Pukul sembilan lebih malam, lampu di kantor Kapten Resimen Kriminal Kang Hongmin masih menyala.
Kang Hongmin menyantap mi instan sambil mendengarkan Laporan Lu Song tentang hasil penyelidikan hari ini. Sebenarnya tidak ada temuan berarti, semua karyawan hotel telah diinterogasi namun tak seorang pun melihat kapan mayat itu dibawa ke 911. Petugas lantai, staf departemen teknik, dan personil ruang kontrol juga telah diselidiki secara menyeluruh oleh Lu Song, kesimpulannya rekaman CCTV memang rusak selama dua hari terakhir.
Sistem pengawasan di lantai sembilan sebelumnya juga pernah bermasalah dua kali beberapa bulan lalu. Hotel memilih memperbaiki seadanya via departemen teknik demi menghemat biaya, alih-alih mengganti perangkat.
Kang Hongmin menyeruput kuah mi: "Sepertinya jalur investigasi via hotel mentok. Entah apa Nona kecil Xiao Nan berhasil dapat informasi." Lu Song tersenyum pasrah: "Sepertinya harapannya kecil." Kang Hong melanjutkan: "Hari ini aku dan Pang Hai kembali ke asrama Institut Konstruksi Kota, memeriksa ulang TKP, tetap nihil. Kami juga menunjukkan foto korban dari Hotel Haibin kepada kerabat Xu Yun, tapi mereka semua mengaku tidak mengenali."
Lu Song menghela napas: "Lawan kita benar-benar punya kesadaran kontra-penyelidikan yang baik." Usai menghabiskan mi, Kang menggesekkan kedua tangannya: "Mari merokok!" Lu Song mengeluarkan rokok dan melemparkan sebatang padanya sebelum menyalakan milik sendiri.
Kang Hongmin berkata: "Aku telah meninjau ulang semua kasus terkait organisasi keagamaan di Kota Lai sebelumnya, tak ada satupun yang menyebut 'Dewa Kebebasan' atau 'Sang Penghukum'." Lu Song menyahut: "Mungkinkah ini organisasi bawah tanah?"
Kang Hongmin menggelengkan kepala: "Tidak mungkin, beberapa geng besar di Kota Lai sudah kami kenal. Dari dua korban, Xu Yun adalah Wakil Kepala Teknik Institut Desain Arsitektur Kota. Meski identitas yang satunya belum terungkap, tapi sepertinya juga memiliki status dan posisi tertentu. Latar belakang sosial Xu Yun sudah kami selidiki secara mendalam, dia sama sekali tidak mungkin memiliki hubungan dengan dunia hitam. Jadi saya lebih condong ke organisasi keagamaan."
Lu Song mengangguk, penjelasan Kang Hongmin cukup masuk akal.
Kang Hongmen melanjutkan: "Kepala Leng hanya memberi kita waktu dua minggu. Waktu mepet, tugas berat, prospeknya suram!" Lu Song paham maksud 'prospek suram' Kang Hongmin - karena Leng Feng bilang jika kasus tidak terpecahkan, jabatan kapten tim utamanya akan dicabut. Jika Kang Hongmin kena getah, Lu Song tentu juga ikut kena imbas.
Lu Song berkata: "Tapi apa yang bisa kita lakukan? Kami juga tidak menganggur! Ngomong-ngomong Kang Da, sobekan kertas yang ditemukan Xiao Xiao..." Kang Hongmin menyahut: "Sobekan itu sudah kita bahas, hanya membuktikan adanya organisasi tertentu yang mengeksekusi pengkhianat. Tapi tidak ada konten substantif."
Lu Song kehabisan kata. Wajah keduanya dipenuhi kekecewaan.
Beberapa saat kemudian, Kang Hongmin berkata: "Sudah larut, pulang istirahat dulu. Besok masih banyak urusan!"
Xiao Nan masih belum bertemu langsung dengan Xie Yi. Dia langsung membawa Ran Fang ke Hotel Pantai.
“Aku mau bertemu Zhen Nanfang.” Xiao Nan berkata pada Xie Yi. Xie Yi terlihat kecewa: “Aku akan memanggilnya!” Shi Qing berkata: “Biarkan aku yang panggil, kau temani Nona Xiao duduk-duduk saja.”
Xiao Nan pun tidak sungkan, menarik Ran Fang langsung duduk di sofa.
Xie Yi bertanya: “Nona Xiao, ada urusan apa sampai larut malam begini?” Xiao Nan menjawab: “Ada sesuatu yang perlu minta bantuannya. Ngomong-ngomong, ini rekan kerjaku Ran Fang. Ran Fang, dia Xie Yi.” Xie Yi tersenyum ramah, Ran Fang juga mengangguk sambil tersenyum.
