Liang Xianfeng murka. Orang yang ia kirim kembali dengan malu. Yang lebih membuatnya geram, Yan Hua seorang perempuan desa liar berani mengancam anak buahnya.
Liang Xianfeng melemparkan cangkir teh di tangannya dengan keras ke lantai hingga berhamburan pecahan.
Ini sudah cangkir kedua yang ia hancurkan karena Shu Yi: "Suruh mereka apel! Aku tak percaya. Aku ingin lihat seberapa hebat mereka berani melawan dengan kekerasan!" Lan Tian tersenyum kecut. Liang Xianfeng sudah terlalu emosi sampai menyebut-nyebut kekerasan.
Ia berbisik: "Ketua Tim, apakah kasus ini perlu ditangani lebih khidmat? Laporkan dulu ke Gu Ju?"
Liang Xianfeng mengerutkan alis: "Apa? Apakah perintahku tidak berlaku? Apa aku sebagai ketua tim tak bisa memerintahkan kalian?" Lan Tian menghela napas: "Baik, akan kusampaikan pemberitahuan."
Lan Tian bertekad dalam hati semuanya akan berantakan. Begitu Liang Xianfeng memimpin langsung tim ke sana, jika Shu Yi tetap tegas, bentrokan fisik pasti terjadi. Kemampuan kedua pihak ia tahu persis. Jika ada kesalahan, konsekuensinya akan sangat parah.
Setelah meninggalkan kantor Liang Xianfeng, Lan Tian diam-diam mengeluarkan HP dan menghubungi Gu Tian Yi, tapi ternyata Gu Tian Yi mematikan ponselnya! Lan Tian merasa panik, dia tidak tahu bahwa ini disengaja oleh Gu Tian Yi yang ingin melihat sikap Shu Yi terhadap dirinya. Padahal Shu Yi tahu kalau Liang Xianfeng adalah orang suruhannya, jika Shu Yi bahkan tidak mau menghormati Liang Xianfeng, berarti Shu Yi pun tidak menganggapnya.
Menurutnya tidak masalah jika Liang Xianfeng sengaja membuat masalah dan memberi pressing pada Shu Yi. Bagaimanapun juga Shu Yi bekerja untuknya, sebagai tokoh utama harus bisa membedakan prioritas!
Tiga mobil Liang Xianfeng datang dengan gagah di depan rumah Yan Hua. Kali ini mereka datang total sebelas orang.
Begitu turun dari mobil, Liang Xianfeng langsung memimpin anak buahnya menerobos masuk ke altar duka. Shu Yi dan yang lain tetap diam, tatapan dingin mereka tertuju pada Liang Xianfeng.
Liang Xianfeng menyapu pandangannya ke seluruh altar, lalu menatap Yan Hua: "Barusan kau mengancam anggota tim kerja kami, bahkan mengaku mau membunuh?" Yan Hua tidak menghiraukannya, hanya memandangnya dengan tenang.
Liang Xianfeng merasakan sikap meremehkan yang menyakitkan.
"Diajak bicara kok diam saja? Dasar bego!" Temperamen Liang Xianfeng mulai meledak.
Shu Yi berkata dengan tenang: "Ketua Tim Liang, sepertinya rekan muda kalian tidak menyampaikan pesanku padamu?" Liang Xianfeng menoleh dan melototi Shu Yi: "Masalahmu akan kuhadapi nanti, untuk sekarang jangan ikut campur, aku sedang melaksanakan tugas resmi!"
Yan Hua bersuara: "Aku tidak mengancamnya, juga tidak ingin mengancam siapapun dari kalian. Masih seperti sebelumnya: Siapa yang berani menyentuh mereka sedikitpun, akan kubuat ikut ke liang kubur!" Liang Xianfeng tertawa: "Lelucon! Aku tak percaya kau benar-benar berani membunuh! Anak buah, angkat mayatnya. Shu Yi, kau juga ikut kami ke kantor!"
Liang Xianfeng memberi perintah, beberapa bawahannya bersiap maju.
Shu Yi berdiri menghadang anak buah Liang Xianfeng: "Tunggu! Liang Xianfeng, ini keinginanmu atau perintah Gu Tian Yi?" Suara Shu Yi sudah penuh kemarahan.
Liang Xianfeng berpura-pura tak tahu, dengan sombong menjawab: "Aku ketua tim kerja, dan yang mati juga anggota kantor kami. Aku punya hak menangani semua yang terjadi di sini!" Shu Yi menggeretak gigi: "Kutanya sekali lagi: Ini kemauanmu atau Gu Tian Yi?"
Liang Xianfeng berkata: "Keinginanku adalah keinginannya!" Shu Yi mengangguk: "Baik! Sampaikan pada Gu Tian Yi, janjiku padanya batal mulai saat ini. Antara kami sudah tak ada hubungan lagi. Tapi selama aku masih di sini, kalian jangan harap bisa membawa jenazah Feiyang dan kawan-kawan dari tempat ini."
