Kaisar merenung sejenak. Bagaimanapun ini satu-satunya cara. “Urusan dengan orang Deville kau yang atasi. Ottoman akan kubujuk!”
“Baik! Aku segera berangkat!”
Setelah selesai bicara, Shakespeare berubah menjadi kilau emas dan pergi. Saki juga tidak punya pilihan. Shakespeare yakin dia pasti akan membuat pilihan yang tepat. Sementara itu, para penyihir Dewar benar-benar memiliki kemampuan tim untuk membuat Kastil Arwah menunjukkan wujud aslinya. Apalagi Saki pernah ke tempat itu. Dengan kelicikannya, pasti ada sesuatu yang dia tinggalkan. Visanderu sangat kuat, lebih kuat dari siapa pun, tapi dia bukan mahakuasa.
Alasan Kaisar bersedia setuju, karena dia juga sudah punya rencana sebelumnya, dan masih ada satu jurus pamungkas - klan suci naga!
Diperkirakan saat ini Ottoman sudah cukup menderita. Jika tidak bersatu dan mengambil keputusan berani, Kerajaan Ottoman hanya tinggal menunggu kehancuran. Pesan telah dikirimkan ke klan suci naga, sekarang tinggal menunggu kedatangan mereka. Kali ini Kaisar bertindak dulu baru melapor. Dia tidak memberitahu Yisha karena dia mengerti Yisha tidak akan setuju dengan cara berisiko ini. Meskipun umat manusia binasa, Kaisar tetaplah Yang Mulia klan laut. Lagipula, jika arwah benar-benar ingin menyerang klan laut, itu baru akan terjadi minimal sepuluh tahun kemudian. Tapi Kaisar tidak bisa begitu, dia tidak bisa meninggalkan rakyat Cagliari.
"Apa pun pengawal yang dimiliki Penguasa Abadi, selama orang Deville bisa bertanggung jawab mengeluarkannya, setidaknya kemampuan tim seperti Carasso dan Zhebie bisa menahan pasukan bantuan. Sementara dia, ditambah kekuatan tiga ksatria naga suci Ottoman dan Shakespeare, sudah merupakan kombinasi terkuat yang bisa dibayangkan. Jika bahkan formasi seperti ini tidak punya harapan, mungkin memang Tuhan ingin memusnahkan manusia. Apalagi Visanderu yang dipengaruhi Segel Naga Hijau sedang berada dalam kondisi terlemah. Kesempatan seperti ini pasti tidak akan datang kedua kali."
Kaisar percaya Shakespeare bisa melakukannya. Dia juga telah mengirim utusan untuk menghubungi pihak Ottoman. Pada titik ini, mustahil menyembunyikan hal ini dari Yisha dan Yang Jingyi. Dua wanita super kuat ini bekerja sama dengan baik, meskipun banyak urusan, semuanya tetap tertata rapi.
Keduanya menyatakan protes keras terhadap keputusan sepihak teman sekelas Kaisar. Maharaja Laut yang agung saat ini sedang terkepung di dalam tenda, memaksakan senyum. Kaisar tentu bisa marah-marah, tapi dia sama sekali tidak boleh melampiaskannya pada orang yang paling menyayanginya.
"Yisha, dengarkan aku. Aku sudah mempertimbangkan matang-matang. Ini satu-satunya metode untuk menang."
Untuk pertama kalinya, Kaisar berhasil bertahan menghadapi tekanan dari Yisha.
Yisha menghela napas. Bagaimana mungkin dia tidak tahu? Pikiran ini sudah lama muncul di benaknya, bahkan sebelum ras iblis muncul. Yisha pernah memikirkannya, tapi tidak bisa. Ini akan membahayakan Kaisar. Bagi Yisha, lebih baik mengkhianati seluruh dunia daripada membiarkan Kaisar mengambil risiko seperti ini. Yang lalu biarlah berlalu, toh kemampuan Kaisar memang tak terbantahkan. Tapi kali ini berbeda. Penguasa Abadi, makhluk tua yang telah hidup ribuan tahun dengan kekuatan yang hampir seperti dewa. Jika Kaisar pergi ke sana, kemungkinan besar akan lebih banyak bahaya. Jika sesuatu terjadi pada Kaisar, apa arti hidup mereka? Semua perjuangan karier akan sia-sia. Dia sangat paham. Tapi jika bisa menang, bukankah ini sesuatu yang didambakan? Harapannya kecil, tapi masih ada. Dan jika berhasil, target mereka akan tercapai.
