Bi Duo akhirnya terbangun dari pingsan. Ia berlari keluar rumah, berkata pada dua anggota muda keluarga Bi: "Cepat! Beri tahu beberapa senior konsili keluarga, katakan ada yang berani menyerbu keluarga kita!"
Saat itu seorang pemuda dari Keluarga Bi menemui Bi Duo: "Tidak, ini buruk, yang datang sepertinya semua polisi militer!" Wajah Bi Duo pucat ketakutan: "Apa? Kau bilang yang datang semua polisi militer? Sebenarnya tentara atau polisi?" Pemuda itu menjawab: "Ada dari Kementerian Keamanan Negara dan Badan Keamanan Militer, ada polisi, juga tentara!" Bi Duo bergumam lesu: "Tidak tertolong, semuanya hancur!"
Pemuda itu berkata: "Kami ingin meminta petunjuk kepala keluarga, apa yang harus kami lakukan? Berhenti atau Melawan?" Pemuda itu melirik ke arah kamar Bi Feng, jelas dia tidak tahu kalau Bi Feng sudah meninggal, sementara Bi Duo sebagai kepala keluarga baru belum mendapatkan pengakuan resmi. Bi Duo mencaci: "Melawan? Kau sanggup melawan? Itu mesin negara! Suruh mereka semua berhenti." Pemuda itu hendak berbicara lagi, Bi Duo menyela: "Dengarkan aku, cepat suruh mereka berhenti, atau Keluarga Bi akan binasa."
Pemuda itu tidak berkata-kata lagi, berbalik dan kabur.
Sebenarnya anggota Keluarga Bi juga tidak banyak melawan, karena mereka melihat para penyusup kebanyakan membawa senjata panjang dan pendek, sementara Lu You sudah menunjukkan identitasnya tepat waktu. Meskipun Keluarga Bi adalah keluarga aristokrat, sekuat apapun mereka tidak mungkin melawan langsung mesin negara. Ditambah lagi yang keluar dari Keluarga Bi kebanyakan generasi muda yang belum pernah menghadapi formasi besar seperti ini, berhadapan dengan senjata-senjata itu mereka tak berani bergerak sembarangan.
Hua Wei tidak menyangka situasinya seperti ini. Ia tersenyum kecut sambil menggelengkan kepala, lalu berkata pada Lu You: "Bawa mereka untuk mengendalikan seluruh anggota Keluarga Bi. Suruh dua orang ikut aku!" Lu You tertegun sejenak: "Lao Hua, perintahkan saja apa yang harus kami lakukan!" Hua Wei menggeleng: "Tidak perlu, urusan ini akan kuhadapi sendiri!"
Lu You terpaksa menyuruh dua orang mengikuti Hua Wei. Hua Wei membawa mereka keluar dari gerbang utama Keluarga Bi, menuju ke sebuah kompleks bangunan di gang belakang. Hua Wei menyepak pintu terbuka. Dua lelaki berjas hitam di halaman mencoba menghadang. Tanpa basa-basi, Hua Wei langsung melancarkan serangan mematikan. Meski menghadapi ahli tingkat dewa seperti Hua Wei, dua pemuda itu masih bisa menahan beberapa kali serangan. Dua pengikut Hua Wei mengeluarkan pistol, mendekati dan mendorong kedua jas hitam itu dengan laras senjata. Hua Wei berkata: "Tanyakan nomor seri mereka!"
Usai bicara, ia mengangkat kaki masuk ke rumah di dalam kompleks.
Di atas ranjang kayu duduk seorang pria tua berambut uban dengan tatapannya kosong. Saat melihat Hua Wei masuk, ekspresinya nyaris tidak berubah, hanya matanya yang terus mengawasi Hua Wei tanpa henti.
Hua Wei mendekat dan berbisik: "Lao Gui, masih ingat aku?" Pria tua itu seperti teringat sesuatu. Ia menengadah memandang Hua Wei lama-lama, lalu senyum merekah di wajahnya: "Mau berkelahi?" Tiba-tiba senyumannya lenyap. Seolah berubah menjadi pribadi lain, pria tua itu melancarkan pukulan ke arah wajah Hua Wei. Gerakannya sama sekali tidak memiliki hiasan, hanya murni kekuatan dan kecepatan mematikan!
Untung yang berdiri di depannya adalah Hua Wei, kalau orang lain, mungkin pukulan itu sama sekali tidak bisa dihindari. Hua Wei memiringkan kepala, mengangkat tangan untuk menahan serangan Pak Senior. Ia berteriak, "Bi Fu, berhenti! Ini aku! Hua Wei!" Ternyata Pak Senior itu adalah Bi Fu. Hua Wei baru pagi ini mendengar kabar bahwa Bi Fu dikurung, dan katanya Bi Fu sudah gila. Awalnya ia tidak percaya, Bi Fu adalah penggemar berat seni bela diri, kemampuan fisiknya di Keluarga Bi tak tertandingi. Mana mungkin tiba-tiba jadi gila? Tapi sekarang jelas Bi Fu memang sudah gila, dan parah lagi.