Zhen Nanfang datang, Xiao Hui juga ikut.
Zhen Nanfang menyapa Xiao Nan dengan senyuman, Xiao Hui hanya tersenyum tanpa bicara.
Setelah semua duduk, Xiao Nan berkata: “Kudengar dari ayahku kau murid Shu Yi?” Zhen Nanfang membalas “Hm”. Xiao Nan lanjut: “Kode sandi itu kau yang pecahkan?” Zhen Nanfang menjawab: “Bukan itu hasilku sendiri, tapi kristalisasi kecerdasan kolektif.”
Xiao Nan bersikeras: “Aku tidak peduli! Ada urusan yang harus kau turun tangan.” Zhen Nanfang mengerutkan alis, Xiao Nan benar-benar tidak sungkan. Saat hendak meledak, ia melihat raut wajah Xie Yi yang cemas. Ia melototi Xie Yi lalu menggeleng: “Urusan apa?” Xiao Nan menjawab: “Bantu selidiki kasus. Tapi tidak gratis, akan kubalas budimu.”
Xiao Hui berkata tenang: “Kami tidak butuh balasanmu, juga takkan membantu. Menangani kasus itu urusan polisi.”
Xiao Nan melirik Xiao Hui, merasa tidak nyaman dengan sikap Xiao Hui terhadapnya. Dia ingin marah besar, namun Ran Fang menariknya dan memberi isyarat agar tidak impulsif. Xiao Nan menatap Zhen Nanfang, melihat ekspresi acuh tak acuhnya, akhirnya melunak: "Maaf, aku terlalu panik. Kalian tidak tahu, kasus ini dikejar ketat oleh atasan. Jika tidak bisa diselesaikan dalam dua minggu, Kapten Lu dan Komandan Kang akan menghadapi masalah. Bahkan ayahku akan kena tegur atasan. Jadi..."
Xiao Nan tiba-tiba menunjukkan sikap feminin yang lemah lembut dan memelas.
Xie Yi tak bisa menahan perasaan iba. Dia menoleh ke Zhen Nanfang yang tertawa sambil mencaci: "Kau keterlaluan ya?" Ran Fang sepertinya menangkap petunjuk tersembunyi, tersenyum tipis. Sementara Shi Qing duduk agak jauh dengan wajah tenang, seolah semua ini tak ada hubungannya dengannya.
Zhen Nanfang menatap Xiao Nan sambil berkata datar: "Nona Xiao, kau pasti tahu siapa kami sebenarnya. Secara logika kami tidak seharusnya ikut campur urusan ini. Kami ke kota Lai hanya untuk berwisata. Alasan aku membantumu sekali ini semata-mata karena menghargai Biksu kecil dan Xie Yi."
Meski membutuhkan bantuan, sifat asli Xiao Nan yang arogan membuatnya tak bisa menerima nada bicara dan sikap Zhen Nanfang. Dia berdiri tiba-tiba: "Sudah! Kalau begitu anggap saja aku tidak pernah datang. Ran Fang, kita pergi!" Ran Fang berniat menasihatinya, tapi tahu sifat keras kepalanya. Ran Fang berdiri memberikan senyuman permintaan maaf pada Zhen Nanfang.
Xie Yi tidak bisa diam lagi, dia sibuk memanggil: "Nona Xiao, Nona Xiao!"
Xiao Nan mana mungkin peduli padanya, langsung melesat keluar pintu kamar.
Xie Yi menatap Zhen Nanfang: "Kau ini, bukannya sudah janji akan membantunya? Kenapa sekarang malah berbuat seperti ini?" Zhen Nanfang tersenyum sambil menggelengkan kepala: "Jangan semangat dulu, silakan duduk. Tidak sampai sepuluh menit, dia pasti kembali. Aku akan ke kamar dulu, urusan sisanya kau yang beresin sendiri."
Setelah mengatakan itu, Zhen Nanfang dan Xiao Hui pergi. Shi Qing juga berkata: "Aku tiba-tiba ingat ada sesuatu yang belum kusampaikan pada Nanfang tadi." Lalu meninggalkan kamar.
Di dalam kamar hanya tersisa Xie Yi sendirian. Dia duduk bengong di sofa dengan rasa kehilangan. Dia mulai mengkhawatirkan kalau Xiao Nan tidak akan kembali seperti prediksi Zhen Nanfang. Jika kali ini benar-benar membuat Xiao Nan pergi, pertemuan berikutnya akan sulit.
Waktu berlahan-lahan berjalan, sepuluh menit sudah lewat. Ternyata perhitungan Zhen Nanfang meleset, si nona sama sekali tidak kembali. Xie Yi menghela napas dan bersiap tidur. Tiba-tiba bel pintu berbunyi. Xie Yi langsung bersemangat, berlari ke samping pintu dan membukanya. Di luar berdiri Ran Fang sendirian.
