Pengintai itu menggigil tanpa alasan. "Goblok, jangan nakut-nakutin aku! Aku pernah liat orang mati begitu. Waktu itu di pasar rambang Kadipaten Mir, ada petualang mabuk yang berkoar: 'Tinju Kaisar! Putri Clara di kiri, Putri Alena di kanan!'. Mimpi di siang bolongnya belum selesai, langsung dikeroyok sampai mati. Orang Cagliari sama pemeluk Sekte Bulan Suci pada ikut. Pasukan penjaga kota malah enggak ada yang berani halangin. Wanjir, kacau banget sih!"
"Aneh apa, sudah kubilang, sekarang Maya Daratan yang berkuasa adalah Yang Mulia Kaisar. Belum dengar kabar? Pasukan iblis yang menyapu bersih Negeri Utara sudah dihancurkan Pasukan Kavaleri Cagliari, memaksa mereka mundur. Sedangkan prajurit klan laut tak terhitung jumlahnya sudah mendarat di Cagliari siap bertempur. Menurutmu, siapa berani macam-macam dengan Cagliari?"
"Kerajaan Ottoman mungkin, kemampuan tim mereka masih kuat."
"Ah sudahlah, itu sepuluh tahun lalu. Barangkali Yang Mulia Kaisar benar-benar dewa! Selain pasukan besar Cagliari, entah dari mana dia datangkan raksasa-raksasa tak terhitung, Druid barbar, ahli sihir badai salju, raksasa pegunungan yang lebih besar dari paus, ditambah Pasukan Ksatria Naga, Legiun Penyihir, dan para ahli tak terbilang. Mau lawan pakai apa? Belum lagi, cukup teriak saja, dia bisa memanggil pasukan klan laut tak berujung dari laut lepas. Ngapain lawan? Kalau bukan karena kemunculan iblis, Yang Mulia Kaisar sudah menyatukan seluruh Maya! Tapi ini cuma masalah waktu."
Dua pengintai semakin bersemangat. Manusia terlahir dengan kecenderungan mengagumi ahli, apalagi sosok seperti Kaisar yang hampir menjadi idola semua pemuda. Sekedar membayangkannya saja sudah membuat darah berdesir. Kisah-kisah Kaisar yang disebarkan penyair keliling melalui propaganda telah menggema ke seluruh dunia. Siapa tak kenal Kaisar terkuat pemilik prajurit terhebat dan wanita tercantik, nyaris manusia sempurna. Dalam kondisi seperti ini, kekaguman buta umat beriman mustahil ditekan.
“Dua pengintai ini meski mengagumi kekuatan Kaisar, tapi lebih iri dengan kemewahan romansanya. Lihatlah wanita-wanita di sekelilingnya, aduh, cuma membayangkan saja sudah bikin susah tidur.”
“Aku lebih suka Putri Clarisse. Tahukah kamu, aku pernah melihatnya langsung. Saat itu otakku langsung blank, hanya ada satu perasaan: tamat, seumur hidup ini takkan tertarik pada wanita lagi.”
“Aku tetap mendukung Putri Alena. Kesombongan dalam setiap gerakan Suku Naga Laut benar-benar menggoda. Tidak bisa dibayangkan betapa nikmatnya membuat wanita seperti ini menuruti keinginanku, haha.”
“Sebenarnya Xiao Yao juga oke, super seksi. Perempuan dari suku iblis itu memang juaranya di ranjang, tipe yang bisa bikin orang mati kegelian tanpa ampun.”
“Aku jauh lebih murni darimu. Lebih baik membina Putri Athena atau Pendeta Wanita Karinina yang polos itu.”
Suara mereka semakin merendah hingga hampir hanya terdengar oleh mereka berdua. Namun semakin bicara, mata mereka semakin melotot bodoh.
“Astaga, Dewa Tertinggi, apa itu!”
Pasukan Arwah!
Pasukan Arwah yang sesungguhnya.
Tak bertepi, tak terbatas, pasukan arwah yang mengerikan tanpa batas!
Alarm dibunyikan, semua pengintai mengirim sinyal seperti orang gila. Musuh yang benar-benar menakutkan telah muncul!
Lima Legiun Arwah tidak bergabung menjadi satu karena memang tidak perlu. Mereka terlalu kuat, sampai-sampai lawan yang terlalu lemah justru tidak seru. Mereka telah menunggu momen ini sangat lama, dan sekarang akhirnya dimulai!
