Zhen Nanfang berkata dengan tenang: "Sebenarnya tidak terlalu rumit, Lao Shu. Serahkan urusan ini padaku, aku bisa cepat menemukan lokasi kuncinya." Shu Yi bertanya: "Oh? Kamu punya cara apa?" Biksu kecil menyela: "Ngapain ribet? Langsung periksa semua tempat penyewaan brankas di kota. Aku yakin pasti ketemu."
Shu Yi melambaikan tangan: "Kamu lupa apa yang pernah kuajari? Kalau begitu kita justru membangunkan ular tidur. Bukankah ini seperti memberi tahu lawan kita bahwa kunci ada di tangan kita?" Biksu kecil menjawab: "Tapi kalau Yi Xinmei sudah melaporkan kehilangan kunci, aku khawatir meski kita temukan brankasnya, isinya sudah raib." Shu Yi berkata: "Hmm, karena itu kita harus berpacu dengan waktu. Tahukah kamu mengapa Yi Xinmei masih belum bertindak sampai sekarang?"
Biksu kecil menggelengkan kepala. Zhen Nanfang menjelaskan: "Itu karena kunci ini sangat penting. Selama belum benar-benar yakin kunci itu hilang, dia tidak berani melapor karena takut menanggung kesalahan. Masih ada harapan bisa menemukannya lagi. Tentu ada kemungkinan lain - kunci itu disembunyikan Fan Yuanbin, dan Yi Xinmei tidak mengetahuinya."
Shu Yi mengangguk: "Jika kasusnya yang pertama, waktu kita sangat terbatas. Yi Xinmei paling hanya akan mencari 2 hari sebelum mengambil risiko melapor. Jika yang kedua, waktu kita lebih longgar karena Fan Yuanbin sudah mati - wajar saja dia tidak sempat memberitahu lokasi kuncinya."
Zhen Nanfang berkata: "Lao Shu, aku yakin pasti bukan yang kedua." Shu Yi bertanya heran: "Mengapa?" Zhen Nanfang menjawab: "Kalau memang yang kedua, saat mereka membunuh Fan Yuanbin seharusnya sudah berhasil mengorek informasi lokasi kunci." Shu Yi mengangguk: "Benar juga, poin ini memang terlewatkan olehku."
Shu Yi menengadah bertanya: "Jenius, katamu punya cara menemukan lokasi brankas dalam waktu tersingkat?" Zhen Nanfang mengangguk, Shu Yi melanjutkan: "Tapi jangan sampai membuat lawan kita curiga." Zhen Nanfang menenangkan: "Tenang saja." Shu Yi menyetujui: "Baik, urusan ini kuserahkan padamu." Zhen Nanfang mengulurkan tangan: "Serahkan!" Shu Yi tertegun: "Serahkan apa?" Zhen Nanfang menjawab lugas: "20.000 yuan."
Biksu kecil melonjak: "20.000 yuan? Ini keterlaluan!" Shu Yi tersenyum: "Aku mengerti. Baik, 20.000 yuan akan kusiapkan." Biksu kecil protes: "Tuan, kenapa mengikuti kemauannya?" Shu Yi menggeleng: "Dia tidak sembarangan. Jangan lupa, Nanfang orang lokal di sini, dia punya banyak teman sekelas dan kenalan. Sewa brankas bank memerlukan pembayaran biaya tahunan, umumnya sekitar 300 yuan per brankas. Kurasa 20.000 yuan mungkin cukup."
Zhen Nanfang tersenyum lebar: "Ayo, ambil uangnya. Lalu tunggu kabar baik dariku."
Shu Yi dan Zhen Nanfang meninggalkan kamar, menyisakan biksu kecil termangu sendirian.
Shu Yi kembali sendirian. Saat itu, Ye Hai sedang mengobrol dengan biksu kecil. Melihat Shu Yi, Ye Hai langsung menariknya: "Kakak Shu, biksu kecil bilang tidak mengerti. Tolong jelaskan, metode apa yang akan digunakan Bagian Selatan untuk menemukan lokasi brankas tanpa dicurigai orang itu?"
