A Du dan A Xia tak kunjung kembali. Yan Hua dan Mu Qi'er merasa ada yang aneh dengan situasi ini, tapi mereka tak tahu rahasia di baliknya. Di lubuk hati, Mu Qi'er mulai dilanda ketakutan: "Orang-orang Nyonya Wei sudah kabur, haruskah kita laporkan?" Yan Hua menjawab: "Bagaimana kalau kita tunggu dulu, lihat apakah mereka akan kembali."
Keduanya berdiri di koridor, menatap arah menghilangnya kedua lelaki itu. Namun yang terlihat hanya kabut tebal berlapis-lapis.
"Kakak Mu, tadi aku seperti merasakan kehadiran kakakku." Yan Hua mendekatkan bahunya pada Mu Qi'er berbisik pelan. Mu Qi'er gemetar, jujur saja ia belum pernah benar-benar berhadapan dengan hantu maupun dewa. Ia bertanya: "Kapan?" Yan Hua menjawab: "Baru saja, saat kita sedang ngobrol."
Mu Qi'er tertegun sejenak: "Dua orang itu juga mengalami kejadian saat itu, Mo Fei..." Secara refleks Mu Qi'er melirik ke sekeliling. Saat Mu Qi'er memalingkan wajah, Yan Hua melihat bayangan manusia - sosok berwarna merah. Ia membeku.
Bayangan itu berdiri di bawah pohon pinus tua di lantai bawah.
"Kakak!" Suara Yan Hua gemetar, bukan karena ketakutan melainkan semangat yang menggebu.
Mu Qi'er kaget, segera menoleh kembali. Ia tak melihat apa-apa, hanya menyaksikan Yan Hua perlahan berjalan menuruni tangga. Mu Qi'er buru-buru menarik lengan Yan Hua: "Kau mau ke mana?" Yan Hua tak menghiraukan, hanya melepaskan genggaman dengan lembut.
Mu Qi'er terpaksa mengikuti dari belakang.
Yan Hua akhirnya bisa melihat jelas wanita berjubah merah itu. Meski wajahnya pucat, kecantikannya tetap tak tertutupi.
Wanita merah itu tersenyum pada Yan Hua. Sorot matanya yang sebelumnya kosong kini mulai berbinar, memancarkan kelembutan. "Kakak, benar-benar kau! Aku tahu pasti kau!" seru Yan Hua gembira di hadapan sosok itu.
Tapi Mu Qi'er tak bisa melihatnya. Dalam pandangannya, tak ada wanita berjubah merah. Ia mulai mengkhawatirkan kondisi mental Yan Hua, takut ini akibat kerinduan berlebihan pada Yan Yun.
Wanita berbaju merah melihat Mu Qi'er di belakang Yan Hua. Senyuman di wajahnya menghilang, kedua matanya memancarkan cahaya hijau samar, gigi terkukur, niat membunuh yang pekat terpancar. Dia perlahan mengangkat tangannya. Tangannya ramping, dengan kuku merah darah yang juga panjang.
Yan Hua kaget: "Kakak, jangan sakiti dia, dia temanku!" Wanita merah mendengus beberapa kali, kebencian di wajahnya masih belum hilang. Mu Qi'er sama sekali tidak tahu bahaya sedang mendekatinya. Dia menarik lengan Yan Hua: "Yan Hua, sebenarnya kamu kenapa?" Yan Hua menarik Mu Qi'er ke belakangnya, menggunakan tubuhnya sendiri untuk menghadang Mu Qi'er. Matanya menatap Yan Yun: "Kakak, aku tidak izinkan kkau menyakitinya!"
Yan Yun akhirnya berbicara: "Shu Yi!" Nada bicaranya aneh dan terlihat sulit, tapi Yan Hua mengerti maksudnya - bahwa Mu Qi'er adalah wanita Shu Yi. Yan Hua berkata tenang: "Kakak, sudah bertahun-tahun, masih belum bisa melupakan?" Yan Yun tidak berkata lagi, hanya menatap Yan Hua dengan kosong. Mu Qi'er seolah sudah mengerti situasi: "Apakah ini Yan Yun? Bisakah kamu menampakkan diri? Aku ingin bicara denganmu!"
Dia mendorong Yan Hua, berdiri di depan Yan Yun. Meski tidak bisa melihat, dia bisa merasakan keberadaannya samar-samar.
