Shu Yi menjelaskan dengan sangat detail. Dia mulai dari kasus misterius di Kota Mang, terus hingga semua kejadian terakhir di Qixia, lalu bagaimana dirinya pergi ke ibu kota untuk menemui keluarga Lin.
Lin Sen bertanya: "Kalau begitu, Zhongli Xie bukan kau yang membunuh, sedangkan Zhongli Siyuan hanya pura-pura mati? Bahkan kematian Lin Ziqiang juga untuk menjebakmu?" Shu Yi mengangguk. Lin Miao juga berkata: "Shu Yi, kau bilang ada yang sengaja memicu perseteruan delapan keluarga aristokrat, selain dugaanmu, adakah bukti?" Shu Yi menggelengkan kepala: "Jika ada bukti, aku tak perlu merancang aksi pura-pura mati ini bersama kepala keluarga Zhongli."
Shu Yi berhenti sejenak: "Tiga tuan tentu paham, begitu Zhongli Siyuan pura-pura mati, masalah besar apa yang akan kuhadapi. Tapi aku tak peduli, asalkan bisa mengungkap kebenaran, aku rela menerima ketidakadilan." Lin Yan berseru: "Shu Yi, kau berbohong!" Shu Yi mengerutkan alis: "Tuan Lin Yan, setiap kata yang kuucapkan adalah fakta. Tanya saja Guang Ru, dia juga hadir saat kami merundingkan rencana pura-pura mati dengan Zhongli Siyuan!"
Lin Yan berkata: "Benar, Guang Ru memang pernah bilang dia bersamamu berdiskusi dengan kepala keluarga Zhongli tentang rencana pura-pura mati. Tapi keesokan paginya kalian sudah turun dari Gunung Li dan berpisah, bukan?" Shu Yi mengangguk: "Benar!" Lin Miao menyambung: "Tapi persis keesokan harinya, Zhongli Siyuan benar-benar tewas! Meski Guang Ru berusaha keras membuktikan bukan kau pembunuhnya, tapi saat itu dia sudah berpisah darimu. Pembuktiannya sangat lemah!"
Shu Yi terdiam membeku, benarkah Zhongli Siyuan sudah mati? Bagaimana mungkin. Dia sendiri pernah melihat langsung Zhongli Siyuan, tubuhnya sangat sehat dan kuat. Lagipula, dia adalah ahli terbaik keluarga Zhongli, mana mungkin tiba-tiba mati begitu saja? Lin Shen berkata dengan suara berat: "Shu Yi, kalau bukan karena aku datang sendiri ke Gunung Li untuk menghadiri pemakaman Zhongli Siyuan, mungkin aku akan tertipu oleh ucapanmu. Aku bisa membuktikan, Zhongli Siyuan benar-benar mati, dan kematiannya sangat mengenaskan - dadanya tertembus bayonet militer."
Shu Yi tersenyum kecut sambil berkata: "Sepertinya kalian juga mengira aku yang membunuh Zhongli Siyuan?" Lin Shen menjawab: "Rumor di dunia persilatan bukanlah omong kosong. Shu Yi, keluarga Lin kami bersama keluarga Guang dan Lu di Beijing, selama ini aku melarang anggota keluarga Lin membalas dendam padamu. Tahukah kau kenapa? Itu karena Guang Ru terus menjaminmu, keluarga Lu juga menjamin bahwa pembunuhan Zi Qiang pasti bukan ulahmu. Karena itu keluarga Lin kami tidak mengganggumu. Tapi aku sudah berjanji pada mereka: begitu terbukti kau yang membunuh Zi Qiang, konsekuensinya sudah kau tahu."
Shu Yi diam seribu bahasa. Dia butuh waktu untuk mencerna semua ini. Sepanjang perjalanannya, tak ada seorang pun yang memberitahunya kabar kematian Zhongli Siyuan. Sudah dihitung segala kemungkinan, tapi tak terpikir ada yang memanfaatkan rencana pura-pura mati yang dia bahas dengan Zhongli Siyuan untuk melakukan pembunuhan! Lin Miao bertanya: "Shu Yi, masih ada yang mau kau katakan?"
Shu Yi menggelengkan kepala: "Tak ada lagi yang perlu kukatakan!"
“Aku punya sesuatu untuk dikatakan!” Suara bergemuruh terdengar dari ruang dalam, disusul seorang lelaki tua renta yang muncul. Kehadirannya membuat Lin Sen, Lin Yan, dan Lin Miao serentak berdiri. Ketiganya memanggil penuh hormat: “Leluhur, mengapa Tuan datang?” Sang tua tidak menghiraukan mereka, melainkan menatap Shu Yi: “Aku percaya dia bukan pembunuh Zhongli Siyuan!” Meski tahu orang ini pasti senior berpengaruh di keluarga Lin, Shu Yi tak mengenalinya.
