“Pak Gu, Shu Yi ini keterlaluan! Dalam masalah sebesar ini saya minta dia bekerja sama dengan penyelidikan kita, tapi dia berani mematikan telepon saya!” Liang Xianfeng berkata dengan marah melalui telepon.
Gu Tian Yi mengerutkan alis. Sejujurnya, dalam masalah kandidat tim kerja, Liang Xianfeng jelas-jelas yang paling tidak memenuhi syarat. Tapi Gu Tian Yi justru merasa dialah yang paling layak dipercaya. Kini dia mulai merasakan konflik antara Liang Xianfeng dan Shu Yi seolah semakin memanas. Meski berulang kali mengatakan pada Shu Yi bahwa Liang Xianfeng hanya membantu menjaga stabilitas Xi Xiang, tapi bukankah sebenarnya ada maksud menggunakan Liang Xianfeng untuk memantau bahkan mengikat perhatian Shu Yi?
Dengan kata lain, jika Liang Xianfeng benar-benar bisa akrab dengan Shu Yi seperti Long Feiyang dan Meng Jing, justru ini bertentangan dengan harapan Gu Tian Yi. Pada Shu Yi dia bicara satu hal, tapi ke Liang Xianfeng dia berkata lain: “Meskipun Shu Yi adalah orang yang saya undang, tapi dia tetap orang beridentitas. Kita tidak boleh bertindak tidak sopan padanya.”
Liang Xianfeng mendengus dingin: "Mengapa Shu Yi berada di TKP? Apa hubungannya dengan kematian Long Feiyang dan Meng Jing, semua ini perlu diselidiki tuntas!" Gu Tian Yi menjawab: "Hm, kalau menurutmu perlu diselidiki, silakan lakukan. Tapi perhatikan sikapmu, dan lakukan dengan metode yang tepat. Jangan sampai merusak hubungan!"
Gu Tian Yi menyusun strategi licik. Ia menyuruh Liang Xianfeng memprovokasi Shu Yi yang galak. Saat mereka bertikai, dia akan muncul sebagai penengah untuk 'menertibkan' Liang Xianfeng, sekaligus merebut simpati Shu Yi. Tentu, bentuk 'penertiban' ini bisa bermacam-macam - hanya Tuhan yang tahu.
Dapat dukungan Gu Tian Yi, Liang Xianfeng semakin berani. Dia memerintah Lan Tian: "Bawa beberapa orang ke rumah Yan Hua, 'undang' Shu Yi kemari! Kalau tidak kooperatif, bawa paksa!"
Lan Tian terdiam sejenak. Meski tahu Liang Xianfeng sok berkuasa, tak disangka kekonyolannya sampai segini. Shu Yi kan tamu kehormatan yang diundang Gu Ju. Status tim kerja juga jelas. Membawa paksa Shu Yi sekarang sama saja dengan sengaja cari masalah.
Andai kata Shu Yi mau, pasti pengawalnya tidak terima! Lan Tian batuk dua kali, berbisik pelan: "Ketua, ini... agak kurang tepat?" Liang Xianfeng mengerutkan alis: "Apa masalahnya? Lakukan saja! Aku yang tanggung jawab. Masa tim kerja sekelas kita tidak bisa mengatasi satu tersangka pembunuh?!"
Lan Tian tertegun, Shu Yi ternyata langsung dibayangi tudung sebesar itu oleh Liang Xianfeng. Dia masih ingin berkata sesuatu, tapi Liang Xianfeng menyergah: "Suruh pergi ya pergi, ngapain banyak bicara?" Kebodohan memunculkan keberanian buta. Liang Xianfeng sama sekali tak mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin timbul dari urusan ini.
Lan Tian menghela napas: "Aku akan segera mengerahkan personel ke sana."
Di rumah Yan Hua, altar duka telah berdiri. Para pemuda keluarga Mo yang selesai bekerja sudah pulang lebih dulu. Suasana di sekitar altar terasa sepi. Paman Mo berkata: "Sudah terlalu malam, tak sempat memanggil grup drum dadakan!" Shu Yi menjawab: "Itu tidak penting, besok saja dibicarakan. Pak Tua Mo, Anda dan Qian Po sudah sepuh, tak perlu begadang menemani generasi muda. Pulanglah istirahat. Nyonya Guizhi juga, setelah banyak urusan belakangan ini, kau belum sempat tidur nyenyak. Istirahatlah dulu!"
Gui Zhi menyahut: "Aku baik-baik saja, nanti akan kusiapkan makan malam!" Shu Yi menolak: "Tak perlu, kami semua tak nafsu makan." Berkat bujukan Xie Yi dan yang lain, Paman Mo, Nenek Qian, Kakek Shang Keempat, dan Gui Zhi akhirnya pulang beristirahat. Awalnya Shu Yi ingin Fu Lin ikut pulang, tapi Fu Lin bersikeras ingin tinggal. Mengingat kedekatannya dengan Meng Jing, Shu Yi pun tak memaksanya.