Yan Yun juga sedang menatapnya. Ekspresi wajah Yan Yun awalnya sangat lesu, namun kelopak matanya kini mulai bergerak samar. Di wajah Yan Hua terpancar ketakutan. Ia sungguh mengkhawatirkan Mu Qi'er. Ia tahu perasaan Yan Yun terhadap Shu Yi. Jika kemarahan akibat cinta ini ditumpahkan pada Mu Qi'er, sangat mungkin Yan Yun akan menjatuhkan tangan padanya.
Di luar dugaan, ekspresi Yan Yun melunak drastis. Ia mengangkat tangan dan menyapukan ke depan mata Mu Qi'er. Seketika Mu Qi'er merasa pandangannya menjadi terang, dan ia melihat Yan Yun.
Justru setelah melihat Yan Yun, hatinya menjadi tenang.
Mu Qi'er menatap Yan Yun di hadapannya. Meski terpisah oleh kehidupan dan kematian, tetap ada kesedihan samar: "Benar-benar kamu!" Yan Yun tak melakukan gerakan apapun, hanya memandang dalam keheningan. Mu Qi'er berbisik: "Aku tahu ada perasaan khususmu pada Shu Yi, termasuk adikmu Yan Hua juga. Tapi harus kusampaikan, baik kamu maupun Yan Hua, Shu Yi sama sekali tak menyadari perasaan kalian."
Yan Hua di samping menghela napas lembut: "Kakak, apa yang dikatakan Kakak Mu adalah fakta."
Mu Qi'er melanjutkan: "Shu Yi selama di Miaojiang mendapat banyak bantuan dari kalian. Meski sudah belasan tahun berlalu, ia tak pernah melupakannya. Setiap kali menceritakan masa lalu itu, ia selalu teringat kebaikan keluargamu padanya. Benar, Shu Yi memang lelaki luar biasa, tapi saat itu kalian masih terlalu muda, bukan?"
Yan Yun tetap mempertahankan posturnya, tak bergerak sedikit pun.
Mu Qi'er berkata: "Bagaimanapun, aku dan Yan Hua sekarang adalah sahabat dan saudara. Shu Yi dan aku akan merawatnya baik-baik, takkan membiarkannya terluka."
Baru saja Mu Qi'er selesai bicara, tiba-tiba Yan Hua berteriak kaget: "Siapa?"
"Sudah kuduga! Kenapa energi yin di sini begitu pekat, ternyata ada yang merawat hantu!" Dua bayangan manusia tiba-tiba muncul dari tempat gelap - tak lain adalah Chen Long dan Chen Hu. Mu Qi'er dan Yan Hua tak mengenali mereka, tapi mereka melihat Yan Yun tampak sangat ketakutan. Mu Qi'er bersuara berat: "Kalian ini siapa?"
Keduanya saling tersenyum. Chen Hu menjawab: "Kami penangkap hantu profesional!" Yan Hua berkata tenang: "Aku akan menghitung sampai tiga. Jika belum pergi, nanti jangan marah kalau kami kupereskan!" Chen Long tertawa: "Oh ya? Baik, aku ingin lihat bagaimana caramu 'kupereskan' kami."
Sedang berbicara, tiba-tiba Yan Yun terbang ke udara dengan cepat menyambar Chen Hu. Chen Hu menyeringai dingin: "Biji beras ingin memancarkan cahaya?!" Dengan gesit dia mundur selangkah, di tangannya sudah muncul selembar jimat dan pedang kayu. "Dia membisikkan mantra, jimat di tangan kirinya tiba-tiba terbakar!
Seperti bola api kecil, dia mengayunkan tangan dan melemparkan bola api itu tepat ke arah Yan Yun! Tubuhnya ikut melayang ke udara. Sambil menggigit jari tengah tangan kiri hingga berdarah, dia segera mengoleskan darah ke pedang kayu persik, ujung pedang menusuk langsung ke Yan Yun.
Yan Hua menyeringai: "Cari mati!" Yan Hua meniup peluit pelan sambil memutar pergelangan tangan kanannya. Seutas benang emas melesat menuju Chen Hu yang sedang di udara. Chen Long kaget: "Awas Hu!" Chen Hu tiba-tiba berhenti di udara dan terjun bebas ke tanah. Benang emas itu seperti punya kesadaran, terus mengejarnya!
Chen Long khawatir akan keselamatan Chen Hu. Pisau pendek di tangannya berkilat siap menghantam Yan Hua. Tapi Yan Yun sudah berpindah tempat secepat kilat menghadang Chen Long, lima jarinya yang runjang langsung mencolok mata Chen Long.
Chen Langsung menampar dengan jimat ke arah Yan Yun yang terpaksa menghindar. Pisau pendeknya tiba-tiba berubah arah membelah benang emas kecil itu. Tapi terlambat, ular benang emas Jin Xian She sudah masuk ke lengan Chen Hu!