Shu Yi memberikan salam penghormatan sebagai junior, lalu bertanya halus: “Bolehkah tahu nama Senior?” Sang tua tertawa terkekeh: “Pembicaraanmu dengan Ziqiang kudengar semua. Bukankah kau juga menyebut namaku?” Shu Yi kaget: “Maksud Senior, saat aku bertemu Lin Ziqiang, Tuan ada di sekitar situ?” Sang leluhur mengangguk: “Benar. Tak kusangka bocah ini begitu paham sejarah Tangmen, analisismu sistematis. Meski bukan kau yang membunuh Ziqiang, tapi dialah korban dari kata-katamu! Hah...”
Shu Yi bertanya bingung: “Mengapa Senior berkata demikian?”
Sang tua menjelaskan: “Kau menyebut Perang Delapan Tahun melawan Jepang, menceritakan kisah heroik Tangmen melawan penjajah. Kata-katamu membuat darah Ziqiang mendidih! Sejak awal, ambisinya memang tinggi. Dia selalu menyesal tak terlahir di zaman itu untuk mengabdi pada negara. Ucapanmu mengacaukan pikirannya, sampai-sampai serangan musuh tak terdeteksi. Meski kelincahannya kalah dari si pembunuh, mustahil orang itu bisa menaklukkannya dalam sekali serangan! Bahkan aku pun terpengaruh kata-katamu, tenggelam dalam kenangan. Jika tidak, mustahil si penjahat berhasil!”
Sekali lagi sang tua menghela napas panjang.
Ekspresi rasa bersalah terpancar di wajah Shu Yi, menampilkan kesan mendalam "Aku tidak membunuh Boren, tapi Boren mati karena ulahku".
Senior itu mengangkat kepala dan berkata: "Akulah Tang Lin!" Shu Yi terkejut: "Anda adalah Tang Lin, penembak jitu berbakat yang muncul dari keluarga Tang kala itu, pahlawan senior Tang?" Tang Lin mengangguk: "Jangan sebut pahlawan, aku hanya melakukan bagianku." Dengan ragu, Shu Yi bertanya: "Berapa usia Bapak sekarang?" Tang Lin tersenyum: "Apa kau takut aku membohongimu? Usiaku 105 tahun, sudah tua!" Shu Yi tak bisa menahan decak kagum, penampilan Tang Lin paling-paling terlihat tujuh delapan puluh tahun, tak disangka sudah melewati seabad.
Tang Lin kemudian menoleh ke Lin Shen: "Shu Yi bukan pembunuh Ziqiang. Pelakunya orang lain dengan ilmu bela diri sangat tinggi, kemungkinan setara denganku dan Shu Yi. Saat aku menyadarinya, Ziqiang sudah terkena jurus. Aku melepaskan shuriken rantai, satu di antaranya mengenai perut bawah si pelaku!"
Pernyataan Tang Lin ini mengejutkan tiga bersaudara keluarga Lin. Dengan menyamakan kemampuan Shu Yi dan dirinya sendiri, Tang Lin secara tak langsung mengakui keistimewaan Shu Yi. Tang Lin membaca pikiran mereka: "Ada yang tak terima? Bahkan aku sendiri belum tentu bisa mengalahkan Shu Yi! Pantas saja berani menyusup sendirian ke Gunung Li menghadapi keluarga Lin tanpa keahlian khusus."
Shu Yi menundukkan kepala: "Pahlawan tua terlalu memuji!" Tang Lin berkata: "Jangan panggil pahlawan kiri-kanan, panggil saja Lao Tang!" Tang Lin tetap mempertahankan marga Lin karena dia masih aktif di militer, sehingga tidak takut balas dendam tentara Jepang. Shu Yi patuh memanggil: "Lao Tang!" Tang Lin melanjutkan: "Dari pertarungan dan percakapanmu dengan Ziqiang, aku percaya Shu Yi adalah pria bijak sejati. Orang sepertimu mustahil mengkhianati Zhongli Siyuan, jadi aku yakin kamu bukan pembunuhnya."
Shu Yi mengangguk perlahan. Kepercayaan Tang Lin membuat hatinya terasa hangat.
Lin Sen ikut berbicara: "Tuan Shu, maafkan sikap kasar kami saudara tadi." Shu Yi segera menjawab: "Tuan Lin, justru saya yang tidak sopan datang meminta bantuan secara mendadak, bahkan kata-kata saya sempat menghina tiga saudara Lin."
Tang Lin mengerutkan alis: "Sudahlah, jangan basa-basi! Shu Yi, dari penjelasanmu ini adalah konspirasi besar. Jika benar, dunia persilatan Tiongkok akan dilanda badai berdarah lagi! Persaingan Delapan Keluarga Besar tidak hanya di bidang ekonomi, tapi juga akan mengguncang politik. Kita harus menggagalkan rencana mereka!" Shu Yi tak menyangka di usia 100 tahun lebih, matanya tidak rabun, telinganya tidak tuli, dan pikirannya masih sangat lincah.
