Mobil kembali ke kota kabupaten. Bi Cuo mengundang Shu Yi dan Hua Wei ke kediaman Keluarga Bi. Shu Yi dan Hua Wei tidak menolak, lalu mengikuti Bi Cuo pergi.
Bi Cuo tidak membawa mereka ke ruang tamu keluarga, melainkan ke rumah pribadinya. Anggota Keluarga Bi lainnya otomatis tidak mengikuti lagi. Baru saja masuk, Bi Cuo langsung menutup pintu lalu berlutut di depan Shu Yi dan Hua Wei: "Tuan-tuan, selamatkan saya, tolong selamatkan saya!" Gerak-gerik Bi Cuo ini membuat Shu Yi dan Hua Wei terdiam sejenak. Seseorang yang setengah jam lalu masih sangat arogan, bagaimana bisa tiba-tiba berubah seperti ini.
Shu Yi berkata: "Apa maksudmu ini? Bangun dulu baru bicara!" Hua Wei malah langsung duduk di sofa, pura-pura tidak melihat sikap Bi Cuo. Bi Cuo berdiri, mempersilakan Shu Yi duduk di sofa juga. Dia sibuk menawarkan rokok dan menghidangkan teh, menunjukkan sikap merendah diri.
Shu Yi menyalakan sebatang rokok, lalu alai berkerut sambil berkata pada Bi Cuo: "Kamu juga silakan duduk, sikap seperti ini sangat tidak biasa bagiku." Bi Cuo baru kemudian duduk di samping. Shu Yi bertanya: "Katakan, sebenarnya apa yang terjadi?" Bi Cuo menjawab: "Saya hanyalah boneka, keluarga Bi sebenarnya masih dikendalikan oleh Bi Feng. Saya tahu kalian tidak akan percaya, sebenarnya semua kejadian malam ini sudah diatur olehnya, saya hanya menjalankan perintah."
Shu Yi melirik ke Hua Wei yang hanya tersenyum tipis.
Shu Yi bertanya: "Apa alasan saya harus percaya ucapanmu?" Bi Cuo menjawab: "Jika bukan dia, bagaimana mungkin kami tahu kalian sudah tiba di Songyuan? Bagaimana mungkin kami tahu kalian pernah menemuinya? Tapi ada satu hal yang dia sembunyikan dari saya - identitas asli Tuan Yang, eh, maksudku gurumu. Andai saja saya tahu, tidak mungkin saya membiarkan mereka bertindak gegabah seperti ini."
Hua Wei mendengus dingin: "Menyembunyikan identitasku? Meski tanpa aku, kumpulan orang tidak terorganisir seperti kalian pun takkan bisa menyentuh bulu kuduk Shu Yi sekalipun." Bi Cuo buru-buru menyahut: "Benar, benar! Tuan Shu adalah murid terhormat dari guru ternama, pasti tidak akan terjadi apa-apa." Shu Yi berkata: "Guru, biarkan dia menyelesaikan!" Hua Wei melototi Shu Yi sebelum akhirnya diam.
Baru kemudian Shu Yi menatap Bi Cuo: "Lanjutkan!"
Bi Cuo tampak tidak tenang, berjalan ke samping pintu, membuka pintu, lalu melihat ke sekeliling sebelum menutupnya kembali. Shu Yi menggelengkan kepala: "Perlukah kau sebegitu berhati-hati? Karena kau sudah mengundang kami masuk, meski kau tak bicara apa pun, orang tetap tak akan percaya. Lebih baik kau ceritakan semua yang kau ketahui, mungkin kami bisa membantumu!"
Bi Cuo menghela napas, dia juga tahu perkataan Shu Yi adalah fakta.
Dia berkata: "Aku juga mendengar sebuah rahasia, tapi aku harap kalian bisa memenuhi satu syatku. Jika tidak, aku lebih baik mati daripada mengatakannya." Shu Yi berkata dengan tenang: "Kau tak punya kualifikasi untuk bernegosiasi denganku!" Bi Cuo mengangkat bahu: "Kalau tak mau dengar, terserah. Bagaimanapun nasibku tetap sama." Hua Wei bertanya: "Syaratmu adalah kami menjamin keselamatanmu?" Bi Cuo mengangguk.
Shu Yi tersenyum: "Situasiku saat ini kau juga tahu, aku sendiri sulit bertahan. Bagaimana mungkin melindungimu?" Bi Cuo menjawab: "Tuan Shu, aku tahu kemampuanmu. Apalagi ada Gurumu yang orang sakti di sisimu. Permintaanku sederhana, cukup temani aku. Aku yakin kalian pasti bisa mengungkap semua kebenaran. Saat itu, aku pun akan aman."
