Kilatan cahaya menyapu, Kaisar dan Ottoman muncul di tepi Gurun Kematian. Keduanya berdiri diam, memandang jauh ke dalam gurun tanpa bicara. Setelah beberapa saat, Ottoman berangkat lebih dulu. Siluetnya menghilang sebelum suaranya bergema, "Kaisar, setelah Penguasa Abadi terselesaikan, saatnya kita bertempur sampai titik darah penghabisan!"
Kaisar menggelengkan kepala pelan. Ottoman memang sangat nekat. Meski Paus telah tiada, tak banyak kesedihan di hati Kaisar. Mungkin karena hampa perasaan, atau mungkin sudah mati rasa. Yang tersisa hanyalah rasa dingin samar yang tak tergambarkan - sederhana namun sulit diungkapkan.
Pahlawan legendaris pun akhirnya sirna. Hehe, terkadang hidup terasa menyedihkan sekaligus konyol. Tapi Kaisar bukanlah Paus. Ia tak hanya harus bertahan, tapi juga meraih berkah. Masih ada sang kekasih, sahabat sejati, dan rekan-rekan. Ia harus tetap hidup!
Kaisar pun pergi. Gurun Kematian tetap dingin membeku. Biarkan para makhluk biologis berlarut-larut, gurun ini tetaplah dirinya sendiri - saksi bisu yang acuh tak acuh.
Kabar wafatnya Paus tak bisa ditutupi. Meski Kaisar merebut posisi pertama di Maya, Paus yang setara ksatria Naga Suci - bahkan lebih misterius - tak turut serta. Kini Sang Pemimpin Umat Sekte Bulan Suci yang dianggap dewa itu mangkat, membuat mereka kacau dan bingung.
Ini pukulan telak bagi umat manusia. Tapi duka justru mempersatukan dan menguatkan. Semua insan kini menyadari status quo: musuh bebuyutan mereka bukanlah tulang-tulang tak berotak. Kekuatan, kecerdasan, hingga teror kekuatan Dianfeng - semua ada pada lawan ini.
Kabar kematian Paus membuat umat manusia benar-benar menyadari parahnya masalah. Mereka yang sebelumnya masih berpikir untuk menjaga diri sendiri, kini juga menyadari masalahnya. Yang punya uang menyumbang uang, yang punya tenaga menyumbang tenaga. Sekarang ini bukan urusan individu atau satu negara saja, melainkan kelangsungan hidup umat manusia. Bagi arwah, nyawa yang hidup tak punya arti. Mereka tak butuh tawanan, tak perlu gadis cantik, tak perlu tenaga kerja. Yang menarik minat mereka hanyalah mayat manusia!
Karinina sangat sedih, sedih sekali. Ia menangis sepanjang hari, tapi tetap bangkit dengan kuat. Ia ingin membalas dendam untuk Paus. Melihat Karinina yang akhirnya bisa menguatkan diri, Kaisar memutuskan untuk mengubur rahasia asal-usulnya selamanya dalam hati. Perempuan lemah dan polos ini tak perlu menanggung penderitaan lebih besar lagi. Mungkin - tentu hanya mungkin - jika ada masa depan, ceritakanlah di waktu yang tepat.
Jangan pernah meremehkan kekuatan ledakan yang ditunjukkan manusia saat menghadapi krisis. Orang-orang telah memastikan dua hal: ras iblis bersekutu dengan ras arwah, dan sarang lama arwah berada di Gurun Kematian. Karena itu seluruh Gurun Kematian kini berada di bawah pengawasan berbagai negara. Sedikit gerakan mencurigakan saja, pasti akan langsung tersebar ke seluruh benua.
Cagliari dan Kerajaan Ottoman juga terpaksa menyisihkan kekuatan lebih besar untuk melawan arwah selain bertahan dari ras iblis. Kaisar dan Ottoman memiliki kesamaan dalam hal ini - sama sekali tidak berniat membagi pasukan. Meski beberapa kerajaan meminta perlindungan, mengirim pasukan justru tidak akan memberikan efek nyata, malah membuat pasukan arwah menghancurkan mereka satu per satu. Keduanya tidak ingin melihat skenario ini. Mereka paham situasi terkini: arwah tunggal atau iblis tunggal tidak akan membuat mereka tertekan seperti ini, namun realitanya memang demikian.
Operasi pengepungan klan laut menghadapi Masalah Pelik. Seorang komandan baru muncul dalam legiun arwah. Ia mengkonsentrasikan semua arwah, melancarkan serangan besar ke kota utama ubur-ubur, membantai seluruh pertahanan hingga menjadi kota arwah. Kini ia mengerahkan arwah untuk melawan pasukan besar klan laut yang sedang berkumpul dalam pengepungan. Pertempuran sengit ini bisa disebut sebagai perang menguras.
