Leng Yi merasakan kegagalan. Selama ini ia selalu memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Urusan besar maupun kecil di rumah mereka, Leng Yi selalu membantu baik tenaga maupun uang. Ia yakin telah memperlakukan mereka dengan baik, tapi ternyata masih ada yang mengkhianatinya.
Shu Yi menuangkan secangkir teh untuk Leng Yi: "Kakek Leng, jangan terlalu sedih. Sebenarnya mereka juga punya alasan tersembunyi. Bagaimanapun mereka juga manusia yang punya ambisi dan ketakutan. Setiap orang punya kelemahan. Orang itu memanfaatkan kelemahan mereka untuk membuat mereka melakukan hal-hal yang awalnya tidak ingin dilakukan."
Bayangan berkata kepada Shu Yi: "Orang itu kemungkinan akan segera menghubungimu." Shu Yi mengangguk: "Dengan kemunculan kalian, mereka pasti ketakutan. Jadi pasti akan segera menghubungi saya untuk mempercepat proses pertukaran, agar tidak terjadi perubahan yang tidak diinginkan. Tapi justru karena kemunculan kalian, mereka akan lebih berhati-hati."
Lu You berkata: "Mungkin mereka akan mencoba mengikat perhatian kami. Bisa saja kami tidak bisa membantumu dalam misi penyelamatan ini. Kau harus lebih berhati-hati." Shu Yi tersenyum tipis. Dari awal dia memang tidak berharap ada bantuan: "Tidak masalah. Saya bisa menghadapinya sendiri."
Bayangan melirik ke arah Lu You. Lu You segera memalingkan wajah menghindari kontak mata.
Shu Yi menangkap petunjuk: "Kakak, sepertinya kau ingin mengatakan sesuatu?" Bayangan terkekek: "Ada satu urusan yang ingin kubicarakan." Shu Yi berkata dengan tenang: "Kau ingin aku meninggalkan 'Perjanjian Angkatan Laut' di sini?" Bayangan diam, tapi ekspresinya membenarkan tebakan Shu Yi.
Shu Yi bertanya: "Ini keinginan kalian atau instruksi Direktur Lu?" Bayangan menjawab: "Instruksi Direktur Lu adalah kau harus menggunakan salinan palsu untuk menyelamatkan orang." Shu Yi berkata: "Lalu mengapa dulu dia menyuruhku mengambil dokumen ini?" Lu You menghela napas: "Shu Yi, awalnya Direktur Lu tidak menyadari kompleksitas situasi. Setelah Paduka menjelaskan pertimbangan strategisnya, barulah dia membuat keputusan dadakan ini."
Shu Yi berkata: "Pernahkah kalian mempertimbangkan bahwa jika mereka tahu barang di tanganku palsu, mungkin akan membunuh Shi Qing dan Liu Yue?" Bayangan tidak nyaman dengan nada bicara Shu Yi: "Maksudmu kami mengabaikan nyawa sandera?" Shu Yi memandangnya dalam keheningan tanpa menjawab.
Bayangan menatap Shu Yi lama-lama sebelum akhirnya menghela napas: "Justru karena mempertimbangkan keamanan sandera, Direktur Lu mengutus kami ke sini. Hanya saja tidak menyangka kami akan terpapar." Shu Yi bersikeras: "Aku tidak setuju menggunakan perjanjian palsu untuk pertukaran. Aku tidak bisa mempertaruhkan dua nyawa." Lu You berbisik: "Tapi pernahkah kau pikirkan? Jika ada kesalahan sedikit pun yang menyebabkan kebocoran isi perjanjian hingga memicu perang lokal, berapa banyak korban tak bersalah yang akan berjatuhan?"
Shu Yi meyakinkan: "Tenang saja, aku jamin perjanjian ini aman. Asal kita bisa menyelamatkan Shi Qing, dia akan menjadi mitra yang handal." Bayangan hendak protes lagi tapi Lu You menyela: "Jin Wu, ikuti saja instruksi Shu Yi!" Bayangan ragu: "Tapi bagaimana dengan..." Lu You memotong: "Aku yang akan menjelaskan kepada Keluarga Lu!" Kemudian dia menambahkan kepada Shu Yi: "Shu Yi, karena kau bersikeras, aku percaya padamu. Tapi ada satu syarat!"
Shu Yi berkata dengan tenang: "Tak perlu kau mengajukan permintaan padaku, bahkan mati pun aku takkan biarkan mereka mengambil 《Perjanjian Angkatan Laut》." Lu You mengangguk. Leng Yi mendengus pelan: "Kalian sungguh tak tahu berterima kasih! Sebenarnya yang kalian pedulikan bukanlah hidup matinya Shi Qing dan Liu Yue, melainkan berharap Shu Yi bisa memancing keluar orang di balik peristiwa ini. Jika orang tua ini tak salah tebak, kalian berdua hanyalah satu jalur, pastinya Lu Yilei masih menyiapkan pasukan cadangan."
