Xie Yi berkata: "Menurutku Liu Fuhai ini punya rasa keadilan yang kuat." Shu Yi menjawab dengan tenang: "Dia sudah menjadi polisi senior dan menduduki posisi direktur. Usia semangat mudanya sudah lama berlalu. Bagi orang seperti mereka, yang diperhatikan bukan keadilan, tapi kepentingan."
Long Feiyang tertawa terbahak: "Xiao Xie masih muda, urusan seperti ini belum bisa dipahaminya sepenuhnya."
Xie Yi menggaruk bagian belakang kepalanya: "Jujur saja, aku benar-benar tidak paham dengan urusan birokrasi." Shu Yi menjelaskan: "Liu Fuhai sama sekali tidak menyembunyikan kebenciannya pada keluarga Hong, ayah dan anak. Dia sengaja menyebut kasus Wakil Bupati Tu yang melarangnya melanjutkan penyelidikan kasus Tie Tou. Pertama, agar kita mengira dia polisi berintegritas. Kedua, karena dia tahu identitas kita dan berharap bisa mendorong kita untuk menghadapi keluarga Tu yang sial."
Shu Yi menyalakan rokok: "Tapi coba pikirkan, jika dia benar-benar punya rasa keadilan, apakah dia akan melepaskan hanya karena Wakil Bupati Tu memberi sedikit tekanan? Xiao Xie, selama hari-hari kita bekerja sama ini, bukankah dalam kasus-kasus yang kita tangani juga ada tekanan besar? Tapi kita tetap bertahan dan berhasil melewatinya. Keadilan sejati tidak akan menyerah pada kekuasaan dan kepentingan."
"Tapi dia menyerah. Hanya dari poin ini saja, polisi bermarga Liu bukanlah polisi yang baik."
Setelah berbicara dengan Xie Yi, Shu Yi melanjutkan: "Tapi bukankah Kakak Naga sudah bilang? Sudah mencoba teknik baca pikiran, dan dia tidak berbohong!" Shu Yi menjawab: "Itu karena dia hanya menyebutkan sebagian fakta. Tapi terkadang fakta justru bisa menutupi kebenaran." Xie Yi tampak mulai mengerti.
Long Feiyang bertanya: "Pak Shu, sepertinya kita harus pergi ke Kota Kai."
Shu Yi berkata: "Tidak perlu terburu-buru. Karena sudah sampai di sini, kita harus melakukan investigasi sendiri. Tidak bisa hanya mendengar sepihak dari Liu Fuhai." Long Feiyang tersenyum: "Kenapa kali ini kamu tidak menanyakan soal pembunuhan oleh Zhang San?" Shu Yi menjawab: "Jika benar ada kejadian seperti itu, Liu Fuhai pasti sudah mengatakannya dari awal. Kalau dia tidak bicara, berarti tidak ada kejadian tersebut, atau dia sengaja menyembunyikannya karena alasan tertentu."
"Lagipula masalah Zhang San membunuh yang kita dengar semua terjadi dalam ilusi. Tapi ada dua hal yang menurutku aneh. Pertama, mengapa Lu Zhi dan Liu Fuhai wajahnya persis sama dengan yang kita lihat di ilusi kedua, bahkan mereka pun merasa seperti pernah mengenal kita? Kedua, mengapa dalam ilusi yang dibuat Meng Jing untuk kita, dua kali secara sengaja disebutkan masalah pembunuhan oleh Zhang San?"
Long Feiyang berkata: "Pak Shu, kalau begitu di tubuh Meng Jing masih tersimpan banyak rahasia. Tapi dia sudah mati. Karena yang menguasai tubuhnya sekarang adalah Yan Yun, apakah Yan Yun seharusnya juga tahu rahasia-rahasia ini? Jika Yan Yun tahu, mengapa dia tidak mau mengungkapkannya?"
Xie Yi menjelaskan: "Antara Yan Yun dan Meng Jing sedang dalam masa kontrak perbudakan. Artinya sebelum 'menghidupkan mayat', Yan Yun dan Meng Jing telah membuat perjanjian. Kontrak ini akan semakin memudar seiring waktu keberadaan jiwa Yan Yun dalam tubuh Meng Jing, sampai akhirnya Meng Jing sepenuhnya berubah menjadi Yan Yun. Selama masa kontrak, Yan Yun harus mematuhi kewajibannya termasuk menjaga kerahasiaan hal-hal tertentu dan mempertahankan beberapa karakter asli Meng Jing. Tapi ada satu klausul yang tak pernah berubah: Yan Yun harus membalas dendam untuk Meng Jing! Dan sepertinya ada batas waktunya, jika tidak..."