Pengintai Asosiasi Petualang semua mengikuti Shakespeare, karena komandan legiun lain tidak membutuhkan mereka - bahkan jika diberikan, mereka akan berubah menjadi arwah. Kemampuan mereka sudah begitu kuat sehingga tidak perlu lagi mengirim pengintai. Yang harus mereka lakukan hanyalu menyapu seperti belalang, hancur lebur.
Shakespeare memilih untuk bergerak bersama Legiun Ksatria Arwah. Pasukan kavaleri dari dunia kematian ini memiliki kemampuan rata-rata terkuat dan mobilitas tertinggi di antara enam legiun besar. Target serangan Shakespeare justru Cagliari. Alasan pemilihan ini pun tidak diketahui Shakespeare sendiri. Mungkin di alam bawah sadar, dia ingin membunuh Kaisar untuk membuktikan diri, atau mungkin dengan menghabisi Kaisar, harapan manusia akan hancur berkeping-keping.
Dari lima Legiun Ksatria Arwah, jumlah pasukan ini yang paling sedikit - hanya 2 juta kavaleri berat arwah... Tapi ini sudah melebihi total kavaleri manusia! Jangan salahkan kesombongan arwah, karena memang kemampuan mereka sekuat itu!
Jika hanya satu Legiun Ksatria Arwah yang ingin mendominasi benua, itu masih khayalan. Tapi ini hanya salah satunya.
Messias duduk di singgasana yang ditopang oleh delapan pasukan kerangka emas. Dia tidak menyukai kavaleri, hanya menyukai kerangka. Tapi jangan samakan Legiun Kerangkanya dengan pasukan tulang rendahan. Ini adalah legiun kerangka dengan disiplin tempur pasukan reguler. Setiap pupil kosong pasukan kerangka memancarkan kilatan haus darah. Setiap kerangka mengenakan baju zirah kematian lengkap, memegang pedang perang arwah, bergerak serentak lebih rapi dari infanteri paling disiplin.
Messias tidak panik. Dia akan menikmati permainan penantian ini dengan baik. Jumlah pasukannya memang agak banyak, sekitar sepuluh juta. Dia menyukai skala ini - dengan jumlah sebanyak ini, manusia bisa dikubur hidup-hidup. Sungguh perasaan yang memuaskan! Dia tahu populasi akan terus bertambah, sensasinya semakin memuaskan. Dia memilih Kerajaan Ottoman terkuat.
Legiun Hantu adalah kumpulan monster entitas energi dan semi-energi. Mentalitas mereka fluktuatif, muncul dan menghilang seperti bayangan. Siang hari sedikit membatasi mereka, tapi malam adalah dunia mereka. Komandan Legiun Minghen sendiri menyukai kegelapan - semakin gelap semakin baik. Dari kegelapan dia merasakan kekuatan. Total hantu-hantu dan monster aneh berjumlah sekitar lima juta. Minghen memilih orang Deville. Karena mereka sudah tak berguna, energi Deville sangat menarik minatnya.
Pasukan Heterogen, ini mungkin satu-satunya pasukan arwah yang mengandung unsur kehidupan. Terdiri dari monster dunia bawah yang tunduk pada kehendak Penguasa Abadi, tumbuhan sihir, dan berbagai makhluk non-nyawa, jumlahnya mencapai lebih dari 3 juta. Saxon memilih negara-negara di timur Kerajaan Ottoman.
Yang terakhir muncul adalah Legiun Abadi. Mu Ji tidak eksentrik seperti komandan lain. Baginya semua arwah bisa bergabung dalam legiunnya. Meskipun pasukannya heterogen, bukan berarti daya tempurnya rendah. Sebaliknya, Mu Ji gemar mempelajari taktik dan kombinasi pasukan. Enam juta pasukan abadinya menargetkan kandang sendiri Siglolo - setelah membantai semuanya, baru akan bergabung dengan Ksatria Templar.
Total pasukan arwah mencapai 26 juta. Meski populasi benua mencapai ratusan juta, jumlah pasukan tempur sebenarnya mungkin hanya segitu. Sekalipun memobilisasi semua warga yang bisa bertarung, jumlah mungkin bisa melebihi, tapi bagaimana dengan daya tempur?
Intel yang dibawa pengintai hampir memupus harapan!
Seluruh benua terguncang. Sukacita kemenangan manusia atas ras iblis lenyap seketika. Dari momentum yang ditunjukkan Penguasa Abadi, jelas ingin mengubah seluruh dunia menjadi dunia kematian.
Pertempuran yang dipersiapkan Penguasa Arwah selama ribuan tahun akhirnya dimulai. Ini bukan sekadar persoalan menang atau kalah.
Menang, mungkin umat manusia bisa bertahan.
Kalah, pasti akan punah!