Yang Jingyi juga wanita cerdas. Dua wanita terpintar di dunia ini telah berdiskusi lama, tapi belum menyentuh titik pusat masalah. Kaisar hanya duduk mendengarkan dengan tenang, tiba-tiba berdiri dan mendekati mereka, memeluk dengan lembut.
"Biarkan aku pergi. Entah ada takdir atau tidak, ini harus kuhadapi. Nasibku selalu baik, kali ini juga tidak akan terkecuali. Pasti sukses!"
Di bawah tatapan fokus Kaisar, kedua wanita itu langsung menyerah. Sebenarnya Yisha dan Yang Jingyi juga tahu bahwa begitu Kaisar mengambil keputusan, tidak ada yang bisa mengubahnya. Yang bisa mereka lakukan adalah mendukungnya sepenuh hati, melakukan segala kemungkinan untuk mencapai tingkat kemenangan tertinggi.
Gerakan intim Kaisar seperti ini mewujudkan tekad dan rasa syukurnya. Di saat seperti ini, dia tak mampu mengungkapkan lebih banyak kata.
Yisha dan Yang Jingyi tidak menentang, maka rencana ini pun disepakati. Kali ini adalah misi yang hanya membutuhkan ahli puncak. Level seperti Dragon Rider pun masih terlihat lemah. Para perwira tetap mengonsolidasi legiun dan membangun serangan, karena tak ada yang tahu kapan arwah akan muncul.
Elina bersikap lebih lapang dada. Saat menerima kabar ini, dia hanya memberikan dorongan dan kepercayaan diri yang teguh kepada Kaisar. Reaksi Clarisse lebih feminin, Nona kecil itu begitu khawatir sampai-sampai tak bisa dikaitkan dengan Magister Sihir.
Rapat kali ini bertujuan memilih personel. Jumlah orang yang banyak tidak berguna, yang pergi harus benar-benar bisa memberikan kontribusi.
Carasso, Rafael, Alexis, ketiga Raja Laut tentu sudah pasti. Zhebie dan Bast juga tak diragukan lagi. Untuk kandidat lainnya muncul beberapa kontroversial. Kemampuan mengerikan Bati setelah transformasi memang pernah disaksikan semua orang. Meski cederanya parah, dia seharusnya bisa memulihkan diri sebelum keberangkatan. Jika pemulihannya baik, maka Bati juga harus ikut. Seorang petarung berotot pasti akan berguna. Diddy juga layak, kekuatan Doth Kegelapan meningkat sangat cepat. Mida Blasuo memenuhi syarat. Kekuatan Jian Sheng tidak perlu dipertanyakan lagi. Kao ngotot ingin ikut meski nyawanya taruhan. Sebenarnya kemampuan Kao saat ini masih belum mencapai level Jian Sheng, meski ada peningkatan. Namun perjalanan ini terlalu berbahaya. Tapi Kao sangat bersikukuh, "Bahkan jika harus mati, saudara-saudara akan mati bersama." Ini membuat Kaisar pun tak bisa menolak. Jika sampai segitu masih melarang Kao ikut, dengan temperamennya, dia benar-benar bisa mati kesal.
Clarisse dan yang lain juga ingin ikut, tapi langsung diveto oleh Kaisar dan para Raja Laut. Pertarungan seperti ini tidak membutuhkan wanita. Tentu saja ini menuai protes keras dari para wanita, mengingat kemampuan Clarisse dan Aya yang tak terbantahkan. Namun alasan penolakannya sederhana: Ini bukan duel, melainkan perang kejam. Memang kemampuan mereka kuat, tapi belum pernah mengalami pertempuran brutal tanpa ampun. Ini sama sekali berbeda. Selain itu, saat itu mereka semua tak akan bisa merawat para wanita. Semua yang ikut harus memiliki tekad pasti mati. Dalam masalah ini, Carasso dan kawan-kawan sepenuhnya berada di pihak Kaisar.
Namun Clarisse dan kelompoknya juga tidak mau mengalah. Akhirnya mereka terpaksa berkompromi - Clarisse dan kawanannya boleh menunggu di tepi Gurun Kematian. Jika...mereka tidak keluar, maka umat manusia harus bersiap untuk bermigrasi ke laut.
Entah Penguasa Abadi yang musnah, atau elit manusia dan klan laut yang binasa. Bagaimanapun, ini lebih baik daripada perang yang berlarut-larut. Setelah mengalami pertarungan melawan ksatria arwah, semua menyadari bahwa menguras energi melawan arwah tak bernyawa adalah tindakan paling tidak bijaksana.
