Kaisar dan Clarisse hampir mendekati pulau gunung berapi, tiba-tiba pikiran Kaisar seperti tersambar firasat buruk. Jenis firasat ini jarang muncul, namun selalu akurat, hanya muncul saat akan terjadi peristiwa besar atau orang dekat berada dalam bahaya.
Mungkinkah perjalanan ini akan ada masalah?
Sudah diduga tidak akan mudah, dengan firasat ini Kaisar semakin berhati-hati, keselamatan Clarisse menjadi prioritas utama.
Saat ini di Palung Slovenia sedang terjadi pertempuran mengerikan. Yisha diserang arwah, tidak jelas dari mana arwah-arwah ini muncul. Tim Yisha benar-benar ceroboh. Seandainya Debo ada, meski lawan berlipat ganda pasti bisa dihabisi. Tapi... Debo sudah tiada. Dalam alam bawah sadar Yisha, Debo masih ada.
Kemampuan Yisha sekarang sudah biasa saja. Fokus utamanya bukan pada latihan, pengalaman masa lalu sudah menurun, dan tidak cukup untuk menghadapi penyerang mendadak ini.
Keluarga Carol bukan tanpa ahli, tapi ahli level Jian Sheng sangat sulit dicari. Tanpa alasan kuat, bagaimana mungkin orang sekelas itu mau jadi pelayan? Ahli puncak seperti Debo adalah takdir. Dia merawat Yisha layaknya putrinya sendiri. Tapi sekarang semuanya sudah berubah.
Untungnya Yisha memiliki cukup banyak harta karun. Meskipun aset tersebut kurang dalam serangan, pertahanannya sangat kuat. Namun lawan benar-benar licik, bahkan tahu kelemahan Tirai Air Surgawi dan beralih ke serangan bawah tanah. Yang lebih menakutkan, kemampuan tim lawan sangat kuat!
Beberapa orang di medan perang merasakannya, tapi sekalipun Carasso dan yang lain memiliki kemampuan yang luar biasa, mereka tak sempat bertindak. Zhebie bereaksi paling cepat, serangan panahnya juga tercepat. Sayangnya jarak terlalu jauh, kemampuan tim lawan benar-benar mengerikan, dan yang paling krusial - tidak ada waktu!
Menghadapi kondisi berbahaya seperti ini, Yisha tetap berusaha menghindar semaksimal mungkin. Mungkin karena potensi yang meledak, dia berhasil lolos dari pukulan mematikan. Tapi begitu melompat ke udara, satu-satunya celah meresap aura kematian, tubuhnya kaku seketika dan jatuh dari langit.
Seketika, Kaisar, Zhebie, Kao, Bati, Diddy - meski berada di tempat berbeda - sama-sama merasakan firasat buruk di hati. Yang lain tidak tahu, tapi Zhebie melihat semuanya dengan jelas.
Zhebie yang biasanya tenang seperti laut tertegun, darah mengalir dari sudut mulutnya. Tidak hanya matanya berubah menjadi perak berkilauan, bahkan wajahnya mulai memutih keperakan. Arwah yang menyerangnya terurai dengan paksa. Meski murka hingga puncaknya, cara Zhebie berbeda dari orang lain - dingin yang tulus dari hati. Meski terkejut melihat kedekatan Carasso dkk dengan Yisha yang tak begitu dalam, namun bagi Zhebie dan kawanannya, di dunia ini keberadaan Yisha istimewa. Dia, Kaisar, Kao, Bati, Diddy - mereka adalah satu keluarga. Meski tanpa ikatan darah, tapi keluarga sejati. Keluarga mungkin berkhianat, tapi mereka pasti tidak.
Yisha juga orang yang memperhatikan Zhebie di masa terendahnya. Di dalam hati terdalam, seringkali Zhebie menganggap Yisha seperti Dewi yang patut disyukuri dan dikagumi.
Busur Bakuretsu berwarna emas mulai memutih keperakan. Kilau emas samar berubah menjadi perak menyilaukan - perak pemungkas nyawa.
Gerakan tak terlihat. Panah Zhebie menghilang seketika. Detik berikutnya, ghoul yang masih menyerang Yisha semua kena kepala dan mulai terurai. Separuh tubuh yang tersisa terjatuh limbung.
