Di depan toko perlengkapan militer "Surga Kamuflase" Jalan Huaihai No. 332, Ye Qinghan dan Jin Dahai menyambut Shu Yi yang baru turun dari mobil.
Shu Yi melirik toko itu: "Yang ini?" Ye Qinghan mengangguk: "Benar, yang ini. Pemiliknya pria sekitar 30 tahun, penggemar berat militer. Tapi menurutku ada aura tentara yang kuat darinya, meski saat kutanya apakah pernah jadi tentara, dia menyangkal."
Shu Yi bertanya: "Apakah orangnya masih di dalam?" Ye Qinghan menjawab: "Dia masih di toko, aku menyuruhnya menunggu kalian datang." Shu Yi bertanya lagi: "Sudah ditanyakan belum, apakah dia setiap hari selalu menjaga tokonya sendiri?" Ye Qinghan berkata: "Ya, dia bilang toko ini hanya mempekerjakan satu buruh. Hampir selalu dia sendiri yang jaga toko, soalnya pekerja kasar tidak memenuhi kualitas yang dibutuhkan. Ini memerlukan kecintaan pada dunia militer dan keakraban mendalam dengan penggunaan serta performa peralatan militer."
Memasuki toko, barang-barang militer yang dijual sangat lengkap. Mulai dari pakaian, sepatu, topi, hingga berbagai peralatan pendukung dan buku-buku militer. Ye Qinghan mengantar Shu Yi menghadap pemilik toko. Shu Yi mengamati dengan seksama lelaki berusia sekitar 30 tahun ini. Tinggi badannya kira-kira 180 cm, bertubuh kekar. Terutama matanya yang sangat berbinar dengan sorotan tajam penuh ancaman.
Memang seperti yang dikatakan Ye Qinghan, kesan pertama Shu Yi terhadap lelaki ini sangat kuat aura militernya. Bahkan terpancar aura pembunuh yang menggetarkan dari tubuhnya. Menurut Shu Yi, pria ini bukan sekadar tentara biasa, melainkan tentara profesional yang telah melewati pencucian api perang. Tentu saja ini hanya kesan pertama Shu Yi tanpa dasar bukti yang jelas.
Ye Qinghan tersenyum memperkenalkan: "Ini adalah Kepala Departemen Shu kami. Pak Shu, ini adalah pemilik toko 'Surga Loreng', Lin Hongbing." Shu Yi menjulurkan tangan sambil tersenyum: "Halo, Bos Lin!" Lin Hongbing juga tertawa: "Pak Shu bercanda, mana mungkin saya disebut bos, cuma buka toko kecil karena hobi saja." Shu Yi bertanya: "Apakah Bos Lin pernah menjadi tentara?" Lin Hongbing tertegun sejenak, lalu tertawa: "Tadi Petugas Ye ini juga bertanya demikian, apakah saya benar-benar terlihat seperti mantan tentara?"
Shu Yi berkata: "Bukan hanya sekadar mirip, di diri Bos Lin benar-benar terpancar aura seorang tentara sejati."
Lin Hongbing terkekek: "Itu kehormatan bagi saya. Penyesalan terbesar seumur hidup saya adalah tidak pernah mengalami kehidupan militer. Makanya saya buka toko seperti ini untuk menutupi penyesalan itu." Shu Yi mengangguk: "Oh begitu? Tapi meski Bos Lin tidak pernah jadi tentara, aura militermu sudah melebihi banyak prajurit."
Setelah mengobrol santai, Shu Yi masuk ke pokok pembicaraan: "Bos Lin, kabarnya Anda mengenal orang di foto ini?" Ia menyerahkan foto Shan Xiaofeng. Lin Hongbing melihat sekilas lalu mengangguk: "Benar, dia pelanggan tetap di sini, hampir tiap minggu datang satu dua kali." Shu Yi terkejut: "Satu dua kali seminggu? Itu cukup sering." Lin Hongbing menjawab: "Ya, dia penggemar berat kelas satu, sampai-sampai terobsesi dengan hal-hal militer."
Shu Yi berkata: "Dia masih sangat muda, sepenuhnya punya kesempatan untuk wajib militer dan benar-benar merasakan kehidupan di tentara!" Lin Hongbing tertawa: "Dia sudah tidak punya kesempatan, kalian belum tahu? Penglihatannya tidak memenuhi kriteria." Shu Yi mengangguk: "Begitu ya! Ngomong-ngomong, Bos Lin, saat datang kemari apakah dia selalu sendirian? Atau ada orang lain yang menemaninya?"