Bayangan dan Lu You sama-sama tak menjawab. Mereka menundukkan kepala dengan malu.
Shu Yi berkata kalem: "Kakek Leng, tak perlu lanjutkan lagi. Pengaturan yang dibuat Kepala Lu ini pun tak salah. Jika orang di belakang layar tak diungkap, akan lebih banyak lagi Shi Qing dan Liu Yue yang dijadikan faktor pertukaran dalam transaksi mereka."
Sepanjang pagi, Yuan Caishan tak pergi ke perusahaan. Dirinya masih belum pulih dari pukulan akibat pembunuhan Jian Lijuan. Ia terus merasa kematian Jian Lijuan memiliki hubungan erat dengan dirinya.
Xiao Hui baru kembali dari kediaman Liu Xue pagi-pagi buta. Sejak kemarin malam, ia telah menerima telepon dari Zhen Nanfang yang memberitahukan urusan Yuan Caishan. Dengan hati-hati Xiao Hui menyampaikan hal ini kepada Liu Xue, tentu saja dengan menyembunyikan identitas asli Yuan Caishan. Mengenai alasan Zhen Nanfang bersekutu dengan Yuan Caishan, menurut penjelasan Xiao Hui semata-mata karena kebetulan saat tak sengaja menyelamatkannya.
Pagi hari Liu Xue juga sudah menelepon Zhen Nanfang. Ia menyampaikan rasa terima kasih karena Zhen Nanfang telah menyelamatkan karyawannya. Sekaligus memberitahu bahwa Manajer Pan - nama samaran Yuan Caishan - yang bertanggung jawab atas proyek perfilman. Masalah Qi Xuan'er bisa ditanyakan padanya. Selain itu, bukankah tim Zhen Nanfang ingin menyelidiki orang lain di perusahaan? Bisa juga menjadikan "Manajer Pan" sebagai titik pusat investigasi.
Sebenarnya ini sudah terpikir oleh Zhen Nanfang sejak lama. Alasan memberitahu Liu Xue adalah agar semuanya bisa dilakukan dengan wajar. Dengan adanya telepon dari Liu Xue ini, mereka berencana mengunjungi perusahaan hiburan siang itu untuk memulai penyelidikan.
Qi Xuan'er sudah hilang lebih dari sepuluh jam. Zhen Nanfang mengkhawatirkan apakah ia sudah mengalami nasib buruk.
Terkait kasus Qi Xuan'er, Zhen Nanfang masih menyimpan sedikit kekecewaan pada Yuan Caishan. Qi Xuan'er bertugas menyampaikan pesan dari Yuan Caishan. Menurut Yuan Caishan, Qi Xuan'er seharusnya termasuk dalam lingkaran luar grupnya. Ketika tidak bisa menghubungi Qi Xuan'er, Yuan Caishan tidak banyak mengerahkan waktu dan tenaga untuk mencarinya, malah lebih fokus pada Jian Lijuan.
Karena itu Zhen Nanfang bermuka masam terhadap Yuan Caishan.
“Sore ini kami akan ikut ke perusahaan bersamamu!” Zhen Nanfang berkata sambil menyantap makan siang. Yuan Caishan menggelengkan kepala: "Aku sudah izin tidak masuk hari ini. Aku tidak mau pergi!" Zhen Nanfang menyeringai dingin: "Masih karena Lijuan itu?" Yuan Caishan diam. Zhen Nanfang melanjutkan: "Kawan Yuan Caishan, sekarang kuberi tahumu dengan jelas, jangan campurkan terlalu banyak asmara pribadi saat bekerja."
"Cepatlah makan. Habiskan terus kita berangkat. Qi Xuan'er sudah lama hilang tanpa kabar, tak adakah kekhawatiran dalam hatimu? Menurutku musibah yang menimpanya pasti ada hubungan dengan perusahaanmu. Bahkan kucurigai, jangan-jangan kau tidak sengaja membocorkan identitasmu? Kalau tidak, mereka takkan menyusun kasus ledakan ini khusus untuk menjebakmu."
Yuan Caishan hendak membantah, Ye Qinghan ikut bersuara: "Xiao Yuan, ini tugas pertamamu. Lihatlah kekacauan yang kau ciptakan?" Yuan Caishan menghela napas. Di hatinya timbul pikiran untuk mengundurkan diri saat bertemu Shu Yi nanti.
