"Aku sangat suka berjalan telanjang kaki di pasir pantai, terutama saat ombak perlahan merayap di punggung kaki. Rasanya seperti melayang bebas, seluruh tubuh seolah menari dengan anggun." Liu Yue mengaitkan dua jari tangan kanannya pada tali sandal hak tinggi, dengan santai menyandarkannya di belakang bahu. Dengan telapak kaki telanjang, dia berjalan di pantai sambil berkata lembut pada Shi Qing.
Shi Qing tidak menjawab maupun menatapnya. Dengan kepala tertunduk, dia berjalan diam-diam di samping gadis itu.
Di lubuk hati Shi Qing masih ada rasa terharu. Liu Yue bahkan mau menemaninya makan makanan vegetarian, bahkan mengatakan akan terus menemaninya hiasan di kemudian hari. Ini sangat langka. Dalam benaknya, gadis seperti Liu Yue seharusnya bertindak semaunya dan agak bebas, namun setelah bersentuhan, barulah ia sadar kecantikan Liu Yue hanya di permukaan, sedangkan sifat aslinya sangat konservatif.
Daya pikat feminin-nya adalah bawaan lahir, tidak ada hubungannya dengan karakter pribadi. Namun penampilan inilah yang selalu membuat orang salah menilainya.
Liu Yue berjongkok, mengambil sebuah cangkang: "Cantik kan?" Shi Qing menengadah, matanya terdiam membeku.
Dalam siluet cahaya senja, sosok Liu Yue bagai bayangan indah yang terpantul di latar merah dan berwarna emas.
"Liat apa?" Liu Yue sengaja bertanya meski tahu Shi Qing sedang mengagumi kecantikannya.
Shi Qing tersenyum kecut malu: "Cantik!"
Awalnya ucapan ini adalah jawaban atas pertanyaan Liu Yue tentang keindahan cangkang yang dipungutnya.
Tapi dalam konteks ini, kata-katanya seolah memuji kecantikan Liu Yue, membuat gadis itu tersipu: "Biksu kecil ini, sudah belajar pandai berbasa-basi ya!" Shi Qing tertegun sejenak: "Aku tidak Bohong!" Melihat ekspresi serius-nya, Liu Yue tertawa: "Bercanda kok. Aku percaya kamu. Ngomong-ngomong, tadi kamu kenyang tidak? Kayaknya sedikit sekali yang kamu makan."
Shi Qing berkata: "Sudah kenyang, kalau makan lagi pasti kekenyangan sampai mati." Liu Yue kembali menyandarkan lengannya: "Aku benar-benar berharap perasaan seperti ini bisa bertahan lebih lama!" Shi Qing tidak menanggapi perkataannya: "Acara kumpul-kumpul besok lusa akan dihadiri siapa saja?" Liu Yue menjawab: "Semuanya anggota Sekte Aula Arhat Ketujuh kami, sekitar dua tiga puluh orang."
"Arhat Tujuh Aula dan Tiga Vajra kalian juga akan hadir kan?"
"Tiga Vajra aku tidak tahu, tapi Arhat Tujuh Aula pasti akan muncul." Kata Liu Yue.
Shi Qing bertanya lagi: "Apa perlu aku mempersiapkan sesuatu?" Liu Yue berbisik: "Tidak perlu persiapan khusus, nanti kamu cukup lakukan apa yang diperintahkan."
Setelah jalan-jalan sebentar, mereka kembali ke hotel. Pelayan resepsionis memberitahu Shi Qing bahwa teman-temannya telah pergi karena urusan mendesak, dan menyuruhnya tetap menikmati waktu tanpa khawatir.
Liu Yue berkata: "Temanmu benar-benar tidak setia, meninggalkanmu sendirian." Shi Qing menjawab: "Kalau bukan karena janjiku padamu, aku juga sudah berencana meninggalkan Kota Lai hari ini." Liu Yue tersenyum: "Kamu benar-benar orang baik!"
Ini sudah kedua kalinya Liu Yue memberikan 'kartu orang baik' kepada Shi Qing.
Usai mengantar Liu Yue ke lift, Shi Qing melihat Liu Feng berdiri di sana.
Liu Feng berkata pada Liu Yue: "Kamu kembali ke kamar dulu, aku dan Tuan Shi akan minum kopi sebentar."
Liu Yue hendak mengatakan sesuatu, Shi Qing tersenyum sambil berkata: "Lebih baik kau pulang istirahat dulu." Liu Yue melirik Liu Feng: "Kak, jangan kau ganggu dia!" Liu Feng tertawa: "Tenang saja, dia pacarmu, mana mungkin aku mengganggunya?" Baru setelah itu Liu Yue membuka pintu kamar. Sebelum masuk, dia memberi isyarat bentuk telepon dengan tangannya, meminta Shi Qing nanti meneleponnya.