Lin Hongbing berpikir sejenak, lalu menggeleng: "Tidak, dia selalu datang sendiri." Shu Yi tersenyum: "Kurasa dia terlihat sangat profesional, sempat kukira ada ahli yang membimbing." Lin Hongbing menjawab: "Memang benar dia sangat profesional, semua barang di tokoku dia sangat paham."
Di lubuk hati Shu Yi timbul kekecewaan kecil. Dengan begini, investigasi terhadap sosok berbaju hitam itu akan semakin sulit.
Dia bertanya: "Apa di sini ada jual seragam militer baru?" Pertanyaan mendadak Shu Yi membuat Lin Hongbing tertegun sejenak. Shu Yi tersenyum menenangkan: "Tenang saja, aku bukan datang untuk memeriksa seragam militer. Jawab saja jujur, ada atau tidak." Lin Hongbing terdiam sesaat, lalu menjawab: "Ada." Tentu saja dia tahu, menjual seragam militer baru adalah aksi ilegal, sehingga hatinya sangat was-was. Shu Yi menepuk bahunya: "Mau ikut aku ke suatu tempat?"
Lin Hongbing tersenyum kecut: "Masih ada pilihan mau atau tidak? Aku tahu jual gelap seragam baru pasti akan berakhir buruk begini." Shu Yi menggeleng sambil tersenyum: "Kau terlalu khawatir, aku hanya ingin mengajakmu ke rumah Dan Xiaofeng untuk melihat barang-barang apa saja yang tidak dibeli di tempatmu." Lin Hongbing menghela napas lega: "Kalau begitu, aku mau!"
Shu Yi mengangguk: "Baik, kami akan menunggu di luar. Tutup saja pintu tokonya." Lin Hongbing berkata: "Tidak apa, Xiao Wu yang akan menutup." Xiao Wu adalah pekerja kasarnya.
Beberapa orang tiba di rumah Shan Xiaofeng. Shu Yi mengajak Lin Hongbing memeriksa seluruh rumah dengan cermat. Lin Hongbing segera memastikan semua barang keperluan militer di rumah Shan Xiaofeng dibeli dari tokonya. Shu Yi mengerutkan alis: "Anda benar-benar yakin?" Lin Hongbing tersenyum: "Tentu. Barang yang saya jual sendiri mana mungkin tidak saya kenal?" Shu Yi meraih "Pedang Zhongzheng" sambil berbisik: "Ini juga?"
Lin Hongbing mengambil dan menghunus pedang itu, terkejut: "Pedang Zhongzheng?!" Shu Yi mengangguk. Lin Hongbing menggeleng: "Ini bukan dari saya. Saya tidak tahu dari mana dia mendapatkannya." Shu Yi tersenyum: "Kalau begitu, baiklah. Terima kasih atas waktunya, maaf telah merepotkan." Lin Hongbing menjawab: "Pak Shu jangan sungkan-sungkan. Membantu kepolisian menyelesaikan kasus adalah kewajiban saya." Shu Yi berkata: "Saya akan menyuruh Perwira Ye mengantar Bapak pulang."
Lin Hongbing buru-buru menyela: "Pak Shu tidak perlu repot. Saya bisa naik taksi sendiri. Jangan merepotkan Perwira Ye." Shu Yi tersenyum tipis: "Baiklah. Tapi Tuan Lin, saya ingin memberi nasihat." Lin Hongbing terdiam sejenak lalu tertawa: "Saya tahu maksud Pak Shu. Tenang saja, saya akan musnahkan seragam militer baru itu dan tidak akan berjualan barang ilegal lagi."
Shu Yi mengangguk perlahan. Ye Qinghan mengantar Lin Hongbing keluar.
Shu Yi duduk di sofa ruang tamu rumah Shan Xiaofeng, menyalakan sebatang rokok sambil mengerutkan alis.
Jin Dahai bertanya: "Pak Shu, sepertinya mustahil menemukan sosok berbaju hitam itu lepas jejak penggemar militer." Shu Yi menatap Jin Dahai sejenak lalu tersenyum: "Kakak Jin, bagaimana kesanmu tentang Lin Hongbing ini?"
Jin Dahai berpikir sejenak: "Jujur, kalau bersama kalian masih mending. Tapi kalau harus berduaan denganku sendiri, aku pasti merinding." Shu Yi bertanya: "Mengapa?" Jin Dahai menjawab: "Aku ini bukan penakut, tapi sejak pertama kali melihat orang itu, langsung kurasakan aura pembunuh mengerikan dari tubuhnya!"
