Mu Qi'er duduk di ruang tamu, tanggannya membalik-balik majalah yang dicarikan oleh Wei Chunrou.
Yan Hua baru saja tertidur sebentar. Saat Yan Hua kembali, Mu Qi'er sudah bangun. Melihat Yan Hua pulang, Mu Qi'er tersenyum menanyakan kejadian tadi malam, tapi Yan Hua hanya bermuka masam dan menjawab singkat bahwa dia mengantuk sebelum masuk ke kamarnya. Wei Chunrou menyusul ke dalam, berbincang sebentar lalu keluar. Dengan senyum minta maaf, dia menjelaskan bahwa Kak Yan Hua kelelahan semalaman sehingga semangatnya kurang baik, dan berharap Mu Qi'er tidak memendam perasaan.
“Mu Qi'er tidak menyimpan di lubuk hati, dia otomatis tahu mengapa Yan Hua bersikap seperti ini padanya. Bukankah ini karena Shu Yi? Memikirkan Shu Yi, Mu Qi'er mulai mengkhawatirkan. Dia benar-benar tidak mengerti bagaimana Shu Yi bisa terlibat dalam urusan rumit ini. Tapi sekarang membahas ini sudah tidak bergizi lagi, yang terpenting adalah bisa menghilangkan total gu dan jiatou dari tubuh Shu Yi.
Terhadap Yan Hua, Mu Qi'er masih merasa simpati. Di balik simpati itu ada rasa kasihan. Kecintaan buta Yan Hua membuat Mu Qi'er menaruh rasa hormat, meski Yan Hua menyimpan permusuhan padanya.
Kak Li juga sudah bangun. Dia melihat Mu Qi'er yang sedang duduk di ruang tamu.
Peristiwa yang terjadi pada Mu Qi'er, Yan Hua, dan Wei Chunrou bertiga tidak diketahui Kak Li. Dia mengenal Mu Qi'er karena sebelumnya Wei Chunrou memberitahu bahwa Mu Qi'er adalah kerabat jauhnya.
"Kenapa bangun pagi-pagi begini?" Kak Li masih menguap, merentangkan pinggang, lalu ikut duduk di sofa.
Mu Qi'er tersenyum tipis: "Sudah kebiasaan bangun awal. Apakah mengganggu Kak Li?" Wei Chunrou pernah memberitahu bahwa Kak Li biasanya tidur sampai siang.
Kakak Li melihat pintu kamar Yan Hua yang tertutup, lalu mendekati Mu Qi'er dan berbisik, "Tidak tahu siapa sebenarnya Yan Hua ini. Menurut Chunrou, dia bahkan bisa memanggil ular berbisa, kalajengking, dan sejenisnya. Ya ampun, kamu tidak tahu tadi malam aku pulang dan melihat barang-barang itu, merinding sekujur tubuh. Untung Chunrou memberikan bunga kering itu padaku, membuat hatiku tenang. Kalau tidak, pasti aku akan ketakutan setengah mati."
Mu Qi'er tidak berbicara, menoleh dan menatap Kakak Li.
Ini adalah seorang wanita berusia lebih dari 30 tahun yang masih memancarkan pesona. Cantik dan berisi, setiap gerak-geriknya memancarkan daya tarik wanita dewasa. Terutama aroma harum wanita yang samar-samar terpancar dari tubuhnya. Mu Qi'er tahu itu bukan berasal dari bedak atau parfum, melainkan aroma tubuh alami wanita ini.
Kakak Li menghela napas, "Andai tahu akan seperti ini, aku tidak akan menyewakan kamar ini padanya. Sekarang susah, mengundang dewa mudah mengusirnya sulit. Sekarang aku bahkan tidak berani mengusirnya. Siapa tahu dia akan menggunakan makhluk-makhluk beracun itu untuk membahayakanku." Mu Qi'er berbisik lembut, "Kakak Li terlalu banyak berpikir. Nona Yan Hua hanya tinggal sementara beberapa hari di sini. Lagipula dia wanita baik hati, tidak akan seperti yang Kakak bayangkan."
Kakak Li berdiri dari sofa, gerakannya agak kasar sehingga memperlihatkan sedikit cahaya musim semi di bawah roknya. Untungnya yang ada di rumah semuanya wanita. Dia berkata: "Pokoknya aku tidak bisa ikut campur, dan tidak berani ikut campur. Sudahlah, nanti aku akan pergi keluar. Beberapa hari ini mungkin aku tidak akan kembali tinggal di sini. Nanti tolong sampaikan pada mereka."
Setelah berkata demikian, Kakak Li masuk ke kamar mandi. Setelah selesai mandi, dia kembali ke kamarnya untuk berganti baju lalu pergi.
