Zhen Nanfang dan Tang Xin mengakses semua data terkait kasus You Yali. Zhen Nanfang memeriksa dengan teliti sejak pukul lima sore hingga sekitar pukul sepuluh malam. Yan Jinhao menyuruh Lao Liu membelikan mereka makan malam kotak. Yan Jinhao selalu memiliki pandangan terhadap keikutsertaan Zhen Nanfang dan Tang Xin, menurutnya pemuda seusia Zhen Nanfang yang sudah mencapai level tinggi pasti mengandalkan garis keturunan.
Pemikiran seperti ini wajar. Bukan hanya dia, bahkan asisten Zhen Nanfang sendiri Tang juga tidak terkecuali. Berbeda dengan Lao Liu yang mengamati dengan serius pemuda berbakat ini, memperhatikan gerak-geriknya saat membaca dokumen kasus – terkadang memicingkan mata, terkadang mengerutkan alis – pertanda dia menemukan beberapa masalah internal.
Lao Liu berusia sekitar tiga puluh hingga empat puluh tahun. Justru karena pengalaman hidupnya yang banyak, dia tidak meremehkan Zhen Nanfang seperti Yan Jinhao dan Tang Xin. Yan Jinhao sendiri sebenarnya masih muda, tentu saja jika pembandingnya bukan Zhen Nanfang.
“Yan Jinhao saja bisa menjadi kepala departemen sendiri, apa anehnya Zhen Nanfang memiliki prestasi seperti itu?”
Pukul sepuluh setengah, Zhen Nanfang menutup laporan kasus: "Maaf, saya terlalu asyik membaca sampai lupa waktu. Kapten Yan, Lao Liu, sudah merepotkan waktu pulang kalian, sungguh tidak enak." Yan Jinhao tersenyum tipis: "Ada masalah yang terlihat?" Zhen Nanfang tidak menjawab: "Sudah jam sepuluh setengah. Urusan lain kita bicarakan besok. Saya juga perlu mencerna informasi. Mari kita semua pulang beristirahat, kumpulkan tenaga untuk menangani kasus."
Di lubuk hati Yan Jinhao semakin meremehkan, rupanya bajingan ini hanya pura-pura sibuk selama beberapa jam terakhir.
"Baiklah, untuk hari ini sampai di sini." Kata Yan Jinhao.
Setelah mengantar pergi Zhen Nanfang dan rombongannya, Yan Jinhao duduk di sofa sambil menyalakan rokok: "Sepertinya ini lagi-lagi bangsawan muda yang cuma numpang pangkat." Lao Liu menggelengkan kepala: "Saya tidak sependapat. Bocah ini terlihat sangat berpengalaman, seperti pernah menangani kasus besar. Diamnya karena belum sepenuhnya paham. Andai dia langsung ngomong teori 1-2-3 justru saya akan merendahkannya."
Yan Jinhao mengangguk "Oh", terkait kemampuan Lao Liu menilai orang memang patut diacungi jempol: "Sepertinya kamu sangat percaya padanya!" Lao Liu menjawab: "Di usia muda sudah bisa bekerja di departemen vital Kementerian Keamanan Negara, bahkan mencapai level setinggi ini. Jika kita kesampingkan asumsi dia bangsawan, berarti dia punya kemampuan kerja luar biasa atau keahlian khusus."
Yan Jinhao tersenyum: "Sudahlah, lagipula kita tidak bisa menaruh semua harapan penyelesaian kasus pada dirinya. Selain itu, ini kan tugas dasar kita." Lao Liu berkata: "Komandan Yan, saya merasa dia bisa memberikan kita kejutan kecil!" Yan Jinhao menjawab: "Kalau begitu lebih baik lagi. Baiklah, sudah larut, mari kita pulang istirahat!"
Tang Xin menyetir mobil menuju Perumahan Yuhu.
"Nanfang, sebenarnya kita hanya perlu memastikan kepolisian memberi laporan tepat waktu tentang kondisi kaligrafi itu. Tidak perlu benar-benar terlibat dalam kasus ini, kan?" Tang Xin bertanya pelan. Zhen Nanfang menyalakan rokok dan menghisapnya: "Aku agak meragukan kemampuan investigasi polisi. Yang dikhawatirkan, jika mereka melewatkan detail penting atau melakukan kesalahan selama proses penyidikan. Begitu 'Man Jiang Hong' bermasalah karena kelalaian mereka, kita akan sangat menyesal!"
Tang Xin bertanya: "Menurutmu, jika kita membangunkan ular tidur, apakah mereka akan kabur membawa 'Man Jiang Hong'?"
