Zhen Nanfang dan Feng Yixi tiba di cabang Qianzhou Grup Hengyi. Yan Feng yang mendapat pemberitahuan dari resepsionis segera menyambut di pintu. Zhen Nanfang menggenggam tangannya: "Manajer Yan, tidak perlu repot-repot menyambut." Yan Feng tertawa lebar: "Kamu kan adik angkat Manajer Yang, mana berani aku lengah?" Zhen Nanfang buru-buru tersenyum: "Aku tidak suka dengar omongan Manajer Yan. Bagaimanapun kita sudah kenalan lama, pertemanan kita ya pertemanan kita, tidak perlu menyebut-nyebut Manajer Yang."
Selesai bicara, dia melirik ke arah gadis di resepsionis: "Hah? Resepsionis kalian ganti orang lagi?" Yan Feng tersenyum kecut: "Bukan ganti orang, yang sebelumnya entah kenapa dua hari ini tidak datang kerja, teleponnya juga mati. Suruh rekan-rekan ke rumahnya mencari, tidak ketemu juga, entah kabur ke mana. Pemuda zaman sekarang ini, sama sekali tidak punya integritas." Zhen Nanfang tahu dia pasti sedang berakting, tidak mau membongkar, hanya tersenyum tipis.
Sampai di kantor Yan Feng, Yan Feng sibuk menyiapkan teh. Zhen Nanfang berkata: "Manajer Yan, tidak perlu repot-repot, kedatangan kami hari ini murni urusan dinas." Yan Feng menjawab: "Ah, urusan dinas pun harus minum teh dulu. Kukira tidak akan menyia-nyiakan keterampilan bertarung sesaat ini." Zhen Nanfang terpaksa membiarkannya.
Yan Feng menuangkan teh, lalu ikut duduk.
"Nanfang, hari ini ada urusan apa langsung saja, aku pasti akan bekerja sama dengan penyelidikan kalian." Yan Feng langsung menunjukkan sikap. Zhen Nanfang berkata: "Saya ingin menemui satpam yang bertugas hari itu ketika saya dan Xiao Hui datang. Bukankah waktu itu mati lampu? Yaitu satpam yang seharusnya berada di pos dekat resepsionis tapi meninggalkan pos tanpa izin itu."
Yan Feng berkata: "Oh, maksudmu Cao Guozhu? Dia sudah kami pecat." Meski ini sudah diduga sebelumnya oleh Zhen Nanfang, dia tetap berpura-pura terkejut: "Oh? Dipecat? Hanya karena kejadian hari itu?" Yan Feng menjawab: "Tepat. Manajemen perusahaan kami selalu ketat. Gaji tinggi, otomatis harus sebanding dengan uang yang diterima. Orang yang lalai dalam tugas seperti ini pasti kami keluarkan."
"Kalau begitu, tahukah kalian ke mana dia pergi?" tanya Zhen Nanfang.
Yan Feng menjawab: "Saya tidak tahu pasti. Tapi dia orang sini, mungkin sudah pulang ke rumah. Mau saya minta bagian personalia menyelidiki dan memberikan alamat rumahnya?" Zhen Nanfang mengangguk: "Itu yang terbaik. Ngomong-ngomong, saya ingin melihat bagian satpam. Tidak masalah kan?" Yan Feng tersenyum: "Tak ada masalah. Mau saya temani?"
Zhen Nanfang menggelengkan kepala sambil tersenyum: "Teman saja Kakak Feng di sini untuk ngobrol. Dua penggemar seni bela diri seperti kalian pasti banyak bahan obrolan." Setelah berkata demikian, Zhen Nanfang berdiri dan berjalan keluar ruangan.
Karena pernah mengunjungi bagian satpam sebelumnya, Zhen Nanfang dengan cepat menemukan lokasinya. Di dalam ada tiga empat satpam yang sedang berbincang. Zhen Nanfang masuk. Dia masih mengenali manajer departemen keamanan itu - postur tubuhnya tinggi, wajah tampan sederhana, dan yang terpenting berpostur kekar. Pria itu juga mengenal Zhen Nanfang, meski tak tahu identitas pastinya.
Ketika Zhen Nanfang tiba, dia berdiri dan mendekat: "Halo, ada yang bisa saya bantu?" Zhen Nanfang tersenyum: "Saya dari Kepolisian Kota, ada beberapa kondisi yang ingin saya konfirmasi." Zhen Nanfang sengaja tidak menunjukkan dokumennya karena takut menakuti lawan bicara, sehingga hanya menyebut latar belakangnya sebagai Kepolisian Kota. Manajer departemen keamanan terlihat ragu, tetapi mengingat sikap Manajer Yang dan Manajer Yan yang cukup sopan pada pemuda itu sebelumnya, jelas latar belakangnya pasti kuat.