Baru saja Kakak Li pergi, Wei Chunrou keluar dari kamar: "Kakak Mu, aku mau pergi sebentar." Mu Qi'er bertanya: "Mau ke mana?" Wei Chunrou tersenyum: "Ke sekolah, ada beberapa urusan yang harus diselesaikan. Begitu selesai akan segera kembali."
Mu Qi'er meletakkan majalah di tangannya: "Kalau begitu aku akan menemanimu pergi."
Wei Chunrou menggelengkan kepala: "Tidak perlu, Kakak Mu. Aku bisa sendiri. Lagipula sekolah tidak terlalu jauh dari sini."
Mu Qi'er menjawab: "Tidak boleh. Jika kamu pergi sendirian dan terjadi sesuatu, bagaimana aku harus bertanggung jawab pada Kakak Yan Hua? Tenang saja, setelah sampai di sekolah kamu urus urusanmu, aku akan menunggu di samping." Melihat keseriusan Mu Qi'er, Wei Chunrou tidak bisa menolak: "Baiklah, merepotkan Kakak Mu."
Universitas Guru Kota Lin memang tidak jauh dari rumah Kakak Li. Dari kompleks Apartemen Jiangshan, jalan kaki hanya sekitar tujuh delapan menit.
“Awalnya memilih tinggal di tempat Kakak Li karena dekat dengan sekolah. Masuk kampus dari pintu kecil sini, jaraknya kurang dari lima menit.” Wei Chunrou memandu Mu Qi'er ke depan pintu besi kecil. Seorang petugas sekolah berkacamata baca mengeluarkan kepala dari ruang jaga di samping: “Xiao Wei, kenapa baru datang sekarang? Sudah mulai kelas.”
Wei Chunrou menjawab: “Kakek Lu, dua hari ini ada urusan keluarga, sudah minta izin. Hari ini datang untuk ambil barang dari konselor.” Baru kemudian Kakek Lu mengangguk sambil berkata “Oh”: “Silakan!” Matanya menyiratkan tatapan sekilas ke arah Mu Qi'er. Mu Qi'er membalas dengan senyuman, lalu mengikuti Wei Chunrou melewati pintu kecil. Setelah menuruni belasan anak tangga, terlihat gedung kelas baru.
Wei Chunrou menjelaskan: “Ini gedung Fakultas Musik, gedung pengajaran terbaik di kampus kami.”
Mu Qi'er tersenyum: “Aku iri, kamu masih bisa hidup di menara gading!” Wei Chunrou berujar tenang: “Katanya masa pelajar adalah periode paling bahagia, tapi murid juga punya kekhawatiran sendiri.” Mu Qi'er mengangguk: “Benar, 'Bukan ikan, mana tahu kebahagiaan ikan?' Setiap orang hanya paham peran sendiri, tak bisa melihat dari sudut pandang orang lain.”
Melewati fakultas musik, terbentang lapangan besar. Mungkin karena jam kelas, tak banyak orang di sana. Tepat saat mereka hendak meninggalkan lapangan, terlihat ratusan balon warna-warni dan balon hidrogen beterbangan.
Seikat balon hidrogen digenggam di tangan seorang pria berbaju jas abu-abu muda berkacamata bingkai emas. Pria itu terlihat seusia Wei Chunrou, tingginya sekitar 170 cm lebih, hanya saja tampak agak kurus.
Wajah pria itu tersenyum, kedua matanya menatap langsung ke Wei Chunrou. Mu Qi'er mendorong lembut Wei Chunrou yang terdiam membeku, berbisik: "Pacarmu ini?" Wei Chunrou tidak menjawab, malah melangkah maju beberapa langkah: "Long Ping, variasi tak terduga apa lagi yang kau mainkan ini?"
Long Ping menjawab: "Chunrou, beri aku satu kesempatan, biarkan aku menjadi pacarmu!" Sambil berkata demikian, ia menyodorkan balon hidrogen di tangannya ke hadapan Wei Chunrou. Wajah Wei Chunrou bermuka masam: "Long Ping, kukatakan sekali lagi, aku tidak punya feel padamu. Berhentilah melakukan hal-hal aneh, ini membosankan, mengerti? Kakak Mu, ayo pergi, jangan pedulikan dia!"
Melihat Wei Chunrou hendak pergi, Long Ping menarik lengan gadis itu: "Wei Chunrou, dua hari terakhir ini kau bahkan tidak datang ke sekolah, jangan-jangan menghindariku?" Wei Chunrou berjuang keras melepaskan diri namun gagal, ia berteriak: "Long Ping, lepaskan! Atau aku benar-benar akan berbalik melawan!" Long Ping menyeringai dingin: "Kalau begitu berbaliklah! Hari ini jika kau tidak mau jadi pacarku, jangan harap bisa pergi!"