Di pegunungan Qianzhou, hujan yang turun terasa seperti musim dingin. Di tengah malam, semua orang merasakan dingin yang menggigit tulang.
Tiba-tiba sebuah mobil Toyota berpapan nomor militer berhenti di depan pintu rumah Yan Hua.
Xie Yi berbisik: "Tuan, ini sepertinya mobil tim kerja itu ya?" Shu Yi mengangguk: "Kira-kira mereka datang cari masalah denganku!" Xie Yi mengerutkan alis: "Atas dasar apa?" Shu Yi tersenyum tipis: "Dengan kebodohan wanita ini!"
Lan Tian memasuki altar duka diiringi tiga pemuda.
Lan Tian pertama-tama mengangguk halus pada Shu Yi, lalu mendekati altar persembahan. Ia mengambil tiga batang hio, menyalakannya dengan nyala lilin, sembahyang sebentar sebelum menancapkan hio itu.
Kemudian ia menghampiri Yan Hua yang berdiri di posisi keluarga. Meski Lan Tian tak sepenuhnya paham hubungan Yan Hua dengan Meng Jing, demi tata krama ia tetap memberi salam: "Berdukalah dengan tabah!" Yan Hua memandangnya dengan dingin tanpa sepatah kata.
Lan Tian tak ambil pusing. Ia tahu karena Liang Xianfeng, mereka semua jadi tamu tak diundang di sini.
Akhirnya Lan Tian mendekati Shu Yi: "Pak Shu, Ketua Tim Liang mengutus saya untuk mengajak Tuan ke sana. Ada beberapa kondisi yang perlu diklarifikasi." Xie Yi berkata tenang: "Dasar timing-nya nggak bener. Matanya buta kali sang ketua? Kami lagi sibuk ngurusin pemakaman. Apa maksudnya ini? Apa dia menganggap Tuan yang membunuh?"
Lan Tian melirik Xie Yi: "Anda siapa?" Lan Tian tidak mengenal Xie Yi, namun ia tak bisa mengabaikan sosok pemuda ini. Xie Yi menjawab: "Nama saya Xie Yi dari Seksi Sembilan Biro Kelima Badan Intelijen." Lan Tian tertegun sejenak. Penyebutan Biro Kelima Badan Intelijen oleh Xie Yi jelas merupakan peringatan halus bahwa tanpa persetujuan Shu Yi, mereka tak punya wewenang membawanya dari sini.
Kepala Lan Tian langsung pusing. Liang Xianfeng dikenal tegas, sementara "Biro Penelitian Fenomena Non-Alam" memang lembaga istimewa dengan hak kerahasiaan. Namun seberapapun hak istimewanya, membawa kabur seorang Kepala Biro Kementerian Keamanan Negara jelas melampaui keberaniannya sebagai figuran. Tapi jika gagal membawa pulang Shu Yi, ia tak bisa mempertanggungjawabkan diri pada Liang Xianfeng.
Ia menatap Shu Yi: "Kepala Departemen Shu, sebenarnya..." Kalimatnya terhenti di tengah, tak tahu harus melanjutkan ke mana.
Shu Yi menyela: "Mengapa Liang Xianfeng sendiri yang tidak datang?" Dalam hati Lan Tian sudah mencaci maki atasannya, namun yang terucap hanyalah: "Malam ini ada masalah di tempat kami, Ketua Tim Liang sedang menanganinya." Shu Yi berkata dingin: "Sampaikan padanya, besok saya akan siapkan dokumen dan kirimkan lewat Xiao Xie. Untuk malam ini, maaf tak bisa menemani."
Lan Tian menggigit bibirnya: "Ini sepertinya kurang tepat, Ketua Tim Liang sudah bilang, malam ini bukan hanya Pak Shu yang harus ikut kami pulang, tapi kami juga harus membawa jenazah dua korban. Ketua Tim Liang menegaskan, harus dilakukan pemeriksaan medis ketat pada jenazah, ini kunci penyelidikan kasus ini."
Yan Hua mengerutkan alis: "Aku lihat siapa yang berani menyentuh kakak perempuanku!"
Bahkan Mu Qi'er dan Fu Lin pun maju mendekat.
Tiga lelaki muda di belakang Lan Tian melotot penuh ancaman. Salah satu dari mereka berteriak: "Kalian mau apa? Jangan halangi kami melaksanakan tugas resmi, kalau tidak..." Yan Hua berkata tenang: "Jangan ancam aku, atau kau akan menjadi mayat ketiga di sini!" Ucapan separuh terakhir lelaki itu tertelan mentah-mentah. Reputasi Yan Hua sebagai Ratu Gu pertama Miaojiang memang sudah terkenal. Benar-benar membuatnya jadi mayat di sini menemani Long Feiyang dkk akan sangat menyedihkan.