Long Feiyang tampak cemas: "Jika tidak, apa?" Xie Yi berkata: "Aku juga hanya dengar dari Guru sebelumnya, kebenarannya tidak bisa dipastikan. Kakak Naga, jangan panik. Menurut Guru, begitu kontrak perbudakan disepakati, jika penerima mayat gagal membalas dendam untuk korban sesuai waktu yang ditentukan, maka pada batas akhir waktu balas dendam, penerima mayat akan kehabisan energi spiritual dan rohnya tercerai-berai."
Long Feiyang bertanya: "Adakah cara untuk menolongnya?" Xie Yi menjawab: "Ada. Temukan orang yang membunuhnya, lalu bunuh orang itu. Intinya tujuan balas dendam harus tercapai, dan musuh itu HARUS mati!" Shu Yi menyela: "Ini Kontrak Kematian!" Xie Yi mengangguk: "Juga disebut Kontrak Kegelapan."
Shu Yi mengusulkan: "Mari kembali ke gedung penerimaan tamu dulu. Nanti malam kita survei klub malam di County Rong, mungkin bisa menemukan senior di bidang ini."
Kembali ke gedung penerimaan tamu, Shen Jingwu sudah menyiapkan kamar: Ia sekamar dengan Shu Yi, Xie Yi dan Long Feiyang satu kamar, sementara Meng Jing secara alami berbagi kamar dengan Yan Hua.
Shu Yi masuk ke kamar dan hanya menemukan Shen Jingwu. Ia bertanya: "Di mana Yan Hua dan yang lain?" Entah mengapa, Shu Yi kini enggan menyebut nama Meng Jing. Perasaan aneh menyergapnya - meski tahu tubuh itu kini dihuni oleh Yan Yun, memanggilnya "Meng Jing" terasa janggal, tapi jelas tidak mungkin memanggilnya "Yan Yun".
Shen Jingwu berkata: "Di kamar mereka." Shu Yi berkata: "Xiao Xie, tolong undang Meng Jing ke sini. Aku ingin bicara berdua dengannya." Xie Yi bertanya: "Di sini?" Shu Yi mengangguk, Shen Jingwu berkata pada Long Feiyang: "Ayo, kita ke kamarmu. Biarkan Pak Shu dan Nona Meng ngobrol baik-baik."
Tak lama kemudian Meng Jing datang. Shu Yi tersenyum sambil berkata: "Silakan duduk!" Ia berjalan menutup pintu dengan lembut, lalu menuangkan secangkir air untuk Meng Jing: "Haruskah kusebut kamu Meng Jing atau Yan Yun?" Meng Jing menjawab: "Panggil saja Meng Jing!" Shu Yi mengangguk: "Meng Jing, ada beberapa pertanyaan yang ingin kutanyakan padamu."
Meng Jing berkata: "Tanyakan saja. Aku akan menjawab yang bisa kujawab." Makna tersiratnya adalah yang tak bisa dijawab tak akan diungkapkan.
Shu Yi berkata: "Lebih baik kamu jawab semuanya. Ini akan menguntungkanmu dan kita semua!" Wajah Meng Jing berubah: "Apa maksudmu?" Shu Yi menjawab: "Yan Yun, aku tahu ada kontrak perbudakan antara dirimu dan Meng Jing. Entah itu Kontrak Kegelapan atau Kontrak Kematian, pada akhirnya kamu harus membalas dendam untuknya dan menghukum mati pelakunya sendiri, bukan?"
Meng Jing bertanya: "Bagaimana... Bagaimana kau tahu?" Shu Yi diam. Meng Jing memicingkan mata: "Aku mengerti. Pasti Xie Yi si Taois kecil yang bicara. Benar, memang ada kontrak antara kami. Jadi jika pertanyaanmu melanggar jiwa kontrak atau bertentangan dengan keinginan Meng Jing, maaf, aku tak bisa menjawab."
Shu Yi tersenyum: "Semangat kontrak perbudakan, keinginan Meng Jing hanyalah untuk membalas dendamnya. Hal lain tidak penting, bukan? Jika kau gagal menyelesaikan kontrak akhir, apa yang akan menantimu?" Meng Jing diam seribu bahasa, menatap Shu Yi dengan tenang.
Shu Yi melanjutkan: "Hasilnya mungkin kau akan kembali menjadi hantu pengembara, kembali ke pondok kayu kecil di Xi Xiang, menjaganya sampai suatu hari pondok itu hancur, lalu kau pun ikut lenyap." Ekspresi ketakutan muncul di wajah Meng Jing: "Tidak, aku tidak akan kembali ke tempat itu."
