Baru saja Shu Yi dan kawan-kawan duduk di rumah makan kecil, teleponnya berdering.
"Lao Shu, kau benar-benar luar biasa! Yan Feng baru saja meneleponku, bilang ingin bertemu denganmu. Aku katakan kau tidak tahu pergi ke mana. Dia bilang akan langsung ke hotel nanti, tidak peduli sampai jam berapa akan menunggumu pulang, katanya ada urusan penting yang harus dibicarakan." Zhen Nanfang bersemangat melapor.
Shu Yi hanya mengangguk, tidak berbicara. Zhen Nanfang bertanya: "Pasti kau sudah menahan orang itu ya?" Shu Yi tersenyum: "Nanti kalau dia datang, temani dulu saja ngobrol. Aku kira-kira akan pulang sekitar jam satu. Lihat saja apakah dia bisa sabar menunggu sampai waktu itu." Zhen Nanfang tertawa: "Aku mengerti, tidak akan memberitahunya kapan kau kembali."
Setelah menutup telepon, Zeng Guoqing bertanya: "Apakah Yan Feng itu tidak bisa menahan diri?" Shu Yi mengangguk: "Teleponnya datang setengah jam lebih lambat dari perkiraanku, tapi masih bisa dianggap cukup tenang." Zeng Guoqing tersenyum: "Jangan-jangan dia seperti kamu, mau meminta orang?" Shu Yi menjawab: "Entahlah, biarkan saja. Kalau dia benar-benar punya kesabaran menungguku pulang, nanti juga akan tahu hasil akhirnya?"
Makanan telah dihidangkan, Wen Long segera menyajikan nasi untuk semua orang.
Tang Rui berkata: "Pak Shu, berapa lama kita akan menggeser si He ini?" Shu Yi menjawab: "Besok pagi-pagi benar kita menempatkannya kembali." Wen Long bingung: "Dilepas? Susah payah membawanya kemari, kok langsung dilepas?" Shu Yi menatap Wen Long: "Kalau tidak, kamu mau bagaimana? Benar-benar ingin membuatnya menguap dari dunia fana?" Wen Long menjawab: "Bukan itu maksudku, setidaknya kita interogasi pelan-pelan sampai ada titik terang. Bagaimana kalau malam ini dia tetap bungkam?"
Shu Yi tersenyum: "Dari awal memang tidak ada rencana menginterogasinya." Kali ini bahkan Zeng Guoqing ikut bingung: "Lho, Pak Shu, ini sedang main drama apa? Bukannya kamu ingin menggali rahasia penasihat senior darinya?" Shu Yi berkomentar datar: "Kamu pikir He Shouyun, karakter kecil seperti ini, benar-benar tahu banyak tentang rahasia penasihat senior? Kuperkirakan paling-paling dia hanya tahu keberadaan beberapa orang itu, itupun karena biayanya keluar dari bagian satpam mereka sehingga dia berhak tahu sedikit."
Zeng Guoqing berkata: "Mengapa kamu begitu yakin?" Shu Yi menjawab: "Sederhana, Grup Hengyi menerapkan manajemen berbasis proyek. Penyediaan personel, pengeluaran biaya, dan aktivitas perusahaan semuanya dikelola per proyek. Biaya untuk penasihat senior pengamanan pasti berasal dari proyek departemen satpam, yang membutuhkan tanda tangan Manajer Departemen Keamanan He Shouyun untuk pengesahan pengeluaran. Kurasa inilah alasan dia terseret dalam urusan ini."
"Tapi dia hanya bertanggung jawab atas wilayah kerjanya sendiri. Berapa banyak penasihat senior pengamanan serupa yang ada di perusahaan lain Grup Hengyi bahkan di markas besar, dia sama sekali tidak tahu. Jadi saya yakin, interogasi terhadapnya tidak akan memberikan jawaban yang kita butuhkan."
Shu Yi cepat menghabiskan dua mangkok nasi. Saat dia meletakkan sumpit, Zeng Guoqing bahkan belum menyelesaikan satu mangkok nasi pun.
Shu Yi menyalakan rokok: "Santai saja makan. Saya memang cepat makannya, jangan dihiraukan."
Tang Rui tersenyum kecut: "Pak Shu, lalu mengapa repot-repot menangkapnya?" Shu Yi berkata datar: "Dua alasan. Pertama, orang yang diminta Badan Intelijen kami tidak pernah menolak. Kedua, tanpa menangkapnya, Yan Feng tidak akan mau berdialog." Zeng Guoqing bertanya: "Bukankah sikapnya baik saat datang tadi malam?"
