"Hehe, Tuan Kaisar, seperti yang Anda lihat, Putri Clarisse sama sekali tidak terluka dan masih penuh energi. Mari kita bicarakan urusan selanjutnya."
"Tuan Giaguru, transaksi harus dilakukan layaknya transaksi. Jangan lakukan hal bodoh! Ketahuilah aku tidak segan menghabisi kalian di sini!"
Pandangan Kaisar menyapu tubuh Empat Jenderal Laut. Ucapannya sangat arogan, tapi keempat Jenderal Laut tetap tanpa ekspresi.
"Reputasi ahli terbaik Maya memang kami ketahui. Seperti kukatakan ini transaksi. Asal Anda setuju melakukan satu hal, Putri Clarisse bisa kami kembalikan dulu."
"Oh, hal apa?"
“Kami tahu Tuan Kaisar memiliki pedang iblis, perlu menggunakannya untuk mengaktifkan lingkaran sihir. Cukup diaktifkan sebentar saja. Asal Anda setuju, Putri Clara bisa langsung dibawa bersama sekarang juga.”
Tepat seperti spekulasi Yisha, kemungkinan besar memang membuka koridor ke dimensi lain. Kaisar tidak ragu. Membuka koridor berarti menghadapi pasukan Deviler yang mengerikan seperti arwah. Tapi Kaisar bukanlah pahlawan alamiah yang menganggap dunia sebagai tanggung jawabnya. Baginya, tidak ada yang lebih penting dari keluarga sendiri. Maka tanpa keraguan ia memilih Clara.
Melihat Kaisar mengangguk begitu mudah membuat para Laksamana curiga, tapi Clara tetap dibawa ke tempat kejadian.
“Tuan Kaisar, untuk berjaga-jaga, tubuh Putri Clara telah diberi kutukan penyegel khusus warisan raja agung. Jika terlalu lama tidak dilepas, elemen dalam tubuhnya akan meledakkan Yang Mulia Putri. Dan kekuatan raja agung ini tak mungkin bisa diatasi manusia biasa.”
Gonzarella memicingkan mata mengancam, “Tapi Tenanglah Pangeran. Lingkaran sihir yang akan Anda aktifkan adalah formasi pembuka segel terkuat. Dalam formasi ini semua kekuatan magis tersegel akan terpecah. Jadi cukup bawa Putri Clara bersama Anda. Ah, hampir lupa, waktu yang tersisa tidak banyak.”
Kaisar menahan keinginan untuk menghancurkan makhluk di depannya, “Kalau begitu cepatlah!”
Segera setelah terikat menghilang, Clarisse langsung menyambar ke pelukan Kaisar. Kaisar yang memeluk Clarisse baru bisa sedikit lega, tapi segera merasakan gelombang sihir yang tertekan dalam tubuh Clarisse. Amarahnya membara, tapi seperti dikatakan Gonzalera, segel ini sangat kompleks dengan kekuatan yang luar biasa, bukan sesuatu yang bisa disentuh orang biasa. Bahkan jika bisa, sekarang bukan waktunya. Satu-satunya metode adalah percaya - inilah situasi tanpa pilihan.
"Kakak Kedua, maaf, sudah membuatmu khawatir lagi."
Memandangi wajah kecil Clarisse yang agak kurus, hati Kaisar sangat tersiksa. Baru sekarang ia sadar, dirinya sudah tak bisa lepas dari sang putri kecil. Perasaannya pada Elina adalah cinta sejati antara pria dan wanita, tapi untuk Clarisse, ada ikatan kakak-adik, persahabatan, dan tentu tak lepas dari cinta asmara. Berbagai perasaan ini bercampur menjadi situasi yang sulit dipisahkan.
"Si gadis bodoh, ini salahku yang tak bisa menjagamu. Jangan khawatir, semua ada aku yang tanggung."
"Yang Mulia Giaguru, aku mau tahu apakah kekuatan itu benar-benar bisa melepas segel dalam tubuh cucumu!" Kaisar menatap mantan Raja Duyung itu dengan serius. Saat ini harus ekstra hati-hati.
Mendengar kata "cucu", Clarisse langsung mengintip dari pelukan Kaisar untuk melihat monster arwah di depannya... Benar-benar putri duyung! Sayangnya kakeknya sudah meninggal sebelum ia lahir. Menurut Ayah, dulu dia adalah Raja Merfolk yang sangat hebat.