Shu Yi menatap Bi Cuo. Bi Cuo jelas orang yang pintar. Jika yang dikatakannya benar, mungkin mengikutinya adalah pilihan yang paling tepat. Shu Yi tidak buru-buru menjawab, melainkan menoleh ke Hua Wei. Hua Wei berkata dengan malas: "Jangan lihat aku, putuskan sendiri!" Shu Yi mengangguk halus: "Baik, aku setuju. Tapi jika kau berbohong, atau punya niat tersembunyi mengikuti kami, kau tahu cara kami."
Bi Cuo mengangguk kuat-kuat: "Tenang saja! Asal kalian jamin keamananku, aku akan melayani dengan setia!" Shu Yi melambaikan tangan: "Cukup, jangan bicara omong kosong. Kami tak perlu dilayani. Katakan, apa sebenarnya rahasiamu itu?"
Bi Cuo menjawab: "Pasti kalian belum pernah dengar 'Aliansi Aristokrat Baru' dan 'Proyek Pertumbuhan DNA' kan?" Shu Yi tertegun sejenak: "Apa itu?" Bi Cuo menjelaskan: "Aku tak sengaja dengar percakapan dua orang yang pergi dengan Bi Feng." Shu Yi bertanya: "Yang nomor dua dan dua puluh delapan itu?" Bi Cuo mengangguk: "Ya, mereka!"
"Kurang lebih sebulan lalu. Malam itu, kakak sulung (Bi Feng) memanggilku ke rumahnya. Katanya ada urusan penting. Janjian jam sepuluh. Kebetulan aku ada waktu, jadi datang setengah jam lebih awal. Saat tiba, pembantu rumahnya Nyonya Fang sedang bersiap pulang. Dia bilang Bi Feng sedang rapat di ruang studi, menyuruhku menunggu di ruang tamu."
Shu Yi bertanya: "Di mana kakak iparmu? Maksudku istri Bi Feng." Bi Cuo menjawab: "Mereka bercerai dua tahun lalu. Kakak ipar membawa anak laki-lakinya ke Kanada." Shu Yi berkata: "Anak itu kan keturunan keluarga Bi. Bagaimana mungkin kakakmu mengizinkannya dibawa pergi? Berapa usia anak kakakmu sekarang?"
Bi Cuo menjawab: "Aku juga tidak tahu. Nenek sampai marah beberapa hari karena hal ini. Jelas-jelas ini darah keluarga Bi, kenapa malah diizinkan dibawa kakak ipar? Anak itu sekarang 16 tahun, sangat pintar. Sejak kecil dia belajar bela diri dari kakakku, kelincahannya juga bagus. Tapi satu hal yang tidak kumengerti - saat orang tuanya bercerai, anak itu sama sekali tidak terlihat sedih. Malah terlihat sangat antusias ketika tahu akan pergi ke Kanada bersama ibunya. Padahal sejak kecil dia anak yang sangat dewasa, seharusnya tidak bereaksi seperti itu menghadapi perceraian orang tua!"
Shu Yi mengangguk pelan.
Bi Cuo melanjutkan: "Setelah Tante Fang pergi, awalnya aku duduk di ruang tamu menunggu Bi Feng keluar dari ruang studi. Setelah duduk beberapa saat, aku mendengar suara pertengkaran dari dalam ruang studi. Tapi tidak jelas apa yang diperdebatkan. Aku jadi penasaran - kakakku kan Kepala Keluarga Bi, di keluarga ini dialah pemegang otoritas. Siapa yang berani berbicara seperti itu padanya? Rasa ingin tahuku muncul, lalu aku berjingkat-jingkat mendekati pintu ruang studi dan menempelkan telinga untuk menguping."
Shu Yi berkata: "Tidakkah kamu takut mereka membuka pintu dan menemukanmu?" Bi Cuo menjawab: "Pernah terpikir, tapi aku dan kakak satu ibu. Meski aku menguping, paling-paling dia hanya akan memarahiku, takkan berbuat apa-apa." Hua Wei menyela: "Saudara kandung takkan berbuat apa? Hmph! Kau hampir jadi korban tipu dayanya! Tak tahukah? Kakakmu telah berbisnis dengan kami – jika kubunuh kamu, dia akan memberi kami fasilitas."
