Tampaknya Visanderu mulai tidak sabar. Terhadap Shakespeare, dia benar-benar menggunakan kekuatan penuh. Shakespeare sama sekali tak bisa memecahkan ritme permainan Visanderu. Semua energi harus ditahannya sendiri. Meski dilindungi Naga Emas Suci, tubuhnya tetap terlempar dan menghantam tanah dengan gemuruh. Bahkan bentuk gabungan Naga Emas Suci berhasil dipecahkan, membuat makhluk itu terjatuh dengan darah emas terus mengalir dari dadanya. Serangan Visanderu yang tampak lembut ternyata mengandung energi purba yang menghancurkan di setiap pukulan, justru membuat Shakespeare menjadi beban bagi Naga Emas Suci.
Satu-satunya yang bisa dilakukan Kaisar adalah mengerahkan seluruh kekuatan tubuh melalui pedangnya. Pedang iblis meraung hu hu, energi dalam tubuhnya berbondong-bondong masuk. Visanderu pun merasakan sedikit bahaya, tubuhnya kembali menghilang tanpa suara. Visanderu tak berniat bertarung habis-habisan dengan lawan, tentu saja tak ada jiwa ksatria dalam dirinya. Tangan Visanderu meraih leher Kaisar, namun Kaisar pun menghilang. Teleportasi juga merupakan wilayah kekuasaan Kaisar, sayangnya posisinya melenceng karena Visanderu juga menguasai Ruang Operasional dengan pencapaian kemurnian yang lebih tinggi. Teleportasi Visanderu terjadi tanpa kebocoran energi sejak awal hingga akhir, sedangkan Kaisar menunjukkan celah besar saat muncul kembali.
Bruuum...
Serangan Kaisar meleset sama sekali. Energi dahsyat membanjiri tubuhnya, dengan perasaan cemberut ia terlempar.
Visanderu menggelengkan kepala, "Memang ada kemajuan besar, tapi sayang masih belum bisa menguasai kekuatanmu sendiri. Apa kalian hanya bisa berusaha mati-matian?"
Di dunia ini, hanya Visanderu yang bisa berkata seperti itu pada mereka. Saat Carasso dan yang lain menghadapi orang lain, perasaannya sama seperti saat Visanderu menghadapi mereka. Dalam hal pemanfaatan kekuatan, perbedaannya bagai langit dan bumi. Ini adalah jurang perbedaan tingkat kesadaran. Makhluk Suci dari Empat Penjuru dan Tiga Naga Legendaris memang memiliki kekuatan dahsyat, namun kecerdasan mereka terbatas. Tubuh raksasa mereka justru menjadi beban. Sedangkan Visanderu memiliki bentuk tempur sempurna. Tubuhnya saat ini hampir mencapai kesempurnaan.
Dewa pun hanya segini.
Kaisar tak pernah merasakan rasa kecewa sehebat ini. Hampir tak ada kesempatan untuk membalas. Sebenarnya dia sudah sangat kuat, tapi di hadapan Visanderu, dia seperti anak kecil yang kuat berhadapan dengan prajurit dewasa. Meski bisa melambai-lambaikan pedang besar, hanya menjadi lelucon. Pada dasarnya ini karena kekurangan dalam tingkat kesadaran dan kekuatan. Penggunaannya masih level dasar. Andai ada kekuatan lebih besar, pasti lebih baik!
Arit Dewa Kematian Ottoman mulai dilambaikan dengan gila. Wilayah energinya mencapai batas tertinggi. Berputar-putar liar mengarah ke Visanderu. Banyak ruang terbelah dikeluarkan. Visanderu jelas tak tertarik pada Ottoman.
Teleportasi seketika menjauh dari jangkauan serangan Ottoman, langsung muncul di hadapannya. Wilayah kecepatan ekstrem Ottoman mengembang sepenuhnya untuk menjauh dari Visanderu, namun Visanderu kembali mengulurkan tangan mautnya. Tiba-tiba tubuh Ottoman terasa kaku, wilayah batasnya ternyata sepenuhnya tertutupi oleh wilayah lawan. Sebuah gaya gravitasi dahsyat menariknya, Ottoman menyadari dirinya perlahan terbang mendekati Visanderu meski sudah berjuang mati-matian.