Shu Yi berkata: "Oh? Aura pembunuh?" Jin Dahai mengangguk: "Benar. Aura itu... bagaimana ya... seperti pedang tajam tergantung yang siap melukai kapan saja." Shu Yi tertawa: "Analisa bagus. Tidak hanya kamu, aku pun merasakan hal sama. Qi'er, bagaimana pendapatmu?" Mu Qi'er mengangguk: "Hm, menurutku Lin Hongbing ini tidak sederhana."
Shu Yi berkata dengan datar: "Percayakah kalian toko milik orang seperti ini bisa ramai? Kukira kehadirannya saja sudah membuat pelanggan kabur ketakutan." Jin Dahai bingung: "Apa maksudmu, Pak Shu?" Shu Yi menjelaskan: "Kalaupun benar dia pemilik toko, mustahil dia menjaga toko tiap hari. Selain itu, perhatikanlah responsnya saat kutanya apakah barang militer di rumah Shan Xiaofeng semuanya dibeli dari tokonya - jawabannya terlalu lancar dan pasti!"
Mu Qi'er dan Jin Dahai sama-sama mengangguk: "Hm!" Shu Yi berkata: "Dengan begitu banyak barang, apakah dia bahkan tidak perlu berpikir atau melihat secara detail, tapi langsung yakin semuanya berasal dari tokonya? Apakah ini wajar?"
Saat itu Ye Qinghan juga kembali. Mendengar perkataan Shu Yi, dia berkata: "Tidak normal." Shu Yi melanjutkan: "Dia bermasalah, setidaknya terkait kasus Shan Xiaofeng. Terutama ketika saya tanya tentang penjualan seragam militer baru. Orang biasa yang dihadapi polisi dengan pertanyaan seperti ini biasanya akan berusaha menyamarkan, tapi dia hanya ragu sebentar lalu mengaku. Ini contoh klasik menghindari inti masalah agar terkesan jujur."
Shu Yi menghisap rokoknya: "Dan yang terpenting, mengapa dia menyembunyikan identitas mantan tentara? Saya pernah berjabat tangan dengannya. Kapalan di tangannya jelas bekas memegang senjata. Meski sudah berusaha menahan aura militernya, tetap terlihat samar."
Ye Qinghan berbisik: "Mungkin masa lalunya di militer tidak gemilang, jadi dia berusaha mati-matian menghindari hal ini." Shu Yi menyahut: "Jika benar demikian, dia memang akan memiliki mentalitas menghindar. Menjauhi segala hal yang mengingatkan pada masa militernya. Maka mustahil dia membuka toko seperti ini, apalagi menunjukkan ketertarikan berlebihan pada hal-hal militer seperti sekarang."
Jin Dahai pertama kali belajar menangani kasus. Otaknya langsung merasa tak cukup. Ia bertanya, "Pak Shu, menurutmu mengapa dia menyembunyikan sejarah ini?" Shu Yi tidak menjawab, malah berkata pada Ye Qinghan, "Kau tahu di mana dia tinggal?" Ye Qinghan mengangguk. Shu Yi memberi perintah pada Biksu, "Mulai hari ini, kau dan Qinghan akan melakukan pengintaian 24 jam sehari pada Lin Hongbing. Aku akan menyuruh Nanfang menyelidiki latar belakangnya."
Mu Qi'er berkata, "Brother Ye, Biksu, kalian harus sangat berhati-hati. Aku curiga dia tokoh yang sangat berbahaya." Baru kemudian Shu Yi menatap Jin Dahai, "Kakak Jin, menurutku alasan dia menyembunyikan masa lalunya sebagai tentara hanya satu - dia memang tentara, tapi bukan tentara Kerajaan Hua Xia."
Pernyataan Shu Yi ini membuat semua orang tertegun. Shu Yi melanjutkan, "Kalian juga bilang, aura tentaranya sangat kental, bahkan ada aura pembunuh samar. Tapi kalian tak merasakan agresivitas dalam sorot matanya, ditambah bau darah yang terpancar dari tubuhnya. Ini ciri-ciri orang yang pernah melewati kobaran perang dan ujian hidup-mati. Jika tebakanku benar, dia pernah berdinas di militer negara lain sebagai pasukan khusus, dan belum lama datang ke Tiongkok karena aura pembunuhnya belum terkikis waktu!"
