Yuhu Villa tiba-tiba ramai. Zhen Nanfang dan Leng Youlan sedang menjamu Yan Jinhao di ruang tamu. Tentu saja, Yan Jinhao datang untuk menyerahkan diri. Ia harus menunjukkan sikap yang tepat. Namun Zhen Nanfang sama sekali tidak memperlakukannya seperti tahanan.
Zhen Nanfang terus berkomunikasi dengannya sebagai sesama manusia yang setara.
Justru dua orang dari Lembaga Penelitian 203 Akademi Ilmu Militer itu diisolasi oleh Shu Yi di dua kamar terpisah. Satu kamar diawasi Xiao Hui, Shu Yi yakin dengan kelincahan Xiao Hui pasti tidak akan terjadi masalah, apalagi Xiao Hui juga membawa senjata.
Shu Yi sendiri duduk menghadap Hao Qiang.
"Bicaralah!" kata Shu Yi dengan tenang. Hao Qiang mendengus dingin: "Shu Yi, apa kualifikasimu untuk menginterogasiku?" Shu Yi diam, menyalakan sebatang rokok, memandang Hao Qiang dalam keheningan. Hao Qiang masih bersikap keras: "Shu Yi, lepaskan kami sekarang juga! Kalau tidak, kau akan dapat masalah. Jangan kira tidak ada yang tahu kau menyekap kami di sini secara diam-diam!"
Shu Yi tersenyum tipis: "Aku tidak berpikir begitu. Aku tahu di tubuhmu ada perangkat pelacakan GPS. Tapi biar pun anak buahmu tahu kalian di sini, apa yang bisa mereka lakukan? Dengarkan Hao Qiang!" Wajah Shu Yi berubah serius: "Kalau kasus ini tidak bisa kau jelaskan dengan tuntas, yang akan menangis nanti adalah kau!"
Hao Qiang menyeringai: "Aku tidak akan bicara! Lihat saja apa yang bisa kau lakukan padaku!" Shu Yi berdiri, mendekati Hao Qiang, meletakkan satu tangan di bahunya. Saat ini kedua tangan Hao Qiang sudah diborgol. Melihat Shu Yi mendekat, hatinya mulai diliputi ketakutan.
Terhadap Shu Yi, ia masih sedikit mendengar kabar. Tapi di lubuk hatinya masih ada perasaan berharap pada keberuntungan. Bagaimanapun, dirinya adalah orang dari Akademi Ilmu Militer. Bagaimanapun, masih satu kesatuan dengan tentara. Shu Yi seharusnya tidak berani berbuat semena-mena. Tapi siapa sangka, Shu Yi menepuk bahunya dengan keras. Ia merasa seluruh bahunya seperti terlepas dari tempatnya, sakitnya menusuk tulang sumsum.
"Shu Yi, kau... dasar brengsek mau apa!" Hao Qiang menahan nyeri sambil bersuara keras mencaci.
Shu Yi memukul mulutnya dengan tamparan: "Kau berani mengumpat lagi, percaya tidak kalau semua gigimu akan kupatahkan!" Hao Qiang kini sadar lengannya pasti sudah dilepas oleh Shu Yi. Butiran keringat besar mengalir di dahinya.
Shu Yi tersenyum tipis: "Mulut memang keras. Aku tanya sekali lagi, mau bicara atau tidak?" Hao Qiang menjawab: "Ini penginterogasian dengan paksa!" Shu Yi mengangguk: "Tenang, ini masih dalam jangkauan yang diizinkan peraturan." Mata Hao Qiang menunjukkan ketakutan: "Peraturan apa?" Shu Yi berkata: "Peraturan pengendalian terkait Badan Intelijen Militer. Kau tak perlu tahu."
Hao Qiang terdiam. Ia tidak tahu jurus apa lagi yang akan dikeluarkan Shu Yi jika terus melawan langsung.
Shu Yi berkata dengan tenang: "Saya akan memberimu lima menit lagi. Setelah rokok ini habis, jika kau masih belum mau bicara, aku akan tunjukkan lebih banyak cara." Shu Yi kembali duduk di kursi, memandangnya dalam keheningan. Hao Qiang sangat takut dengan pandangan Shu Yi, seperti kucing memperhatikan tikus. Ya, begitulah perasaannya. Tiba-tiba ia merasa bahkan senyuman di wajah Shu Yi pun bisa membuatnya gemetar ketakutan.
Shu Yi batuk kecil dua kali.
