Semua orang telah berkumpul.
Gui Zhi tidak menunjukkan ketidakpuasan meskipun Shu Yi membawa pulang dua mayat. Sebaliknya, dia berdiri di samping jenazah Meng Jing, memandangi kondisi mengenaskan sambil terisak pelan: "Siapa yang tega melakukan pembunuhan keji seperti ini, menyiksa seorang wanita dengan cara yang begitu kejam!" Nenek jahat itu menghela napas, mengeluarkan jarum dan benang, dengan lembut menjahit kulit kepala yang terbuka pada mayat Meng Jing.
Paman Mo mengisap rokok tembakau sambil menghela napas: "Hati Xiao Long telah dicungkil."
Xie Yi dan Shen Jingwu telah mengganti pakaian Long Feiyang dengan yang bersih. Xie Yi berbisik: "Kakak Naga, Kakak Meng, tenanglah. Kami pasti akan menangkap pelakunya dan membalas dendam kalian."
Kakek Shang Keempat bertanya pelan: "Tuan Shu, sebenarnya apa yang terjadi?" Fu Lin berdiri di sebelahnya, memandang jenazah Meng Jing dalam keheningan dengan pandangan kosong.
Shu Yi berbisik: "Xie Yi, telepon Yan Hua dan Kakak Mu, suruh mereka datang ke sini!"
Xie Yi menyahut: "Aku akan segera menelepon mereka." Shu Yi berpikir sejenak: "Lupakan, lebih baik aku yang menelepon. Setelah kejadian seperti ini, aku khawatir Yan Hua tidak bisa menahan." Memang, "reinkarnasi" Yan Yun melalui jasad orang lain, meski dia telah berubah menjadi Meng Jing, esensinya tetaplah Yan Yun - kakak perempuan Yan Hua. Hubungan dua saudari ini selalu sangat dekat. Yan Hua awalnya sangat bahagia karena bisa bertemu kembali dengan kakaknya, tapi belum lama ini, Meng Jing kembali mengalami musibah. Sungguh sulit membayangkan betapa beratnya pukulan ini bagi Yan Hua!
Shu Yi mengeluarkan HP dan menelepon Mu Qi'er.
Baru dua kali dering, Mu Qi'er mengangkat telepon: "Hoi!" Shu Yi berbisik: "Ini aku. Kalian sudah tidur?" Mu Qi'er menjawab: "Sudah lama naik ke tempat tidur, tapi Yan Hua bilang hatinya gelisah, terus merasa ada sesuatu yang akan terjadi. Shu Yi, apa memang ada masalah?"
Shu Yi menghela napas: "Meng Jing dan Feiyang... Mereka hilang!"
Mu Qi'er tertegun sejenak: "Hilang? Hilang bagaimana?" Shu Yi berkata: "Mereka mati!" Mu Qi'er terdiam kaku, telepon tertempel di telinganya tanpa tahu harus berkata apa. Yan Hua di sampingnya sepertinya menangkap isyarat, dia merebut telepon: "Kakak Shu, sebenarnya ada apa?" Shu Yi berkata: "Kalian datang ke sini. Yan Hua, kau harus berduka dan bertahan!"
Telepon terjatuh dari tangan Yan Hua.
Dia meraih lengan Mu Qi'er dengan kedua tangan: "Kakak Mu, apa yang dikatakan Kakak Shu tidak benar, katakan padaku bahwa ucapan Kakak Shu tidak benar!" Yan Hua hampir menangis. Mu Qi'er langsung memeluk Yan Hua: "Yan Hua, tenanglah. Mari kita pergi melihat dulu apa yang sebenarnya terjadi."
Shu Yi menutup telepon, lalu berkata dengan tenang: "Ketika aku tiba di pembangkit listrik tenaga air kecil, mereka sudah terbaring di tanah dalam kondisi seperti ini. Aku terlambat. Seandainya bisa datang lebih awal, mungkin mereka tidak akan mati." Shen Jingwu menepuk bahu Shu Yi: "Pak Shu, jangan terlalu menyalahkan diri. Hidup dan mati adalah takdir, banyak hal sudah ditentukan."
Shu Yi menggelengkan kepala: "Kematian mereka bukan kecelakaan. Ini pembunuhan yang telanjang. Seseorang ingin membungkam saksi, seseorang tidak ingin aku mengetahui sesuatu."
Xie Yi bertanya: "Tuan, sebenarnya apa yang terjadi?" Shu Yi kemudian menceritakan pertemuan dengan Meng Jing malam itu untuk meminta klarifikasi. Ia terus terbebani rasa bersalah karena tidak mempercayai Meng Jing sejak awal. Menurutnya, seandainya sejak dulu ia bisa memahami perasaan Meng Jing dari sudut pandang berbeda seperti saran Shen Jingwu, mungkin Meng Jing tidak akan merasa diperlakukan tidak adil hingga memutuskan kabur sendirian.