Shu Yi berkata tenang: "Makanya kubilang, dibanding kontrak akhir, urusan lain tidak penting. Bukan begitu? Kita bisa bekerja sama. Mungkin kami bisa membantumu menyelesaikan kontrak akhir. Baru dengan begitu kau benar-benar terlahir kembali." Meng Jing menggigit bibirnya: "Mengapa harus memaksaku?" Shu Yi menjawab: "Aku tidak memaksa. Masalah-masalah ini juga penting bagiku!"
Meng Jing tersenyum kecut: "Kakak Shu, terkadang mengetahui kebenaran justru menjadi penderitaan."
Shu Yi menutup mata dan menghela napas: "Aku tahu. Aku juga tahu kau bermaksud baik. Mungkin banyak hal terkait denganku. Tapi aku tidak takut. Hanya dengan berani menghadapi, aku bisa mengetahui lebih banyak kebenaran. Aku tidak bisa terus hidup dalam kebodohan ini, tahu pernah melakukan kesalahan tapi berpura-pura tak terjadi. Ini yang tak bisa kulakukan."
Meng Jing menatap Shu Yi, berbisik pelan: "Yan Hua sangat menyukaimu!" Shu Yi tertegun sejenak, ia tidak menyangka Meng Jing tiba-tiba mengubah topik pembicaraan. Tapi ini wajar, saat ini Meng Jing adalah Yan Yun - kakak perempuan Yan Hua. Wajar saja ia memperhatikan asmara adiknya.
Shu Yi berkata: "Aku tahu, tapi aku sudah punya tunangan." Meng Jing mengangguk: "Nona Mu memang sangat baik, berhati mulia, cerdas, dan kompeten. Dia sangat memperhatikan Yan Hua." Shu Yi tersenyum: "Kita semua menganggap Yan Hua seperti adik kandung sendiri. Kita sudah sepakat, setelah urusan di sini selesai, kita akan membawanya pergi bersama. Biarkan dia hidup bersama kita. Mungkin dengan mengenal dunia luar, dia bisa bertemu pria yang disukainya."
Meng Jing menghela napas: "Bagus juga!"
Shu Yi melanjutkan: "Feiyang sangat cemas padamu!" Meng Jing menjawab dengan tenang: "Dia cemas bukan pada diriku, melainkan pada Meng Jing. Atau tepatnya, hanya pada jasad Meng Jing ini saja." Shu Yi menggelengkan kepala: "Kau salah. Setelah mendengar tentang kontrak kegelapan itu, dia khawatir kau akan pupus seperti asap jika tak bisa memenuhi perjanjian."
Meng Jing tersenyum kecut: "Aku berusaha keras untuk baik padanya, seperti Meng Jing yang dulu, tapi di lubuk hati ada orang lain." Matanya yang penuh kedalaman perasaan menatap Shu Yi. Shu Yi berkata: "Kau sudah memilih untuk terlahir kembali, semua kejadian masa lalu harus kau lupakan. Sekarang kau adalah Meng Jing, dan harapannya tetap begitu. Feiyang adalah lelaki baik, sangat setia dalam asmara. Yakinlah akan kemenanganmu!"
Pandangan Meng Jing meredup: "Aku mengerti, akan kulakukan."
"Apakah kau sebelumnya sudah pernah datang ke County Rong? Maksudku sepuluh tahun lalu!" kata Shu Yi.
Meng Jing tersenyum tipis: "Yang kau tanyakan aku atau Meng Jing?" Shu Yi menjawab: "Meng Jing!"
Meng Jing berkata datar: "Hm, sebenarnya dia asli County Rong. Baru sepuluh tahun lalu bergabung dengan 'Biro Penelitian Fenomena Non-Alam'. Sebelumnya tak pernah meninggalkan county ini!" Shu Yi mengerutkan alis: "Bagaimana mungkin? Kalau begitu bagaimana Feiyang bisa tidak tahu?" Meng Jing menjelaskan: "Karena semua yang dilihat Long Feiyang tentang Meng Jing adalah pemalsuan. Masa lalu Meng Jing hanya diketahui segelintir orang saja."
Shu Yi menatap Meng Jing yang tenang, berbisik: "Dulu dia tidak dipanggil Meng Jing, seharusnya namanya Deng Mei atau Xu Yan, benar kan?" Meng Jing terkejut sejenak, lalu tersenyum: "Memang tidak bisa menyembunyikan apapun darimu. Kelemahan terbesar si gadis Meng adalah saat menciptakan ilusi, dia selalu terbawa emosinya sendiri. Tapi ini bukan salahnya, bagi dia, County Rong menyimpan ingatan paling getir dalam hidupnya."
Meng Jing menatap Shu Yi: "Ngomong-ngomong, coba tebak, sebenarnya mana yang nama aslinya, Deng Mei atau Xu Yan?"
Shu Yi menyalakan sebatang rokok: "Xu Yan!"