Shu Yi tertawa: "Benarkah? Tapi dia tidak jujur. Aku bisa merasakan, dia tidak ada permusuhan terhadap kita, bahkan sepertinya sengaja ingin dekat. Tapi saat bicara denganku, dia terus-terusan bingung dan sembunyi-sembunyi. Dia sengaja membuatku merasa punya sesuatu yang ingin dikatakan, tapi tidak tahu cara mengungkapkannya. Baiklah, aku akan ciptakan kesempatan untuknya agar bisa ngobrol panjang lebar denganku nanti."
Tang Rui memerah mendengar penjelasan pertama Shu Yi, dengan canggung dia berkata: "Pak Shu, bawahan saya yang tidak kompeten, sampai harus merepotkan Bapak turun tangan langsung." Shu Yi melambaikan tangan: "Bukan itu maksudku. Aku tahu saudara-saudara kita semua hebat, tapi lawan kita juga tangguh. Di antara mereka ada beberapa ahli. Setelah bertarung, kulihat mereka jelas-jelas terlatih bela diri, jejak teknik pukulan dan tendangan sangat kental. Bawahanmu sedikit kalah itu wajar."
Zeng Guoqing menghela nafas: "Pak Shu, baru sekarang saya sadar jarak kemampuan antara institusi kita!" Shu Yi yang melihat Zeng sudah meletakkan mangkok, menyodorkan sebatang rokok: "Tak perlu berkecil hati. Fungsi kita berbeda. Sebenarnya kinerja kalian bagus. Selama kontak beberapa waktu ini, saya sangat menghargai sikap kerja dan semangat tim kalian."
Zeng Guoqing berkata: "Tapi dengan mengikuti kalian, saya belajar banyak hal." Shu Yi tersenyum: "Sudahlah Lao Zeng, kita saling belajar saja. Kedatangan kami kali ini tanpa dukungan penuh dari kalian mustahil bisa lancar. Pada akhirnya sayalah yang harus berterima kasih. Yuk, jangan banyak basa-basi antara kita, tidak perlu!"
Zeng Guoqing melihat Shu Yi bersikap seperti ini, tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia menerima rokok itu dan menyalakannya.
Tang Rui dan Wen Long juga sudah selesai makan. Tang Rui menyuruh Wen Long membayar di belakang, sementara ia sendiri pulang lebih dulu bersama Shu Yi.
Kembali ke safe house, Tang Rui bertanya pada Shu Yi: "Pak Shu, beneran nggak mau interogasi dia?" Shu Yi menggeleng: "Sudah. Kalau tidak percaya, kau bisa coba sendiri." Tang Rui memang masih ragu, tapi mana berani menunjukkan sikap curiga di hadapan Shu Yi. Shu Yi tersenyum: "Pergilah! Aku dan Kepala Zeng akan ngobrol di sini sambil menunggu kabar baikmu!"
Tang Rui akhirnya berkata: "Baiklah, aku akan mengandalkan hoki!"
Shu Yi mengeluarkan kotak rokok, melihatnya sudah kosong. Ia merogoh uang seratus yuan dan berkata pada Wen Long: "Nak, tolong belikan dua bungkus Ruan Zunyi kemasan lunak." Wen Long tersenyum: "Ngapain Pak Shu yang bayar? Tunggu sebentar, saya segera kembali."
Wen Long kembali setelah beberapa belas menit, membawa dua bungkus rokok "Shengshi Guiyan". Shu Yi melirik: "Kau yang bayar sendiri?" Wen Long menjawab: "Iya, ini bentuk bakti saya pada Bapak!" Shu Yi tahu harga rokok ini tidak murah, seratus yuan per bungkus.
Shu Yi tersenyum kecut: "Tidak perlu semewah ini, baiklah, karena ini tanda matamu, aku terima. Tapi jangan diulangi, uang ini kamu ambil juga!" Setelah berkata demikian, ia mengeluarkan seratus yuan lagi, menyelipkan dua lembar uang kertas Rp100.000 ke tangan Wen Long. "Tidak, rokok ini traktiranku!" Wen Long menolak. Shu Yi berkata: "Ambil, kalau tidak, aku tidak berani menyuruhmu bekerja lagi nanti."
Zeng Guoqing juga tertawa: "Dikasih ya ambil saja. Gaji Pak Shu setinggi langit. Kalian tidak ikut merampok tuan tanah saja sudah untung, buat apa persembahan?"