Hao Qiang mulai gemetar halus. Shu Yi mematikan puntung rokok di asbak, lalu berkata: "Waktunya habis. Sudah diputuskan?" Hao Qiang menjawab: "Kau benar-benar ingin tahu?" Shu Yi tersenyum: "Kenapa? Tidak bisa diungkapkan?" Hao Qiang menggigit bibirnya: "Baik! Aku akan beri tahu! Tapi jika ini menimbulkan masalah, jangan salahkan aku!"
Shu Yi tertawa: "Sebenarnya tanpa kau bicara pun aku sudah menebak. Kalian sedang melakukan eksperimen tentang yang disebut 'resonansi batin'." Hao Qiang melotot: "Kau... bagaimana bisa tahu?!" Di lubuk hati, Shu Yi juga terkejut. Ternyata dugaan benar, masalah di Akademi Ilmu Militer ini cukup rumit.
Ekspresi Shu Yi tetap netral: "Kuberi tahu, kasus ini sudah kukawasi lama. Kebetulan kalian mengantarkan diri ke pintu. Lanjutkan."
Hao Qiang berkata: "Saya tidak tahu harus mengatakan apa." Shu Yi menjawab: "Mengapa tidak mengungkapkan apa yang kamu ketahui? Bukankah itu tidak terlalu sulit?" Hao Qiang menjelaskan: "Sebenarnya saya hanya mendengar tentang eksperimen ini. Saya hanya menerima tugas spesifik."
Shu Yi menyahut: "Artinya kamu tidak memahami esensi eksperimen ini sendiri." Hao Qiang mengangguk: "Tidak. Target kami - saya dan Lao Luo - adalah Yan Jinhao!" Shu Yi bertanya: "Mengapa mengawasinya?"
Hao Qiang menjawab: "Dia adalah subjek eksperimen kami!" Shu Yi mengerutkan alis. Sebenarnya dia sudah lama mencurigai masalah pada saudara Yan Jinhao dan Yan Jinyuan. Mendengar penjelasan Hao Qiang, perasaannya tetap tidak nyaman.
Shu Yi bertanya: "Hanya memantau? Atau akan melakukan tindakan terhadapnya?"
Hao Qiang menjelaskan: "Pantau terus. Jika tidak ada kontak dengan kepolisian atau badan intelijen, kami tidak ikut campur. Jika berinteraksi, kami akan membawanya kembali." Shu Yi bertanya: "Dengan cara apa?" Hao Qiang menjawab tegas: "Langsung culik."
Shu Yi menyelidik: "Lainnya?"
Hao Qiang menekankan: "Jangan sampai dia dalam bahaya! Siapapun tidak boleh menyakitinya." Shu Yi mengangguk. Akhirnya dia paham mengapa kepolisian gagal menangkap Yan Jinhao.
Shu Yi bertanya tajam: "Ada hubungan dengan kepolisian?" Hao Qiang menggigit bibir: "Ya. Kami sudah berkoordinasi dengan level manajemen!" Shu Yi menyergap: "Level mana? Kementerian? Divisi?" Hao Qiang mengaku: "Divisi!"
Shu Yi mengerutkan alis: "Divisi? Jadi tim khusus provinsi itu hasil ulah kalian?" Hao Qiang mengangguk. Shu Yi terkejut, berarti Xing Shu dan Lao Pang juga bermasalah! Shu Yi membanting pintu dan berteriak: "Nanfang, naik ke sini!"
Zhen Nanfang berlari naik: "Lao Shu, ada apa?" Shu Yi berkata: "Suruh Tang Xin segera mengendalikan Xing Shu dan Lao Pang!" Zhen Nanfang tertegun: "Xing Shu dan Gerbang Barat pergi ke Jiangnan!" Shu Yi memicingkan mata: "Segera telepon Gerbang Barat, minta departemen keamanan Jiangnan bekerja sama, drop Xing Shu!"
Zhen Nanfang mengangguk: "Sebenarnya apa yang terjadi?" Shu Yi menjawab: "Tim khusus provinsi itu terkait dengan mereka." Zhen Nanfang langsung paham: "Baik, akan saya atur segera." Tanpa basa-basi, ia buru-buru turun dan mulai mengatur via telepon.
Shu Yi menatap Hao Qiang: "Apakah seluruh kantormu terlibat dalam eksperimen ini?" Hao Qiang menggeleng: "Saya tidak tahu!" Shu Yi bertanya dengan suara berat: "Lalu siapa yang memerintahkanmu melakukan ini?"
Hao Qiang menjawab: "Wakil Kepala Ye Jin."
