Sekitar pukul tujuh malam, Shu Yi akhirnya tiba di Kota Bunga. Ia mencari penginapan, lalu pergi keluar untuk makan.
Kota Bunga sesuai namanya, di musim gugur yang dalam masih dipenuhi hamparan bunga indah.
Shu Yi masuk ke sebuah restoran kecil, memesan dua hidangan, lalu menyantapnya perlahan.
Keluarga Fei sudah muncul. Bagaimana dengan keluarga Lin? Seharusnya mereka juga akan segera menghampiriku. Sepanjang perjalanan di mobil, Shu Yi terus memikirkan satu masalah - kekuatan mistis yang dengan licik mengobarkan perseteruan delapan keluarga aristokrat, mungkinkah bersembunyi di antara delapan keluarga itu sendiri? Kemungkinan ini tidak bisa diabaikan. Jika benar demikian, dengan kedok status keluarga aristokrat yang ikut dalam kekacauan ini, akan sangat sulit mengungkap mereka!
Delapan keluarga aristokrat memang memiliki kemampuan untuk memicu badai ini, tapi mana yang paling mungkin dan berkemampuan tim? Shu Yi tersenyum kecut. Menurutnya, masing-masing keluarga memiliki keunggulan tersendiri. Sungguh sulit menarik kesimpulan. Namun di lubuk hati, Shu Yi telah menyusun rencana matang. Bahkan terhadap keluarga Lu dan Guang, sedikit rasa waspada mulai timbul.
Siapa yang bisa dipercaya? Tak seorang pun layak dipercaya!
Shu Yi menghela napas panjang: "Bos, hitung tagihan!" Sang bos menghampiri sambil tersenyum: "Sudah ada yang membayar!" Shu Yi tertegun sejenak: "Siapa?" Bos menjawab sambil menunjuk ke belakang: "Lihat, Nona di sebelah sana itu!" Tapi ketika Shu Yi menengok, tak ada siapa-siapa.
Sang bos berkata: "Lho tadi masih ada, kok baru kedip mata sudah menghilang?" Shu Yi bertanya: "Bajunya seperti apa?" Jawab bos: "Dia memakai setelan training hitam, tapi wajahnya sangat cantik!" Tanpa mendengarkan omong kosong itu, Shu Yi segera bangkit dan mengejar ke luar.
Sesampainya di depan restoran, matanya menyapu ke kiri dan kanan. Tak terlihat wanita berbaju training hitam seperti deskripsi bos.
Karena target tak ditemukan, Shu Yi pun tak lagi memusingkannya. Langkahnya perlahan mengarah ke hotel. Ia tahu orang itu yang telah mengintainya pasti akan muncul lagi. Musuh atau sekutu? Sebenarnya apa tujuan mereka?
Shu Yi masuk ke hotel tidak langsung kembali ke kamarnya sendiri, melainkan memeriksa kondisi hotel dan sekitarnya. Orang itu sudah mengawasinya, tentu juga mengetahui tempat tinggalnya. Bahkan jika pindah lokasi, tetap akan berada di bawah pantauan mereka. Shu Yi sendiri mengagumi kemampuan mereka - baru saja tiba di Kota Hua, mereka sudah mencium jejaknya.
Shu Yi mempelajari lingkungan hotel dengan detail. Dia bahkan sudah merencanakan rute mundur jika terjadi bahaya.
Shu Yi kembali ke kamar, mengunci semua pintu dan jendela, lalu merebahkan diri di tempat tidur.
Dua hari terakhir dia terus-menerus dikejar, kelelahan luar biasa. Begitu menyentuh kasur, langsung tertidur pulas.
Entah sudah berapa lama tidur, Shu Yi mendengar suara dari luar pintu. Seketika dia melompat dari tempat tidur, melirik jam - belum pukul sepuluh malam. Perlahan dia menyelinap ke sisi pintu, menyimak dengan intens.
Tapi setelah lama mendengarkan, tak ada suara lagi. Alis Shu Yi berkerut. Jangan-jangan tadi salah dengar? Dia tersenyum mengejek diri sendiri. Mungkin kelelahan dan tekanan dua hari ini membuatnya paranoid.
Shu Yi kembali ke tempat tidur, bersiap tidur lagi.
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu. Suara perempuan berbisik, "Tuan Shu, sudah tidur?" Baru sekarang Shu Yi yakin tak salah dengar tadi. Tapi kenapa jeda dua menit antara suara pertama dan ketukan ini? Ada jebakan? Shu Yi menjawab datar, "Bisa diketahui siapa di luar?"
Wanita itu berkata: "Tuan Shu, bolehkah saya masuk untuk berbicara?" Shu Yi menjawab dengan tenang: "Hanya pria dan wanita berduaan, mungkin kurang pantas?" Wanita itu berkata: "Orang bijak selalu terbuka, selama tubuh dan hati kita lurus, apa yang perlu ditakuti?" Shu Yi berjalan membuka pintu. Di luar berdiri seorang wanita berbaju setelan training hitam, usianya sekitar dua puluh tiga atau empat tahun. Wanita ini memang sangat cantik, kecantikan yang terkesan polos, terutama sepasang mata besar yang penuh semangat, seolah bisa berbicara. Rambut panjang menghitam terurai di bahunya.