Dua orang berpakaian jas hitam yang berjaga di luar mendengar keributan di dalam. Salah satunya berteriak, "Pak Hua!" Hua Wei tahu mereka sedang mengawasi sosok berbahaya, dan kedua tahanan ini sangat penting untuk penyelesaian kasus. Ia membalas, "Aku baik-baik saja! Kalian jaga diri baik-baik, kemampuan kedua orang itu tidak main-main!" Sedikit kehilangan fokus saat bicara, kewaspadaan Hua Wei berkurang. Meski Bi Fu sudah gila, kemampuan bertarungnya malah semakin hebat.
Hua Wei mengumpat, "Dasar Lao Gui! Gila tapi masih jago! Untung lawannya aku, Hua Wei. Kalau orang lain mana bisa mengatasi!" Sambil bicara, tangannya terus bergerak lincah menangkis serangan Bi Fu. Meski Bi Fu ganas, Hua Wei masih bisa mengendalikan situasi. Ia memberi perintah ke dua orang di pintu, "Bawa kedua bocah ini kembali dulu! Aku menyusul nanti!"
Di luar pintu, kedua orang itu adalah tentara terlatih. Mendengar ucapan Hua Wei, salah satunya berkata: "Kalau begitu, Lao Hua, kau juga harus berhati-hati!" Hua Wei menjawab: "Pergilah, aku baik-baik saja!" Begitu mereka pergi, Hua Wei langsung fokus menghadapi Bi Fu. Sebenarnya dia agak panik, ingin mengalahkan Bi Fu tapi tidak mau menyakitinya. Tak ada yang tahu persahabatan mereka sangat dalam. Secara kemampuan, Hua Wei lebih unggul, tapi karena tidak tega melukai Bi Fu, gerakannya menjadi kikuk sampai terkena beberapa pukulan dan tamparan.
Beberapa tamparan khususnya mengenai wajah Hua Wei, sampai Hua Wei mengerenyit kesakitan: "Bangsat, Lao Gui, jangan pukul wajah gue!" Namun Bi Fu tetap dengan ekspresi datarnya, sesekali menunjukkan senyum bodoh. Hua Wei merasa sedih, dia menghela napas halus: "Baiklah, gue malas berdebat denganmu!"
Pertarungan Hua Wei dan Bi Fu penuh bahaya dan kekerasan. Mereka tidak menyadari sebuah papan batu di tempat tidur kang terbuka, menyembulkan sebuah kepala yang muncul diam-diam - Bi Li! Melihat Hua Wei justru terikat oleh Bi Fu yang bahkan tampak atas angin, kewaspadaan Bi Li pun lenyap. Dia melompat keluar dari terowongan rahasia sambil tertawa: "Lao Hua, tidak kausangka kan? Kawan lamamu sekarang kelincahannya tidak kalah darimu?"
Mendengar suara Bi Li, Hua Wei merasa jantungnya berdebar kencang. Tidak baik! Bi Fu sendiri sudah sangat sulit dihadapi, kini dengan kehadiran Bi Li, jika mereka menyerang dua lawan satu, dirinya mungkin tak bisa mengatasi. Yang terpenting, Bi Fu tidak boleh dilukai. Alasan penundaan aksi terhadap Keluarga Bi selama ini adalah karena dia sedang menyelidiki keberadaan Bi Fu. Dia tahu temperamen Bi Fu yang pasti tidak mau bersekongkol dengan Bi Li. Bi Fu seharusnya ditahan oleh anggota Keluarga Bi. Dia harus menyelamatkan Bi Fu!
Hua Wei tentu tidak bisa menunjukkan kelemahan. Dengan nada dingin dia berkata: "Bi Li, tak kusangka kau bisa kabur!" Bi Li tersenyum: "Aku juga tak menyangka kau bisa menemukan tempat ini. Kebetulan baik, besok tanggal ini akan jadi hari kematianmu!" Begitu kata-katanya habis, Bi Li langsung mengeluarkan jurus. Dia sangat paham cara memanfaatkan peluang. Hua Wei yang sedang diikat oleh Bi Fu akan kesulitan menghadapi serangannya, apalagi kelincahan Bi Li sendiri sebenarnya cukup baik, termasuk dalam peringkat atas di Keluarga Bi.
Hua Wei bergumam dalam hati: "Pantas mati!" Dia melirik Bi Fu yang sedang dalam keadaan gila, lalu berbisik: "Lawan tua, sepertinya kakak harus meminta maaf padamu!" Mengangkat tangan, Hua Wei menepuk dada Bi Fu. Ini adalah celah pertahanan Bi Fu. Bi Fu mengeluarkan darah dari mulut dan mundur dua langkah. Hua Wei segera menghindari serangan pisau Bi Li. Bi Li berteriak keras: "Bi Fu! Apa yang kau lakukan bengong? Pukul dia sekarang!"
