“Haha, Kaisar, kau terlalu menganggap dirimu hebat. Hanya dengan kemampuanmu, mau menahan kami? Bocah, saat kami jadi sorotan, jiwamu bahkan belum tahu mengembara di mana!”
“Benar, misi sudah selesai. Jika kita habisi rintangan terbesar ini, Yang Mulia pasti akan sangat senang. Bagaimana menurutmu, Giaguru?”
Tiga jenderal arwah lainnya memandang mantan Raja Duyung. Giaguru mengucap satu kata dingin: “Bunuh!”
Empat jenderal laut segera mundur. Ratusan arwah level tinggi perlahan mendekati Kaisar. Melihat begitu banyak arwah, Clarisse tak bisa menahan lidah kecilnya: “Pasukan tulang ini benar-benar licik, selalu mengeroyok lawan.”
Meski bicaranya santai, Kaisar sangat waspada. Pertarungan ini bukan main-main!
"Serahkan bola, lemparkan cangkang, Cakar dan sekelompok monster laut tingkat super muncul! Kehadiran mereka langsung memberikan pelajaran keras kepada para arwah. Jelas para arwah tidak menyangka Kaisar bisa mengendalikan begitu banyak monster."
Jenderal arwah Gimil mengerutkan alis, "Kekuatan jiwa monster-monster ini luar biasa kuat, sama sekali tak bisa disentuh. Untuk menaklukkan mereka setidaknya perlu level raja agung. Dengan kemampuan Kaisar?"
"Sudah dimulai, tak ada jalan mundur lagi. Sang Raja paling benci pekerjaan setengah-setengah. Beberapa monster laut tingkat super saja, kita masih mendominasi!" kata Giaguru dengan dingin.
Jenderal arwah lainnya menggerutu dalam hati: Monster laut tingkat super milikmu ini terlalu ganas. Bahkan Gimil tak bisa menyentuh jiwa mereka, artinya monster-monster ini sudah mencapai tingkat Lord!
Tapi seperti kata Giaguru, begitu dimulai, mereka tak punya pilihan lagi!
"Cakar! Perintahkan saudara-saudara untuk serang total! Jangan takut merusak lingkungan! Habisi mereka!"
Kaisar juga mulai kejam. Cakar yang selama ini bergerak kaku kini menjadi gila setelah perintah ini. Monster laut tingkat super kelas ini bukan main-main. Bagi mereka, selain Kaisar dan Bola, membedakan makhluk hidup atau benda mati tak ada artinya - semuanya makanan dan mangsa!
Bahkan sebelum para arwah sempat menyerang, Cakar dan pasukannya sudah bergerak lebih dulu!
Tentakel raksasa menyambar seperti kilat mencoba mencengkeram arwah di udara, cakar itu sangat membenci ada benda yang terbang di atas kepalanya. Dua ksatria arwah level Saint Domain menghunus pedang perang arwah yang menyala-nyala dengan aura kematian dan menebas ke arahnya. Jenderal Shuimei Verne ingin menghentikan tapi sudah terlambat. Pedang arwah itu memang menargetkan cakarnya, namun hanya meninggalkan luka hitam tanpa bisa memutusnya, malah memicu kebuasan cakar tersebut. Dia adalah Lord putri duyung yang mendominasi Zona Kematian wilayah perairan selama puluhan tahun, benda-benda kecil ini tidak ada artinya!
Dua arwah yang terikat langsung remuk digencet. Dalam hal keganasan, putri duyung ini jauh lebih brutal dibanding arwah.
Arwah-arwah masih menyimpan sebagian pemikiran dan kesadaran masa lalu mereka, beberapa bahkan sangat menyukainya. Seringkali mereka tidak menganggap diri sebagai arwah, melainkan ras cerdas tingkat tertinggi yang seharusnya mendominasi dunia ini. Tapi putri duyung tidak peduli dengan semua itu.