Wajah wanita itu tersenyum manis dengan lesung pipi kecil terlihat: "Tuan Shu, salam kenal!"
Shu Yi juga tersenyum tipis: "Silakan duduk." Wanita itu duduk dengan percaya diri di hadapan Shu Yi, matanya tak lepas dari wajah Shu Yi.
Shu Yi tidak menghindar dari tatapannya. Saat wanita itu mengamatinya, ia juga memerhatikan wanita itu dengan seksama.
Setelah lama, wanita itu akhirnya berbicara lembut: "Tuan Shu, takkan kau penasaran dengan asal-usulku?" Shu Yi tertawa: "Apa gunanya rasa ingin tahu? Jika kau mau bercerita, tanpa kutanya pun kau akan bicara. Jika tak mau, meski kutanya kau takkan menjawab, setidaknya tak jujur." Wanita itu berkata: "Kabar tentang Tuan Shu sebagai orang bijak memang luar biasa reputasinya!"
Shu Yi berkata: "Apakah kamu datang hanya untuk mengatakan ini?" Wanita itu menjawab: "Tuan Shu, saya dari Keluarga Fang di Jinling, nama saya Fang Shaoying." Shu Yi tersenyum: "Sekarang yang menjabat sebagai Kepala Keluarga Fang di Jinling adalah Fang Xiaoyuan, kan?" Fang Shaoying mengangguk, Shu Yi bertanya: "Bisa tahu apa sebenarnya maksudmu mencariku?" Fang Shaoying berkata: "Kami ingin mengundang Tuan Shu ke Gunung Qixia di Jinling sebagai tamu, tidak tahu apakah Tuan Shu berkenan?"
Shu Yi tertegun, mengapa Keluarga Fang mengundangnya naik gunung di saat seperti ini? Dia bertanya: "Apakah ini keinginan Kepala Keluarga kalian?" Fang Shaoying tersenyum: "Jika bukan keinginannya, saya tidak akan datang." Shu Yi berkata: "Apakah kalian tidak tahu situasi yang sedang saya hadapi sekarang?" Fang Shaoying menjawab: "Kami tahu, tapi Keluarga Fang tidak takut masalah." Shu Yi menggelengkan kepala: "Saya tahu Keluarga Fang Jinling memiliki hubungan istimewa dengan mentor saya. Jika kalian ingin melindungi Shu Yi, saya tidak bisa menerima!"
Shu Yi menyalakan rokok: "Saya tidak bisa membiarkan Keluarga Fang menyinggung beberapa keluarga besar hanya untukku."
Fang Shaoying berkata: "Tuan Shu, kami tetap berharap Anda bisa ikut saya ke Jinling!" Shu Yi bertanya: "Bagaimana jika saya menolak?" Fang Shaoying menjawab: "Paman bilang, jika Anda tidak mau ke Jinling, maka Shaoying akan terus menemani Anda." Shu Yi mengerutkan alis: "Apa sebenarnya maksud kalian?"
Fang Shaoying berkata: "Saya juga tidak tahu, saya hanya tahu harus melakukan sesuai perintah Paman!"
Shu Yi memicingkan matanya, setelah berpikir sejenak berkata: "Pinjam HP-mu sebentar." Fang Shaoying menurut menyerahkan ponselnya. Shu Yi mengambilnya dan menelepon Zhu Yi.
Zhu Yi melihat nomor yang tidak dikenal, dalam hati berpikir mungkin itu Shu Yi yang menelepon. Ia mengangkat telepon: "Hoi!" Shu Yi berbisik: "Guru, ini saya!" Shu Yi berbisik lagi. Di lubuk hati Zhu Yi timbul kekesalan, Shu Yi baru meneleponnya sekarang. Dengan kesal ia berkata: "Akhirnya rela menelepon saya?" Shu Yi tahu gurunya sedang kesal, tapi di hadapan Fang Shaoying ia tak bisa menjelaskan. Ia berkata: "Guru, Keluarga Fang mengundang saya ke Gunung Qixia."
Mendengar perkataan Shu Yi, Zhu Yi segera tersadar bahwa pasti ada anggota Keluarga Fang di dekat Shu Yi. Ia berkata: "Keluarga Fang? Kalau mereka sudah mengundangmu, pergilah!" Shu Yi bingung mendengar saran ini. Bukankah kedatangannya ke Keluarga Fang saat ini justru akan membawa masalah besar? Shu Yi berkata: "Guru, ini sepertinya tidak tepat. Saya tak ingin merepotkan Keluarga Fang!" Zhu Yi menjawab: "Kalau Keluarga Fang mengundangmu ke gunung saat seperti ini, pasti ada alasan yang masuk akal. Tenang saja pergi. Jika benar ada masalah, Keluarga Fang sendiri pasti bisa mengatasinya."
