Shu Yi menatap Peng Gang yang terlihat kurus di depannya. Dengan suara datar, Shu Yi berkata: "Satu langkah salah menjadi kebencian abadi, menoleh kembali tubuh sudah puluhan tahun." Peng Gang menundukkan kepala, matanya berkaca-kaca. Shu Yi bertanya: "Kau tahu urusan lima agen penyelidik yang hilang?"
Peng Gang mengangguk: "Tahu, tapi kondisi detailnya tidak jelas. Aku selalu berhati-hati, sebisa mungkin menghindari kontak berlebihan dengan orang lain. Takut mereka melihat celahku." Shu Yi berkata: "Xiao Changtian terlibat dengan 'Perkumpulan Bulan Sabit', apakah mereka tidak pernah menghubungimu?" Peng Gang menjawab: "Aku juga merasa aneh, tidak pernah. Sampai kalian datang, mereka menyuruhku memantau pergerakanmu dengan ketat dan melapor kapanpun melalui telepon."
Shu Yi berkata: "Rahasia kalian ketahuan oleh Ye Hai, ya?" Peng Gang menjawab: "Saya tidak tahu, tapi saya merasa dia sepertinya sudah curiga. Saya meneleponnya dan bilang jika dia ingin tahu rahasia ayahnya, datanglah ke Danau Dian. Kemudian saya menyuruh orang untuk mengatur kecelakaan ini. Kebetulan sopirnya juga tewas dalam kecelakaan itu."
Shu Yi bertanya: "Tiga pertanyaan terakhir. Pertama, di mana alat musik itu sekarang?" Peng Gang menjawab: "Alat musik itu ada di Qin Xue, mungkin di rumahnya."
"Pertanyaan kedua, laporan otopsimu pasti juga palsu. Tapi mengapa ada serpihan tali busur di sela jari?"
Peng Gang menjelaskan: "Agar kematianku terlihat lebih meyakinkan, membuat orang mengira aku dicekik." Shu Yi melanjutkan: "Pertanyaan terakhir, siapa lelaki yang kamu sebutkan tadi?" Peng Gang menjawab: "Yi Yangming."
Jawaban ini tidak mengejutkan Shu Yi. Saat ini banyak misteri di hatinya yang mulai jelas.
Shu Yi berjalan ke pintu dan mengetuknya. Dua orang berseragam masuk. Salah satunya berkata: "Pak Shu!" Shu Yi memerintahkan: "Bawa dia turun. Jangan diperlakukan kasar. Ingat, tanpa izinku siapapun dilarang mendekati dia, termasuk Direktur kalian. Jika ada masalah, kalian yang akan kuhukum." Keduanya segera menjawab: "Mengerti."
Saat Peng Gang melewati depan Shu Yi, dia menunjukkan tatapan penuh rasa terima kasih. Shu Yi memandangnya dengan tenang saat pergi. Dia tidak menginterogasi Qin Xue lagi. Seluruh Kasus Peng Gang sudah sangat jelas baginya. Terkait pernyataan Peng Gang, dia mempercayainya. Setidaknya dari analisis mikroekspresi, pengakuan Peng Gang layak dipercaya.
Shu Yi kembali ke hotel.
Yi Yangming ternyata anggota "Perkumpulan Bulan Sabit". Dan dari pengakuan Peng Gang, posisinya cukup tinggi. Bagaimana dengan anggota Keluarga Yi lainnya? Peran apa yang mereka mainkan dalam seluruh kasus ini? Siapakah orang yang meninggalkan Lute Kristal tiruan untuknya? Yi Lao, Yi Ting, Yi Ping – apa hubungan ketiganya dengan kasus ini?
Shu Yi menyusun urutan peristiwa yang terjadi di Keluarga Yi: Pertama, kunjungannya ke Jinling untuk menemui Keluarga Yi. Kemudian koma misterius Yi Lao, Yi Ping membuat senar, hilangnya Yi Ting, lalu Yi Ping juga menghilang. Ini memicu aksi bunuh diri Su Yiqing dengan melompat ke sungai, kemunculan Rong Hui, Akutagawa Yuichi alias Qi Fan – anak haram Yi Yangming dan Rong Hui.
Shu Yi merasa hubungan-hubungan ini seperti benang kusut. Namun dia telah menemukan logika terpenting: harus jelas dulu apakah kolaborasi dengan "Perkumpulan Bulan Sabit" merupakan tindakan individu segelintir anggota Keluarga Yi atau melibatkan seluruh keluarga. Karena Yi Yangming sudah mati, status Akutagawa Yuichi yang spesifik, serta tidak adanya buti langsung hubungannya dengan perkumpulan tersebut, mustahil menangkap dan menginterogasinya langsung.
