Legiun She'ou yang bertugas memblokir sedang menahan tekanan sangat besar. Meskipun serangan utama tidak di arah mereka, mereka harus melawan satu sisi pasukan arwah dengan kekuatan satu legiun. Kao sudah jauh lebih matang. Dia tahu ini bukan saatnya untuk serang membabi buta, juga sadar tanggung jawabnya. Memanfaatkan medan, mereka mengulur-ulur arwah. Legiun She'ou terus menyapu area mulut palung laut, menunggu arwah keluar. Habiskan satu gelombang, berhenti sebentar. Tapi interval serangan arwah makin pendek dan makin ganas. Klan She'ou benar-benar mengorbankan nyawa...
Pertarungan masih berlangsung dengan sengit. Kaisar dan Clarisse membawa sekelompok arwah ke pulau kecil. Pulau gunung berapi yang dulunya indah kini berubah total: pantai menghitam terbakar, area sekitar kawah tak ada lagi tumbuhan hijau, bahkan air laut di sekitarnya tampak suram tanpa tanda kehidupan. Jelas ini hasil sapuan arwah.
Begitu menginjakkan kaki, Empat Jenderal Laut langsung mengepung. "Tuan Kaisar, silakan ikuti kami."
Tangan Kaisar menempel di dada Clarisse, merasakan segel dalam tubuhnya yang terus mengembang. Clarisse sama sekali tak berani menggunakan magic - penggunaannya justru mempercepat pembengkakan. Keringat di dahinya membuktikan betapa dia menahan penderitaan.
"Cepat!"
Suara Kaisar berat. Tak disangka para bajingan ini benar-benar menghitung waktu dengan ketat, tak memberi ruang pilihan sulit. Pantas saja arwah percaya menyerahkan Clarisse padanya. Meski pasukan arwah kuat, mereka paham tak ada yang bisa menghalangi Kaisar jika ingin membawa seseorang pergi. Hanya taktik ini yang efektif.
Tanpa ragu, Kaisar melesat mengikuti siluet Chimèi, Mòliǎng, Wǎngliǎng, dan Wàng masuk ke kawah. Gunung berapi yang biasanya berapi kini membeku dalam kegelapan.
Jenderal arwah lainnya tidak ikut masuk, tetap berjaga di luar. Seluruh pulau gunung berapi dalam status darurat militer.
Mereka bergerak cepat dan segera tiba di pusat gunung berapi, aula terbesar di dalamnya. Sejak awal tempat ini sudah terasa aneh. Keempat Jenderal Arwah saling bertukar pandang, jelas merasa kristal sudah hampir seluruhnya kembali. Jumlah ini sudah cukup. Kristal hasil transformasi energi ruang yang diserap selama bertahun-tahun ini sangat banyak, meskipun sebagian telah digunakan Kaisar, namun untuk mengaktifkan formasi masih lebih dari cukup.
Gonsarera melangkah maju, "Tuan Kaisar, mohon keluarkan pedang iblisnya. Putri Clara mungkin tidak bisa bertahan lebih lama lagi."
Saat ini Clara terkulai lemah di pelukan Kaisar. Rasa sakit akibat benturan dalam tubuhnya dan gejolak elemen membuatnya ingin mati. Andai bukan karena Kaisar di sampingnya, mungkin Clara sudah ambruk. Mati adalah satu hal, tapi putri kecil ini belum pernah mengalami siksaan seperti ini. Untungnya kekuatan spiritual Clara cukup tangguh, ia berusaha mati-matian menekan kekuatan magis, namun secara mental mulai linglung. Tangan mungilnya yang putih membelai wajah Kaisar, "Kak Kedua, apakah Lala harus pergi duluan? Hehe... Lala sangat ingin bersama Kak Kedua... Tapi Lala sangat menderita..."
Belum selesai bicara, ia tiba-tiba pingsan. Kaisar langsung panik. Dengan kaki kanannya menghentak, Pedang Iblis Surgawi terpental keluar. Ia menatap para arwah dengan suara berat, "Cukup omongan kosong! Apa yang harus dilakukan sekarang!"
