Tim investigasi kriminal kantor polisi kota akan segera tiba di Kota Mang. Kepala Polisi Desa Mang, Ding Haiyang, memanggil Guo Xuan ke kantor.
"Lao Guo, tim investigasi kriminal kantor polisi kota akan datang sore ini. Kau yang bertanggung jawab berkoordinasi dengan mereka nanti," kata Ding Haiyang perlahan. Guo Xuan tertegun sejenak: "Kenapa mereka mengirim orang lagi? Kemarin saat pergi, bukannya kasus ini diserahkan pada kita untuk diselidiki sendiri?"
Ding Haiyang tersenyum kecut: "Siapa yang tahu, ini Wakil Kepala Gu sendiri yang meneleponku." Guo Xuan mengangguk: "Oh, siapa yang memimpin tim?" Ding Haiyang menjawab: "Katanya wakil kapten baru, namanya Ma Weihan."
Mobil Ma Weihan berhenti di pintu masuk kota. Semua kendaraan yang menuju Mang hanya boleh parkir di pintu masuk.
Empat orang berjalan kaki menuju pusat kota.
Mereka tidak langsung pergi ke kantor polisi setempat. Ma Weihan membawa tiga rekannya berkeliling kota selama dua jam penuh, terlebih dahulu menyelidiki kondisi geografis kota secara mendalam. Ini pertama kalinya mereka datang ke Kota Mang. Tempat ini sangat aneh, bagaikan sudut terlupakan di Kota Tianyuan yang jarang disebut orang.
Begitu Ma Weihan dan tim masuk ke kantor polisi, Ding Haiyang dan Guo Xuan segera menyambut. Ding Haiyang tersenyum menggenggam tangan Ma Weihan: "Tim Ma ya?" Ma Weihan mengangguk sambil tersenyum: "Kepala Ding ya? Maaf kami kembali memberi masalah." Ding Haiyang menjawab: "Ah tidak, ini bentuk perhatian khusus atasan kantor polisi kota terhadap Kota Mang kami." Ma Weihan menambahkan: "Kota Mang sudah hampir tiga puluh tahun tidak ada kasus kriminal, ini hasil kerja keras kantor polisi setempat!"
Ding Haiyang menghela napas: "Tapi kali ini malah terjadi kasus pembunuhan, sungguh memalukan!" Ma Weihan menghibur: "Jangan terlalu menyalahkan diri. Di mana ada manusia pasti ada konflik, benturan kepentingan tak terhindarkan. Kalian sudah bekerja maksimal." Guo Xuan menyela: "Kepala, mari kita persilakan Tim Ma masuk dulu. Lebih baik lanjutkan pembicaraan sambil duduk."
Ma Weihan memandang Guo Xuan sambil bertanya ramah: "Ini...?" Ding Haiyang buru-buru memperkenalkan: "Ini Lao Guo yang bertanggung jawab atas kasus kriminal di kantor kami. Dia staf senior. Ngomong-ngomong, kalian bisa berkoordinasi langsung dengannya, dia akan memberikan dukungan penuh." Ma Weihan menjabat tangan Lao Guo: "Senang berkenalan!"
Semua orang duduk di ruang rapat, Ma Weihan memperkenalkan tiga rekannya kepada Ding Haiyang dan yang lain: "Mereka adalah magang baru di tim investigasi kriminal kami. Sebenarnya tujuan kedatangan saya kali ini adalah membawa mereka keluar untuk melihat-lihat dan jalan-jalan. Pekerjaan penyelidikan kasus tetap menjadi tanggung jawab utama kantor polisi setempat, kami hanya mengamati dan belajar!" Ma Weihan datang dengan misi khusus, dia takkan benar-benar ikut campur dalam kasus konkret.
Di lubuk hati Guo Xuan penuh dengan keraguan. Dari empat orang tim investigasi kriminal kantor polisi kota yang datang kali ini, tak satu pun yang dikenalnya. Dari nada pembicaraan Ma Weihan, sepertinya mereka tidak terlalu tertarik pada kasus pembunuhan di Kota Mang ini, lebih seperti kelompok turis yang datang untuk rekreasi. Tentu saja tidak menutup kemungkinan mereka memiliki agenda tersembunyi.
Guo Xuan tersenyum: "Kapten Ma, masa sih. Kalian kan atasan, kami justru berharap bisa mendapat bimbingan dan bantuan dari Bapak!" Sebagai orang yang sudah berpengalaman, Ma Weihan paham betul ini hanya basa-basi. Dia menjawab: "Lao Guo, perkataanmu ini salah. Soal pengalaman, kamu jauh lebih kaya dari kami. Jangan pelit ilmu, harus lebih banyak memberi kesempatan pemuda untuk belajar!"