Liang Xianfeng tertegun sejenak, dia tidak menyangka Shu Yi bisa sekeras kepala ini. Sebenarnya dia juga tidak ingin merusak hubungan kedua tim secara total. Andai Shu Yi mau sedikit merendah dan menunjukkan rasa hormat pada dirinya sebagai ketua tim, mungkin dua permintaan yang disampaikan Shu Yi melalui Lan Tian itu akan dia setujui.
Tapi Shu Yi sama sekali tidak memberi dia "muka". Sebagai wanita yang sangat menjunjung martabat, sekarang dia terjebak dalam situasi sulit. Wajahnya berubah masam: "Shu Yi, jangan menerima muka yang diberikan! Karena kamu sudah bukan bagian dari tim kami lagi, minggirlah! Jangan halangi kami melaksanakan tugas resmi."
Shu Yi mendengus dingin: "Aku juga sedang bertugas. Kasus ini awalnya kupimpin, sekarang aku ambil alih langsung. Kalian bisa pergi!" Liang Xianfeng menyeringai: "Bicara mudah! Atas dasar apa kau mengambil alih? Yang tewas adalah anggota tim KAMI."
Shu Yi menjawab tegas: "Atas dasar jabatanku sebagai Kepala Seksi Sembilan Biro Kelima Kementerian Keamanan Negara. Setiap kasus di wilayah Tiongkok yang kami anggap membahayakan keamanan nasional, berhak kumonopoli!"
Liang Xianfeng tertegun. Pernyataan Shu Yi memang benar adanya. Jika Shu Yi nekat main kasar, dia memang tak punya senjata. Tapi segera dia putuskan untuk balas mengancam: "Main kasar? Siapa tak bisa! Kau pikir bisa menang melawan jumlah?" Suaranya menusuk: "Maaf Shu Yi, kau TIDAK BERHAK menangani kasus ini. Sekarang kami mencurigaimu terlibat kematian mereka. Harap ikut kami ke kantor!"
Begitu Liang Xianfeng selesai bicara, empat pemuda di belakangnya serempak mengeluarkan pistol dan mengarahkannya ke Shu Yi.
Shu Yi menghela napas: "Sepertinya kamu mengandalkan jumlah personel yang banyak dan ingin main kasar?" Liang Xianfeng menggosok-gosokkan kedua tangannya sambil tertawa: "Kalau memang begitu, apa yang bisa kamu lakukan padaku?" Xie Yi dan Mu Qi'er juga mengeluarkan senjata mereka, moncong senjata diarahkan ke Liang Xianfeng.
Yan Hua mengangkat tangannya, seberkas bayangan emas kecil melesat ke arah pipi Liang Xianfeng. Liang Xianfeng berusaha menghindar, namun bayangan itu terlalu cepat. Seekor ular emas kecil langsung melilit telinganya! Binatang itu menjulurkan lidah merahnya tepat di depan mata Liang Xianfeng.
Yan Hua berkata: "Suruh mereka menyimpan senjata! Kalau tidak, jika digigit sekali saja, bahkan dewa terhebat sekalipun tidak bisa menyelamatkanmu!"
Liang Xianfeng merasa sangat ketakutan di lubuk hatinya, namun meminta dirinya untuk menghentikan aksi seperti ini akan sangat merusak martabatnya.
Tiba-tiba Shu Yi bersuara: "Yan Hua, simpan ularmu! Belum perlu kamu ikut campur!" Yan Hua mengerutkan alisnya, namun tetap mematuhi perkataan Shu Yi dan menyimpan ular itu.
Liang Xianfeng mengira Shu Yi sedang takut. Dia berkata: "Suruh anak buahmu menyimpan senjata! Kali ini kalian tidak akan menang. Seperti katamu tadi, kami lebih banyak personel!" Shen Jingwu tertawa: "Oh ya? Belum tentu!" Baru saat itu Liang Xianfeng memperhatikan Shen Jingwu. Dia tahu pria ini adalah wartawan koran provinsi, namun dari nada bicaranya sekarang baru disadarinya bahwa lelaki ini tidak sesederhana yang dikira.
Benar saja, dari luar masuk lagi tujuh delapan orang, menatap dingin Liang Xianfeng dan kawan-kawannya. Tatapan orang-orang ini sangat tidak bersahabat, seolah-olah hanya perlu satu perintah, mereka bisa menyobek-nyobek kelompok Liang Xianfeng!
Baru sekarang Liang Xianfeng mulai merasa takut. Tampaknya kali ini keterlaluan. Ia menatap Shen Jingwu: "Kau ini sebenarnya siapa? Tahukah kau pekerjaan kami sebenarnya?"
Shen Jingwu berkata dengan nada meremehkan: "Tentu saja aku tahu kalian ini apa. Tapi apapun latar belakang kalian, aku hanya ingin memberitahu: saat ini ini bukan wilayahmu untuk berkuasa. Kalau paham situasi, segera bawa anak buahmu pergi dari sini!"
