Xing Shu tidak menyangka Zhen Nanfang bisa searogan ini. Ketua Wu sudah memberikan perintah mutlak: apapun yang terjadi harus segera menangkap Yan Jinhao. Hanya dengan ini dampak negatif kasus penembakan terhadap kepolisian bisa dihilangkan. Kasus ini juga mendapat perhatian khusus dari para kepala departemen provinsi dan kota, harus ada pertanggungjawaban ke atasan.
Xing Shu melambaikan tangan. Dua pemuda mendekati Yan Jinyuan, memborgolnya dengan posisi satu di kiri dan satu di kanan.
Zhen Nanfang menggelengkan kepala: "Kau tahu sedang melakukan apa?"
Xing Shu menyeringai: "Pulang dan laporkan ke atasanmu! Staf provinsi akan berkoordinasi. Orang ini harus kubawa. Urusan penangkapan Yan Jinhao tidak perlu dicampuri Badan Intelijen. Untuk tugas-tugas lain kalian, semuanya bisa didiskusikan!"
Ximen Wuwang berkata dengan tenang: "Khawatir Ketua Dewan Wu kalian pun tak bisa memutuskan ini!"
Xing Shu tertegun sejenak, lalu tersenyum. Ia tak percaya Kantor Keamanan Negara kota, Ketua Wu tak bisa berkoordinasi.
Saat itu Zhen Nanfang berkata: "Ximen, tahan dia! Tang Xin, usir semua orang tak berkepentingan." Yang dimaksud "orang tak berkepentingan" tentu staf yang dibawa Xing Shu.
Lao Pang tak menyangka pihak lawan seberani ini. Dia dan Tang Xin pernah beberapa kali bersentuhan, segera mendekat: "Xiao Tang, tak perlu duel fisik antara kita? Jika urusan ini diperbesar, martabat semua pihak akan tercoreng!" Tang Xin melirik Zhen Nanfang, lalu menghela napas menarik Lao Pang ke samping: "Kedua orang ini dari Kementerian Keamanan Negara. Kasus ini tanggung jawab mereka, kami di kantor polisi kota hanya membantu. Jujur, aku cuma asisten dapur, mereka perintah apa kami lakukan!"
Lao Pang kaget. Tak disangka mereka utusan kementerian, apalagi dari Badan Intelijen. Diam-diam dia menggerutu pada Xing Shu yang nekat menghadapi tanpa paham situasi.
Xing Shu dikunci oleh Ximen Wuwang. Semua gerakan ini bagi orang luar terlihat seperti sekawanan tempan bermain, hanya pihak terkait yang tahu ini pertarungan bawah tanah. Dua anak buah Xing Shu ingin meraih senjata. Zhen Nanfang berkata tenang: "Pakai pisau tombak jadi tak seru! Kau pemimpin mereka?"
Xing Shu mendengus, memberi isyarat pada anak buah untuk tak mengeluarkan senjata.
Zhen Nanfang berkata: "Baiklah, tolong sambungkan saya dengan Ketua Wu atau apa namanya itu, saya akan berbicara langsung dengannya!"
Lao Pang segera menelepon Ketua Wu setelah mendengar permintaan itu.
"Lao Pang, ada perkembangan dalam kasus ini?" tanya Ketua Wu dengan suara lembut. Zhen Nanfang mengambil alih telepon: "Hoi, Ketua Wu?" Ketua Wu merasa heran, telepon dari Lao Pang tiba-tiba diambil alih orang lain, jangan-jangan ada masalah? "Saya Wu Disheng, siapa ini? Di mana Lao Pang?"
Zhen Nanfang menjelaskan: "Saya Komisaris Penyidik Senior dari Seksi Sembilan Biro Kelima Kementerian Keamanan Negara, nama saya Zhen Nanfang. Kasus besar yang sedang kami selidiki ini melibatkan Yan Jinhai, karena itu mohon Divisi Provinsi menarik tim khusus kalian. Kami akan menangani langsung investigasi ini, dan akan memberikan laporan perkembangan terkini kepada pihak berwenang."
Wu Disheng tidak menyangka akan muncul kondisi seperti ini, tapi menurutnya ini hal positif. Dengan campur tangan Kementerian Keamanan Negara, waktu penyelesaian kasus ini bukan lagi menjadi tanggung jawab kepolisian. Begitu kasus ini masuk ranah intelijen, statusnya bukan lagi sekadar kriminal biasa, sehingga tekanan di pihak kepolisian pun berkurang drastis.
