Zhen Nanfang memberi tahu Shu Yi bahwa uang sudah ditransfer. Shu Yi berkata: "Hm, kalau ada kabar lebih lanjut saya akan telepon lagi." Shu Yi menutup telepon, mencari nomor telepon Yuan Caishan, hendak menelepon. Tapi urung dilakukan karena Yuan Caishan tadi tidak mengatakan akan menghubungi lagi setelah transfer.
Shu Yi tahu orang seperti Yuan Caishan yang bekerja di bidang abu-abu punya aturan main sendiri. Menelepon tiba-tiba bisa membuatnya tertekan.
Yuan Caishan segera menerima pemberitahuan SMS: 100 ribu yuan telah masuk ke rekening. Berdiri di pinggir kapal, dia menyalakan rokok sambil mengamati anak buah Zhuge Fengchu. Sejujurnya Yuan Caishan sangat tidak suka dengan Zhuge Fengchu yang sejak naik kapal selalu bersikap semena-mena, sama sekali tidak menghargai mereka. Meski tahu Jin Dahai sangat penting bagi kelompok Zhuge Fengchu, tapi urusan itu bukan urusannya.
Uang sudah diterima, harus bekerja untuk orang lain, ini prinsip Yuan Caishan. Meskipun yang dilakukan adalah bisnis gelap, tapi pencuri pun punya kode etik. Namun bagaimana cara membantu Jin Dahai lolos dengan sukses? Dia tahu kelompok Zhuge Fengchu ini bukan orang baik-baik, belum tentu mereka membawa senjata. Jangan sampai usaha penyelamatan malah mengorbankan nyawa kecilnya sendiri.
Melihat arah kapal yang menuju Kabupaten Jinhai, begitu mereka naik ke darat akan sulit menyelamatkan Jin Dahai. Harus bagaimana? Andai ini malam hari, tapi malah siang bolong. Satu-satunya cara adalah melompat ke laut berdua. Tapi sehebat apa pun renangmu, bisakah mengalahkan speedboat? Kecuali ada yang memberikan dukungan.
Tapi siapa yang akan membantu? Tentu yang terbaik adalah polisi, tidak hanya menyelamatkan orang tapi juga membereskan gerombolan itu. Tapi Yuan Caishan sendiri berasal dari dunia hitam, lebih baik mati daripada kerja sama dengan polisi. Bangsat, harus berjudi demi peluang! Bawa Jin Dahai ke laut dulu. Speedboat pun tak masalah asalkan kita rusak lebih dulu.
Yuan Caisham memperhatikan tak ada yang mengawasinya. Dia mengeluarkan paku dan menghujamkannya berkali-kali ke sekoci tunggal yang terikat di sisi kapal. Kemudian tersenyum: Sekoci ini takkan berguna meski masuk air. Lalu berjalan menuju ruang mesin.
Dia sebenarnya adalah penjaga kapal pesiar, memeriksa dan memelihara peralatan adalah bagian dari pekerjaannya. Jadi tidak ada yang mencurigainya, dia segera sampai di ruang bawah kapal. Untuk kapal pesiar, dia adalah profesional, dalam merusak pun dia sangat terampil. Dia mengutak-atik sana-sini, setelah beberapa saat, dia berdiri dengan puas sambil menepuk-nepuk tangan, wajahnya menunjukkan senyuman bangga.
"Lao Hong, si kurcaci kalian memanggil kalian." Yuan Caishan membuka pintu kabin, berkata pada Hong Ge. Hong Ge tertegun sejenak, untuk apa bos mencari dirinya? Tapi dia tidak akan meragukan Yuan Caishan, mereka sudah berteman beberapa tahun. Hong Ge menjawab: "Baiklah, kami akan segera kembali. Tempat ini kuserahkan padamu." Yuan Caishan tersenyum: "Pergilah, tenang saja menyerahkan tempat ini padaku."
Hong Ge berdua tidak menyadari ditipu, pergi meninggalkan tempat.
Yuan Caishan buru-buru mendekati Jin Dahai: "Setelah keluar kita langsung lompat ke laut, berenang sekuat tenaga, sejauh mungkin. Ngomong-ngomong, jangan-jangan kau tidak bisa berenang?" Jin Dahai menjawab: "Tenang saja, selama bisa masuk ke air, mereka tidak bisa berbuat apa-apa!" Yuan Caishan melepaskan talinya sambil lega: "Bagus! Aku khawatir uang 100 ribu yuan temanmu sia-sia. Ikuti aku, akan kubawa kau ke darat!"