Penguasa Abadi telah meninggalkan dasar laut, atau setidaknya kehilangan mincat sementara terhadap wilayah itu. Pada momen krusial ini, klan laut menjadi satu-satunya pasukan bantuan manusia. Kaisar harus ikut serta dalam pertempuran terakhir untuk menghancurkan legiun arwah di dasar laut demi meningkatkan pengaruh - sesuai surat darurat Yisha. Kecuali umat manusia benar-benar di ambang hidup dan mati, Kaisar wajib kembali. Bukan hanya untuk klan laut, tapi juga untuk kelangsungan hidup manusia.
Cagliari telah memasuki persiapan perang menyeluruh. Kelompok magi, Pasukan Ksatria Naga, Legiun Raksasa, Legiun Druid, Divisi Penyihir Badai Salju, dan Orang Kerdil Pegunungan telah sepenuhnya dikerahkan ke medan perang melawan klan iblis. Dengan tiga legiun reguler, kekuatan yang ditempatkan di medan perang klan iblis ini sudah sangat besar.
Terlepas dari arah mana arwah muncul - yang tak bisa diprediksi - lebih baik memusatkan kekuatan Cagliari dan Ottoman untuk menghancurkan klan iblis sekaligus. Jika pasukan sekutu sekuat ini masih kalah dari klan iblis, maka hasil akhirnya sudah jelas.
Kaisar mempercayai penilaian Yisha. Pergerakan dan persiapan pasukan sepenuhnya di bawah komando Yisha. Dia dan Zhebie segera kembali ke laut lepas.
Dalam pertemuan dengan arwah, klan laut juga menanggung pengorbanan besar. Dari setiap sepuluh prajurit yang gugur, satu hingga tiga akan berubah menjadi musuh. Utamanya karena tidak ada penyihir bertema malaikat. Sayangnya aset Yisha sebelumnya sudah seluruhnya diinvestasikan pada Legiun Shui Chi, sementara Kaisar membawa persediaan terbaru dari Sekte Bulan Suci untuk mengatasi masalah belakang klan laut, sehingga pasukan besar klan laut bisa membantu manusia.
Kota Desairo milik klan ubur-ubur yang diduduki telah dikepung hingga tak bisa bergerak. Sebenarnya kemunculan pemimpin baru arwah ini justru banyak membantu klan laut, atau lebih tepatnya sangat membantu Kaisar. Sebelum masalah arwah di dasar laut terselesaikan, bahkan Kaisar pun sulit meyakinkan klan laut untuk mengirim pasukan. Namun pria itu dengan sok pintar mengumpulkan kekuatan arwah, justru memberi klan laut sebuah kesempatan. Kesempatan seperti ini tentu tak akan disia-siakan oleh mereka.
Ini adalah pertemuan bermakna sejati pertama setelah perubahan pola kekuatan. Kaisar Laut Kaisar, Kepala Staf Kabinet Yisha Beier, Raja Naga Laut Carasso, Raja Paus Rafael, Raja Duyung Alexis - bahkan Ratu Christina juga hadir untuk berterima kasih pada Kaisar yang telah menyelamatkan putrinya. Roradman, Lilyth, Diddy, Zhebie, Kao - hampir semua pemimpin dan ahli klan laut berkumpul, kecuali Bati yang tetap di dunia manusia. Tentu tak ketinggalan para ahli seperti Yixiutakuta, Roye, dan Da You. Raja Ubur-ubur baru masih belum terpilih. Karena alasan perang, atau mungkin tujuan politik, klan ubur-ubur menyerahkan wewenang kepada Kaisar. Ini mungkin sesuai dengan reputasi klan ubur-ubur yang selalu patuh pada atasan - baik terhadap Dewan Tetua maupun Kaisar. Bukan berarti mereka buruk, hanya karakter ras ini yang memang begitu. Mereka tidak punya rasa ketergantungan, sehingga lebih suka mengikuti yang kuat. Padahal sebenarnya mereka sendiri sangat tangguh.
Topik hanya satu, memusnahkan semua arwah di dasar laut. Kaisar telah membagikan gulungan-gulungan, meski jumlahnya tidak banyak, fungsi utamanya bukan untuk serangan, melainkan mencegah arwah melarikan diri. Selain itu, untuk mengatasi sihir arwah khusus dengan daya hancur area yang luas, semua klan tidak menghemat tenaga dalam menghadapi arwah. Ini adalah pertempuran pemusnahan, di mana para elit dikerahkan seluruhnya.