Tang Lin berkata kepada Lin Sen: "Sen, urusan ini harus kau perhatikan baik-baik. Bekerja samalah dengan Shu Yi. Delapan Keluarga Besar saling terhubung - kejayaan satu berarti kejayaan semua, keruntuhan satu berarti keruntuhan semua. Jika keluarga lain sudah jatuh, keluarga Lin pun takkan lagi merasakan kedamaian." Lin Sen segera menjawab: "Leluhur, hamba mengerti." Kemudian ia menatap Shu Yi: "Tuan Shu, katanya keluarga Lin harus membantumu. Bagaimana caranya? Ada permintaan spesifik?"
Shu Yi mengangguk: "Ada. Mari kita semua duduk dan rencanakan strategi jangka panjang!"
Zhen Nanfang menatap mayat Wang Yimin. Pria itu meninggal dengan tenang, tanpa jejak penderitaan di wajahnya.
Zhen Nanfang bertanya: "Apa kata bagian teknis?" Ma Weihan tersenyum kecut: "Meski ada yang paham otopsi forensik di sana, tapi mereka bukan ahli forensik profesional. Peralatannya juga kurang. Hasil pemeriksaan awal menyebutkan kematian alami!" Zhen Nanfang menyergah: "Kematian alami? Bagaimana mungkin?" Ma Weihan menjawab: "Aku juga tak percaya. Sudah kularikan ke kantor polisi, minta mereka segera kirim pakar. Perkiraannya tak lama lagi akan tiba."
Zhen Nanfang bertanya: "Di mana Guo Xuan?" Ma Weihan menjawab: "Di kamar, diawasi langsung oleh Lao Ye. Tapi bocah itu protes keras, bilang kita tak berhak menahannya!" Zhen Nanfang memerintahkan: "Lepaskan!" Ma Weihan tertegun: "Lepaskan?" Zhen Nanfang mengangguk: "Satu-satunya cara membuatnya bicara adalah melepasnya. Tapi bukan sekarang - tunggu sampai malam!" Ma Weihan bingung: "Nanfang, sebenarnya apa strategimu ini?"
Zhen Nanfang tersenyum: "Lepaskan dia, kemudian..." Suara Zhen Nanfang rendah, Ma Weihan setelah mendengar tertawa: "Brilian, haha, dengan begini Guo Xuan hanya bisa memilih kerja sama dengan kita!" Zhen Nanfang berkata: "Aku hanya mau berjudi demi peluang, soal dia akan tertipu atau tidak, aku tidak tahu. Awalnya kukira dia bisa membantu kami menemukan Wang Yimin, lalu mereka berdua bersikap keras kepala. Kalau begitu aku benar-benar belum menemukan cara baik untuk membuatnya bicara. Sekarang Wang Yimin sudah mati, ini benar-benar anugerah Tuhan!"
Ma Weihan berkata: "Benar, dengan begitu dia akan merasakan kesedihan seperti rubah melihat kematian kelinci. Hanya dalam mentalitas seperti ini langkah kita lebih mungkin berhasil!" Zhen Nanfang berkata: "Hm, suruh Xiao Liu dan kawan-kawan mengawasi Guo Xuan saja, lalu undang Brother Ye, Xiao Hui dan Nona Mu ke sini! Kita perlu merencanakan baik-baik bagaimana memainkan drama malam ini!"
Ma Weihan berseru antusias: "Siap!"
Setelah Ma Weihan pergi, Zhen Nanfang berdesah pelan: "Semoga taruhan ini tepat, agar kasus Kota Mang benar-benar menemukan titik lemahnya!"
Pada saat yang sama, rapat koordinasi tim khusus kedua di Anxi yang jauh pun dimulai. Ximen Wuwang duduk di tengah, berkata: "Laporan kasus sudah kalian pelajari semua. Menurut kalian, langkah pertama apa yang harus kita ambil?"
Xiao Sheng menjawab: "Saat ini dua pedagang uang palsu itu ada di tangan kami, tapi dari catatan interogasi sepertinya mereka memang tidak tahu siapa bosnya. Semua transaksi dilakukan via internet. Saya sudah periksa platform online ini, server-nya disewa dari Singapura. Kemungkinan menemukan petunjuk dari sini sangat kecil. Dari pengiriman barang, uang palsu ini beredar melalui beberapa perantara dari Jiangnan. Sumbernya sudah terlacak, tapi perusahaan ekspedisi pengirimnya sudah bangkrut. Semua data registrasi palsu, dan tidak pernah menangani bisnis lain."
