Keluarga Fei!
Meski Jin Dahai belum lama bergabung dengan tim khusus, cerita tentang Delapan Keluarga Besar sudah sering didengarnya. Pengaruh keluarga Fei sejajar dengan keluarga Bi di antara Delapan Keluarga Besar. Tapi Jin Dahai tak menyangka masih ada anggota keluarga Fei di Anxi. Jin Dahai bertanya: "Kamu sudah tahu Fei Yibiao dari keluarga Fei, masih berani bertindak seperti ini? Tidak takut dia main licik?"
Xie Yi mengangkat bahu: "Takut apa? Kita punya senjata, identitas resmi. Justru dia yang harus takut pada kita." Jin Dahai mengangguk, setelah dipikir memang benar demikian.
Gadis itu pergi lebih dari 20 menit belum kembali, Jin Dahai mengkhawatirkan: "Jangan-jangan terjadi sesuatu?" Xie Yi tersenyum: "Dia pasti sedang memberitahu Fei Yibiao. Tidakkah kau sadar? Dia sangat takut pada Fei Yibiao." Tak lama, pintu ruang VIP terbuka. Yang masuk bukan gadis tadi, melainkan seorang wanita dan 4-5 lelaki. Xie Yi mengenali wanita itu sebagai Nona.
Seorang lelaki gahar di sampingnya memandang dingin Xie Yi dan Jin Dahai: "Xiao Feng, kau kenal mereka?" Wanita itu menggeleng. Lelaki itu berkata: "Kalau begitu pergilah!" Saat Xiao Feng hendak pergi, Xie Yi berseru: "Berhenti!" Xiao Feng tertegun sejenak, menghentikan langkah. Lelaki itu mengerutkan alis, memandang Xie Yi seperti akan murka.
Xie Yi berdiri dan berjalan mendekat. Beberapa orang di belakang lelaki itu bersiap menghadang, namun dihentikan oleh gerakan tangan sang lelaki. Xie Yi berhenti di hadapannya: "Fei Yibiao?" Seorang preman di belakangnya membentak: "Dasar brengsek! Berani-beraninya kau memanggil nama Brother Biao!" Wajah Xie Yi muram: "Diam kau!" Si preman hendak membalas, Xie Yi mengeluarkan buku kecil dan memperlihatkannya: "Polisi! Kecuali Fei Yibiao dan Xiao Feng, yang lain minggir!"
Wajah Fei Yibiao berubah buruk, sementara Xiao Feng menunjukkan sedikit ketakutan. Beberapa pria di belakang Fei Yibiao serentak berseru: "Brother Biao!" Fei Yibiao terdiam lama sebelum akhirnya berbisik pelan: "Kalian keluar dulu." Meski agak enggan, para pria itu menurut dan pergi.
Xie Yi menatap Fei Yibiao dengan senyum tipis: "Brother Biao, silakan duduk!"
Fei Yibiao yang kini sudah tenang, duduk di sofa bersama Xiao Feng. Fei Yibiao bertanya: "Kalian dari divisi mana? Siapa yang mengirim?" Xie Yi menyerahkan sebotol bir padanya, lalu mengeluarkan dokumen dan meletakkannya di tangan Fei Yibiao: "Kami dari Seksi Sembilan Biro Kelima Kementerian Keamanan Negara. Kedatangan kami untuk meminta informasi, harap kooperatif!"
Fei Yibiao memeriksa dokumen itu lama, matanya penuh kebingungan. Jujur saja, bahkan dengan buku kecil ini pun dia tak bisa membedakan keasliannya. Sejak kecil dia berkecimpung di dunia hitam, sering berurusan dengan polisi tapi tak pernah bersentuhan dengan badan intelijen. Dokumen badan intelijen seperti apa, dia tak tahu. Namun melihat ketenangan Xie Yi dan Jin Dahai, hatinya mulai percaya. Bagaimanapun reputasinya di jalanan cukup besar, ditambah dia bagian dari keluarga Fei. Menurutnya tak ada yang berani menipunya dengan cara seperti ini. Lagipula, apakah ini tipuan atau bukan, bisa dilihat dari tujuan mereka selanjutnya.
Fei Yibiao mengembalikan dokumen kepada Xie Yi: "Kalian sebenarnya mau apa?" Xie Yi melirik Xiao Feng: "Kami ingin bertanya beberapa hal pada Xiao Feng tentang pengakuannya sebagai informan bandar narkoba." Fei Yibiao langsung waspada: "Darimana kalian tahu?" Tiba-tiba ia menyadari ketidaksopanannya, lalu buru-buru menambahkan: "Tidak ada hal seperti itu!" Mata Xie Yi menatap tajam Xiao Feng: "Benarkah?" Xiao Feng takut bicara, menundukkan kepala.