Ran Fang tersenyum sambil berkata: "Tuan Xie, Xiao Nu mau mengajakmu minum secangkir kopi." Xie Yi bersemangat bertanya: "Bagus! Di mana dia?" Ran Fang menjawab: "Ayo, dia di kafe lantai satu."
Xiao Nan tidak bisa menahan diri, kemarahannya tersulut oleh perkataan Zhen Nanfang hingga langsung pergi. Namun setelah keluar dari lobi hotel, dia mulai menyesal. Meski sikap Zhen Nanfang terkesan dingin, namun perkataannya benar - mereka memang tidak punya kewajiban membantu menyelesaikan kasus ini.
Kasus ini sudah diberi batas waktu penyelesaian oleh pemerintah kota ke kantor polisi. Tapi dia tahu, mustahil memenuhi tenggat itu.
Sebenarnya dia juga tidak yakin Zhen Nanfang cs punya kemampuan sehebat apa. Tapi Leng Feng memaksanya datang meminta bantuan mereka, bahkan bilang keberhasilan penyelesaian kasus tergantung kesediaan mereka. Dia tak paham kenapa Leng Feng tiba-tiba sangat percaya pada sekelompok pemuda tak jelas ini.
Leng Feng tentu bukan asal bicara. Dalam kondisi terjepit, dia menghubungi Shu Yi. Setelah menceritakan aktivitas Zhen Nanfang cs di Kota Lai, Shu Yi malah tertawa mengejeknya membuang waktu mencari yang jauh. Leng Feng awalnya bingung, sampai Shu Yi menjelaskan bahwa Zhen Nanfang cs memang bisa diandalkan, bahkan kemampuan penalaran Zhen Nanfang tidak kalah dengannya.
Akhirnya Leng Feng menyuruh Xiao Nan datang meminta bantuan Zhen Nanfang cs di tengah malam, mengingat sebelumnya Xiao Nan sudah melakukan kontak terkait kasus ini.
Xiao Nan akhirnya memutuskan untuk berbicara lagi dengan mereka, tapi dia malu untuk naik lagi, jadi terpaksa meminta Ran Fang menjemput Xie Yi sambil menunggu di kafe. Secara samar dia tahu Xie Yi punya perasaan padanya, jadi dia yakin Xie Yi takkan menolak pertemuan ini. Urusan Zhen Nanfang dan kawan-kawan biarlah Xie Yi yang mengurus.
Tapi di lubuk hatinya agak tidak enak, memanfaatkan perasaan Xie Yi untuk kepentingannya sendiri terasa seperti menipu asmara. Tapi tak apalah, kasus ini sangat penting baginya sendiri. Keinginannya membuktikan kemampuan tim di Kepolisian Kota Lai melalui kasus ini adalah sebuah peluang.
Saat pikirannya melayang-layang, Ran Fang pun datang membawa Xie Yi.
Xie Yi duduk di kursi seberang Xiao Nan. Dengan tenang Xiao Nan berkata: "Maaf tentang kejadian tadi. Sebagai permintaan maaf, aku ingin mengundang kalian semua makan malam di rumahku besok." Xie Yi tersenyum: "Jangan-jangan biksu lagi yang masak?" Xiao Nan melirik sinis: "Aku yang akan masak sendiri."
Lalu dia menambahkan: "Syaratnya, kamu harus bisa mengajak semua orang. Bisa?" Xie Yi memang tertarik padanya, tapi mendengar nada bicara yang merendahkan itu, hatinya jadi tak nyaman. Pelan Xie Yi berkata: "Officer Xiao, pepatah kuno bilang 'hadiah yang diberikan dengan rendah hati pasti ada maunya'. Sebaliknya, saat meminta bantuan, bukankah seharusnya kamu menunjukkan sikap yang pantas? Kami bukan bawahanmu, jangan bicara dengan nada seperti itu."
Nada suara Xie Yi tidak keras, namun tetap membuat Xiao Nan merasakan ketidaksenangannya.
Xiao Nan memandanginya dengan perasaan terkejut, suasana tiba-tiba menjadi canggung.
Ran Fang melihat Xie Yi juga mulai berubah emosi, dia buru-buru melerai: "Tuan Xie benar, Xiao Nan, menurutku lebih baik kau datang sendiri untuk meminta maaf pada Kawan Xiao Zhen, lalu undang mereka makan malam besok dengan tulus. Bagaimana menurutmu?" Xie Yi juga tidak ingin Xiao Nan terlalu dipermalukan: "Besok malam ya? Aku yang akan mewakili mereka menyetujui. Pak Polisi Xiao, kalau tidak ada urusan lain, aku berpamitan dulu."