Zhen Nanfang menggelengkan kepala: "Saat ini sepertinya 'Man Jiang Hong' belum jatuh ke tangan mereka." Tang Xin melontarkan pertanyaan balik: "Mengapa?" Zhen Nanfang tersenyum: "Kalau mereka sudah mendapatkan barang itu dari You Yali, tidak perlu repot membunuhnya dan menimbulkan masalah susulan."
Tang Xin masih belum sepenuhnya mengerti.
Zhen Nanfang berkata: "Kepolisian sekarang sudah masuk ke jalur salah. Mereka menempatkan kunci penyelesaian kasus pada dua orang: sopir taksi yang hilang dan You Yaxin yang masih koma. Jadi investigasi mereka sekarang hampir terjebak dalam kebuntuan!" Tang Xin yang juga pernah melihat dokumen kasus itu menambahkan: "Mereka juga sedang mencari keberadaan lukisan 'Man Jiang Hong' di seluruh provinsi."
Zhen Nanfang melanjutkan: "Hm, kalau tidak kami juga tidak akan ditangkap oleh mereka. Di titik ini tindakan mereka memang benar. Tapi tidak semua pedagang karya senji seperti Li Jingwu yang benar-benar mematuhi peringatan kepolisian, apalagi saat dihadapkan pada godaan keuntungan besar. Pedagang mengutamakan kepentingan - selama iming-iming keuntungannya cukup, mereka tak akan mudah melewatkan transaksi menguntungkan."
Tang Xin memahami maksud Zhen Nanfang: "Artinya cara mereka ini justru mungkin akan memberikan efek sebaliknya?"
Zhen Nanfang tersenyum sambil menjawab: "Benar. Tindakan mereka malah bisa memicu minat orang-orang yang awalnya tidak tahu tapi rakus, untuk mengincar lukisan ini. Dengan begitu, mereka tak bisa menentukan secara tepat siapa sebenarnya target penangkapan yang seharusnya."
Tang Xin bertanya: "Lalu bagaimana seharusnya mereka bertindak?" Zhen Nanfang menjelaskan: "Seperti cara kami - meninggalkan kontak sebagai calon pembeli, sekaligus membuat mereka merasa bisa mendapatkan harga bagus dari kami. Dengan demikian, bahkan pedagang nakal pun akan menjadikan kami target utama pencucian barang haram."
Tang Xin menyatakan kekhawatirannya: "Tapi bagaimana jika si lawan terlalu waspada?"
Zhen Nanfang berkata dengan tenang: "Jika orang itu benar-benar waspada, tindakan mereka justru akan membuat warga lebih waspada."
Tang Xin tahu perkataan Zhen Nanfang sesuai fakta, ia bertanya lagi: "Nanfang, jika mengesampingkan petunjuk lukisan, menurutmu dari mana lagi kita bisa menemukan titik lemah kasus ini?" Zhen Nanfang menjawab: "Menurutmu? Kamu juga sudah membaca laporan kasus lengkap, apa pandanganmu?"
Tang Xin berkata: "Jika aku, mungkin akan menangkap Gao Wei dan menggunakan berbagai cara!" Zhen Nanfang mengerutkan alis: "Gao Wei? Kamu benar-benar mengira dia bermasalah?" Tang Xin menjawab: "Setidaknya performansinya sangat tak wajar." Zhen Nanfang tersenyum sambil menggeleng: "Kamu salah! Aku jamin Gao Wei tidak punya masalah sama sekali, dan mengenai urusan saudari You, pengetahuannya tidak lebih banyak dari kita!"
Tang Xin terkejut: "Tidak mungkin! Kalau begitu, kenapa dia tidak menjelaskan?" Zhen Nanfang menghela napas: "Dia tidak menjelaskan karena dirinya sendiri juga tidak yakin, apakah You Yali benar-benar dibunuh oleh You Yaxin!" Tang Xin merasa tidak bisa mengikuti logika Zhen Nanfang.
Zhen Nanfang berkata: "Gao Wei sangat mencintai You Yaxin." Tang Xin berpikir sejenak: "Maksudmu Gao Wei sedang mempersiapkan diri, begitu bisa memastikan kematian You Yali terkait You Yaxin, akan segera menanggung dosa untuk You Yaxin?" Zhen Nanfang tertawa: "Rupanya kamu tidak terlalu bodoh!" Tang Xin tersenyum kecut: "Bukan aku yang bodoh, tapi sulit kubayangkan bagaimana kamu bisa punya pemikiran seperti ini."
Zhen Nanfang menghela napas panjang: "Ini analisis berdasarkan sifat manusia!"