Bi Cuo mengerat gigi: "Aku tahu. Begitu kudengar kau adalah guru Shu Yi, aku langsung tersadar. Bi Feng jelas-jelas tahu kami mustahil membunuh kalian, tapi tetap menyuruhku menyerang, bahkan mengirim dua 'ahli' palsu untuk memberiku kepercayaan diri. Ini bukan rencana membunuh kalian, tapi agar kalian yang membunuhku!"
Shu Yi diam. Ia merenungkan alasan Bi Feng ingin mengorbankan Bi Cuo. Apakah untuk menjeratnya dengan tuduhan membunuh anggota keluarga Bi? Sangat mungkin. Tapi apa tujuannya?
Melihat Shu Yi melamun, Bi Cuo memanggil lembut: "Tuan Shu, Tuan Shu!" Baru kini Shu Yi sadar: "Ah?" Bi Cuo bertanya: "Lanjutkan?" Shu Yi mengangguk. Bi Cuo melanjutkan: "Saat itu kudengar mereka bertengkar di ruang studi. Setelah lama menyimak, akhirnya kumengerti – kakak telah bergabung dengan organisasi bernama 'Aliansi Keluarga Aristokrat Baru'. Juga kusadari, mereka bukan sedang berdebat, tapi kakak sedang memarahi dua orang itu – Er Er dan Er Ba!"
“Saat itu aku belum tahu siapa mereka. Dalam hati aku berpikir, kedua orang sial ini, bukannya cari aman malah berani mengganggu pemimpin divisi. Tak lama kemudian kudengar Kakak berkata 'Proyek Pengembangan Genetika yang dibiayai besar-besaran cuma menghasilkan orang-orang seperti kalian? Uangnya terbuang sia-sia!' Keduanya tetap diam. Setelah Kakak habis marah, dia berkata 'Kalian pergi. Yang dua itu ditahan, masih ada gunanya.' Aku tahu percakapan mereka sudah berakhir, segera kembali ke ruang tamu dan duduk di sofa.”
Bi Cuo sampai di bagian ini, hati Shu Yi mulai menangkap gambaran. Bi Cuo melanjutkan: "Saat itu kulihat Kakak bersama dua lelaki berjas hitam keluar dari ruang studi. Saat melewati ruang tamu, Kakak - yaitu Bi Feng - melihatku dan mengerutkan alis. Dia bertanya kapan aku datang. Tentu saja kubilang baru tiba, dan Tante Fang juga baru pergi. Dia tidak pamit pada kedua orang itu, langsung menyuruhku masuk ke ruang studi."
“Sesampainya di ruang studi, Kakak langsung bertanya apakah aku pernah baca novel Gu Long 'Pedang Kupu-Kupu Meteor'. Aku bingung, apa maksudnya memanggilku di malam hari cuma untuk membahas novel? Ini bukan gayanya. Untung otakku cepat bekerja, langsung kuingat adegan dimana Lao Bo menemukan krisis keluarga lalu pura-pura mati. Kukiyakan. Dia lalu berkata: 'Delapan Keluarga Besar sudah lama diam, kemungkinan akan terjadi gejolak. Keluarga termasuk di dalamnya, pasti tak bisa menghindar'.”
Shu Yi tersenyum kecut, bahkan novel Gu Long pun dikutip, ternyata Bi Feng juga cukup berilmu.
Bi Cuo berkata: "Kemudian dia mengatakan untuk menyelamatkan Keluarga Bi, agar keluarga kita bisa bertahan dalam gejolak yang akan datang, dia punya rencana. Tapi rencana ini harus dibantu orang yang bisa diandalkan, dan akulah saudara terdekatnya, jadi tak ada pilihan lain. Sebenarnya aku heran, bagaimana dia tahu Delapan Keluarga Besar akan mengalami gejolak? Tapi tak sempat kupikirkan lebih jauh, karena rencananya yang diungkapkan berikutnya berhasil menarik perhatianku."
"Dia bilang langkah pertama rencana adalah aku harus merebut kendali manajemen Keluarga Bi, lalu mengkarantinanya secara lunak. Meski kurasa kurang masuk akal, tapi penjelasannya sangat meyakinkan. Yang paling utama, dia bahkan berkata bahwa selama masa aku merebut kekuasaan ini, seluruh urusan Keluarga Bi kuputuskan sendiri - ini berarti menjadikanku kepala keluarga sementara! Daya tariknya cukup besar, setidaknya aku bisa mengeruk banyak keuntungan dari situ!"