Tanpa banyak bicara lagi, Zhu Yi menutup telepon. Shu Yi mendengar bunyi sambungan putus dari gagang telepon, wajahnya tampak kebingungan.
Zhu Yi segera menelepon Fang Xiaoyuan.
"Xiao Yuan, aku Zhu Yi!" Begitu Zhu Yi selesai bicara, Fang Xiaoyuan langsung tersenyum: "Kakak Zhu, aku sudah tahu pasti kamu akan meneleponku. Apa kamu sudah berhasil menghubungi Shu Yi?" Zhu Yi berkata: "Aku bilang, kenapa kamu bertindak nekat? Saat seperti ini kamu menyuruh Shu Yi pergi ke Qixia, tidak takut menyinggung beberapa keluarga aristokrat?" Fang Xiaoyuan menjawab: "Kakak Zhu, aku tidak punya pilihan. Memang ada urusan yang ingin kuminta bantuan Shu Yi."
Zhu Yi mengerutkan alis: "Keluarga Fang sedang menghadapi masalah?" Fang Xiaoyuan berkata: "Ada sedikit masalah. Awalnya ingin memintamu datang, tapi mengingat urusan Shu Yi sudah cukup merepotkanmu, jadi langsung kusuruh orang menghubungi Shu Yi." Zhu Yi bertanya: "Sebenarnya apa yang terjadi?"
Fang Xiaoyuan menjelaskan: "Aku ingin memintanya menyelidiki siapa yang melakukan gerakan ilegal di belakang layar terhadap keluarga Fang. Dua bulan terakhir ini, bisnis keluarga Fang berjalan sangat terjal, seolah ada lawan kuat yang terus menghalangi." Zhu Yi bertanya: "Apa kalian sudah melakukan investigasi sendiri?" Fang Xiaoyuan menghela napas: "Sudah, tapi tidak ada hasil. Malah dua staf kami tewas secara tak terduga selama proses penyelidikan."
Zhu Yi menghela napas panjang: "Pantasan kamu buru-buru menyuruh Shu Yi ke gunung." Fang Xiaoyuan menjawab dengan nada panik: "Tentu saja aku panik. Seperti yang kalian tahu, keluarga Fang tidak banyak berkembang di dunia politik, lebih fokus pada bisnis. Sekali Kekaisaran komersial kami terancam, seluruh keluarga Fang akan terpuruk."
Zhu Yi berkata: "Baik, aku sudah menasihati Shu Yi untuk pergi, tapi kamu harus siap. Shu Yi mungkin akan membawakanmu masalah tanpa akhir!" Fang Xiaoyuan menjawab: "Tenang saja. Jika Shu Yi benar-benar bisa datang ke Gunung Qixia, aku pasti menjamin keamanannya." Zhu Yi tersenyum: "Sudahlah, tidak usah ngobrol panjang. Bagaimana kabar Xiao Fang?" Fang Xiaoyuan mengangguk: "Baik. Dia malah sering bilang ingin menyempatkan waktu ke Kota Lin untuk mengunjungi Kakak Zhu!"
Zhu Yi tertawa: "Tunggu beberapa waktu lagi. Sejujurnya, urusan Shu Yi kali ini memang membuatku kewalahan."
Fang Xiaoyuan berkata: "Kalau begitu, Kakak Zhu jaga kondisi tubuh!"
Fang Shaoying menatap Shu Yi: "Tuan Shu, sudah putuskan?" Shu Yi berbisik: "Baik, aku berjanji akan ikutmu ke Qixia. Kapan kita berangkat?" Fang Shaoying menjawab: "Besok pagi-pagi benar. Paman tahu Tuan Shu sekarang tidak bisa naik pesawat, jadi kami diantar dengan mobil."
Shu Yi tertegun sejenak: "Kalian?" Fang Shaoying menjelaskan: "Iya, ada supir juga!" Shu Yi mengangguk: "Oh. Baiklah, Nona Fang. Besok pagi aku akan ikutmu ke Qixia. Sudah larut, kamu cepat pulang istirahat!" Fang Shaoying berkata: "Baik. Aku akan kembali ke kamar dulu. Kamarku tepat di sebelah rumahmu."
Setelah Fang Shaoying pergi, Shu Yi baru lega. Ia berbaring di tempat tidur dan segera tertidur lagi.
Pada lewat pukul satu dini hari, Ma Weihan memimpin tiga empat orang meninggalkan gedung penerimaan tamu dengan diam-diam. Mereka tidak menggunakan pintu utama, melainkan memanjat tembok keluar. Sampai di luar rumah Wang Yimin, Ma Weihan berbisik memberi instruksi. Beberapa bayangan manusia melompati tembok pagar dan mendarap mantap di halaman rumah Wang Yimin.