Shu Yi melirik biksu kecil: "Kenapa? Masih belum paham?" Biksu kecil mengangguk: "Belum mengerti." Shu Yi menyuruh mereka duduk: "Biksu, buatkan teh." Biksu kecil dengan jujur menuangkan secangkir teh, lalu duduk di samping Shu Yi. Shu Yi berkata: "Bagian Selatan mengerahkan teman sekelasnya untuk menyewa brankas di berbagai bank. Satu orang hanya pergi ke satu tempat agar tidak mencurigakan. Dia orang lokal, punya koneksi yang cukup."
Shu Yi meneguk teh: "Uang 20 ribu yuan itu untuk biaya sewa brankas."
Ye Hai bertanya: "Tapi bagaimana dia bisa memastikan brankasnya di bank mana?" Biksu kecil menjawab: "Aku paham! Lihat kuncinya. Kunci brankas dari bank yang sama seharusnya serupa, meski ukuran brankas berbeda. Merek, gaya, dan sistem penomoran kuncinya pasti sama."
Shu Yi mengangguk: "Baguslah kau akhirnya mengerti, si bocah."
Ye Hai bertanya: "Bagaimana jika brankas itu bukan milik bank?" Shu Yi menjawab: "Seharusnya milik bank. Tekstur kedua kunci itu sangat bagus. Kunci brankas supermarket atau pusat kebugaran tidak ada yang sebanding. Tentu ada kemungkinan dari klub pribadi berperingkat tinggi, tapi kemungkinannya sangat kecil."
Keduanya bertanya serempak: "Mengapa?"
Suara terdengar dari balik pintu: "Karena status Yi Xinmei sebagai seorang Guru yang sering masuk ke klub privat berperingkat tinggi terlalu mencolok, malah akan menimbulkan kecurigaan." Yang berbicara tak lain adalah Zhen Nanfang, terlihat dia membawa kantong plastik besar berisi camilan. Ye Hai heran bertanya: "Hei, bukannya kamu mencari brankas? Kok sudah kembali cepat sekali?"
Zhen Nanfang menjawab: "Urusan seperti ini biar mereka yang mengerjakan, ngapain saya turun tangan?" Shu Yi bertanya: "Sudah diatur?" Zhen Nanfang mengangguk: "Kami sudah memeriksa detail, seluruh Jinling ada 18 bank. Saya minta 18 teman terpercaya, masing-masing diberi seribu yuan untuk menyewa brankas di bank berbeda. Sisa uang sebagai upah mereka. Setelah selesai, mereka akan mengantarkan kunci ke sini. Kita tinggal menunggu dengan sabar."
Shu Yi mengeluarkan telepon dan menghubungi Liu Shihui: "Kepala Liu, pinjam beberapa orang." Liu Shihui bertanya: "Ada aksi nyata?" Shu Yi menjawab: "Nanti akan saya jelaskan. Butuh delapan orang, suruh mereka datang ke hotel dalam setengah jam." Liu Shihui tak banyak tanya: "Baik, segera saya atur." Shu Yi menambahkan: "Suruh pakai seragam." Liu Shihui menanggapi: "Mengerti."
Zhen Nanfang meletakkan camilan di atas meja: "Kakak Ye Hai, Biksu besar, mari makan sedikit." Shu Yi berkata: "Seharusnya masih tersisa dua ribu yuan." Zhen Nanfang melirik Shu Yi: "Lao Shu, jangan pelit begitu. Cuma dua ribu yuan? Ini, aku tidak lupa kamu." Dia mengeluarkan sebatang rokok 'Guiyan' premium dari tas: "Masih tersisa seribu lebih. Aku berencana membeli dua setel pakaian yang layak setelah menemukan brankas. Kakak Ye Hai, temani aku ya."
Ye Hai tersenyum: "Ya, aku akan menemanimu."
Setengah jam kemudian, tim dari Biro Liu tiba. Shu Yi menyambut mereka dengan hangat, membagikan sebungkus rokok 'Guiyan' ke setiap orang. Sambil minum teh dan mengobrol, suasana terasa sangat akrab. Meskipun mereka tidak tahu kasus apa yang harus dibantu selidiki, tak ada yang berani bertanya.
Tak lama kemudian, HP Zhen Nanfang terus berdering. Telepon masuk bertubi-tubi. Zhen Nanfang memberitahu Shu Yi perlu turun ke lantai bawah. Shu Yi menjawab: "Kita pergi bersama."