Titik lemah masih di Keluarga Yi. Sayangnya Yi Xinmei tetap tidak mau bicara, Shen Fang menelepon dan mengatakan bahwa bagaimanapun caranya bertanya, dia tetap berdiam diri. Shen Fang sudah lama berharap Shu Yi bisa pergi ke Jinling, sayangnya Shu Yi belum menemukan kesempatan.
Shu Yi menutup matanya, teringat kematian Fan Yuanbin. Pikirannya kembali pada pertanyaan Pak Yi kepada biksu kecil tentang "memotong daging untuk memberi makan elang". Tidak, mengapa Pak Yi tiba-tiba menyebut perumpamaan itu tanpa alasan? Pasti ada maksud tersembunyi. Juga, mengapa saat pertama kali ke Jinling, Pak Yi dalam kondisi tertidur? Beberapa kali dia membuat hipotesis: pertama mengira Pak Yi dihipnosis oleh Yi Yangming, lalu mengasumsikan Pak Yi tidak dihipnosis tapi berpura-pura koma. Mana yang lebih mendekati kebenaran?
Shu Yi tiba-tiba berharap Zhen Nanfang berada di sisinya. Setidaknya ada seseorang untuk berdiskusi.
Shu Yi mengeluarkan telepon dan menelepon Xiao Sheng: "Xiao Sheng, aku akan ke Jinling. Urusan Kunmi kupercayakan padamu. Selain Ye Hai, kau juga harus menjamin keamanan dua orang. Tapi kurasa mereka tidak berani macam-macam." Xiao Sheng penasaran: "Siapa?" Dia belum tahu urusan Peng Gang dan Qin Xue. Shu Yi menjawab: "Peng Gang dan Qin Xue, sekarang mereka sedang dikurung di BIN Provinsi. Detailnya akan kujelaskan sedetail itu nanti."
Xiao Sheng meski sangat ingin tahu apa yang terjadi, tapi perkataan Shu Yi membuatnya tak bisa bertahan: "Pak Shu, Anda pergi ke Jinling sendirian?" Shu Yi menjawab: "Ya, kamu juga jaga keselamatan. Kalau ada urusan minta bantuan Direktur Yuan."
Setelah menutup telepon, Shu Yi meminta hotel membantu memesan tiket pesawat untuk penerbangan ke Jinling besok pagi.
Malam itu Shu Yi tak bisa memejamkan mata. Selalu ada simpul tak terurai di hatinya tentang Pak Yi. Ia merasa Pak Yi memainkan peran penting dalam seluruh kasus ini, pasti ada informasi berharga yang terlewat. Apa itu sebenarnya?
Telepon Shu Yi berdering.
Nomor tak dikenal. Shu Yi mengangkatnya. Suara wanita dingin tanpa emosi: "Pak Shu, di mana Anda?" Itu Mu Qi'er. Shu Yi menjawab: "Aku di Kunmi. Urusanmu sudah selesai?" Mu Qi'er bertanya: "Di bagian mana Kunmi?" Shu Yi asal menjawab: "Hotel Spring City." Mu Qi'er langsung mematikan telepon.
Shu Yi memandang telepon sambil bergumam: "Dia juga di Kunmi?" Dugaan itu tak meleset. Setengah jam kemudian, Mu Qi'er menelepon lagi. Ia menanyakan nomor kamar. Shu Yi berkata: "Apa kamu mau masuk ke kamarku tengah malam begini?" Mu Qi'er tak menjawab pertanyaannya, tetap dingin: "Katakan nomor kamarmu." Shu Yi menjawab: "602."
Dua menit kemudian, bel pintu berbunyi.
Shu Yi membuka pintu, Mu Qi'er berdiri di luar. Ia mengenakan setelan profesi abu-abu dengan rambut disanggul. Meski berusaha menyembunyikan ekspresi, Shu Yi menangkap kemurkaannya dari kedutan di sudut mulut dan kelopak mata yang berdenyut.
Shu Yi bertanya: "Ada apa?" Mu Qi'er menjawab: "Apa yang kau lakukan? Mengapa Ye Hai bisa seperti ini?" Shu Yi berkata: "Maaf, ini kejadian tak terduga." Mu Qi'er menyergah: "Benarkah?" Rautnya menunjukkan ketidakpercayaan. Shu Yi menanggapi: "Dia pasti akan sadar. Tapi bukankah kedatanganmu larut malam bukan hanya untuk menuduh?"
Mu Qi'er melanjutkan: "Ada urusan penting." Shu Yi menyilakan: "Katakan, aku mendengarkan." Mu Qi'er berbisik: "Mereka akan menjatuhkan tangan padamu." Shu Yi tersenyum: "Tidak aneh. Pikirku ini hanya masalah waktu." Mu Qi'er yang cemas terkejut melihat ketidakacuhannya: "Tidakkah kau takut?" Shu Yi menjawab tegas: "Takut. Tapi ketakutan bukan berarti aku bisa memilih mundur."