Melihat situasi tegang bagai pedang terhunus ini, Lan Tian gemetar ketakutan. Ia buru-buru berkata: "Pak Shu, kami hanya ingin segera menyelesaikan kasus ini, menangkap pelaku untuk membalas dendam Long Feiyang dan Meng Jing. Tujuan kita semua sama, mengapa harus seperti ini?"
Shu Yi menjawab: "Sudah kukatakan, besok akan kusuruh Xie Yi memberikan laporan detail padamu, termasuk hasil otopsi."
Lan Tian protes: "Hasil otopsi juga dari pihakmu? Ini tidak sesuai prosedur!"
Shu Yi menatap gadis muda itu dengan tenang: "Kalau begitu cobalah, lihat apakah kau bisa membawa mereka pergi!"
Shu Yi mundur ke samping dan duduk. Lan Tian baru saja ingin melangkah mendekat, Xie Yi mengeluarkan pistol dan mengarahkannya ke Lan Tian: "Apa kau tidak dengar perintah Tuan?" Lan Tian mengerutkan alis: "Jangan sembarangan, hati-hati peluru meleset!" Xie Yi berkata: "Bawa anak buahmu pergi dari sini, kalian tidak diundang!"
Lan Tian bertanya pada Shu Yi: "Kepala Shu, ini juga keinginanmu?"
Shu Yi mengangkat bahu: "Dia berwenang mewakili semua keputusanku." Lan Tian mengangguk: "Kalau begitu, saya akan menyampaikan pesan ini. Kepala Shu, kami permisi dulu!" Sebagai orang pintar, Lan Tian yakin memaksakan kehendak saat ini hanya akan berakhir buruk bagi mereka.
Kelincahan Shu Yi memang sudah jadi legenda yang luar biasa. Sementara moncong senjata Xie Yi masih mengarah padanya, meski di belakangnya ada satu Pengguna kemampuan khusus dan dua petarung kuno, pihak lawan memiliki Yan Hua si Ratu Gu plus Shen Jingwu, Fu Lin dan Mu Qi'er. Semua yang terlibat dalam perhelatan Xi Xiang pasti bukan orang sembarangan. Jika nekat berhadapan langsung, bisa-basis mereka bukan hanya kalah tapi babak belur!
Jadi memilih tidak membuka konflik terbuka dan pergi begitu saja mungkin keputusan terbaik. Lagipula dia hanya menjalankan tugas. Paling-paling kembali dan lapor jujur. Liang Xianfeng paling hanya mencaci beberapa patah kata, tak sampai membahayakan nyawa.
Ucapan Yan Hua tadi jelas bukan sekadar ancaman. Jika dia ingin membunuh, tak akan tersisa setetes darah pun.
Shu Yi mengangguk: "Pulang dan jujur laporkan pada Ketua Tim Liang kalian, bilang jika dia bersikeras seperti ini biar dia datang sendiri! Sekalian sampaikan, jika urusan malam ini adalah perintah Gu Tian Yi, maka suruh Gu Tian Yi menelepon saya langsung!"
Lan Tian pergi membawa anak buahnya.
Xie Yi menyimpan pistolnya, berkata pada Shu Yi: "Tuan, maaf telah merepotkan." Shu Yi menggelengkan kepala: "Tidak ada masalah, tindakanmu tepat. Tak satu pun dari kita di sini akan membiarkan mereka mengganggu ketenangan dua almarhum." Mu Qi'er bertanya: "Apa Liang Xianfeng benar-benar akan datang sendiri?"
Yan Hua berkata dengan wajah penuh kekerasan: "Jika dia berani datang, aku tak keberatan menjadikannya teman kubur kakak perempuanku." Shu Yi menatapnya, bibirnya bergetar namun tak mengucapkan apa-apa.
Shen Jingwu menghela napas: "Pak Shu, bagaimana kalau Bapak menghubungi Gu Tian Yi dulu?" Shu Yi menggeleng: "Gu Tian Yi pasti sudah tahu. Memakai orang bodoh seperti ini, kau kira dia tidak tahu apa yang akan diperbuatnya? Mungkin dia justru ingin melihat situasi seperti ini."
Shen Jingwu berkata: "Semoga dia masih punya kesadaran diri."
Shu Yi tersenyum tipis: "Justru aku berharap dia datang. Aku ingin lihat bagaimana Gu Tian Yi akan membereskan ini!" Mu Qi'er mengingatkan: "Mereka jumlahnya lebih banyak!" Shu Yi menjawab: "Cuma belasan orang. Tak perlu takut!" Shen Jingwu juga tertawa: "Benar, tidak ada yang perlu ditakutkan!"