Wu Disheng tersenyum: "Halo Kawan Xiao Zhen, kalau begitu saya setuju menarik tim khusus kami. Sekaligus akan memerintahkan Kepolisian Kota Yushan untuk memberikan dukungan dan kerjasama penuh terhadap pekerjaan kalian." Zhen Nanfang yang paham maksud tersembunyi sang ketua, dengan tenang menjawab: "Terima kasih, Ketua Wu!"
Wu Disheng berkata: "Sungkan apa, kita semua keluarga sendiri, saling membantu sudah seharusnya! Kawan Xiao Zhen, begini saja, serahkan teleponmu kepada Xing Shu, saya ingin bicara langsung dengannya." Zhen Nanfang melirik Xing Shu: "Anda Xing Shu?" Xing Shu mengangguk. Zhen Nanfang menyerahkan telepon itu padanya, Ximen Wuwang melepaskannya agar bisa menerima telepon.
"Hm, siap, siap, saya mengerti, Kepala Wu. Saya segera menarik personel dan mundur, hm, sampai jumpa!" Xing Shu sangat tidak rela, namun setelah tahu lawannya ternyata staf Kementerian Keamanan Negara, dia tidak berani bersikeras. Namun minatnya pada kasus ini semakin membara - kasus yang mendapat perhatian khusus dan diselidiki langsung oleh Kementerian Keamanan Negara, pasti perkara besar!
Jika bisa membantu menyelesaikan kasus ini, maka...
Otak Xing Shu sangat lincah. Seolah sudah melupakan ketidaknyamanan antara kedua tim tadi, dia berkata pada Zhen Nanfang: "Ini... Anda lihat, benar-benar salah paham antara keluarga." Zhen Nanfang berkata dengan tenang: "Bukan salah paham, tapi karena kuilmu terlalu besar, jadi bisa menganggap remeh orang lain."
Xing Shu tersenyum canggung: "Maaf, sungguh maaf! Jika ada hal yang tidak berkenan, harap dimaklumi!" Zhen Nanfang tertawa: "Sudah, tidak apa-apa. Kalian boleh pergi!" Xing Shu mana rela pergi? Ini bisa jadi prestasi besar. Dia menarik lengan Zhen Nanfang: "Kawan Zhen, bisakah kita bicara empat mata?"
Zhen Nanfang melirik jamnya, memperkirakan Yan Jinhao tidak akan datang. Dia mengangguk dan mengikuti Xing Shu ke samping.
Xing Shu mengeluarkan sebatang rokok dan menyerahkannya kepada Zhen Nanfang: "Begini, jujur saja, saya ingin bergabung dengan tim khusus kalian. Saya bisa membantu mengkoordinasikan dengan departemen kepolisian." Zhen Nanfang segera memahami maksudnya. Setelah mempertimbangkan, keikutsertaan Xing Shu justru menguntungkan karena banyak urusan pasti bersinggungan dengan kepolisian. Pengalaman Xing Shu sebagai staf provinsi benar-benar bisa membantu.
Zhen Nanfang menjawab: "Setuju, tapi saya tidak bisa menampung banyak orang. Maksimal dua orang termasuk kamu!" Wajah Xing Shu berseri mendengar jawaban itu. "Dua cukup! Saya dan Lao Pang!" katanya sambil menunjuk Lao Pang yang masih bingung dengan rencana ini. Berbeda dengan Xing Shu yang licik, Lao Pang dikenal sebagai orang yang jujur.
Zhen Nanfang melanjutkan: "Baik, urus sendiri penjelasan ke Kepala Wu. Sekarang segera tarik pasukanmu! Kami sedang menjalankan misi penting di sini. Lihat kekacauan yang kamu buat!"
Tiba-tiba suara tembakan menggema dari kejauhan.
Meski berasal dari jarak cukup jauh, para ahli di lokasi langsung menyadarinya. Ximen Wuwang menganalisa: "Jarak sekitar 2000 hingga 2500 meter. Berdasarkan suara, kemungkinan pistol model 64 khusus polisi militer." Xing Shu yang mengamati Ximen mengangguk setuju, analisanya hampir identik.
Yan Jinyuan bergegas menghampiri Zhen Nanfang: "Apa itu Xiao Hao?" Sementara itu Tang Xin sudah memimpin tim menuju sumber tembakan. Zhen Nanfang menepuk bahu Yan Jinyuan: "Ayo kita periksa!"