Manajer departemen keamanan mempersilakan Zhen Nanfang duduk di sofa sambil buru-buru menuangkan air. Zhen Nanfang berkata: "Anda juga silakan duduk, air tidak perlu." Manajer itu duduk, namun tetap memberi isyarat pada bawahannya untuk menghidangkan air. Barulah Zhen Nanfang bertanya: "Boleh tahu bagaimana panggilan Anda?" Manajer menjawab: "Nama saya He, He Shouyun." Zhen Nanfang mengangguk halus: "Oh, Manajer He, saya ingin bertanya apakah Cao Guozhu dari departemen keamanan ada di sini?"
He Shouyun tertegun sejenak, lalu menjawab: "Xiao Cao? Dia sudah dipecat karena melanggar disiplin perusahaan." Zhen Nanfang bertanya lagi: "Bisa ceritakan pelanggaran apa yang dia lakukan?" He Shouyun menjelaskan: "Lalai dalam tugas, meninggalkan pos tanpa izin." Zhen Nanfang menanggapi: "Saya tahu kasus ini. Apakah dia memberikan penjelasan yang masuk akal? Misalnya ada urusan mendesak yang menahannya, atau mungkin ada orang yang perlu menemuinya saat itu?"
He Shouyun berkata: "Dia bilang, waktu itu perutnya sakit, terus-terusan bolak-balik ke toilet. Kebetulan saat mati listrik, dia sedang jongkok di toilet." Seorang satpam menyela: "Itu mah sembelit, mana ada orang diare bisa jongkok di toilet sampai setengah jam? Nasinya sudah ditraktir juga tidak dimakan. Anehnya, kenapa harus di saat itu dia buang air? Sepanjang pagi mondar-mandir di koridor, eh pas mati listrik malah hilang."
He Shouyun melotot padanya: "Kok tidak tahu sopan santun? Kami sedang membahas urusan penting malah asal nyela!" Zhen Nanfang memperhatikan sejak satpam itu mulai bicara, He Shouyun terus berusaha memberikan kode dengan matanya. Tapi mata sang satpam tetap tertancap pada HP di tangannya. Mendengar hardikan He Shouyun, dia buru-buru menutup mulut: "Maaf, maaf!" He Shouyun mengusir: "Pergi patroli gedung, jangan di sini bikin ribut."
Zhen Nanfang mengamati satpam itu, usia sekitar 21-22 tahun, seragamnya masih baru sepertinya belum lama bekerja. Dengan senyum dia berkata pada He Shouyun: "Sebenarnya untuk kondisi seperti ini cukup diberi teguran, kalau sampai di-PHK agak berlebihan." He Shouyun menjawab: "Anda tidak tahu, perusahaan punya prosedur ketat. Dalam situasi seperti yang dia alami, seharusnya bisa minta rekan menggantikan pos. Tanpa permisi meninggalkan tugas sesuka hati, itu membuktikan di hatinya sama sekali tidak ada disiplin perusahaan."
Zhen Nanfang mengangguk: "Hm, memang begitu, tanpa aturan takkan terbentuk lingkaran. Suasana disiplin yang baik juga merupakan pondasi perusahaan untuk bertahan hidup. Baiklah, Manajer He, saya tidak ada pertanyaan lagi, maaf merepotkanmu." Zhen Nanfang berdiri dan berjalan ke pintu, lalu berhenti: "Ngomong-ngomong, sudah berapa lama dia pergi?" He Shouyun menjawab: "Pergi kemarin. Seperti yang Anda tahu, proses serah terima jabatan selalu perlu dilakukan."
"Apa Anda tahu kemana dia pergi?" tanya Zhen Nanfang lagi.
He Shouyun menyunggingkan senyum permintaan maaf: "Kami tidak tahu. Tapi saya dengar dia sudah lama ingin ke daerah pesisir. Mungkin karena berat meninggalkan pekerjaan ini, jadi tidak pernah pergi. Kali ini perusahaan memberinya kesempatan." Zhen Nanfang tersenyum: "Hm, baiklah. Anda sibuk, tak perlu mengantar. Saya masih harus ke Manajer Yan." Tanpa disadari, He Shouyun telah mengantar Zhen Nanfang sampai ke koridor.
