Seperti yang diduga Zhen Nanfang, Tim Aksi Yu Hui-ju melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua organisasi di Kota Lai. Kultus Wan Sheng tidak muncul dalam hasil penyelidikan mereka. Hasil pemantauan informasi Cao Yan juga menunjukkan tidak ada pesan yang menyebutkan kultus tersebut.
Kang Hongmin yang sedang gencar menyelidiki tiga kasus akhirnya mendapatkan petunjuk: identitas korban kedua berhasil terungkap.
Korban adalah Tionghoa keturunan Korea bernama Kim Ru-xiang. Sebagai pengusaha swasta, ia mendirikan perusahaan perdagangan di Shanghai yang bergerak di bidang impor-ekspor komponen elektronik.
Jaringan pertemanannya sangat luas, mulai dari preman jalanan, tokoh bisnis ternama, hingga pejabat tinggi pemerintah. Relasi sosialnya sangat kompleks.
Namun investigasi mengungkapkan bahwa selama lima tahun berbisnis di Tiongkok, ia tidak pernah menjalankan usaha atau bahkan memiliki kenalan di Kota Lai. Lantas bagaimana mungkin ia tewas di sana?
Kim dilaporkan hilang di Shanghai 12 hari lalu. Sehari sebelumnya, ia masih memerintahkan sekretarisnya untuk mengumumkan rapat pagi esok hari. Namun keesokan harinya ia tak kunjung muncul.
Karena sering bolak-balik antara Tiongkok dan Korea, sekretaris mengira mungkin ada urusan keluarga yang membuatnya pulang ke Korea secara dadakan, jadi tidak terlalu memperhatikan. Baru pada hari keempat setelah kepergiannya, pihak Korea yang tidak bisa menghubunginya menelepon ke perusahaan, sekretaris baru menyadari mungkin ia mengalami sesuatu, lalu melapor ke polisi.
Mendengar laporan Kang Hongmin, Zhen Nanfang terdiam cukup lama.
Kang Hongmin berkata: "Apakah mungkin Jin Ruxiang dibunuh di tempat lain, lalu mayatnya dibuang ke kota Lai?"
Zhen Nanfang berkata dengan tenang: "Tujuannya apa?"
Yu Huiju menjawab: "Mungkin tujuannya menciptakan kekacauan di hari sensitif upacara penobatan Master Xinwu."
Zhen Nanfang menggelengkan kepala: "Banyak cara lain untuk membuat kekacauan, tidak perlu membawa mayat dari Shanghai yang jauh itu. Lagipula menurut laporan otopsi, meskipun Hotel Pantai bukan TKP pertama, korban belum mati saat dipindahkan ke kamar 911, hanya dalam kondisi koma dalam. Lukanya masih mengeluarkan banyak darah, jadi TKP pertama pasti berada tidak jauh dari Hotel Pantai."
Wajah Kang Hongmin memerah. Ia sadar spekulasinya tadi terlalu gegabah, tidak dipikir matang. Padahal laporan otopsi sudah dibacanya, kok bisa lupa hal ini?
Zhen Nanfang melanjutkan: "Komandan Kang, saya sarankan Anda menjadikan Hotel Pantai sebagai titik pusat, periksa radius dua kilometer sekitar untuk mencari TKP pertama. Selain itu, cek informasi mobil yang ditinggalkan dalam beberapa hari terakhir, fokuskan pada kendaraan dengan noda darah."
Kang Hongmin mengangguk, namun di lubuk hatinya terasa ada keanehan. Jujur saja, ketika memasuki tim khusus kemarin dan melihat Zhen Nanfang yang masih begitu muda, hatinya tak bisa menghindari sikap meremehkan. Sebagai polisi veteran yang tak terhitung kasus besar pernah dipecahkannya, kini harus mendengarkan komando seorang anak kemarin sore, tentu ada rasa tidak menerima di hatinya.
Tapi baru sekarang ia menyadari, logika Zhen Nanfang sangat terstruktur, dan dalam melihat masalah pun sangat tajam.
Hal ini memaksanya menarik kembali sikap meremehkan terhadap Zhen Nanfang.
Cao Yan bertanya: "Apakah kita masih perlu melanjutkan pengawasan informasi di dunia maya?" Zhen Nanfang menjawab: "Tentu saja. Jika tebakanku benar, mereka menggunakan metode komunikasi paling primitif - komunikasi langsung antarmanusia, bahkan mungkin melalui surat-menyurat. Surat pun pasti menggunakan kode sandi khusus mereka. Memang mereka licik, tapi dalam keadaan darurat bisa saja mereka menggunakan alat internet."