Tang Xin pertama kali mendengar pernyataan seperti ini, ia tertawa: "Dulu di sekolah aku belajar kriminalistik, tapi tak pernah mendengar teori seperti ini." Zhen Nanfang berkata: "Teori ini bukan ciptaanku, berasal dari seorang mentor psikologi. Katanya, manusia tidak mungkin melakukan hal yang sama sekali tak bermakna. Manusia punya pikiran, selama tidak ada perubahan organik pada otak, pikirannya normal. Semua tindakan orang normal pasti memiliki tujuan spesifik yang mandiri, artinya manusia tidak melakukan pekerjaan sia-sia!"
Tang Xin menggelengkan kepala: "Aku tidak sependapat. Banyak orang sering melakukan hal tak berguna." Zhen Nanfang tersenyum: "Oh? Coba beri contoh." Tang Xin menjawab: "Gerakan kebiasaan banyak orang itu sia-sia. Contohnya saya sendiri, saat menginterogasi suka memainkan pena. Itu kan sama sekali tak ada makna mendasar, kalau bukan pekerjaan sia-sia lalu apa?"
Zhen Nanfang menanggapi: "Kamu salah. Gerakan kebiasaan justru bukan pekerjaan sia-sia. Gerakan habitual justru memiliki tujuan yang sangat dalam. Kapan orang melakukan gerakan kebiasaan secara refleks? Alasannya banyak, aku akan sebutkan beberapa yang paling umum!"
"Pertama, saat perlu menyamarkan tujuan dan pikiran sebenarnya, dia akan menggunakan gerakan kebiasaan untuk mengalihkan perhatian orang dari suatu masalah. Kedua, saat mengalami kecemasan emosional, dia menggunakan gerakan kebiasaan untuk menenangkan diri. Ketiga, saat bosan menggunakan gerakan kebiasaan untuk menghabiskan waktu. Dalam konteks ini, gerakan kebiasaan berfungsi sebagai hiburan dan permainan. Tentu saja, maksud tersembunyi ini tidak boleh diketahui orang lain."
“Tang Xin tertegun mendengarkan, kecepatan mobilnya pun diperlambat. Ia tak menyangka satu tindakan kebiasaan bisa membuat Zhen Nanfang mengungkapkan begitu banyak hal masuk akal. Namun setelah dipikir-pikir, memang begitulah adanya.”
Zhen Nanfang melihatnya kehilangan fokus: “Fokuslah menyetir, nyawa kecilku sekarang ada di genggaman tanganmu.”
Tang Xin tersenyum malu: “Nanfang, rupanya kamu cukup mendalami psikologi.”
Zhen Nanfang menggelengkan tangan: “Psikologi sebenarnya disiplin ilmu baru, terutama di Tiongkok. Sebenarnya aku selalu tak setuju dengan konsep pakar mental, apalagi menentang aksi pamer para 'ahli' di televisi.”
“Di mana letak kunci analisis psikologis dan analisis perilaku? Pada ketelitian observasi, empati, dan pencerahan. Semua ini tak bisa dibentuk secara sistematis melalui buku pelajaran. Seperti yang kubicarakan tadi, tak ada dalam buku, semua diperoleh melalui pemahaman selama menangani kasus.”
Persepsi Tang Xin terhadap Zhen Nanfang mulai berubah: “Nanfang, menurutmu di mana seharusnya titik lemahnya?”
Zhen Nanfang tersenyum: “You Bin-lah titik lemah seluruh kasus ini!” Tang Xin kaget: “Pak You?” Zhen Nanfang mengangguk: “Ya, dialah!” Tang Xin berkata: “Jangan-jangan kau mau bilang dia dalang pembunuhan putrinya sendiri?” Zhen Nanfang menggeleng: “Kau salah paham. Aku hanya bilang dia titik lemah, bukan berarti pelakunya! Menurutku dia menyembunyikan banyak hal dari kepolisian!”
Tang Xin berkata: "Jika benar begitu memang sangat merepotkan, Pak You sulit diajak bicara. Identitasnya spesial, kalau dia tidak mau bicara, kepolisian benar-benar tidak punya cara." Zhen Nanfang menjawab: "Ya, hal itu sudah kupikirkan juga."
Saat Yan Jinhao pulang ke rumah, orang tuanya sudah tidur. Hanya Yan Jinyuan yang masih menonton sepak bola.
Yan Jinhao mandi lalu ikut duduk di sofa: "Skor berapa sekarang?" Yan Jinyuan mengupas kacang tanah dan menyuapkannya ke mulut, sambil meneguk bir: "Satu-nol, Prancis sementara unggul. Ngomong-ngomong, kenapa pulang semalam ini?" Yan Jinhao menjawab: "Masih karena kasus itu. Kak, coba tebak hari ini aku bertemu siapa?"