Yan Hua melirik Shen Jingwu dengan penuh rasa terima kasih. Ia tak menyangka lelaki yang berpenampilan biasa ini punya kemampuan seperti itu, dan mau membela kakak perempuan serta "kakak ipar"-nya yang sudah meninggal. Tapi ia juga merasa penasaran, karena di antara orang-orang yang datang ada dua orang yang dikenalnya - salah satunya adalah Jinsheng Shui, mantan kepala sekolah SD Heping di desa.
Tapi Jinsheng Shui yang sekarang sama sekali berbeda dengan yang dulu. Saat ini ia memancarkan kewibawaan dan aura pembunuh yang mengerikan!
Satunya lagi adalah Yuan Hao, pengantar pos di kantor pos desa. Ia juga berbeda dari biasanya. Biasanya ia terkesan penakut, pengecut, bahkan agak menjijikkan. Tapi sekarang ia tampil gagah dan terlatih, bagaikan singa jagoan yang siap bertempur!
Yan Hua mulai mengerti, mereka ini sebenarnya bukan orang biasa. Yang biasa hanyalah samaran sehari-hari mereka.
Liang Xianfeng kembali bertanya: "Kalian ini siapa sebenarnya?"
Shen Jingwu berkata: "Aku dari Biro Ketujuh 'Akademi Ilmu Pengetahuan Alam'!" Wajah Liang Xianfeng langsung berubah. Meski orang luar tidak paham tentang "Akademi Ilmu Pengetahuan Alam", tapi "Biro Penelitian Fenomena Non-Alam" mereka sangat mengerti akar permasalahannya. Secara level, akademi itu bahkan setengah tingkat lebih tinggi dari biro mereka. Yang utama, "Akademi Ilmu Pengetahuan Alam" bahkan memiliki wewenang pengawasan atas "Biro Penelitian Fenomena Non-Alam", dan Biro Ketujuh akademi tersebut khusus menangani pengawasan!
Hati Liang Xianfeng terasa getir, seperti baru menendang batu sandungan.
Dalam pertarungan ini, Liang Xianfeng sudah kalah sejak awal. Bahkan Shu Yi tidak menyangka taktik licik Shen Jingwu ini. Shen Jingwu selalu menyembunyikan identitas aslinya. Kali ini dengan membuka kartu di Xi Xiang, struktur kekuatan akan berubah total. Bahkan beberapa faksi mungkin akan mundur dengan sendirinya.
Liang Xianfeng menatap Shu Yi sambil menghela napas: "Pantas! Kubilang sikapmu kok bisa sekeras ini. Ternyata sudah dapat pelindung dan punya sandingan!" Shu Yi menjawab tenang: "Kau salah. Sekalipun Kepala Biro Shen tidak ikut campur, kau tetap tidak akan bisa membawa siapapun - baik yang masih hidup maupun yang sudah mati."
Liang Xianfeng tidak percaya, saat itu dari luar pintu terdengar suara tua: "Dia tidak membohongimu, selama Shu Yi membuka mulut, kalian bahkan tidak bisa meninggalkan tempat ini." Dari luar masuk empat lima orang, yang paling depan adalah seorang sesepuh bertubuh ramping dan tinggi.
Liang Xianfeng bertanya: "Kamu siapa lagi?" Pak Senior berbisik: "Saya Chen Ke dari Desa Chen, Qingfengling, Wen County, Yu Nan!" Tatapan Shu Yi tetap tenang, meski dia selalu tidak ingin membuka kartu truf-nya, tapi tak menyangka Pak Senior keras kepala ini juga tersulut amarah oleh Liang Xianfeng. Shu Yi tersenyum kecut: "Lao Chen!"
Chen Ke mengangguk: "Kepala Lu bilang, di Xi Xiang, perkataanmu adalah perintah. Tugas utama kami adalah menjamin keselamatanmu." Tiga orang berdiri di belakang Chen Ke adalah Hua Wei, Lu You, dan bayangan.
Shu Yi menatap Hua Wei sambil tersenyum: "Guru, bagaimana Bapak sampai datang ke sini?"
Hua Wei mendengus dingin: "Kalau saya tidak datang, tidak akan tahu kalau Departemen Penelitian ini ternyata begitu perkasa!"
Liang Xianfeng terdiam. Meski mereka hanya petarung kuno, tapi mereka memang memiliki kemampuan untuk menahan semua orangnya. Walau dia masih punya beberapa Pengguna kemampuan khusus di bawahannya, tapi mereka semua adalah ahli-ahli di sekitar Lu Guoguang. Sosok seperti Lu Guoguang bukan hanya dirinya, bahkan Gu Tian Yi pun tidak berani macam-macam. Mungkin dengan satu kalimat saja, departemen ini bisa bubar.
Liang Xianfeng memang impulsif, tapi dia tidak bodoh.
Saat ini dia menundukkan kepala, menunjukkan kelemahan. Hanya dengan cara ini urusan bisa diselesaikan.