Yan Jinhao menembak. Tembakan ini sangat akurat, tepat mengenai pergelangan tangan si gendut. Pistol di tangan si gendut jatuh ke tanah, sementara tangan satunya memegangi luka sambil berteriak keras dua kali. Yan Jinhao menembak lagi, kali ini juga tidak membunuhnya, melainkan mengenai salah satu kaki si gendut!
Yan Jinhao berlari kencang ke depan, lalu menyelinap masuk ke sebuah gang kecil.
Saat menembak si gendut, dia sudah melihat Hitam Besar keluar dari toilet dan berlari kencang ke arah mereka.
Yan Jinhao awalnya masih dilema tentang cara melepaskan diri dari dua orang ini. Akhirnya dia memutuskan menembak. Dia tahu suara tembakan ini akan segera menarik kedatangan polisi. Jika tidak segera mencari cara meninggalkan area ini, dirinya mungkin akan tertangkap.
Hitam Besar terus membuntuti Yan Jinhao tanpa ampun. Dua kali Yan Jinhao menembak tapi gagal mengenainya. Tampaknya Hitam Besar ini memang berpengalaman dalam pertempuran nyata. Dia juga menembak dua kali ke arah Yan Jinhao, tapi berhasil dihindari.
Tiba-tiba Hitam Besar menghentikan langkahnya, menyimpan pistol dan menghilang di kerumunan orang.
Yan Jinhao tahu pasti Hitam Besar mendengar suara mobil patroli. Menembak di kawasan ramai pasti sudah memicu respons polisi.
Yan Jinhao baru bisa menghela napas lega. Dia menyimpan pistolnya lalu lari tanpa arah jelas, sekencang-kencangnya.
Insting profesionalnya berbisik: dia harus segera menjauh minimal tiga kilometer dari TKP. Dia tidak menyewa taksi. Di situasi seperti ini, berlari dengan dua kaki justru paling aman.
Saat Zhen Nanfang dan timnya tiba di lokasi kasus penembakan, orang-orang sudah lama menghilang, termasuk si gendut yang kena tembak. Hanya beberapa saksi mata yang sedang menggambarkan kejadian dengan sangat hidup kepada para pejalan kaki.
Zhen Nanfang menemukan seorang saksi mata. Setelah mendengar kesaksiannya, Zhen Nanfang mengerutkan alis. Ximen Wuwang bertanya: "Apa yang akan kita lakukan?" Zhen Nanfang menggelengkan kepala: "Mundur!" Xing Shu tertegun sejenak: "Mundur? Bukankah seharusnya kita melanjutkan pencarian Yan Jinhao? Situasinya sangat berbahaya sekarang."
Zhen Nanfang berkata dengan tenang: "Mundur dulu. Kita bahas di markas!"
Seluruh tim kembali ke Jade Lake Villa. Kali ini bertambah tiga orang: Xing Shu, Lao Pang, dan Yan Jinyuan.
Paman He dan Bibi He yang melihat wajah-wajah muram para tamu hanya memberi salam singkat, menghidangkan teh, lalu segera keluar.
Zhen Nanfang memulai rapat kecil: "Berdasarkan perkembangan terakhir, Yan Jinhao gagal memenuhi janji karena dihambat mereka. Tapi ada satu hal yang membuatku bingung - mereka sudah lama mengawasinya diam-diam. Mengapa baru sekarang bertindak?"
Xing Shu berbisik: "Karena sejak awal mereka tidak berniat membunuhnya! Tujuan mengganggunya hari ini hanya satu: mencegahnya bertemu kalian." Ximen Wuwang menyela: "Bagaimana mereka bisa tahu Yan Jinhao ingin menemui kita?"
Wajah Tang Xin berubah pucat: "Seluruh aksi hanya melibatkan dua tim lapangan dari Badan Intelijen Kota kami. Apakah ada kebocoran informasi?" Zhen Nanfang menatap Xing Shu: "Bagaimana kalian menerima informasi ini?" Xing Shu mengangkat bahu: "Anak buahku sudah lama mengawasi kalian. Aku tahu 90% kunjungan kalian ke taman hiburan pasti untuk menemui Yan Jinhao."
Zhen Nanfang tersenyum kecut: "Benar juga. Kalau kau bisa menebak, wajar saja mereka juga bisa menebak. Rupanya yang mengawasi kita bukan hanya kelompokmu!"
Ia menoleh ke Ximen: "Kakak Ximen, ada urusan yang harus kau tangani sendiri." Ximen tersenyum: "Memotong ekor?" Zhen Nanfang mengangguk: "Tang Xin, pilih beberapa orang tepercaya untuk membantu aksi Kakak Ximen!" Tang Xin menjawab: "Siap!"