Gui Zhi berkata: "Pak Shu, jika tidak ada aturan khusus dari kalian, biarkan saya yang mengurus acara pemakaman mereka." Shu Yi menggelengkan kepala: "Nyonya Guizhi, serahkan keputusan ini kepada Yan Hua. Bagaimanapun, Meng Jing pernah menjadi kakak perempuannya!" Gui Zhi mengangguk: "Baiklah!" Shu Yi menghela napas: "Sekali lagi merepotkanmu. Nanti saat fajar menyingsing, akan kusuruh Xie Yi membeli kain merah untuk memberi hiasan merah di rumahmu."
Gui Zhi tersenyum kecut: "Untuk apa lagi memikirkan hal-hal seperti itu? Aku percaya semua kesialan ini akan berakhir, segalanya akan membaik." Shen Jingwu mengangguk: "Benar, ini yang disebut 'bencana mencapai puncak lalu datang kemujuran', semuanya pasti akan baik-baik saja."
Tak lama kemudian, Mu Qi'er dan Yan Hua tiba dengan tergesa-gesa.
Yan Hua berdiri di samping pintu, menatap jenazah Meng Jing dan Long Feiyang yang terbaring di lantai. Ia terdiam sejenak, lalu berseru lirih: "Kakak!" Tubuhnya merosot menempeli mayat Meng Jing sambil menangis penuh kesedihan: "Kakak, cepatlah bangun! Kita baru saja bisa berkumpul kembali, bagaimana tega kau meninggalkanku lagi!"
Mu Qi'er memapah bahunya: "Yan Hua, jangan terlalu bersedih. Orang mati tidak bisa hidup kembali. Lagipula, bagaimanapun juga kalian akhirnya sempat bertemu lagi. Cobalah untuk ikhlas." Perlahan Yan Hua menenangkan diri, terisak pelan sambil berkata: "Kakak Shu, aku ingin membawa jenazah mereka pulang. Aku akan mengadakan upacara pemakaman, lalu menguburkan mereka bersama. Dengan begitu...kakak perempuanku akhirnya memiliki tempat peristirahatan."
Shu Yi berkata: "Hm, Feiyang memang sudah lama mencintai Meng Jing. Biarkan mereka bersama selamanya."
Xie Yi berbisik: "Tuan, apakah ini perlu dilaporkan ke Komisaris Gu? Lagi pula mereka semua bawahannya." Shu Yi menjawab: "Tentu harus melapor, tapi urusan pemakaman tetap ikut prosedur kita."
Xie Yi bertanya pelan: "Haruskah kita hubungi polisi?" Shu Yi menggelengkan kepala: "Tidak perlu!"
Paman Mo berkata: "Aku akan segera cari keluarga inti untuk bantu urusan pemakaman!" Shu Yi menatapnya: "Pak Tua, maaf merepotkan lagi." Paman Mo menghentikan pipa tembakaunya: "Ah, bukan masalah. Kejadian seperti ini, sesama warga desa pasti saling membantu."
Shen Jingwu dan Xie Yi mengatur pengangkatan jenazah ke rumah Yan Hua, diikuti oleh kerumunan warga.
Hujan telah reda. Di perjalanan, Shu Yi menelepon Gu Tian Yi yang bereaksi keras mendengar kabar kematian Long Feiyang dan Meng Jing: "Apa? Siapa pelakunya?" Shu Yi menjawab: "Aku juga tak tahu. Saat tiba di TKP mereka sudah tewas. Hanya sedikit orang yang mampu membunuh mereka. Lagipula, pelakunya ahli menggunakan pisau - jantung Feiyang dicabut, sementara tengkorak Meng Jing dibuka dengan teknik sangat profesional."
Shu Yi berhenti sejenak lalu melanjutkan: "Pelaku pasti punya pengetahuan medis mendalam, bahkan pengalaman klinis. Tekniknya sangat ahli. Sebelum membuka tengkorak, dia mencukur habis rambut Meng Jing terlebih dahulu."
Gu Tian Yi menghela napas: "Bagaimana bisa begini?" Shu Yi menjawab: "Kami akan menguburkan mereka di tempat, untuk keluarga mereka, nanti akan merepotkan Pak Gu untuk melakukan pendekatan."
Gu Tian Yi berkata: "Meng Jing tidak masalah, tapi pihak ibu Feiyang... ah, sudahlah, lakukan sesuai keinginanmu. Saya yang akan menghadapi ibu Feiyang. Pasti harus menangkap pelakunya dan menghukum berat! Saya akan mendesak Liang Xianfeng untuk menyelidiki kasus ini. Pak Shu, saya tekankan lagi, keberadaan tim kerja ini untuk membersihkan rintanganmu. Jadi Anda adalah pemimpin alami tim kerja. Saya tahu Liang Xianfeng kadang bingung dengan posisinya. Jika dia melampaui batas, beri tahu saya."