Mu Qi'er mengangguk setuju. Shu Yi bertanya lebih lanjut: "Ada hal lain?" Nada bicaranya seperti perintah mengusir yang membuat Mu Qi'er tidak nyaman. Ia bangkit: "Sudah. Tak perlu kauusir, aku akan pergi sendiri." Shu Yi menjelaskan: "Kau salah paham. Besok aku harus ke Jinling, jadi ingin beristirahat yang cukup."
Wajah Mu Qi'er berubah masam: "Apa? Kau mau pergi ke Jinling? Apakah ke Keluarga Yi?" Shu Yi mengangguk, Ye Hai memang tahu urusan Keluarga Yi, tidak aneh jika Mu Qi'er juga mengetahuinya.
Mu Qi'er berkata: "Bisakah kau membawaku ikut?" Shu Yi menjawab: "Berikan alasan yang kuat, mungkin akan kuperhatikan." Mu Qi'er menggigit bibirnya, lama baru berkata: "Keluarga Yi dan Keluarga Mu memiliki hubungan istimewa." Shu Yi tertegun: "Mengapa sebelumnya tidak kau beri tahu? Sudah sejak lama kau tahu lewat Ye Hai bahwa aku sedang menyelidiki urusan Keluarga Yi, bukan?" Mu Qi'er menjawab: "Aku tahu, tapi..."
Mu Qi'er dilanda keraguan, ragu apakah harus memberitahu Shu Yi atau tidak.
Shu Yi memandangnya dingin: "Apakah Yi Yangming yang kalian bunuh?" Mendengar kalimat itu, Mu Qi'er mengangkat kepala dengan kaget. Shu Yi menutup mata, dari ekspresi Mu Qi'er ia sudah mendapat jawaban. Mu Qi'er berkata: "Dia memang pantas mati." Shu Yi berucap datar: "Lalu ayah Zhen Nanfang? Apakah dia juga pantas mati?" Mu Qi'er tersenyum kecut: "Ini salah satu alasan aku tak berani bicara tentang hubungan Yi-Mu. Memang kami yang membunuh Yi Yangming, tapi kami tidak menculik ayah Zhen Nanfang, apalagi mengancamnya untuk menanggung dosa orang lain."
Mu Qi'er melanjutkan: "Bahkan sebelumnya kami sama sekali tidak tahu siapa Zhen Nanfang." Kedengarannya tidak masuk akal, mereka telah membunuh orang, tapi masih ada yang membantu mencari orang untuk menanggung dosa. Jika orang lain, pasti tak ada yang percaya perkataan Mu Qi'er, tapi Shu Yi justru mempercayainya. Shu Yi berkata: "Baik, aku akan minta hotel membantu memesan tiket pesawat lagi, tapi bagasimu bagaimana?" Mu Qi'er menjawab: "Tidak masalah, kekurangan apa pun bisa dibeli langsung di Jinling."
Shu Yi mengangguk: "Ceritakanlah sebenarnya apa yang terjadi antara Keluarga Yi dan Keluarga Mu, kalau tidak malam ini aku tak bisa tidur."
Mu Qi'er menjelaskan: "Pak Yi adalah kakek buyut dari ayahku, buyutku." Shu Yi mengeluarkan rokok dan menyalakannya. Mu Qi'er mengerutkan alis: "Bisa tidak merokok?" Shu Yi menggeleng: "Maaf, aku harus mencium bau ini saat berpikir." Mu Qi'er malas menghiraukannya, melanjutkan: "Keluarga Yi pernah bertempur bersama Keluarga Mu, tapi kemudian entah mengapa mereka mundur. Belakangan, Keluarga Mu mendapat kabar bahwa Yi Yangming ternyata bersekongkol dengan mereka."
Shu Yi bertanya: "Kapan Keluarga Mu menemukan hal ini?" Mu Qi'er menjawab: "Kira-kira lima tahun lalu." Shu Yi bertanya lagi: "Mengapa baru bertindak sekarang?" Mu Qi'er menjelaskan: "Ayah selalu berpikir meskipun dia bersekongkol dengan 'Perkumpulan Bulan Sabit', seharusnya tidak separah itu. Baru setelah menyelidiki banyak perbuatannya yang merusak moral dan melanggar hukum, akhirnya keluarga memutuskan untuk menghukum matinya."
Shu Yi melihat waktu, hampir pukul setengah tiga. Dia berkata, "Tidurlah, kau tidur di tempat tidur, aku akan cukup-cukupan di sofa. Besok pagi kita pergi ke Jinling."