Mu Qi'er tidak bisa lagi diam. Ia melangkah maju dan mengunci pergelangan tangan Long Ping: "Teman sekelas, karena dia sudah berbicara jelas, sebaiknya kau lepaskanlah. Jujur saja, urusan asmara tidak bisa dipaksakan!" Long Ping menatap Mu Qi'er, terpukau oleh aura tak terikat oleh kebutuhan duniawi yang dipancarkannya. Pandangannya membeku dalam kekaguman.
Wei Chunrou memanfaatkan kesempatan untuk melepaskan genggaman Long Ping dan bersembunyi di belakang Mu Qi'er. Dengan wajar, Mu Qi'er pun melepaskan tangan Long Ping.
Mu Qi'er tidak berminat berdebat dengan bocah kekanakan seperti ini. Ia menarik lengan Wei Chunrou: "Ayo pergi!"
Long Ping baru tersadar. Ia menghadang Mu Qi'er: "Kakak senior, boleh tahu namamu?" Mu Qi'er meliriknya dingin, sama sekali tidak menghiraukan. Long Ping menepuk-nepuk tangan. Beberapa lelaki bertubuh kekar yang semula duduk di lapangan basket segera mengerumuni mereka. Long Ping berkata: "Tahukah kau siapa aku?" Mu Qi'er menghela napas: "Aku memang tidak tahu." Long Ping menjawab tenang: "Di Gerbang Kampus tidak ada yang tak kenal Long Ping. Bahkan Kepala Sekolah atau Ketua Departemen sekalipun, aku takkan beri muka."
Mu Qi'er berkata: "Aku pun tak suka memberi 'air' senyuman pada orang."
Long Ping tersenyum sinis: "Kami, bantu aku mengundang kakak kelas dan Adik Wei ini ke kediamanku. Aku mau berkenalan lebih dekat dengan mereka!" Beberapa lelaki bersiap bergerak. Mu Qi'er tak memberi mereka kesempatan mengulurkan tangan - dialah yang lebih dulu bertindak. Kelincahan Mu Qi'er jelas bukan tandingan para pelajar. Dengan cepat, beberapa siswa kekar terjatuh tersungkur. Mu Qi'er menepuk-nepuk tangan: "Dengan skill selevel ini mau main kasar di hadapanku? Chunrou, ayo pergi!"
Mu Qi'er memanggil Chunrou untuk pergi bersama, tapi tak mendapat respons. Ketika berbalik, bayangan Wei Chunrou sudah lenyap tak berjejak.
Mu Qi'er menatap Long Ping: "Kalian sembunyikan Nona Wei di mana?" Wajah Long Ping getir: "Kakak Besar, aku... aku tidak! Kami semua ada di sini. Si gadis pasti sudah kabur memanfaatkan kesempatan!"
Mu Qi'er melepaskan Long Ping: "Bawa anak buahmu pergi lo!" Amarah mulai berkobar - kalau bukan karena ulah Long Ping, mana mungkin Wei Chunrou hilang. Memandang rangkaian balon hidrogen yang melayang di udara, Mu Qi'er menghela napas panjang.
Ia mencari lama di sekolah, tapi tak terlihat bayangan Wei Chunrou. Wei Chunrou tidak punya HP, dan teman-teman sekelasnya sendiri juga tidak tahu. Ngomong-ngomong, bukannya dia bilang harus mengambil sesuatu dari konselor? Mu Qi'er akhirnya berhasil menemui konselor Wei Chunrou, tapi wanita ini malah berkata sama sekali belum melihat Wei Chunrou, dan Wei Chunrou juga tidak punya barang apa pun di sini.
Dengan frustasi, Mu Qi'er kembali ke rumah Kakak Li. Kakak Li sudah pergi keluar, dan dia tidak punya kunci. Dengan pasrah, dia terpaksa mengetuk pintu.
Yang membukakan pintu adalah Yan Hua, ia menatap Mu Qi'er dan bertanya pelan: "Ke mana kau pergi?" Tatapannya menyelinap ke belakang Mu Qi'er, sebelum Mu Qi'er sempat menjawab ia bertanya lagi: "Lalu Chun Rou?" Mu Qi'er menjawab: "Aku juga tidak tahu. Aku menemaninya ke sekolah, tapi siapa sangka ia meninggalkan aku sendiri dan kabur."
Yan Hua mengerutkan alisnya: "Kau tak bisa menjaga seorang gadis kecil sekalipun? Situasi Chun Rou saat ini sangat berbahaya, sangat berbahaya, kau tahu? Bukannya kau bilang akan bertanggung jawab atas keamanannya? Begini caramu bertanggung jawab?"
Mu Qi'er terdiam tak bisa berkata-kata karena dimarahi, perutnya penuh ketidakadilan yang tak bisa dibela sama sekali.