Xie Yi meneguk bir: "Kalau kami tidak punya buti kuat, tentu tidak akan datang ke sini. Jika kalian tetap tidak mau bekerja sama dengan penyelidikan kami, saya terpaksa mengajak kalian ikut kami." Fei Yibiao berkata: "Kau pikir bisa membawa kami pergi dari 'Jalur Sutra'?" Senyum manis mengembang di wajah Xie Yi: "Silahkan coba!" Sambil berkata demikian, Xie Yi mengeluarkan pistol dan meletakkannya di meja teh. Tangan kanan Jin Dahai sudah menggenggam pistol di dalam saku jas.
Meski Xiao Feng sudah lama berkecimpung di dunia hitam, ini pertama kalinya ia melihat senjata sungguhan. Refleks ia merapat ke Fei Yibiao: "Ah Biao!" Fei Yibiao menarik napas panjang: "Sekalipun kalian dari Badan Intelijen, beranikah kalian sembarangan menembak?" Xie Yi menjawab: "Jawabanku tetap sama: silahkan buktikan sendiri!"
Fei Yibiao menggigit giginya dan bertanya: "Kalian mungkin juga tahu kalau aku dari keluarga Fei, kan?" Xie Yi mengangguk: "Tahu!" Fei Yibiao berkata: "Kau akan membayar mahal untuk tindakanmu hari ini!" Xie Yi tersenyum: "Fei Yibiao, kau salah. Jika hari ini kau tidak kooperatif dengan penyelidikan kami, yang akan menyesal adalah kau. Kasus yang sedang kami selidiki ini tidak sesederhana yang kalian tahu. Bisa-bisa seluruh keluarga Fei terbawa arus. Saat itu, hmph!"
Mendengar perkataan Xie Yi, hati Fei Yibiao berdebar. Ia bertanya-tanya apa maksud sebenarnya dari kata-kata Xie Yi. Seolah jika dia tidak kooperatif dalam penyelidikan, malah akan mendatangkan malapetaka bagi keluarga Fei? Dengan panik dia bertanya: "Apa maksudmu?" Xie Yi menjawab: "Coba pikir sendiri!" Xie Yi tidak bisa terlalu banyak membocorkan perkembangan kasus, hanya melemparkan kalimat itu.
Pikiran Fei Yibiao kacau. Dia pernah berjanji untuk tidak pernah lagi mengangkat urusan ini. Justru karena janjinya, pihak lawan bersedia membebaskan Xiao Feng. Tapi siapa sangka Badan Intelijen malah mengetahuinya. Meski kesal karena tidak tahu siapa yang membocorkan informasi, sekarang menyelidiki hal itu sudah tidak ada artinya lagi. Dia yakin, sekalipun mereka menolak hari ini, Xie Yi pasti akan memaksa membawa Xiao Feng. Meski belum pernah berurusan dengan Badan Intelijen, dalam hatinya dia memilih percaya: jika berani menghalangi mereka membawa Xiao Feng, mereka benar-benar akan menembak.
Fei Yibiao menghela napas: "Bisakah kalian menjamin keamanannya?"
Xie Yi mengangguk: "Bisa!" Fei Yibiao menatap Xiaofeng: "Jangan takut, mereka tidak akan menyakitimu!" Poin ini Fei Yibiao melihat dengan tepat. Ia berkata pada Xie Yi: "Bolehkah aku ikut bersama kalian?" Masih ada keraguan dalam hatinya tentang Xiaofeng. Xie Yi menjawab: "Boleh!" Fei Yibiao berkata: "Baik, kami akan ikut kalian!"
Jin Dahai tetap diam sepanjang waktu. Kali ini dia ikut berdiri bersama Xie Yi. Xie Yi berjalan di paling depan, Jin Dahai di paling belakang. Empat orang itu meninggalkan ruang privat. Saat melewati resepsionis di koridor, beberapa bawahan Fei Yibiao mengerumuni: "Brother Biao!" Fei Yibiao berkata tenang: "Aku dan Xiaofeng akan keluar sebentar bersama mereka. Kalian jaga tempat." Para bawahan itu diam, namun mengikuti sampai ke pintu lift. Xie Yi masuk lift lebih dulu, lalu berbalik menghadap pintu lift. Tepat ketika Fei Yibiao dan Xiaofeng hendak masuk, tiba-tiba seorang bawahan mengeluarkan pisau dan menusuk ke pinggang Xiaofeng.