Raja Paus menyambar ke arah Visanderu. Sang Penguasa Abadi tersenyum sinis, tangannya mengayun keras. Ottoman seperti tumbal menghadapi aura Paus, seluruh tubuhnya bergetar hebat oleh benturan. Momentum itu terus menerjang Rafael hingga terlempar. Keduanya terjatuh tak berdaya. Naga jahat ilahi terpental dari tubuh Ottoman, dua kepalanya terkulai separuh mati. Meski masih punya tenaga, ketakutan mulai menggerogoti. Di bawah tekanan tak berujung Sang Penguasa Abadi, naga jahat itu pun dilanda ketakutan.
Dalam canda, hancur hingga debu. Begitulah Visanderu Sang Penguasa Abadi, ahli terhebat sepanjang masa!
Di sisi ini nyaris tak tersisa tenaga, situasi pertarungan di luar pun tak kalah buruknya.
Kombinasi Yixiutakuta dan Bast benar-benar kuat. Yixiutakuta yang mulai tampak sebagai calon Raja Naga Laut generasi berikutnya tentu memiliki kemampuan yang tak diragukan. Sementara Bast sebagai keturunan Titan dengan Pedang Dewa Titan di tangannya, kemampuannya pun tak bisa diremehkan. Namun mereka tidak berhasil mendominasi Messiah, komandan legiun kerangka.
Kecepatan dan kekuatan Raja Tengkorak sungguh menakutkannya. Meski melawan dua lawan sekaligus, posisinya tetap tak terdesak. Ia bahkan masih bisa memanggil pasukan kerangka secara berkala - setiap kali mampu mengkonversi 7-8 kerangka level Saint Domain yang benar-benar memusingkan. Kedua pihak bertarung lama, Yixiutakuta dan Bast sama sekali tak menunjukkan perkembangan, meski Raja Tengkorak pun sepertinya tak mendapat keuntungan berarti.
Yang mungkin memiliki tekanan terkecil adalah komandan legiun Saxon. Dia menghadapi Kao dan Diddy, yang secara relatif adalah yang terlemah di antara mereka semua. Namun situasinya justru paling buruk. Kombinasi antara Kao dan Diddy adalah yang terbaik dalam tim - keduanya saling mengenal dalam-dalam, dengan tingkat kepercayaan terhadap lawan sama seperti terhadap diri sendiri. Pertahanan Kao dan serangan Diddy saling melengkapi secara sempurna. Kao hampir sepenuhnya mengabaikan serangan, memusatkan seluruh kekuatannya pada pertahanan mati-matian. Bahkan komandan legiun mutan seperti Saxon pun dibuat pusing tujuh keliling oleh bocah klan laut kecil ini yang bagai tak bisa dihancurkan, di mana semua serangan terhalang oleh perisainya yang berbentuk aneh. Ketika Saxon mencoba melancarkan serangan mematikan, si kecil bermaura kegelapan murni itu langsung muncul dengan serangan yang mustahil diabaikan. Saxon pernah terluka karena kecerobohan - terkena Bodongong Diddy yang nyaris merenggut separuh nyawanya andai saja tubuhnya tidak memiliki struktur aneh. Keahlian Saxon terletak pada kekuatan dan pertarungan jarak dekat, namun di hadapan Kao-Diddy ini sulit berkembang. Satu fokus bertahan mati-matian, satunya hanya menyerang, membuat Saxon jengkel tapi tak bisa berbuat apa-apa. Sesekali Diddy menyelipkan serangan mendadak, sementara gargoyle yang dipanggil Saxon berubah jadi batu sungguhan oleh mantra rahasia si kecil - itu koleksi berharga Saxon yang membuatnya sakit hati.
Markus dan Alexis memiliki pengalaman yang sangat mumpuni. Alexis memang telah mempelajari cara menghadapi makhluk berbentuk seperti ini, mirip dengan klan ubur-ubur. Seandainya Raja Ubur-ubur hadir, urusan mungkin akan lebih sederhana. Namun dua Magister Sihir ini tetap kalah saat berhadapan dengan Minghen. Meski begitu, Markus dan Alexis tahu misi mereka saat ini adalah mengulur waktu - dan hanya mereka yang bisa melakukannya. Jika dua Magister Sihir ini bertekad untuk mengulur waktu, Minghen pun tak bisa berbuat banyak.