Ding Haiyang yang lihai menyela: "Lao Guo, urus dulu akomodasi untuk Kapten Ma dan kawan-kawan. Nanti malam saya yang traktir, jamu makan Kapten Ma! Tenang, saya yang mengeluarkan kocek pribadi, pasti tidak melanggar disiplin!"
Setelah makan malam, Zhen Nanfang menghubungi telepon Qu Min.
"Direktur Qu, Halo!" suara Zhen Nanfang terdengar pelan. Qu Min menatap nomor tak dikenal sambil tertegun sejenak, lalu seolah teringat sesuatu ia menjawab ramah: "Saya Qu Min, boleh tahu siapa yang menghubungi?" Zhen Nanfang berkata: "Nama saya Zhen Nanfang dari Seksi Sembilan Biro Kelima." Qu Min tersenyum: "Oh, Halo! Sudah dengar kabar kedatangan kalian di Kota Mang. Sebenarnya ingin langsung menjenguk, tapi khawatir mengganggu pekerjaan kalian."
Zhen Nanfang menangkap nada teguran dalam ucapan Qu Min. Dengan malu ia menjelaskan: "Maaf Direktur Qu, awalnya kami hanya jalan-jalan ke Kota Mang, bukan urusan dinas. Jadi tidak mau merepotkan." Qu Min dalam hati mendecak: Bualan! Kalau bukan urusan dinas ngapain ke Kota Mang terpencil ini? Daripada liburan ke tempat terpencil?
Qu Min tak membongkar kebohongannya. Ia hanya tersenyum: "Begitu ya." Hanya tiga kata itu yang diucapkannya. Ia tahu pasti ada masalah yang membuat Zhen Nanfang menghubunginya. Tapi selama tak diungkapkan, ia pun tak akan menyinggung. Zhen Nanfang paham maksudnya, merasa bersalah karena awalnya tak mendengar nasehat Shu Yi hingga terjerat situasi canggung ini.
Zhen Nanfang berkata: "Kepala Qu, tujuan saya menelepon hari ini adalah untuk meminta dukungan dari kantor polisi kota terkait suatu urusan." Qu Min menjawab: "Silakan jelaskan!" Zhen Nanfang melanjutkan: "Saya ingin meminjam beberapa personel dari Kepala Qu." Qu Min menyahut: "Oh?" Sebenarnya Qu Min ingin menanyakan tujuan peminjaman personel, namun memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut. Jika Zhen Nanfang tidak menjelaskan, pasti ada alasan tertentu. Terlalu banyak bertanya justru berisiko melanggar disiplin. Qu Min akhirnya menyetujui: "Baik, tidak masalah. Saya akan mengatur pengiriman personel."
Zhen Nanfang mengucapkan terima kasih: "Kalau begitu saya ucapkan terima kasih. Nanti saya akan datang sendiri ke kota untuk memberikan laporan." Qu Min tersenyum menanggapi: "Jangan terlalu formal. Bagaimanapun juga kalian adalah atasan dari institusi yang lebih tinggi."
Setelah menutup telepon, Zhen Nanfang tersenyum kecut: "Ternyata prediksi Lao Shu tepat. Wanita itu masih kesal karena kita tidak memberi tahu sebelumnya." Xiao Hui berkomentar: "Sudah bisa ditebak! Ini masalah penghormatan. Saat beroperasi di wilayah yurisdiksi orang lain, pemberitahuan adalah bentuk penghargaan yang bisa mencegah kesalahpahaman."
Xie Yi bertanya: "Dia menyetujui?" Zhen Nanfang mengangguk: "Hm, dia bilang akan mengirim personel."
Xie Yi penasaran: "Apa tugas mereka nanti?" Zhen Nanfang menjelaskan strategi: "Mereka akan berkoordinasi dengan kantor polisi setempat untuk menangani langsung kasus pembunuhan ini. Sementara kita akan fokus menyelidiki kejadian-kejadian misterius di kota ini, dengan target utama Wang Yimin."
Tiba-tiba Zhen Nanfang mengeluarkan teleponnya lagi dan menelepon Qu Min: "Kepala Qu, ada satu hal lagi yang ingin saya minta bantuan." Qu Min merespons singkat: "Silakan katakan."
“Pasukan kalian sebaiknya turun dengan identitas resmi dari Kepolisian Kota, ini bukan hal sulit kan?” tanya Zhen Nanfang. Qu Min tertegun sejenak, apa maksud perkataan Zhen Nanfang ini? Jangan-jangan dia sudah tahu bahwa dirinya diam-diam mengirim orang ke bawah? Seharusnya tidak mungkin, tapi bagaimana dia bisa menebak dengan begitu akurat?