Jin Dahai mengangguk, dia harus mengikuti Yuan Caishan. Sudah lama terperangkap di kabin, konsep arah pun hilang dari pikirannya. Yuan Caishan melepas tali yang membelit tubuh Jin Dahai: "Cepat, kita harus lari. Waktu mepet, mereka akan segera tahu kalau sudah ditipu." Yuan Caishan mengeluarkan kantong plastik, dengan cermat membungkus HP-nya.
Begitu keluar pintu kabin, mereka langsung melihat Kakak Hong dan enam tujuh anak buahnya berlari ke arah kapal. Rupanya mereka sudah tahu ditipu. Untungnya di luar kabin langsung ada pinggir kapal. Yuan Caishan berteriak: "Lompat!" Keduanya terjun ke laut, berenang mati-matian. Zhuge Fengchu berdiri di pinggir kapal sambil mengamuk: "Tembak! Tembak mati mereka!" Dia mengeluarkan pistol dan menembak ke arah Yuan Caishan dan Jin Dahai di air. Tapi keduanya sudah menyelam sangat dalam. Bahkan bayangan tubuh pun tak terlihat, mana mungkin tembakan bisa akurat?
Kakak Hong dan anak buahnya melepas sekoci dan melompat ke atasnya. Tapi baru mendayung beberapa meter, mereka sadar sekoci itu ternyata bocor. Karena kemampuan berenang mereka payah, wajah mereka langsung pucat ketakutan.
Zhuge Fengchu berteriak keras: "Maksimalkan kecepatan, kejar mereka! Jangan biarkan mereka lolas hidup-hidup!" Tapi tepat saat itu, bawahannya melapor: "Tangki mesin bocor, oli hampir habis. Kapal bahkan tak bisa bergerak, apalagi mengejar."
Wajah Zhuge Fengchu bermuram, dia yakin rencana kali ini pasti sukses memberi pukulan telak pada Shu Yi. Tapi hasilnya di luar dugaan. Kini bahkan kabur dari sini pun jadi masalah. Dia menyesal, andai pakai kapal pribadi takkan begini. Yang paling membuatnya geram adalah Yuan Caishan! Kenapa asosiasi kapal pesiar mengirim orang seperti ini? Sungguh sulit diantisipasi!
Awalnya dia tak ingin anggota asosiasi naik kapal. Tapi keberadaan mereka bisa jadi kamuflase. Siapa sangka Yuan Caishan membuatnya kewalahan! Memang Yuan Caishan kurang dikenal. Secara lahir tampak pengecut yang suka mengeruk keuntungan kecil, tapi diam-diam berani melakukan apa pun demi uang.
Zhuge Fengchu telah menghitung segala kemungkinan kecuali keserakahan Yuan Caishan ini. Dengan wajah masam dia berkata: "Cepat telepon orang untuk menjemput kita! Buruan! Nanti yang datang malah polisi!"
Harus diakui Yuan Caishan punya indra arah yang tajam dan kemampuan berenang luar biasa. Dalam sejam, dia berhasil menggendong Jin Dahai ke darat. Sambil terengah-engah, dia berkata: "Aku sudah tepati janji - bawa kamu kabur dari kapal. Sekarang kita berpisah. Tak peduli siapa dirimu, jangan cari masalah denganku!"
Jin Dahai masih tersengal-sengal, berkata pelan: "Terima kasih!" Yuan Caishan tertegun sejenak: "Terima kasih? Jangan bercanda, aku sudah menerima uangmu, tak perlu kau ingat lagi." Jin Dahai berkata: "Bolehkah aku minta bantuan sekali lagi?" Yuan Caishan berpikir sejenak: "Baiklah, kali ini gratis. Katakan, urusan apa?" Jin Dahai menjawab: "Bisakah menelepon temanku, beri tahu dia aku sudah selamat. Juga, suruh dia menjemput kami. Aku tidak tahu di mana lokasi kita sekarang."
Yuan Caishan membuka kantong plastik, mengeluarkan HP: "Kalian polisi?" Jin Dahai meyakinkan: "Tenang saja, pasti tidak akan ada masalah. Bahkan mungkin temanku akan memberimu hadiah!" Yuan Caishan setengah percaya: "Kau tidak menipuku? Jujur saja, yang paling tidak kupercaya adalah polisi." Jin Dahai berkata tulus: "Percayalah, aku tidak akan membiarkanmu celaka."