Shu Yi tentu tidak akan berdebat panjang dengan Gu Tian Yi. Dengan tenang ia berkata: "Cukup dia melakukan tugasnya dengan baik. Tim kerja ini milik kalian, cara mereka bekerja tidak akan saya campuri, dan saya juga tidak berhak. Baik, saya masih ada urusan lain, sekian dulu!"
Tanpa basa-basi Shu Yi menutup telepon. Setelah berpikir sejenak, ia menghubungi Che Rui.
Setelah mendengar penjelasan itu, Che Rui terdiam sejenak sebelum berbisik, "Pak Shu, sepertinya Anda sudah menyentuh saraf paling sensitif mereka! Ini jelas-jelas PEMBUNUHAN untuk menghilangkan saksi. Tolong urus pemakaman Feiyang dan Xiao Meng. Dan jaga keselamatan diri Anda sendiri. Besok pagi-pagi saya akan turun dengan membawa tim. Untuk sementara jangan pedulikan tim kerja itu. Liang Xianfeng itu benar-benar anjing gila. Besok saya akan usir mereka. Saya yang akan menyelidiki kasus ini secara pribadi. Membiarkan Liang Xianfeng menyelidiki hanya akan menambah kekacauan. Saya yang akan bicara dengan Gu Tian Yi!"
Shu Yi tak menyangka hasilnya akan seperti ini. Andai saja dia tidak menyuruh Gu Feng memicu konflik antara tim kerja dengan "Fengdu Bashu"!
Tak lama setelah tiba di rumah Yan Hua, Paman Mo segera mengumpulkan beberapa adik dari keluarga besar. Banyak yang sudah kedua kalinya melakukan urusan seperti ini, sehingga terlihat sangat mahir. Seorang pemuda berbisik pada Paman Mo, "Kali ini benar-benar mati, kan? Jangan-jangan nanti hidup lagi, kerja kita jadi sia-sia."
Paman Mo menghajarnya dengan pipa tembakau: "Kerja yang bener! Jangan banyak omongan kosong."
Shu Yi menemani Yan Hua menjaga dua mayat dalam keheningan, sementara yang lain sibuk dengan tugas masing-masing.
Fu Lin mendekati Shu Yi: "Tuan Shu, ini semua salah saya. Andai waktu itu saya ikut, mungkin Kakak Meng tidak akan mengalami nasib seperti ini!" Shu Yi menggeleng: "Ini bukan salahmu. Jangan menyalahkan diri." Fu Lin tak berkata lagi, hanya menghela napas dan menundukkan kepala.
Telepon Shu Yi berdering, ia melihat nomor ini seharusnya milik Liang Xianfeng. Rupanya Gu Tian Yi sudah memberitahukan urusan ini padanya.
"Shu Yi, kenapa kamu tidak melaporkan kejadian sebesar ini padaku?" Liang Xianfeng tetap agresif sejak awal pembicaraan, ia benar-benar menganggap diri sebagai atasan Shu Yi. Dengan kesal Shu Yi menjawab: "Ada urusan? Kalau tidak ada, aku tutup telepon, sibuk!" Liang Xianfeng berkata: "Sebenarnya apa yang terjadi? Harap kamu jujur memberi tahu kami, yang dikorbankan adalah kawan kita. Kasus ini sekarang juga menjadi tanggung jawabku langsung, harap kamu bekerja sama!"
Shu Yi berkata: "Aku benar-benar sibuk sekarang!" Setelah itu Shu Yi menutup telepon.
Liang Xianfeng di ujung telepon wajahnya pucat marah: "Shu Yi ini terlalu sombong!" Ia sangat kesal. Malam ini seseorang berani menerobos kantornya, membuatnya hampir mati ketakutan dan kehilangan martabat di depan bawahannya. Untungnya sudah terungkap bahwa orang itu dari "Fengdu Bashu". Ia sedang merencanakan cara membalas sial mereka, tapi tiba-tiba Gu Tian Yi menelepon memberitahu bahwa Long Feiyang dan Meng Jing mengalami masalah.
Mendengar kabar Long Feiyang dan Meng Jing bermasalah, hati Liang Xianfeng diam-diam merasa senang. Keduanya selama ini tidak terlalu menghargai martabatnya, apalagi sekarang mereka semakin dekat dengan Shu Yi dan semakin tidak mendengar perintahnya.
“Kedua orang ini mati, sedangkan kasus ini Gu Tian Yi menyerahkannya padanya. Meski Gu Tian Yi dengan halus menyuruhnya sebisa mungkin menghormati pendapat Shu Yi, tapi dia sama sekali tidak mau mendengarkan. Di lubuk hatinya saat ini sedang merencanakan bagaimana memberikan pukulan kepada Shu Yi, bahkan dia ingin menyuruh orang membawa kembali Shu Yi untuk diinterogasi! Karena kasus ini ditemukan Shu Yi, maka menurutnya Shu Yi pun tidak akan luput dari kecurigaan!”
