saat ini, bertarung melawan Penguasa Abadi sama saja dengan bunuh diri. Tapi begitu mengingat Penguasa Abadi, hati Kaisar justru semakin berapi-api.
Sungguh kekuatan yang luar biasa! Kekuatan yang membuat darah mendidih! Betapa menggugahnya bisa bertabrakan dengan kekuatan sehebat ini.
