Shu Yi menyetir langsung ke kantor polisi kabupaten.
Zeng Guoqing sudah menunggu di sana. Shu Yi dan Mu Qi'er turun dari mobil. Shu Yi berkata pada Mu Qi'er: "Kamu makan dulu, aku akan menemui Hu Gu." Mu Qi'er memandang Shu Yi: "Bagaimana denganmu?" Shu Yi tersenyum: "Aku makan setelah urusan selesai." Mu Qi'er berkata: "Kalau begitu aku tunggu makan bersamamu." Setelah berkata demikian, dia berjalan di sisi Shu Yi. Shu Yi tersenyum kecut sambil menggelengkan kepala, tapi tidak menasihati Mu Qi'er. Dia tahu keputusan Mu Qi'er tidak akan berubah.
Zeng Guoqing telah menyambut: "Pak Shu, akhirnya Anda datang. Lan Zhen hari ini bertingkah aneh, terus bicara sendiri lalu meminta saya mencari Anda, katanya ada pesan penting." Shu Yi tersenyum: "Apa yang dia bisikkan?" Zeng Guoqing menjawab: "Tidak jelas, ucapannya samar. Tapi sepertinya menyebut nama Bayin."
Ketiganya berjalan menuju penjara. Shu Yi berkata datar: "Rupanya Hu Gu kita mulai berkomunikasi dengan arwah lagi."
Zeng Guoqing tertegun: "Berkomunikasi dengan arwah?" Shu Yi menjawab: "Dialognya dengan Bayin, bukan itu namanya?" Meski penjara tidak besar, sistem keamanannya ketat dengan polisi bersenjata di setiap pintu. Shu Yi memandang Zeng Guoqing yang menjelaskan: "Saya tambah penjagaan ganda. Siapapun tak bisa mendekati Hu Gu tanpa izin saya."
Shu Yi mengerutkan alis: "Tapi apa kau tidak berpikir, ini juga meningkatkan kesempatan lebih banyak orang bisa mendekati Hu Gu." Zeng Guoqing tertegun sejenak, Shu Yi melanjutkan: "Awalnya petugas penjara yang bertanggung jawab mengawasi Hu Gu, sekarang ditambah polisi bersenjata. Jika ada masalah di antara mereka, investigasi akan lebih sulit." Zeng Guoqing dengan malu berkata: "Aku benar-benar belum memikirkan hal ini, hanya ingin tim tambahan mengawasi agar lebih aman."
Ekspresi wajah Shu Yi kembali tenang: "Tidak apa, aku hanya sekadar berkomentar. Lao Zeng, jangan dipikirkan."
Mu Qi'er diam-diam mengikuti di samping Shu Yi. Shu Yi tidak memasukkan namanya dalam Divisi 9, statusnya sekarang hanya staf non-aktif. Tapi Shu Yi tidak menyembunyikan apapun darinya.
Ketiganya masuk ke ruang interogasi. Shu Yi mengeluarkan HP, rokok, dan pemantik dari sakunya, meletakkannya di meja. Zeng Guoqing duduk di sebelah kirinya, Mu Qi'er di sebelah kanan. Zeng Guoqing secara otomatis bertanggung jawab membuat catatan.
Hu Gu dibawa masuk dan didudukkan di kursi interogasi. Petugas penjara hendak pergi, tapi Shu Yi menghentikannya: "Beri dia secangkir air hangat." Petugas itu memberikan cangkir berisi air kepada Hu Gu. Tatapan tajam Shu Yi menembus Hu Gu: "Kudengar kau mencari aku?" Hu Gu menyangga cangkir dengan kedua tangan, mengangguk perlahan. Shu Yi berkata datar: "Ada keperluan apa?" Hu Gu menjawab: "Aku ingin bertemu Yang Jie!" Senyum tipis mengembang di bibir Shu Yi: "Berikan alasannya."
Hu Gu berkata: "Aku ingin bertemu Yang Jie." Shu Yi menyalakan sebatang rokok: "Sudah kukatakan, berikan alasan. Jika alasannya cukup kuat, aku bisa pertimbangkan untuk mempertemukan kalian." Hu Gu menyeringai: "Bukankah katamu kami ini saudara kandung? Perlukah alasan untuk kakak yang ingin bertemu adiknya?" Shu Yi memainkan pemantik api, berkata datar: "Tapi selama ini kau selalu menolak mengakui hubungan saudara itu."
Hu Gu meneguk air: "Itu karena sebelumnya kupikir kau menipuku. Tapi setelah penjelasan panjangmu yang terkesan serius, kalau dia benar adikku, aku ingin melihatnya. Ingin tahu seperti apa rupa saudara kandungku sendiri. Apakah permintaanku keterlaluan?"