Ini membuat para ahli terkejut. Secepat apa pun panah, tak mungkin melampaui batas ruang. Tapi beberapa anak panah Zhebie tadi jelas melakukan lompatan dimensi. Efek mematikannya pun aneh, belum pernah ada yang mendengar soal penguraian. Tapi lihat mayat arwah itu, bukan hancur karena pukulan, melainkan terurai seperti pasir beterbangan.
Zhebie bergerak lincah di tengah arena menuju Yisha. Carasso dan yang lain, sebagai Raja Laut sekaligus prajurit, takkan berhenti bertempur karena insiden ini. Mereka tetap memimpin pasukan terus melakukan serangan.
Kegilaan Zhebie adalah kekejaman yang lebih dalam. Matanya menyapu para pengawal, bahkan timbul niat membunuh. "Dasar sampah!"
Tapi Zhebie tetaplah Zhebie. Hatinya tak mengizinkannya bertindak kejam. Cuma dengan tatapan mata, mereka yang dilihatnya merasakan jiwa seperti membeku.
Beberapa tabib sihir air segera mendekat untuk menyembuhkan dengan magic air. Tapi percuma. Tubuh Yisha berubah abu-abu, sudah sepenuhnya dikuasai aura kematian.
Zhebie mengerutkan alis. "Bekukan! Segera bekukan!"
Melihat Busur Bakuretsu yang bersinar menyilaukan, para penyihir baru tersadar. Mereka segera menggunakan sihir es untuk membekukan Yisha. Hanya dengan cara ini penyebaran aura kematian bisa dihentikan sementara. Terlihat jelas bahwa di dalamnya bukan hanya aura kematian biasa, tapi juga bau mayat. Ghoul pemakan mayat adalah monster level tinggi yang lahir di daerah pemusatan arwah. Aura kematian dan bau mayat yang pekat sangat berbahaya bagi makhluk hidup.
Tubuh Yisha membeku dalam peti es. Zhebie menyalahkan diri sendiri dengan sangat dalam. Dia seharusnya tetap tinggal setelah tahu tidak ada ahli di sekitar Yisha. Sekarang penyesalan sudah terlambat!
Tapi kesalahan yang sama tak boleh terulang dua kali. Siapapun yang berani mendekati Yisha, harus dibunuh tanpa ampun!
Perang itu kejam, apalagi ketika lawannya adalah arwah. Di pasukan arwah terdapat cukup banyak penyihir pemanggil arwah. Beberapa prajurit atau penyihir yang telah tewas dipanggil kembali sebagai musuh. Hanya mereka yang pernah mengalaminya sendiri yang mengerti rasa pahit ini - saudara seperjuangan yang baru kemarin bersama, dalam sekejap berubah menjadi musuh tanpa ekspresi.
Tentu saja karena yang datang adalah para elit, kekuatan dan jiwa mereka cukup tangguh. Efisiensi pemanggilan arwah sangat rendah. Lagipula penyihir pemanggil arwah terkuat tidak berada di sini. Jika Jenderal Gang Sarela dan Jenderal Jimier dari klan air hadir, situasi akan sangat berbahaya. Seorang necromancer dan ahli pemanggil arwah - keduanya bisa mengubah separuh mayat menjadi arwah meski hanya sesaat.
Tiga Legiun Besar hanya seperti pisau tajam yang menembus pasukan arwah, namun jumlah mereka terlalu banyak. Yang benar-benar terkuras paling-paling sepersepuluh. Sementara tiga legiun itu sendiri sudah terkepung rapat. Sayangnya arwah sama sekali tak bisa menjebak pasukan elit seperti ini.
Pasukan bantuan mulai berdatangan. Misi mereka sederhana: menemani divisi penyihir pelangi terus-menerus memanen nyawa arwah. Di bawah serangan tiga legiun besar, beberapa arwah tingkat atas sudah ditaklukkan. Tugas mereka memang memanen, tapi pertarungan tetap sangat keras. Soalnya pasukan bantuan ini berasal dari legiun biasa. Pasukan skala besar lainnya terlalu jauh, tak bisa membantu. Tapi di bawah stimulan Raja Laut dan kebencian pada arwah, daya tempur prajurit sungguh luar biasa. Situasi perlahan mulai berubah.