Yuan Caishan menelepon Shu Yi: "Hoi!" Shu Yi sedang sangat cemas, tidak tahu apakah Yuan Caishan sudah menyelamatkan Jin Dahai: "Aku mendengarkan!" Yuan Caishan memberi informasi: "Temanmu sudah aman. Kami sekarang di Pelabuhan Xiaoya, Distrik Yushan. Datanglah menjemput kami." Setelah menutup telepon, Yuan Caishan menatap Jin Dahai: "Kau juga pegawai negeri?"
Jin Dahai mengangguk: "Benar. Kali ini kau berjasa besar, kami pasti akan memberi penghargaan!" Yuan Caishan tersenyum kecut: "Jangan suruh aku mengembalikan uang 100 ribu itu ya?" Jin Dahai menggeleng: "Tidak, uang itu sudah menjadi hakmu."
Keduanya terus mengobrol santai. Yuan Caishan yakin mereka sudah berada dalam kondisi aman.
Shu Yi sendiri membawa orang bergegas menuju Xiaoyakou di Distrik Yushan. Hatinya panas seperti terbakar, bahkan ia agak menyesal tak membiarkan Jin Dahai bicara tadi. Tak tahu apakah perkataan Yuan Caishan bisa dipercaya. Mu Qi'er mencengkeram tangannya: "Jangan kau khawatir, Kakak Jin pasti baik-baik saja."
Shu Yi tersenyum kecut: "Aku terlalu emosional karena perhatian. Sudah tahu ini tak baik, tapi tetap tak bisa menahan kekhawatiran."
Mu Qi'er berkata: "Yuan Caishan itu memang menarik. Kukira sekarang dia pasti mengkhawatirkan apakah kau akan memaksanya mengembalikan uang 100 ribu yuan itu!" Shu Yi menjawab: "Jika dia benar-benar berhasil menyelamatkan Kakak Jin, aku rela memberinya lagi 100 ribu." Mu Qi'er menambahkan: "Kakak Jin bisa dibilang bertemu orang berkuasa. Tak disangka, Yuan Caishan ini ternyata berani mempertaruhkan nyawa demi uang."
Shu Yi menggelengkan kepala: "Orang ini sangat berbakat. Menyelamatkan Kakak Jin dalam kondisi seperti ini butuh bukan hanya keberanian, tapi juga kecerdasan." Mu Qi'er menatap Shu Yi: "Jangan-jangan kau mau merekrutnya?" Shu Yi tersenyum: "Jika Kakak Jin selamat, memang ingin kurekrut. Dia bisa dibilang jenius langka. Lagipula, di Badan Keamanan Militer aku belum punya pasukan - dia bisa jadi anggota."
Yuan Caishan tak pernah menyangka bahwa transaksi kali ini malah menjerat dirinya sendiri. Tapi ini hal positif. Ikut Shu Yi jelas lebih baik daripada setiap hari melakukan trik tipu muslihat di luar. Usianya baru 20-an, memiliki prospek karir bagus jauh lebih berharga.
Shu Yi dan rombongan segera tiba di lokasi.
Yuan Caishan melihat beberapa mobil berhenti di depan mereka. Awalnya dia tertegun, lalu secara refleks bangun dari tempat tidur ingin kabur, tapi dicegat oleh biksu. Shu Yi tidak sempat memperhatikan Yuan Caishan. Om-nya berlari ke depan Jin Dahai: "Kakak Jin, kamu tidak apa-apa?" Jin Dahai sudah tersadar, tarikan napasnya juga lebih tenang: "Aku baik-baik saja. Takut sekali tidak bisa bertemu kalian lagi." Hati Shu Yi yang sempat cemas akhirnya lega.
"Apakah ini ulangan Henglu Keiji?" tanya Shu Yi. Jin Dahai menggelengkan kepala: "Dia cuma kaki tangan. Bosnya itu kayaknya bernama Zhuge Liang atau apa gitu." Shu Yi mengerutkan alis: "Zhuge Fengchu?" Jin Dahai mengangguk: "Benar, benar, dia itu, Zhuge Fengchu!" Shu Yi menyeringai: "Ternyata dia benar-benar tidak tahan ikut keluar."
Saat itu Yuan Caishan juga diantarkan ke depan.
Shu Yi memandangnya: "Kau Yuan Caishan?" Yuan Caishan mengangguk, di lubuk hatinya ada rasa takut. Shu Yi bertanya keras: "Yuan Caishan, kau tahu dosamu?"