Kepiting super gahar berjalan semena-mena. Karpet terbang suku Laomu, Bintang Laut Wu Bai, Hantu Batu, Naga Akik sudah bersiap menerjang. Alasan mereka belum langsung menyerang karena sedang menunggu sinyal serangan sejati dari Bei Bei ras She'ou. Begitu cangkang besar ini berputar, akan tercipta ruang pemisah yang tak terbendung. Apakah itu serangan sihir, pertahanan magis, serangan fisik atau pertahanan fisik - semua akan terbelah dua saat bersentuhan dengannya. Bahkan para lord pun sangat khawatir dengan makhluk ini.
Bei Bei melesat seperti piring terbang, meninggalkan perairan. Putarannya menimbulkan suara nyaring namun semakin gesit, bagai bayangan semu yang menerjang ke tengah kumpulan arwah. Begitu Bei Bei bergerak, para putri duyung lain pun mengamuk!
Semakin kuat lawannya, semakin gila mereka!
Jelas, meski hanya ratusan jumlahnya, arwah-arwah ini adalah elit utama dari legiun bawah laut. Masing-masing memiliki kemampuan luar biasa dengan jurus andalan. Sayangnya, Cakar dan kawanannya bukanlah monster laut tingkat super biasa. Di Zona Kematian wilayah perairan itu, bahkan bagi mereka situasinya sangat berbahaya. Setiap kali berburu, mereka harus menghadapi serangan dan pengintaian tak terhitung. Tingkat bahayanya tidak bisa dibandingkan. Hanya level seperti inilah yang memberi mereka kenikmatan. Pertempuran sebelumnya melawan legiun Dewan Tetua terasa hambar, hanya panen biasa.
Kini para arwah ini telah memiliki kemampuan untuk melukai mereka, sehingga Cakar dan kawanannya mengamuk!
Putri duyung dari Zona Kematian wilayah perairan juga tergila-gila. Tak takut mati, malah jatuh cinta pada kenikmatan pertarungan hidup-dan-mati ini. Sejak pertama muncul di wilayah perairan, kehidupan mereka tak lepas dari pertempuran semacam ini. Berperang telah menjadi bagian dari nadi kehidupan mereka!
Empat Jenderal Laut Chimèi, Mòliǎng, Wǎngliǎng, dan Wàng tertegun. Bahkan monster laut tingkat super pun tidak seandal ini dalam bertempur!... Ini sudah keterlaluan. Menghadapi kepungan para ahli arwah, mereka malah memulai kombinasi taktis!
Yang paling brutal tetap Bei Bei. Dalam rotasi ekstremnya, ia kebal terhadap semua serangan. Pergerakannya adalah serangan paling mengerikan. Menghentikannya membutuhkan kekuatan dan kemampuan bertahan luar biasa, plus kemampuan membaca jejak geraknya secara sempurna. Keberadaannya telah menyebabkan kerusakan besar bagi pasukan arwah.
Bahkan makhluk laut seperti Naga Akik dan Si Perusak yang terkenal tangguh pun harus menghindari jalur Bei Bei. Mungkin prinsip "mengalahkan yang keras dengan kelembutan" bisa efektif melawannya. Hanya Cakar yang punya peluang, meski hasilnya paling-paling saling melumpuhkan.
Wu Cai Fei Shi yang paling dirugikan. Arwah bawaan memiliki kekebalan terhadap virus. Ia hanya bisa menyebarkan racun penurun daya tempur. Tapi begitu arwah yang terluka terinfeksi racunnya, tulang mereka mulai meleleh.
Snack delapan cangkir malas menggunakan tubuh, langsung melancarkan serangan sihir tanpa pandang bulu, tidak membedakan kawan atau lawan. Pada dasarnya semua putri duyung seperti ini. Jika bahkan tidak bisa menghindari serangan sendiri, mungkin tidak pantas menjadi sekutu mereka. Justru karena gaya bertempur kacau seperti ini, seluruh pertarungan menjadi semakin kacau. Putri duyung sudah sangat terbiasa dengan pertarungan semacam ini, seringkali tiga atau empat putri duyung berkelahi campur aduk, saling menyerang, kadang sebagai musuh kadang sebagai sekutu. Bagi pola pikir putri duyung ini wajar, tapi arwah terutama yang berintelegensi seperti ini sangat mementingkan kombinasi. Dalam hal ini mereka tidak berbeda dengan manusia. Begitu terbawa dalam kekacauan ini, semuanya menjadi kacau balau.