Zhen Nanfang menyalakan sebatang rokok.
Cao Yan berkata: "Artinya kita hanya bisa menunggu, seperti petani menunggu kelinci, mengandalkan hoki!" Ada nada merendahkan dalam ucapannya. Zhen Nanfang tersenyum tipis: "Pemburu ulung harus menguasai seni menunggu - menanti detik ketika mangsa muncul, lalu memberikan pukulan mematikan yang paling menentukan."
Setelah rapat berakhir, Kang Hongmin segera kembali ke kantor polisi untuk mengeksekusi pengaturan yang dibuat Zhen Nanfang. Sementara personel Badan Intelijen nyaris tak ada pekerjaan, hanya tim Yu Huiju yang masih menggali lebih dalam organisasi bawah tanah rahasia di kota Lai.
Xiao Nan mulai meragukan kemampuan Zhen Nanfang. Selama dua hari berturut-turut, tim khusus yang dipimpin Zhen Nanfang sama sekali tidak menunjukkan perkembangan yang padat. Namun Zhen Nanfang terlihat santai saja. Awalnya Shi Qing yang bertugas menyelidiki Panlongsi secara diam-diam, tapi hari ini Shi Qing sama sekali tidak muncul. Orang lain yang juga absen adalah Xiao Hui.
Setelah Kang Hongmin dan lainnya pergi, di ruang rapat hanya tersisa Xiao Nan, Xie Yi, dan Zhen Nanfang.
Xiao Nan bertanya: "Ketua Tim Zhen, saya ingin tahu kemana Shi Qing dan Xiao Hui pergi?" Zhen Nanfang berkata dengan tenang: "Urus saja tugasmu sendiri. Mereka punya misi masing-masing." Xiao Nan sangat tidak puas dengan jawaban ini. Sebelumnya di depan Kang Hongmin dan Yu Huiju, dia menahan diri untuk tidak bertanya karena masih ingin menjaga martabat Zhen Nanfang.
Xiao Nan hendak membantah lagi, tapi Xie Yi menarik lengannya: "Jangan tanya lagi. Fokus saja pada tanggung jawab kita." Xiao Nan melototi dia, tapi akhirnya menahan diri.
Setelah Zhen Nanfang pergi, Xiao Nan bertanya pada Xie Yi: "Kenapa kau menghentikanku?" Xie Yi menghela napas: "Tidak bisakah kau mengendalikan temperamen putri bangsawanmu itu?" Sebelum Xiao Nan sempat membuka mulut, dia melanjutkan: "Kalau Nanfang tidak mau bicara, pasti ada alasannya. Lagipula, dalam rapat pertama tim khusus, kenapa menurutmu Nanfang sengaja menunggu sampai semua orang pergi baru membahas banyak masalah dengan kita berdua?"
Xie Yi memang benar, saat itu Xiao Nan sempat merasa senang karena bisa tetap terlibat dalam diskusi terbatas. Dia berkata: "Karena kekuatan investigasi sejati tim khusus hanya kami berapa orang." Xie Yi mengangguk: "Mengapa bisa seperti ini, kamu tahu?" Xiao Nan cukup pintar: "Karena dia tidak percaya pada orang-orang dari Badan Intelijen dan kepolisian."
Xie Yi tersenyum: "Hm, lebih tepatnya dia tidak tahu siapa yang bisa dipercaya. Kasus ini terlalu penting, tidak boleh ada kecerobohan. Jadi investigasi sejati harus dibatasi lingkupnya. Tentu dengan begini personel kita kurang, karena itu malam ini rekan-rekan lain dari Divisi 9 juga akan berdatangan ke Kota Lai."
Xiao Nan menatap Xie Yi: "Kalau begitu, kalian mempercayaiku?" Xie Yi mengangguk: "Setidaknya aku sangat mempercayaimu!" Wajah Xiao Nan memerah, tapi dia bertanya lagi: "Kamu juga tidak tahu misi apa yang diemban Shi Qing mereka?" Xie Yi menggeleng: "Tidak tahu. Tapi ini bukan soal kepercayaan. Tugas Shi Qing mereka pasti sangat berbahaya. Semakin sedikit yang tahu, semakin aman mereka."
Xiao Nan tak bisa menahan kekhawatiran: "Mereka tidak akan kenapa-kenapa, kan?" Xie Yi tersenyum menenangkan: "Tenang saja, seharusnya tidak. Shi Qing dan Xiao Hui adalah yang paling lincah di Divisi 9 kami."