Tapi itu urusan masa depan. Saat ini permintaan Zhen Nanfang untuk pergi ke perusahaan terpaksa disetujuinya.
"Bintang Langit Performing Arts Co., Ltd."
Perusahaan film di bawah grup bisnis Liu Xue ini meski skalanya kecil, pernah memproduksi beberapa drama laris. Beberapa artis kontraknya cukup terkenal. Konon ada mitra investasi berpengaruh dari kalangan produser ternama Tiongkok.
Yuan Caishan belum lama bergabung dengan perusahaan, namun sudah memiliki jaringan kenalan yang luas. Banyak karyawan termasuk para selebritas kecil bersikap sangat sopan padanya. Hal ini wajar mengingat Yuan adalah penanggung jawab utama film baru ini. Siapapun yang ingin mendapatkan peran harus melalui persetujuannya terlebih dahulu. Selain artis-artis kelas bawah dari perusahaan, pelamar peran juga berasal dari luar seperti mahasiswa akademi akting.
Melalui fasilitas inilah Yuan Caishan mengenal Jian Lijuan. Awalnya ini hanya peraturan tersembunyi di dunia hiburan, namun tak disangka Yuan malah jatuh cinta. Banyak tindakannya kemudian menjadi tidak profesional.
Setibanya di perusahaan, Zhen Nanfang dan tim segera memulai pemeriksaan menyeluruh terhadap semua orang yang pernah kontak dengan Qi Xuan'er. Mereka menggunakan otoritas kantor polisi kota sebagai dasar investigasi. Kehilangan Qi Xuan'er sengaja tidak disembunyikan, dengan alasan resmi pencarian keberadaan sang artis.
Yang mengejutkan, Direktur Utama perusahaan ternyata Liu Zhi! Zhen Nanfang pernah bertemu sekilas dengan Liu Zhi yang dekat dengan Tang San. Karena Tang San menganggap Liu sebagai rival cinta palsu, pertemuan terakhir mereka berakhir kurang harmonis.
Liu Zhi melihat Zhen Nanfang menerobos masuk ke kantornya tanpa mengetuk pintu. Ia berdiri sambil marah: "Siapa yang mengizinkan kalian masuk?" Zhen Nanfang tersenyum: "Manajer Liu, kami datang untuk menyelidiki kasus orang hilang. Kami harap Bapak bisa memimpin contoh dalam kerja sama." Wajah Liu Zhi berkerut: "Ada karyawan kami yang hilang? Kalaupun ada, itu pasti terjadi di luar jam kerja. Perusahaan tidak perlu bertanggung jawab, kan?"
Ye Qinghan berkata dengan tenang: "Bekerja sama dengan kepolisian adalah kewajiban warga negara. Tentu Manajer Liu mengetahuinya?" Liu Zhi menatap Ye Qinghan: "Kamu siapa lagi?" Ye Qinghan menjawab: "Siapa saya tidak penting. Yang penting Bapak harus bekerja sama dengan penyelidikan kami!" Liu Zhi menyeringai: "Kalau saya menolak?" Zhen Nanfang menyahut: "Bawa dia kembali! Saya curiga dia terkait kasus ini!"
Ye Qinghan dan Xiao Sheng melangkah maju menggenggam lengan Liu Zhi.
Liu Zhi panik: "Zhen Nanfang, apa maksudmu? Kau tahu ayahku siapa?" Zhen Nanfang tersenyum: "Saya tidak kenal ayahmu, tapi saya tahu kau keponakan Wakil Komandan Liu." Wajanya tiba-tiba berubah dingin: "Meski kau keponakan Wakil Komandan Liu, kau harus jujur bekerja sama. Silakan telepon dia kalau tidak percaya, lihat apa katanya."
Liu Zhi berpikir dalam hati 'orang bijak tak menanggung kerugian di depan mata'. Ia berkata: "Baik! Saya akan bekerja sama!"
Barulah Zhen Nanfang mengangguk puas: "Hm, bagus. Murid yang bisa diajari."
Liu Zhi berkata: "Bolehkah saya menelepon?" Zhen Nanfang mengangkat bahu: "Silakan, saya hanya melakukan penyelidikan rutin, tidak akan mengganggu pekerjaan normal kalian. Mau telepon atau rapat, itu hakmu." Liu Zhi mengeluarkan ponsel dan memutar nomor: "Ayah, ada polisi yang mengganggu perusahaan. Hm, hm!" Setelah itu Liu Zhi melirik Zhen Nanfang dengan sombong. Zhen Nanfang tersenyum kecut sambil menggelengkan kepala.