Saat sampai di belokan koridor, Zhen Nanfang diam-diam menoleh ke belakang. Satpam yang cerewet itu sedang berdiri di samping He Shouyun yang memasang wajah muram sambil memarahinya dengan suara rendah sebelum masuk ke kantor. Senyuman mengembang di wajah Zhen Nanfang. Rupanya satpam ini mungkin tahu sesuatu. Tapi setelah dimarahi He Shouyun, tak tahu apakah masih mungkin mengorek barang berharga dari mulutnya.
Zhen Nanfang kembali ke kantor Yan Feng. Yan Feng sedang asyik ngobrol dengan Feng Yixi. Melihat Zhen Nanfang masuk, Yan Feng berjalan ke meja kerja dan mengambil selembar kertas dari atas meja: "Ini alamat keluarga Cao Guozhu beserta nomor HP-nya. Semoga bisa membantu kalian." Zhen Nanfang menerimanya dan melihat sekilas: Da Nanmen No.293, Kompleks Jiuhua, Unit 3 Lantai 6 No.1. Alamatnya memang sedetail itu.
Zhen Nanfang berkata pada Feng Yixi: "Kakak Feng, ayo kita pergi. Kalau masih ingin ngobrol, lain kali janjian lagi dengan Manajer Yan. Sebaiknya jangan pakai waktu jam kantor, bos besar kan waktunya sangat berharga." Yan Feng tertawa: "Xiao Zhen ini, selalu harus menyindirku baru puas. Baiklah, aku tahu kalian sedang bertugas. Lain kali kita janjian lagi untuk kumpul-kumpul."
Yan Feng mengantar mereka sampai ke lift. Saat pintu lift terbuka, mereka melihat Lisa, asisten khusus Yang Jie. Lisa tertegun melihat Zhen Nanfang dan Feng Yixi. Feng Yixi tersenyum: "Halo!" Lisa mengangguk. Yang mengejutkan Zhen Nanfang, Lisa bahkan tersenyum pada Feng Yixi. Tapi ketika menatap Zhen Nanfang, wajahnya langsung berubah masam. Zhen Nanfang tersenyum kecut, bertanya-tanya kapan dirinya sampai tidak sopan pada wanita ini sampai diperlakukan seperti ini.
Keduanya masuk ke lift. Baru setelah itu Yan Feng dan Lisa kembali bersama.
Tiba di lantai satu, Zhen Nanfang berkata pada Feng Yixi: "Jangan buru-buru menyetir, kita cari tempat duduk di sekitar sini, minum sesuatu." Feng Yixi bertanya bingung: "Mengapa? Bukankah kita sudah mendapatkan alamatnya? Tidak takut telat mencari orangnya?" Zhen Nanfang berkata dengan tenang: "Aku berani bertaruh, meskipun pergi sekarang juga kau takkan menemukan orangnya."
Feng Yixi masih belum paham, Zhen Nanfang menggelengkan kepala: "Jika kasus ini benar-benar terkait Yan Feng, menurutmu apakah alamat yang dia berikan pada kita akan berguna? Alamatnya pasti asli, hanya saja orang itu seharusnya sama sekali belum pulang. Lagi pula nomor telepon ini, kalau tidak percaya cobalah hubungi, pasti sudah mati atau dinonaktifkan." Feng Yixi yang terkadang berpikiran tunggal justru terlihat menggemaskan, ia benar-benar mengeluarkan telepon dan menghubungi, terdengar suara: "Maaf, nomor yang Anda hubungi telah dinonaktifkan."
Zhen Nanfang menatapnya dengan pandangan mengejek. Feng Yixi menaruh HP sambil berkata canggung: "Ayo, cari tempat untuk duduk." Setelah duduk di Divisi Yi Bai, Feng Yixi baru teringat bertanya: "Meskipun kita tidak mencari alamat itu, buat apa kita ke sini?" Zhen Nanfang melirik jamnya, pukul lima kurang seperempat: "Aku sedang menunggu seseorang!"
Feng Yixi berkata: "Oh, kenapa tidak bilang dari tadi? Menurutku kamu sama seperti Lao Shu-mu itu, selalu bertindak misterius dalam mengurus berbagai urusan."
Zhen Nanfang tersenyum: "Benarkah? Itu karena banyak hal yang belum kami pertimbangkan matang-matang, jadi kami tidak bisa sembarangan mengambil kesimpulan." Feng Yixi bertanya: "Menunggu siapa? Boleh kudengar?" Zhen Nanfang menjawab: "Seorang pemuda dari bagian satpam. Kurasa dia pasti memiliki informasi yang menarik bagi kami."