Zhen Nanfang kembali ke kediamannya, menelepon Shi Qing.
Shi Qing memberitahu Zhen Nanfang bahwa malam ini kemungkinan Arhat akan menemui Shi Qing terlebih dahulu. Sepertinya Liu Feng telah memuji-muji Shi Qing di hadapan Arhat.
Zhen Nanfang merasa ada yang aneh. Shi Qing mengawasi Liu Yue, sementara Xiao Hui terus memantau Liu Feng. Tidak ditemukan keanehan pada Liu Feng dalam dua hari terakhir. Bagaimana cara mereka berkomunikasi dengan Arhat? Apakah menggunakan telepon? Zhen Nanfang sengaja tidak meminta pihak Badan Intelijen untuk memonitor telepon saudara Liu. Dia harus hati-hati menjaga petunjuk berharga ini.
Anggota tim khusus terlalu heterogen. Sekalipun semua personel inti bersih, tidak ada jaminan bawahannya juga bersih. Apalagi ini menyangkut keselamatan Shi Qing.
Zhen Nanfang merasa perlu menelepon Ye Qinghan, memintanya membawa grup teknis dari Kementerian. Hanya mereka yang bisa menangani tugas monitoring ini.
Zhen Nanfang berkata pada Shi Qing: "Aku tahu kau pasti akan menemuinya, jadi tidak akan kuhalangi. Hanya kuharap kau waspada. Jika ada bahaya, segera mundur! Petunjuk bisa dicari lagi, jangan pertaruhkan nyawa." Pengaruh Shu Yi terasa dalam perkataannya.
Shi Qing tersenyum: "Cuma bertemu biasa, perlu segitu cemasnya?"
Senja itu, Liu Yue datang ke kamar Shi Qing: "Mau makan apa nanti malam?" Shi Qing menjawab: "Apa saja. Bukankah kakakmu bilang Arhat akan menemuiku malam ini?" Liu Yue menggoda: "Kalau begitu aku beli roti kukus pakai acar saja!" Tapi diluar dugaan, Shi Qing malah mengangguk: "Hm, boleh juga. Lebih bagus kalau ada bubur nasi putih."
Liu Yue tertawa: "Sudah, cuma bercanda. Ada restoran vegetarian yang cukup enak, tidak jauh dari sini. Ayo, kubawamu mencoba." Setelah berkata demikian, ia menarik tangan Shi Qing.
Shi Qing melepaskan diri dengan lembut, tanpa perubahan ekspresi di wajahnya.
Justru Liu Yue yang merasa kecewa di hati. Tampaknya Shi Qing masih belum menerimanya. Namun ia tidak menyerah, yakin selama bisa terus berada di dekat Shi Qing, suatu saat Shi Qing pasti akan mulai tertarik padanya.
"Vegetarianisme" cukup terkenal di Kota Lai, meski bukan masakan vegetarian tradisional yang otentik. Tapi tak masalah, asal tidak mengandung bahan hewani, Shi Qing masih bisa menerimanya.
Liu Yue hanya makan sedikit. Meletakkan mangkok, ia menatap Shi Qing yang sedang makan dengan penuh perhatian.
"Shi Qing, aku tidak mau kamu bertemu Arhat!" tiba-tiba Liu Yue mengucapkan kalimat ini.
Shi Qing mengangkat kepala: "Mengapa?" Liu Yue menggeleng: "Jangan tanya alasannya. Aku tidak mau kamu menemuinya, juga tidak mau kamu bergabung dengan Sekte Wan Sheng." Perubahan sikap mendadak Liu Yue ini membuat Shi Qing tertegun - sebelumnya ia justru mendorongku masuk sekte untuk membantu menyelesaikan masalah pengganggu Tiga Vajra, kenapa sekarang tiba-tiba berubah?
Shi Qing berkata dengan tenang: "Aku sudah berjanji pada kakakmu. Lagipula Arhat juga sudah memutuskan untuk bertemu. Menurutmu, masih mungkin aku mundur sekarang?" Liu Yue menjawab: "Bisa! Kalau kita pergi sekarang masih sempat! Shi Qing, ayo kita pergi, tinggalkan Kota Lai, menjauh dari sini, tidak usah pedulikan lagi Sekte Wan Sheng itu!"
Shi Qing menatap Liu Yue, ia sangat ingin memahami mengapa Liu Yue bersikap seperti ini. Apakah ini tahap pengintaian pertama Wan Sheng Jiao terhadapnya?