Shi Qing dan Liu Feng masuk ke lift. Keduanya tidak berkata-kata.
Lift berhenti di lantai satu, kedua orang pergi ke kafe.
Setelah duduk, Liu Feng membuka pembicaraan: "Minum apa?" Shi Qing berkata dengan tenang: "Air lemon saja!" Liu Feng memanggil pelayan, memesan satu cangkir air lemon dan satu cangkir kopi hitam.
Liu Feng bertanya: "Biksu Shi, dengar dari Xiao Yue kalian sedang jatuh cinta?" Shi Qing tidak bersuara, hanya mengangguk tipis. Liu Feng tersenyum sambil berkata: "Xiao Yue memang menyenangkan, jika aku bukan kakaknya, belum tentu aku tidak tertarik padanya. Hanya saja temperamen Xiao Yue sangat buruk, kau harus punya persiapan mental ya!"
Shi Qing tersenyum, lalu meminum seteguk air.
Liu Feng mengeluarkan rokok: "Mau sebatang?" Biksu Shi menggelengkan tangan: "Maaf, saya tidak merokok, minum alkohol, atau makan daging." Liu Feng mengangguk: "Oh, Biksu Shi. Margamu seperti nama Buddha, jangan-jangan kau biksu?" Awalnya Liu Feng hanya bercanda, tapi siapa sangka Biksu Shi benar-benar mengangguk lagi.
Ia tertegun sejenak: "Lalu kenapa kau berteman dengan Xiao Yue?"
Shi Qing berkata: "Biksu juga bisa kembali ke dunia awam!" Kalimat ini dipelajarinya dari Liu Yue, menurutnya jawaban seperti ini cukup baik. Liu Feng terdiam sejenak, lalu tersenyum: "Benar, tidak ada yang abadi. Bagus, kau orang jujur. Menurutku Xiao Yue ikutmu pasti tidak akan diganggu. Hanya saja..."
Liu Feng ingin berbicara tapi mengurungkan niat.
Shi Qing menatapnya dalam diam. Liu Feng ingin bertele-tele, tapi Shi Qing tidak mau tertipu.
Melihat Shi Qing tidak mengambil inisiatif bertanya, Liu Feng akhirnya melanjutkan sendiri: "Hanya... tahukah kau bahwa jika ingin bersama Xiao Yue, kau harus menjadi bagian dari kami." Shi Qing tersenyum sambil menjawab: "Wansheng Jiao?"
Liu Feng tidak menyangka Liu Yue bahkan memberitahukan hal ini. Rupanya hubungan mereka memang tidak biasa. Liu Feng mengangguk: "Benar, bergabung dengan Wansheng Jiao." Shi Qing menjawab: "Sudah kudengar dari Liu Yue, aku setuju. Tapi aku hanya mau bergabung, tidak ingin sering ikut acara-acara itu. Aku tidak suka keramaian."
Liu Feng menggeleng: "Itu tidak bisa."
Liu Feng menambahkan susu dan gula ke kopinya. Shi Qing tersenyum: "Kopi hitam lebih baik dalam rasa aslinya." Liu Feng tertegun sejenak, lalu tertawa: "Kau juga meneliti kopi?" Shi Qing menggeleng: "Bukan meneliti, hanya dengar dari orang." Liu Feng berkata: "Sebenarnya cara minum tidak penting, yang cocok untukmu sendiri itu yang terbaik."
Liu Feng melanjutkan: "Menurutmu apakah Liu Yue cocok untukmu?"
Shi Qing tersenyum tanpa bicara, ia tidak tahu bagaimana menjawab masalah internal ini karena memang belum pernah mempertimbangkannya. Liu Feng salah menangkap maksutnya, mengira sang biksu meremehkan pertanyaannya. Liu Feng berkata: "Sebenarnya cocok atau tidak bukanlah urusanku, tapi satu hal harus kau ketahui - dengan menerimanya, kau juga otomatis setuju bergabung dengan sekte kami."
Shi Qing mengangguk: "Benar." Liu Feng melanjutkan: "Setelah masuk sekte, kau harus patuh pada Aturan kami."
Shi Qing bertanya: "Oh? Aturan apa saja itu?"
Meski di hadapan Liu Yue ia terlihat tidak leluasa, di depan Liu Feng kelihaiannya kembali muncul. Percakapannya yang berbelit-belit dengan Liu Feng membuat sang kepala sekte kesulitan membaca pikiran sebenarnya.