Mereka turun ke lobi hotel. Belasan orang mengerumuni Zhen Nanfang, secara bergantian menyerahkan amplop ke tangannya.
Kelompok itu datang cepat, pergi pun secepat kilat. Satu menit kemudian lenyap tanpa jejak.
Zhen Nanfang mengibas-ngibaskan amplop di tangannya sambil tersenyum: "Lao Shu, keluarkan kuncinya." Shu Yi meminta Ye Hai menemani delapan petugas keamanan nasional menunggu di luar hotel, sementara dirinya, Zhen Nanfang, dan Biksu kecil memverifikasi kunci-kunci tersebut.
Zhen Nanfang memang bekerja dengan rapi. Setiap amplop tertulis nama dan lokasi bank, di dalamnya terdapat kunci brankas bank yang bersangkutan. Kurang dari lima menit, kedua kunci berhasil dicocokkan - satu dari Bank Guangfa, satunya lagi dari Citibank. Shu Yi menghela napas lega: "Anak jenius, kamu memang punya metode."
Setelah berkata demikian, dia menyerahkan kunci Citibank yang disita dari rumah Han Rong kepada Zhen Nanfang: "Kamu dan biksu kecil segera bawa empat orang untuk mengambil barang dari brankas itu. Saya dan Ye Hai akan mengirim tim lain ke Bank Guangfa."
Dua tim berangkat bersamaan. Kepala Liu juga berpikir matang - delapan personil dengan empat mobil patroli menuju dua arah berbeda.
Di dalam brankas Bank Guangfa, Shu Yi cepat menemukan brankas nomor A708. Dengan kombinasi dari pihak bank, brankas akhirnya terbuka. Isinya mengejutkan - uang tunai sebesar 2 juta! Shu Yi menyesal telah datang ke bank dengan gegap gempita, mungkin ada hasil lebih besar jika dilakukan diam-diam.
Beberapa polisi bertanya: "Kepala Shu, langkah selanjutnya?" Shu Yi menjawab: "Bawa uangnya, serahkan ke kantor kalian untuk disita." Salah seorang bertanya: "Dengan alasan apa?" Shu Yi berpikir sejenak: "Katakan saja ini temuan saat penyelidikan kematian misterius di rumah Han Rong. Laporan detail akan saya serahkan ke Kepala Liu. Baik, kita mundur."
Polisi mengantar Shu Yi dan rombongan kembali ke hotel lalu pergi. Shu Yi menelepon Liu Shihui, memberitahukan urusan uang dan memintanya menyerahkan dana tersebut ke Kementerian. Mengenai pertanyaan dari Kementerian nanti, dia akan memberikan penjelasan langsung kepada Menteri Yan. Liu Shihui tidak bertanya alasan, hanya menanyakan apakah ada instruksi lain. Shu Yi mengucapkan terima kasih sebelum menutup telepon.
Sekitar 20 menit kemudian, Zhen Nanfang dan Biksu kecil tiba dengan membawa barang antik dan perhiasan kuno. Meski bukan ahli identifikasi, Shu Yi memiliki pengetahuan dasar. Sekilas dia tahu barang-barang ini berasal dari era sekitar Dinasti Song. Satu karung kecil ini nilainya diperkirakan tidak kurang dari 2 juta. Untuk memastikan, mereka membawa barang-barang itu ke profesor arkeologi Universitas Jinling. Hasil identifikasi profesor sesuai dengan prediksi Shu Yi.
Di dalam mobil setelah meninggalkan kampus, Shu Yi bertanya: "2 juta tunai dan satu karung harta kuno. Bagaimana pendapatmu?" Zhen Nanfang menjawab: "Masih belum jelas, tapi yang pasti ini kekayaan besar." Shu Yi menyahut sambil menyetir: "Omongan kosong." Zhen Nanfang balik bertanya: "Lao Shu, pasti kau sudah punya rencana?"
Shu Yi mengangguk: "Bisakah kita berpikir seperti ini: satu adalah barang, satu lagi adalah uang hasil penjualan. Hanya dengan cara ini kita bisa menghubungkan isi dua brankas." Zhen Nanfang mengangguk: "Hmm, kalau dipikir seperti ini masuk akal. Ini adalah koridor pencucian barang curian. Sayangnya, dengan cara ini kita tidak bisa melacak seluruh jaringan."