Shu Yi membalas: "Dasar Lao Zeng!"
Hingga pukul sebelas setengah, Tang Rui baru keluar dengan wajah muram. Shu Yi tersenyum: "Gimana? Apa kubilang salah? Dari tubuhnya kau takkan temukan petunjuk. Yang dia tahu, kita juga tahu." Tang Rui berkata: "Memang benar dugaannya. Dia cuma punya wewenang tanda tangan. Katanya, percakapan yang didengar Xiao Si itu karena dia melihat ada satu orang hilang dari daftar penasihat senior pengamanan, jadi sekadar bertanya. Tapi dari nada bicaranya, Yan Feng-lah yang benar-benar tahu. Bagaimana kalau..."
Shu Yi menggelengkan tangan: "Yan Feng tidak boleh diganggu, lagipula kalian takkan sanggup. Ngomong-ngomong, apa kau tanya nama orang yang hilang itu?" Tang Rui menggeleng: "Dia tidak tahu. Katanya nama-nama itu pasti palsu." Shu Yi mengerutkan alis: "Bahkan nama palsu pasti ada hubungan dengan nama asli, atau setidaknya terkait ciri material tertentu orang itu. Coba tanya lagi, siapa nama orang yang hilang itu."
Tang Rui pergi lagi, kali ini keluar dengan cepat, tidak sampai satu menit dia sudah muncul.
Dia memberitahu Shu Yi, nama yang hilang itu adalah Le Sishu!
Shu Yi tertawa: "Orang lain 'tidak ingin kembali ke Shu', dia malah kebalikan." Zeng Guoqing berkata: "Nama ini jelas palsu." Shu Yi mengangguk: "Hal yang sangat rahasia seperti ini mana mungkin pakai nama asli. Ini cuma untuk keperluan pembukuan finansial." Dalam hati, Shu Yi merenungkan nama itu, merasa seharusnya dia teringat sesuatu.
Sudah pukul dua belas, Shu Yi akhirnya berdiri: "Tang Rui, besok pagi-pagi lepaskan bocah itu. Jangan lupa berikan pembinaan mental, jangan sampai merepotkan kita. Jangan dihina lagi, kurasa kedua saudaramu sudah lega. Sudah larut, saya dan Kepala Zeng harus kembali ke hotel. Urusan di sini serahkan padamu."
Tang Rui menjawab: "Baik, Pak Shu, hati-hati di jalan."
Shu Yi membalas dengan senyuman, lalu berbalik sambil melambaikan tangan. Zeng Guoqing mengikuti langkahnya dari belakang dengan ketat, seolah takut kehilangan jejak. Saat ini, rasa kagumnya pada Shu Yi sudah tak terbendung, bahkan Tang Rui dan kawan-kawan pun merasakan hal serupa.
"Pak Shu, akhirnya Anda kembali!" ujar Zhen Nanfang ketika melihat Shu Yi dan Zeng Guoqing mengetuk pintu masuk.
"Manajer Yan sudah menunggu Anda lama sekali. Saya bilang tidak tahu kapan Anda akan kembali. Dia malah berkata kalau malam ini tidak bisa bertemu, dia tidak akan pulang! Dia terus menguras kesabaran saya di sini, saya sudah sangat lelah!" Akting Zhen Nanfang juga sangat meyakinkan. Shu Yi melangkah mendekati Yan Feng dengan senyuman hangat: "Maaf, Manajer Yan, membuat Anda menunggu lama." Dia menoleh ke Zhen Nanfang: "Kalau begitu kenapa tidak menelepon saya? Bagaimana bisa membiarkan Manajer Yan menunggu selama ini?"
Yan Feng berdiri sambil mengkritik dalam hati: Berpura-pura, teruslah berpura-pura. Semua orang tahu ini ulahmu, Shu Yi.
Shu Yi menarik tangan Yan Feng: "Ayo, Manajer Yan, ke kamar saya!" Zhen Nanfang sudah menyiapkan kamar sebelah untuk Shu Yi. Penginapan tempat mereka sebelumnya juga sudah ditinggalkan.
Shu Yi berkata pada Zhen Nanfang dan Zeng Guoqing: "Kepala Zeng, Anda dan Nanfang sudah lelah seharian. Istirahatlah lebih awal, besok kita sarapan bersama!" Setelah itu, dia membawa Yan Feng ke kamar sebelah. Saat pintu tertutup, Zhen Nanfang dan Zeng Guoqing saling pandang, keduanya tertawa terbahak!