Baru saja Zhen Nanfang menutup telepon, suara rem mendadak terdengar di halaman. Ia berdiri dan mengintip lewat jendela - tiga truk militer berhenti di luar. Dua mobil sedan dan satu truk besar, 20-30 tentara turun dengan dipimpin seorang Kolonel.
Zhen Nanfang dan Mu Qi'er berjalan ke pintu dan menghadang mereka: "Kalian siapa? Mau melakukan apa?" Kolonel itu bermuka masam: "Kami kehilangan dua orang. Saya curiga kalian yang menahan mereka." Zhen Nanfang tersenyum: "Boleh tahu Anda siapa?"
Kolonel itu mengangkat tangan: "Geledah!"
Zhen Nanfang berteriak keras: "Berhenti semua! Jangan bertindak sembarangan!" Tapi mana mungkin dia menghentikan pasukan ini. Tiba-tiba Shu Yi muncul di samping pintu: "Ye Jin, kamu mau memberontak?" Kolonel itu tertegun sejenak: "Tunggu!" Para prajurit pun berhenti.
Ye Jin menatap Shu Yi: "Anda siapa?" Shu Yi mengeluarkan dokumen dan menyerahkannya. Ye Jin melirik - di bahu foto Shu Yi terlihat bintang kecil berwarna emas. Pada kolom pangkat tertulis: Mayor Jenderal. Sebenarnya Ye Jin sudah lama mendengar legenda Shu Yi di kalangan militer.
Ye Jin terdiam sejenak, terjepit dalam dilema antara melanjutkan atau menghentikan operasi. Shu Yi merebut kembali dokumennya: "Ye Jin, lihat atasan tak tahu memberi hormat? Masih prajurit Tiongkok-kah kamu?" Terdiam oleh hardikan itu, Ye Jin buru-buru memberi hormat: "Paduka, Wakil Direktur Lembaga Penelitian 203 Akademi Ilmu Militer Ye Jin sedang melaksanakan tugas. Mohon kerjasama Paduka!"
Shu Yi mengerutkan alis, perkataan Ye Jin terlalu licin. "Sedang melaksanakan tugas resmi, minta saya bekerja sama." Shu Yi tersenyum: "Ye Jin, saya juga sedang menjalankan tugas. Jadi tolong patuhi. Anda tinggal di sini, semua bawahan Anda harus segera menghilang!"
Ekspresi Ye Jin berubah. Di lubuk hatinya, ia menimbang-nimbang apa yang seharusnya dilakukan.
Shu Yi mengeluarkan telepon. Kali ini ia tidak menelepon Lu Yilei, tapi langsung menghubungi Lu Guoguang. Ye Jin tidak berani menghentikan panggilan itu. Meski pasukannya lebih banyak, berani melawan atasan tetap di luar nyalinya.
"Paduka, ada laporan untuk Anda." Shu Yi penuh hormat. Lu Guoguang tahu pasti Shu Yi menghadapi masalah: "Katakan, ada urusan apa?" Shu Yi menjawab: "Kepala Lembaga Penelitian 203 Akademi Ilmu Militer, Kawan Ye Jin, mengerumuni tempat saya. Saya ingin memintanya tetap untuk membantu penyelidikan. Bagaimana instruksi Paduka?"
Lu Guoguang berkata: "Serahkan telepon ke Ye Jin." Shu Yi menyerahkan ponselnya. Begitu menerima telepon, suara berat terdengar: "Saya Lu Guoguang. Anda Kepala Ye?" Ye Jin kaget mendengar suara pejabat tinggi itu: "Paduka, saya Ye Jin."
"Hm, semua tindakan harus patuh komando. Saat ini Anda harus mendengarkan Shu Yi, ia mewakili saya." Lu Guoguang langsung menutup telepon. Ye Jin tertegun di tempat dengan wajah pucat pasi. Ia menyesal, seharusnya bertindak cepat sebelum panggilan ini. Sekarang setelah menerima telepon dari Lu Guoguang, meski diberi nyali tambahan pun takkan berani bertindak sembarangan lagi.
Ia dengan wajah muram menyerahkan telepon kepada Shu Yi, lalu berkata pada bawahannya: "Kalian semua bubar, pulang!" Segera ada yang mengumpulkan pasukan dan membawa semua prajurit kembali. Ye Jing berdiri di halaman, memandang Shu Yi dalam keheningan, tatapannya penuh racun kebencian.
Ia tidak menyangka reaksi Shu Yi bisa secepat ini, andai tahu sebelumnya pasti akan membawa Shu Yi bersama.