“Tidak mungkin, Kakak Kedua, kamu pasti salah. Kakekku adalah salah satu raja terhebat dari klan putri duyung, mana mungkin menjadi arwah?”
“Haha, Giaguru, cucumu tidak mengakuimu!”
Wajah Giaguru tetap pucat bagai mayat, suaranya berat: “Kaisar, sekarang kamu tidak punya pilihan. Tapi perlu kukatakan, hanya kekuatan ritual pembuka formasi yang bisa dengan mudah memecahkan kutukan penyegel dalam tubuh Clarisse.”
Memandangi Giaguru, Kaisar mengangguk. Ia memutuskan untuk percaya sekali ini. Tapi Clarisse masih menolak percaya bahwa pria di depannya adalah kakeknya - sang "hebat" Raja Duyung yang berubah menjadi arwah, antek Penguasa Abadi, bahkan menculik cucunya sendiri.
“Kalau begitu, jangan sia-sia membuang waktu. Segera bertindak.”
Kaisar menggendong Clarisse berenang keluar. Empat Jenderal Laut Chimèi, Mòliǎng, Wǎngliǎng, dan Wàng memimpin ratusan arwah mengikuti. Meski kecepatan Kaisar sangat tinggi, semua arwah ini bisa mengimbangi - jelas mereka bukan pasukan sembarangan.
Ini adalah perintah penting dari Penguasa Abadi. Biasanya mustahil mengumpulkan keempat Jenderal Laut sekaligus. Meski ini wilayah Jenderal Shui Chi, ketiga jenderal lain datang dengan pasukan inti mereka. Ratusan arwah di belakang setidaknya memiliki kekuatan Saint Domain. Kekuatan pasukan arwah sudah melampaui kata 'mengerikan' - belum lagi ditambah para monster itu.
Kaisar menggendong Clarisse di paling depan, "Kakak Kedua, apakah kamu benar-benar akan menyentuh segel itu, atau mereka hanya menakut-nakuti kita?"
Memandangi wajah cantik Clarisse, Kaisar menggelengkan kepala, "Aku tidak bisa membiarkanmu mengambil risiko apapun. Apa artinya menguasai dunia tanpa kalian? Bersama kalian, aku tetap bahagia meski tanpa dunia."
Mungkin Kaisar memang egois, tapi dia tak pernah menganggap dirinya filantropis. Dia hanya ingin menjalani kehidupannya sendiri. Namun takdir secara bertahap mendorongnya ke posisi saat ini. Bagi Kaisar sendiri, dia tidak pernah takut pada tantangan apapun - bahkan Penguasa Abadi pun tidak dihiraukannya, apalagi orang Deville! Pertarungan yang harus datang akhirnya akan tiba.
Dalam hal ini Kaisar benar: membuka segel dengan pedang iblis memang cara tercepat, tapi bukan satu-satunya. Saat menciptakan koridor ruang ini ribuan tahun lalu, orang Deville pasti punya cara lain untuk membuatnya kembali. Hanya saja pengorbanannya terlalu besar, dan tidak akan dilakukan kecuali dalam situasi terjepit.
Tidak ada yang bisa menghalangi tekad orang Deville untuk kembali.
Kelompok Kaisar memang menarik perhatian, namun mereka semua bisa menekan aura kematian di tubuh mereka. Tidak terjadi keributan, apalagi gerakan mereka sangat cepat sehingga orang-orang tidak bisa melihat dengan jelas.
Wilayah perairan Sloviña justru sunyi secara aneh. Namun dalam kesunyian itu tersembunyi tekanan tak kasat mata, bagaikan putri duyung yang membuka mulut lebar, menunggu saat yang tepat untuk menyerang.
Siapakah Yisha? Tidak pernah ada yang bisa mengakalinya lalu lolos dengan selamat. Arwah ini malah memakai taktik licik di hadapannya. Memang dapat sedikit keuntungan, tapi justru menyingkap dua masalah besar!
Begitu menemukan satu legiun arwah, pasti tak akan dibiarkan lolos hidup-hidup. Kaisar setuju dengan mudah juga karena ini. Lebih baik disikat dulu baru bicara.
Masalah lainnya jauh lebih parah!