Anehnya, Shu Yi benar-benar memiringkan kepala seolah berpikir, lalu mengangguk: "Ya, sangat keterlaluan." Tiba-tiba dia mengabaikan Hu Gu, berbalik membisikkan sesuatu pada Mu Qi'er. Meski disebut bisikan, suaranya cukup jelas sampai membuat alis Hu Gu terangkat dan matanya melotot.
Shu Yi tersenyum pada Mu Qi'er: "Nanti mau makan apa? Katanya ada restoran daging kuda yang lumayan ramai, tertarik mencoba?" Mu Qi'er mengangguk penuh pengertian: "Hmm." Bahkan Zeng Guoqing tak paham ulah Shu Yi. Tiba-tiba buru-buru datang, sekarang malah bersikap santai seperti tak ada urusan.
Tangan Hu Gu yang memegang cangkir gemetar. Awalnya dia mengira Shu Yi pasti akan sangat antusias mendengar keinginannya untuk bertemu, dia ingin menemui Yang Jie. Bahkan dia sudah merencanakan untuk menukar sebagian rahasianya. Tak disangka Shu Yi justru memperlakukannya dengan sikap masa bodoh. Hu Gu merasa seperti mengencangkan kepalan tangan, mengerahkan seluruh tenaga, tapi hanya menghantam kapas lembut.
Shu Yi sangat paham Hu Gu sedang menunggu tawar-menawar. Tapi mana mungkin dia terjebak taktik Hu Gu? Sebenarnya dia sudah lama berniat mempertemukan Yang Jie dengan Hu Gu. Hanya saja detailnya belum matang, dan perlu alasan yang masuk akal untuk mengajak Yang Jie menemui Hu Gu. Masih belum saatnya berterus terang ke Yang Jie, meski Tan Shiping sudah memberitahunya. Selama mereka belum membuka kartu secara langsung, permainan ini harus terus dimainkan perlahan.
Shu Yi dan Mu Qi'er terus berbisik-bisik, sesekali tertawa kecil. Zeng Guoqing merasa canggung. Dalam 10 menit saja, dia sudah dua kali bangkit mengisi ulang air minum. Sementara cangkir sekali pakai di tangan Hu Gu hampir remuk digenggamannya.
Zeng Guoqing akhirnya tak tahan dan berpura-pura batuk dua kali. Shu Yi baru menoleh: "Tim Zeng, kenapa? Masuk angin?" Zeng Guoqing terkekeh: "Gak apa, cuma tenggorokan agak gatal."
Shu Yi baru duduk tegak, menatap Hu Gu: "Jika kamu mencariku hanya untuk urusan ini, maaf, aku tidak setuju. Baiklah, kami belum makan. Percakapan kita sampai di sini hari ini. Lao Zeng, ayo kita pergi." Begitu berkata, ia benar-benar berdiri dan berusaha meninggalkan tempat.
"Tunggu!" Hu Gu berseru. Shu Yi bertanya datar: "Masih ada apa lagi?" Hu Gu bertanya: "Kamu benar-benar tidak mau menyetujui?" Shu Yi menjawab: "Menurut prosedur, sebelum kasus benar-benar ditutup, kamu tidak diizinkan menerima kunjungan, bahkan dari keluarga sekalipun." Hu Gu menggigit bibirnya: "Asalkan kalian mengizinkan kami bertemu sekali saja, aku bersedia bekerja sama dengan interogasi kalian." Suaranya sangat lembut, cukup terdengar oleh Shu Yi dan yang lain.
Ekspresi sukacita sesaat muncul di wajah Zeng Guoqing, namun saat melihat kedinginan yang terpancar dari wajah Shu Yi, ia segera menyembunyikan emosi gembira itu. Shu Yi juga berbisik pelan: "Lan Zhen, kuharap kamu mengerti identitasmu saat ini. Kamu tidak punya kualifikasi untuk tawar-menawar denganku. Sebenarnya permintaanmu tidak berlebihan, setidaknya aku punya hak untuk memenuhinya. Tapi itu harus terjadi ketika kerjasamamu benar-benar memuaskan menurut penilaianku sendiri, bukan dengan menjadikannya syarat pertukaran. Mengerti?"
Setelah berkata, Shu Yi pergi tanpa menoleh. Mu Qi'er mengikuti ketat di belakangnya. Zeng Guoqing melirik Hu Gu, lalu menghela napas pelan sambil menggelengkan kepala sebelum ikut keluar. Hu Gu yang tertinggal duduk lesu di sana. Petugas penjara menepuk bahunya: "Ayo, sudah waktunya pergi." Hu Gu tiba-tiba menjadi emosional, menarik lengan petugas: "Tolong panggil mereka kembali! Suruh mereka kembali!" Suaranya serak.