Qu Min lupa menjawab pertanyaan Zhen Nanfang. Zhen Nanfang berkata: "Kepala Qu, Kepala Qu!" Barulah Qu Min tersadar: "Oh, hanya ini urusannya?" Zhen Nanfang menjawab: "Ya, hanya ini." Qu Min berkata: "Baik, tidak masalah." Zhen Nanfang akhirnya lega: "Kira-kira kapan mereka bisa tiba?" Qu Min berpikir sejenak: "Sepertinya baru bisa sampai malam ini. Yang memimpin adalah Tetua Satuan Lapangan kami, Lao Ma, Ma Weihan. Begitu dia tiba akan saya suruh menghubungi Bapak, tugas spesifiknya silakan Bapak yang atur."
Ma Weihan menerima telepon dari Qu Min yang memerintahkannya untuk langsung berkoordinasi dengan Zhen Nanfang. Qu Min memberikannya sebuah nomor telepon.
Ma Weihan menelepon Zhen Nanfang. Zhen Nanfang melirik jamnya, sejak percakapannya dengan Qu Min baru sekitar satu setengah jam - kedatangan mereka benar-benar cepat!
Zhen Nanfang mengangkat telepon: "Hoi, siapa ini?" Ma Weihan menjawab: "Saya Ma Weihan dari Satuan Lapangan Badan Keamanan Negara Kota." Zhen Nanfang tersenyum: "Kepala Ma, kalian sudah sampai di Kota Mang?" Ma Weihan tertawa: "Sudah tiba siang tadi. Kami menginap di Gedung Penerimaan Tamu kota." Dalam hati Zhen Nanfang menggerutu: "Dasar perempuan ini, rupanya sudah dari awal mengirim orang ke bawah."
Zhen Nanfang berkata: "Hm, bagus, terima kasih atas perjuangannya."
Ma Weihan berkata: "Tidak apa-apa, ini semua bagian dari pekerjaan. Ada instruksi apa dari kepala departemen?" Zhen Nanfang buru-buru menjawab: "Saya bukan atasan, Kepala Ma. Panggil saja saya Nanfang." Ma Weihan tentu tidak berani bersikap sok akrab: "Bagaimana bisa?" Zhen Nanfang bersikeras: "Kenapa tidak boleh? Sudah diputuskan begitu."
"Kepala Ma, dengan identitas apa kalian turun ke sini?" Zhen Nanfang mulai curiga. Mengingat Ma Weihan dan timnya sudah lama tiba di Kota Mang, kemudahan Qu Min menerima permintaannya pasti sudah diatur sebelumnya. Ma Weihan tidak tahu hubungan rumit antara Zhen Nanfang dan Qu Min: "Dengan identitas tim investigasi kriminal kantor polisi kota."
Zhen Nanfang tersenyum: "Kebetulan sekali. Saya ingin meminta tim langsung menangani kasus pembunuhan di kota ini. Selidiki dengan teliti, jangan lewatkan jejak pelaku sekecil apapun." Ma Weihan tertegun sejenak. Baru pagi ini dia memberi tahu Guo Xuan untuk tidak ikut campur, sekarang Zhen Nanfang malah menyuruhnya menyelidiki secara detail!
Dia menjawab: "Baik, tidak masalah." Zhen Nanfang berujar datar: "Pererat hubungan dengan Pak Polisi Guo Xuan!" Ma Weihan menangkap sindiran halus itu: "Hm, akan saya lakukan." Zhen Nanfang mengakhiri percakapan: "Kalau begitu, mari komunikasikan segala perkembangan."
Biksu dan Xie Yi tidak tahu sedang berdiskusi apa. Zhen Nanfang duduk sambil tersenyum: "Ngobrol apa? Serius sekali." Biksu menjawab: "Tidak ada, sekadar obrolan santai." Xie Yi berkata: "Nanfang, saat makan malam kamu perhatikan Tuan Luo itu tidak?" Zhen Nanfang menggelengkan kepala: "Aku tidak terlalu memperhatikan, kenapa?" Xie Yi menjawab: "Sepanjang hari ini tidak terlihat batang hidungnya, tidak tahu apa yang dilakukannya seharian."
Zhen Nanfang tahu Xie Yi pasti menyiratkan sesuatu: "Kalau ada temuan langsung saja, jangan berputar-putar."
Xie Yi tersenyum: "Hari ini dia seharusnya pernah ke aula leluhur." Zhen Nanfang bertanya: "Oh? Bagaimana kamu tahu?" Xie Yi menjawab: "Sepatunya masih ada lumpur merah yang hanya ada di sekitar area aula leluhur di seluruh kota ini."
Zhen Nanfang mengerutkan alis: "Ini tidak aneh. Jika dia benar-benar detektif swasta yang ditugaskan Wang Hedong sebelum meninggal untuk menyelidiki urusan Wang Yimin, semua yang dilakukannya di Kota Mang sangat wajar." Xie Yi bertanya: "Tapi bagaimana jika bukan?" Biksu menawarkan: "Haruskah aku yang mengawasinya?" Zhen Nanfang berpikir sejenak: "Baik, serahkan dia padamu."