Fei Yibiao sama sekali tidak mengantisipasi adanya serangan musuh ke Xiaofeng. Dia tertegun sejenak. Tapi reaksi Xie Yi sangat cepat, melangkah besar dan menarik Xiaofeng ke dekatnya. Namun Xie Yi tidak punya keterampilan bertarung, sehingga secara inersia berputar dan menabrak ujung pisau. Pisau itu menembus pinggang Xie Yi yang langsung menjerit kesakitan. Jin Dahai mencengkeram tangan pria pemegang pisau itu, melakukan bantingan punggung hingga pria itu terjatuh. Beberapa bawahan lain juga mengeluarkan pisau dan mendorong tubuh pria penyerang Xiaofeng itu ke lantai.
Fei Yibiao bermuka masam penuh kemarahan: "Mengapa? Mengapa melakukan ini?" Pria itu menyeringai dingin tapi tak menjawab.
Fei Yibiao merebut belati dari tangan seorang lelaki, menikamkannya keras ke paha orang tersebut. Korban menjerit kesakitan sambil menggigit gigi dan melotot ke Fei Yibiao. Fei Yibiao kembali menusukkan pisaunya: "Bilang! Siapa yang menyuruhmu?"
Di sisi lain, Jin Dahai memapah Xie Yi: "Xiao Xie, kau baik-baik saja?" Xie Yi menggeleng, wajahnya pucat dengan darah mengucur deras dari lukanya. Xiaofeng berkata: "Bawa dia ke rumah sakit dulu!" Fei Yibiao melemparkan pisau lalu memerintah bawahannya: "Kurung dia, tunggu aku kembali..." Belum selesai bicara, Xie Yi menyela: "Fei Yibiao, serahkan dia pada kami!" Suara Xie Yi terdengar tersendat. Fei Yibiao sebenarnya berhutang budi pada Xie Yi - tanpa Xie Yi, Xiaofeng pasti sudah mati.
Ia menghela napas lalu menggiring pria itu ke lift. Bawahannya hendak mengikuti tapi dihentikannya: "Jangan ikut! Tetap di sini!" Di dalam lift, Fei Yibiao bertanya penuh perhatian: "Masih bertahan?" Xie Yi mengangguk. Jin Dahai mengusulkan: "Bagaimana kalau kami antarmu ke rumah sakit dulu?" Xie Yi menggeleng. Ia tak berani mengambil risiko, mengkhawatirkan ancaman terhadap Xiaofeng. Ia ingin segera kembali ke tim khusus demi menjamin keamanan Xiaofeng.
Fei Yibiao menyetir mobil. Setelah memastikan lokasi tujuan, ia melaju kencang menuju tempat yang dimaksud.
Xie Yi merasakan kesadarannya mulai kabur, tapi berusaha lebih waspada sambil menatap ke depan. Jin Dahai sangat mengkhawatirkan, terus menerus berbicara padanya. Dia takut Xie Yi tertidur, karena tahu jika Xie Yi tertidur sekarang, mungkin tak akan bangun lagi.
Tusukan pisau itu sangat dalam dengan alur darah yang lebar. Xie Yi sudah kehilangan terlalu banyak darah.
Saat menerima telepon dari Jin Dahai, Ximen Wuwang juga dilanda kecemasan. Dia menyuruh Jin Dahai segera membawa Xie Yi ke rumah sakit sementara mereka akan menyusul dari tempat lain. Namun Xie Yi bersikeras datang ke tim khusus dulu. Ximen Wuwang tak bisa berbuat banyak, memerintahkan Xiao Sheng menghubungi dua dokter bedah dengan peralatan operasi sederhana untuk segera datang.
Ximen Wuwang, Biksu dan Xiao Sheng terus berdoa dalam hati agar Xie Yi selamat. Di dalam mobil, Xiao Feng meneteskan air mata. Katanya, andai bukan untuk menyelamatkan dirinya, Xie Yi takkan terkena tusukan itu. Sementara Fei Yibiao sambil menyetir terus memaki orang licik yang menusuk - ternama pria itu bernama Li Jian. Jin Dahai tak bisa mengendalikan emosi, menghantam Li Jian berkali-kali dengan gagang senjata. Dia bersumpah akan menuntut nyawa Li Jian jika terjadi sesuatu pada Xie Yi.
“Seseorang mengikuti kita!” Fei Yibiao tiba-tiba mengatakan ini. Jin Dahai menoleh ke belakang, memang ada mobil yang terus mengikuti mereka dengan erat, beberapa kali mencoba menyalip. Untungnya keterampilan mengemudi Fei Yibiao bagus, mobil di belakang belum menemukan kesempatan menyalip. Jin Dahai segera menelepon Ximen Wuwang. Ximen Wuwang berkata: “Jangan biarkan mereka mengejar, bertahan sebentar! Xiao Sheng dan biksu sudah menjemput kalian.”