Petugas penjara menjulurkan leher melihat ke luar pintu, bayangan Shu Yi dan yang lain sudah tak terlihat.
Petugas penjara menggeleng: "Mereka sudah pergi semua." Sambil berkata demikian, ia menarik Hu Gu keluar.
"Pak Shu, mengapa Anda menolak permintaannya?" Zeng Guoqing bingung. Bukankah Shu Yi selalu ingin menggali informasi dari Hu Gu? Menurutnya tak masalah mengizinkan Yang Jie bertemu, sekalipun Yang Jie bermasalah, di hadapan mereka berdua mustahil terjadi percakapan mencurigakan.
Shu Yi tersenyum: "Ajak kami makan daging kuda. Sambil makan akan kujelaskan alasannya." Zeng Guoqing menjawab: "Tak masalah." Bertiga mereka duduk di restoran daging kuda. Shu Yi bertanya ke Mu Qi'er: "Pernah coba daging kuda?" Mu Qi'er menggeleng. Shu Yi berkata: "Aku juga belum. Mari kita cicipi." Zeng Guoqing yang sudah berpengalaman dengan inisiatif memesan kesalahan kecil dan beberapa lauk pendamping untuk mereka.
Setelah pelayan mengantarkan makanan, Zeng Guoqing baru bertanya: "Pak Shu, sekarang bisakah Anda memberitahu saya alasannya?" Shu Yi berkata pelan: "Pertama-tama, pahami dulu mengapa Hu Gu begitu buru-buru ingin bertemu saya dan mengajukan syarat seperti ini?" Zeng Guoqing menjawab: "Saya rasa dia sudah panik. Setelah bertahan sekian lama, dia sudah tak sanggup lagi."
Shu Yi tersenyum: "Lao Zeng, saya kira Anda orang yang berpengertian. Mengapa menanyakan hal yang kurang kompeten seperti ini? Jika dia sudah tak sanggup bertahan, apa haknya untuk tawar-menawar dengan kita?" Zeng Guoqing tersenyum kecut: "Saya hanya berharap bisa menemukan titik lemah dari dirinya." Shu Yi melanjutkan: "Selain itu, urutan ini tidak boleh terbalik. Harus dia yang kooperatif dalam interogasi dulu, baru kita mungkin beri kesempatan bertemu dengan Yang Jie."
Zeng Guoqing masih belum paham, mengerutkan alisnya.
Shu Yi bertanya: "Ada masalah? Tidak mengerti?" Zeng Guoqing mengangguk. Shu Yi menjelaskan: "Pertama, untuk mencegah konspirasi. Hingga kini Hu Gu sama sekali tidak punya kontak dengan luar. Dia tidak tahu perkembangan terakhir. Beberapa hari lalu saya sengaja mengirimnya ke ibu kota provinsi agar dia tahu kami telah memahami hubungannya dengan Yang Jie bahkan Tan Shiping, juga bahwa Yang Tianming sudah tewas. Derasnya informasi ini justru akan membuatnya semakin ambruk, karena banyak hal terjadi tapi dia sama sekali buta."
“Dia bahkan tidak tahu seberapa banyak informasi yang telah kami ketahui, sehingga dia tidak sanggup menahan lagi, dia perlu mendapatkan informasi dari luar. Dia juga tahu kami ingin membuka titik lemah melalui dirinya, oleh karena itu mengajukan syarat untuk bertemu Yang Jie. Jika kami mengizinkannya bertemu Yang Jie terlebih dahulu, bila ada chemistry atau metode komunikasi rahasia yang telah mereka sepakati sebelumnya, maka meskipun dia kemudian benar-benar bekerja sama dalam interogasi, kami tetap berpotensi disesatkan.”
“Apalagi kemungkinan dia akan berhenti bekerja sama setelah mendapat informasi dari luar tidak bisa dipastikan. Kedua, dengan menerima syaratnya, secara psikologis dia akan menguasai inisiatif. Ini akan membuatnya menilai bahwa kami sebenarnya belum menguasai informasi sah yang cukup tentang kasus ini. Meski mau bekerja sama, dia akan sangat berhati-hati dan menghindari menyentuh inti kasus. Namun jika kami bersikap tegas, menginterogasi dulu baru memberi kesempatan bertemu, itu menunjukkan sentuhan manusiawi dan simpati kami terhadap ikatan darahnya.”