Chen Long dan Chen Hu sama-sama terkejut, bermuka masam. Chen Hu bertanya dengan suara gemetar: "Kau ternyata Penyihir Rumput?" Yan Hua menyeringai: "Bahkan hal sederhana ini tak kalian pahami berani bertindak semena-mena di rumahku?" Chen Long memapahu Chen Hu yang wajahnya masam: "Maaf, kami hanya orang yang lewat, menyerang gegabah karena melihat hantu gentayangan, khawatir akan menyakiti orang. Sebagai penganut Tao, kebaikan adalah dasar, niat kami tulus."
Melihat Yan Hua tak tergoyahkan, Chen Hu menghela napas dan melunak: "Nona, pertimbangkan niat baik kami, ketidaktahuan bukanlah dosa. Ampunilah adikku ini. Kami segera pergi, urusan malam ini takkan kami ceritakan ke siapapun."
Yan Hua memandang Mu Qi'er, lalu beralih ke Yan Yun.
Wajah Yan Yun dipenuhi kemurkaan, gigi terkertak tak mau melepaskan saudara-saudara Keluarga Chen.
Mu Qi'er bertanya: "Kalian siapa?" Chen Long dan Chen Hu saling pandang, akhirnya Chen Long menjawab: "Kami dari Keluarga Chen Xiangxi, aku Chen Long, dia saudaraku Chen Hu!"
Mu Qi'er mengerutkan alis: "Keluarga Chen Xiangxi? Apa urusan kalian berkeliaran di tengah malam?" Wajah mereka berubah pucat, Chen Long berkata: "Kami tersesat hingga sampai di sini, mengganggu kalian bertiga, maafkan kami!"
Mu Qi'er berbisik: "Yan Hua, lepaskan mereka!" Yan Hua mengulurkan tangan, ular emas kecil itu kembali ke tubuhnya: "Pergi lo!" Chen Long dan Chen Hu langsung kabur. Yan Yun tampak masih geram, ia bergumam "Hmm... hmm..." sambil ingin mengejar. Yan Hua berkata: "Kakak, sudahlah, biarkan mereka pergi!"
Chen Long dan Chen Hu telah lari sejauh dua li. Chen Long berkata: "Bangsat, tidak menyangka bertemu Penyihir Rumput! Lihat caranya, benar-benar berbahaya!" Chen Hu masih terguncang: "Apa ular itu berbisa?" Chen Long tersenyum kecut: "Tentu saja, tapi dia pasti mengendalikannya. Racun tidak akan keluar jika dia tidak mengaktifkan ular emas. Hu Zi, nasibmu sungguh baik."
Tiba-tiba Chen Long teringat sesuatu: "Tadi wanita itu memanggil Penyihir Rumput apa? Sepertinya Yan Hua?"
Chen Hu tertegun sejenak: "Yan Hua? Nama ini terdengar familiar." Chen Long menjawab: "Bagaimana tidak? Ratu Gu Pertama Miaojiang memang bernama Yan Hua." Chen Long gemetar membayangkannya. Chen Hu berkata: "Tidak menyangka cara merawat hantu Penyihir Rumput begitu brilian, hampir menyamai keluarga Chen. Kau lihat hantu wanita itu? Jelas sudah jadi hantu gentayangan. Jika digunakan benar, lebih kuat dari para mayat hijau itu!"
Chen Long menjawab: "Sudahlah, wanita seperti ini sebaiknya jangan terlalu didekati. Untungnya kita juga punya koleksi. Ngomong-ngomong, di mana mayat itu disembunyikan? Bawa pulang dan berikan kepada Manajer, pasti Ia akan sangat senang. Seharusnya baru saja mati, masih segar." Chen Hu berkata: "Kalau bukan karena mayat itu kita tidak akan mencari Yan Hua ini. Kak, ini salahmu! Kau bilang energi yin mayat ini terlalu kuat, pasti ulah hantu, sampai aku hampir mengorbankan nyawa!"
Chen Long menjawab: "Pulang dan berdiskusi dengan Manajer, hari ini kerugian kita tidak boleh sia-sia! Yang Mulia ahli sihir Miaojiang memang berbahaya, tapi Manajer pasti punya cara untuk menghadapinya." Chen Hu menanggapi: "Manajer kemungkinan juga tidak mau mengurus urusan kotor kita. Kau tidak dengar katanya, sekarang terlalu banyak ahli di Miaojiang. Dia menyuruh kita berhati-hati dan menyembunyikan latar belakang, kalau tidak akan timbul banyak masalah."