Liu Feng menjelaskan: "Bergabung harus melalui acara khusus. Minimal perlu dua anggota sebagai penjamin, kemudian Arhat pengurus kuil akan membuka ruang ritual. Sebelum acara, kau harus meminum 'Air Pemurnian Jiwa' untuk menyucikan rohmu. Baru setelah Arhat kuil yakin akan ketulusanmu dan jiwa yang telah dimurnikan, ritual bisa dilanjutkan."
Shi Qing menyergah: "Bagaimana dia bisa mengetahui ketulusanku? Bagaimana membuktikan jiwaku benar-benar suci?" Liu Feng tertawa: "Sudah pasti ada jalan keluarnya."
Shi Qing mengangguk sedikit, di lubuk hatinya berpikir semua masalah ini pasti terletak pada cangkir "air pemurnian jiwa" yang disebut-sebut itu. Air tersebut kemungkinan mengandung obat tertentu yang berperan sebagai hipnosis, kemudian interogasi dilakukan dalam kondisi terhipnosis. Memikirkan ini, hati Shi Qing berdebar kencang - bisakah ia menghadapi cara seperti ini? Jika identitasnya terbongkar, ini bukan lagi sekadar bercanda.
Shi Qing menatap Liu Feng: "Kalian semua melewati proses seperti ini, bukan?" Liu Feng menjawab: "Tentu saja." Shi Qing bertanya lagi: "Jika ketahuan tidak tulus atau jiwa tidak tersucikan, konsekuensinya apa?"
Liu Feng mendengar pertanyaan Shi Qing, mengangkat kepala dan memandangnya dengan tatapan aneh: "Kalau begitu, konsekuensinya akan sangat parah!" Shi Qing tersenyum sambil berkata: "Oh ya? Seberapa parah?" Liu Feng menjawab: "Jika benar demikian, setelah minum 'air pemurnian jiwa', dia akan kehilangan rasionalitas, menampakkan watak asli yang mengerikan, lalu takkan pernah siuman lagi."
Shi Qing berkata: "Artinya jadi gila, ya?"
Liu Feng mengangguk: "Bisa dibilang begitu."
Shi Qing tertawa: "Mengapa kau memberitahuku ini?" Liu Feng menyesap kopinya: "Aku ingin mengingatkanmu, jika kau mau menyerah dan berhenti bersama Liu Yue, masih sempat." Shi Qing menggelengkan kepala: "Aku tidak akan menyerah."
Liu Feng meletakkan cangkir kopi: "Baiklah, saya dan Liu Yue akan menjadi perkenalanmu. Kau pasti juga tahu, San Jingang tertarik pada Liu Yue. Awalnya jika bisa memuluskan hubungan mereka, saya berkesempatan masuk Akademi Komunikasi Arwah untuk mendapatkan 'Air Dewa'. Tapi sekarang sepertinya harus berusaha perlahan lagi. Namun saya justru berharap kau bisa mendapatkan perhatian para dewa, menjadi salah satu dari mereka. Dengan begitu saya pun bisa ikut terbawa berkahmu."
Liu Feng adalah seorang pragmatis. Ia tahu upaya memisahkan dirinya dengan Shi Qing sekarang hampir mustahil. Tapi Shi Qing memiliki wawasan strategis yang tinggi, memenuhi syarat utama untuk promosi dalam hierarki keagamaan. Selama Shi Qing bisa menonjol, statusnya sebagai kakak ipar juga akan ikut naik, menuai keuntungan dari situ.
Setelah berpisah dengan Liu Feng, Shi Qing kembali ke kamarnya. Pertama ia menelepon Liu Yue, pertama untuk melaporkan pertemuannya dengan Liu Feng, kedua secara tidak langsung mengonfirmasi kebenaran ucapan Liu Feng. Setelah bertukar beberapa basa-basi ringan, mereka menutup telepon.
Shi Qing kemudian menelepon Zhen Nanfang. Setelah mendengar laporannya, Zhen Nanfang mulai khawatir. Jika proses inisiasi melibatkan hipnosis untuk mengorek motivasi dan tujuan masuk, ia sungguh meragukan ketahanan Shi Qing. Tiba-tiba ia mempertanyakan kebenaran keputusannya menyusupkan Shi Qing ke Kultus Sepuluh Ribu Dewa. Bagaimana jika terjadi sesuatu?
Dengan suara lembut ia berkata: "Biksu, bagaimana kalau kita batalkan saja? Kita cari cara lain!"
Shi Qing berkata dengan tenang: "Sekarang menyerah sudah terlambat, malah akan memicu kecurigaan mereka. Karena informasi yang Liu Feng berikan padaku sebenarnya adalah rahasia yang tidak boleh mereka ungkap. Tenang saja, aku tidak akan kenapa-napa. Sebagai praktisi bela diri, kekuatan mentalku sangat kokoh."