“Para jenderal arwah jelas tidak mau membuat Tuan Kaisar tersinggung di momen kritis ini!” Gonsalela mengeluarkan tongkat sihir hitam legam. Mantra licik bergema, heksagram raksasa perlahan muncul dari aula besar dan mulai mengembang, dalam sekejap mata telah menyelimuti seluruh pulau vulkanik.
Sesaat kemudian, Gonsalela mulai terlihat lemah. Jimir di sampingnya segera meletakkan tangan di bahunya, aura kematian abu-abu berhamburan masuk membuat kondisi Gonsalela membaik.
“Tuan Kaisar, tusukkan pedang iblis ke pusat heksagram lalu lepaskan energinya!”
Kaisar menggendong Clarisse menuju titik pusat formasi. Setelah berhenti sejenak, Pedang Iblis Surgawi ditancapkan keras-keras. Seketika segel terbuka sepenuhnya. Sejak pedang itu muncul, mata para arwah tak pernah berpaling.
Pedang terkutuk yang lama tertahan melepaskan kekuatannya dengan gila. Lingkaran sihir memancarkan cahaya putih menyilaukan. Ribuan kristal seolah teraktivasi, energinya meluap deras. Kaisar merasakan pedang itu menghidupkan formasi sambil menyedot kemampuan sekitarnya. Ini berbahaya! Kendali atas pedang iblis sedang dipertaruhkan. Jika terus menyerap energi seperti ini, siapa tahu apa yang akan terjadi.
Sebenarnya Kaisar tidak perlu khawatir, kesadaran dalam pedang iblis sudah musnah, hanya menyisakan kekuatan insting. Sayangnya kekuatan ini masih terlalu besar untuk dikendalikan orang biasa. Kekhawatiran Kaisar beralasan - senjata yang terlalu kuat justru bisa menyakiti tuannya sendiri.
Cahaya putih itu mengandung kemampuan pembuka segel yang kuat. Kaisar juga bisa merasakan energi yang mirip mantra pengusir iblis yang ditingkatkan berlipat-lipat. Segel dalam tubuh Clarisse mencair seperti salju. Begitu memastikan segel telah hilang, Kaisar segera mengerahkan Qi Tempur Laut ke tingkat maksimal, mencabut pedang iblis dengan kasar, mengembangkan wilayah kekuasaan dan melesat keluar gua secepat mungkin. Empat Jenderal Chimèi, Mòliǎng, Wǎngliǎng, Wàng segera mengepung, kecepatannya hampir menyamai Kaisar. Pasukan arwah di luar langsung membentuk jaring langit dan bumi dari atas ke bawah.
Dikelilingi arwah, Kaisar mengabaikan mereka semua. "Lala, bangun. Sudah aman." Bola air kecil menyiram wajah. Saat iniharus segera sadar.
Wajah pucat dengan cepat memerah. Bulu matanya yang panjang berkedip sebelum membuka mata. "Kedua, sudah waktunya makan?"
Keringat...
Apa yang dipikirkan si gadis ini? "Lala, sepertinya kita punya masalah kecil."
Pipi memerah. Tadi dia seperti...
Merasa tubuhnya baik-baik saja, sudah memulihkan tenaga. Matanya melotot garang ke arah para arwah... Tapi kecantikannya yang luar biasa justru membuat kemarahannya terlihat memesona, sama sekali tidak menakutkan.
“Tuan Kaisar, Anda benar-benar membantu kami. Jangan kira mencabut pedang iblis akan menghentikan segalanya. Itu hanya kunci. Sekarang lingkaran sihir sudah mulai bergerak, tapi masih butuh waktu untuk membukanya sepenuhnya. Mungkin setengah jam, mungkin satu dua hari. Tapi tak ada yang bisa menghentikannya. Mari kita selesaikan persaingan pribadi ini selagi menunggu.”
“Hmph, tak kusangka meski sudah mati lama masih suka merebut dialog. Kebetulan keempat jenderal arwah dari Legiun Laut dalam ada di sini. Kalian yang datang tak perlu pulang lagi!”