Bifu mendengar perkataannya, menatapnya dengan kosong, lalu sekali lagi menyerang Hua Wei! Bili sebenarnya bisa langsung kabur dari kamar begitu keluar terowongan, tapi dia tak tega melewatkan kesempatan membunuh Hua Wei sekaligus. Dia melancarkan serangan mematikan!
Saat Hua Wei kehilangan fokus menghadapi Bifu, Bili menusukkan pisaunya ke sayap kiri depan Hua Wei. Hua Wei menutup lukanya dan mundur beberapa langkah. Senyum Bili semakin sombong setelah serangannya berhasil. Dia mengabaikan Bifu di belakang lini pertahanan, melangkah mendekati Hua Wei. Meski cedera parah, Hua Wei mengangkat tangan: "Tunggu!" Bili berhenti: "Apa? Hua Wei, kau akhirnya juga takut?" Hua Wei menggeleng: "Aku tak pernah tahu arti ketakutan!"
Bili menoleh ke Bifu yang masih berdiri kaku di belakang, lalu tersenyum pada Hua Wei: "Hari ini kau tak bisa melarikan diri meski punya sayap!" Hua Wei meraung dan menyerang lagi. Bili mengejek: "Huh, di ujung kekuatan!" Kilatan pisau menyambar ke arah Hua Wei!
Bili ingin segera membunuh Hua Wei sebelum bala bantuan datang. Dia berteriak ke Bifu: "Bifu, bertindak cepat sekarang!"
Bifu bertindak cepat, hanya saja targetnya bukan Hua Wei, melainkan Bili! Bili membelakangi Bifu. Meski bisa mendengar desingan jurus Bifu, dia tak melihat gerakan itu. Bili mengira serangan itu ditujukan ke Hua Wei! Tapi dia salah. Pukulan telak Bifu justru menghantam bagian belakang kepala Bili. Bili menjerit kesakitan, "Bifu, kau bangsat! Apa yang kau lakukan?!" Bifu tak menjawab, telapak tangannya menyabet leher Bili. Bili ingin menghindar, tapi Hua Wei menyegel jalur penghindarannya.
Kepalan tangan Hua Wei juga mendarat keras di perut Bili. Pukulan ini mengerahkan seluruh kekuatan tubuhnya. Bili langsung merangkul perutnya sambil berjongkok kesakitan. Bifu mengangkat kaki, bersiap menyepak kepala Bili. Hua Wei tahu betul keahlian teknik kaki Bifu - tendangan ini pasti membuat kepala Bili pecah. Dia segera berteriak, "Lao Gui, berhenti!" Seruan itu disertai pukulan lagi ke pelipis Bili yang membuatnya pingsan seketika.
Hua Wei juga menutupi lukanya: "Pak Tua bangke, ternyata loe nggak gila?" Wajah Hua Wei pucat pasi, tusukan Bi Li memang cukup dalam. Bi Fu mengangkat bahu: "Apa gue pernah bilang kalo gue gila?" Hua Wei berkata: "Kalo emang gitu, ngapa harus nantangin gue berantem sampe gue sampai terluka!" Bi Fu tersenyum: "Gue juga pengen liat seberapa besar jarak kemampuan kita sekarang. Yang pasti, kalo kita nggak berantem, menurutmu dia bakal muncul?"
Bi Fu menunjuk Bi Li yang terbaring di lantai usai bicara.
Hua Wei mendengus: "Dia kabur dari Keluarga Bi, ini satu-satunya jalan keluar. Kalo kita nggak berantem, dia tetep bakal muncul!" Bi Fu menggeleng: "Lo salah. Ini emang jalan keluar, tapi bukan satu-satunya. Kalo dia nggak yakin lo pasti nyari gue, kalo dia nggak ngira gue udah gila dan mau manfaatin gue buat bunuh lo, dia nggak bakal keluar lewat sini!"
Hua Wei tertegun sejenak: "Nggak nyangka setelah dipenjara sekian lama, pengetahuan lo malah makin luas!"
Bi Fu menghela napas pelan: "Kalo bukan karena gue tahu terlalu banyak, mana mungkin mereka bakal ngeracunin gue? Untung ada murid baik hati yang bantu diam-diam, nyawa gue bisa diselametin. Kalo nggak, dasar Pak Tua, pasti gue udah jadi gila beneran!"
Tak lama kemudian, Lu You membawa orang datang. Melihat Hua Wei cedera, Lu You terkejut dan segera menyuruh orang mengantar Hua Wei ke rumah sakit. Hua Wei melambaikan tangan: "Tidak perlu segawat itu! Sudah selesai di sana?" Lu You mengangguk. Hua Wei berkata: "Ayo kita pergi, angkut Bi Li!"
