Xu Dazhi menggigil, tatapan Shu Yi terlalu ganas. Jujur saja, jika benar-benar melakukan ini ia masih punya sedikit keraguan. Jika sejak awal Shu Yi menerobos masuk, kedua tim langsung dalam situasi pedang terhunus dan saling serang, apapun yang terjadi pada Shu Yi tidak masalah. Saat itu memang bisa beralasan tidak tahu latar belakang Shu Yi sebenarnya.
Tapi sekarang tidak bisa lagi. Dirinya sudah menahan Shu Yi begitu lama, hal-hal yang harus diklarifikasi mungkin sudah jelas sejak lama. Menggunakan cara seperti ini untuk menjebak Shu Yi sekarang jelas tidak masuk akal, malah bisa berakibat fatal. Alasan Xu Dazhi berkata begitu karena tidak tahan melihat sikap Shu Yi seperti ini.
Meskipun nada bicara Shu Yi sangat tenang, Xu Dazhi bisa melihat bahwa Shu Yi sama sekali tidak menganggapnya penting. Bahkan bisa dikatakan Shu Yi sangat meremehkannya, sama sekali tidak memandangnya sebagai lawan serius, apalagi menganggap ancamannya. Inilah yang paling membuat Xu Dazhi geram.
Dia tahu identitas Shu Yi. Bagaimanapun juga, Shu Yi adalah perwira tinggi militer Tiongkok yang setara pangkatnya. Jika benar-benar terjadi masalah besar, dia tidak akan bisa bertanggung jawab. Tentu saja dia ingin membalas dendam untuk anaknya, tapi dia juga harus mempertimbangkan seluruh keluarga Xu. Jika sesuatu yang buruk benar terjadi pada Shu Yi di tangannya, bukan hanya dirinya sendiri, seluruh keluarga Xu akan menghadapi malapetaka besar.
Ia menghela napas: "Shu Yi, urusan Xu Lin akan kuselidiki, harapannya kau tidak menipuku." Begitu Xu Dazhi mengucapkan ini, Shu Yi langsung tahu krisisnya telah berlalu. Penahanan Xu Dazhi terhadap dirinya dan Zhen Nanfang hanyalah untuk memberi pelajaran keras, sebenarnya dia tidak berani berbuat macam-macam. Tentu saja, jika Xu Dazhi benar-benar nekat itu cerita lain. Tapi untuk bisa mencapai posisi sebagai jenderal republik saat ini, sedikit kecerdasan dan kesadaran pasti dimilikinya.
Penahanannya terhadap Shu Yi selama belasan jam masih bisa dimaklumi, lagipula ini adalah unit rahasia militer Tiongkok. Verifikasi identitas Shu Yi memang harus dilakukan secara ketat, itu wajar. Tapi dia juga harus memperhatikan batasan waktu, itulah alasan mengapa hari ini dia memanggil Shu Yi.
Shu Yi bisa menangkap maksud pernyataan tadi sebagai upaya Xu Dazhi mencari jalan keluar. Dengan senyum tipis, Shu Yi berkata: "Silakan periksa sepuasmu. Aku Shu Yi bertindak dengan jujur dan terbuka." Xu Dazhi mengerutkan alis. Kalimat Shu Yi itu mengandung sindiran halus, jelas-jelas menyindir tindakan Xu Dazhi yang dianggap tidak bijaksana.
Xu Dazhi tak bisa membantah. Setelah batuk dua kali, dia bertanya: "Shu Yi, aku ingin tahu tujuan sebenarnya kedatanganmu ke sini. Ini sangat penting." Shu Yi mengangguk: "Aku mencari seseorang." "Siapa?" tanya Xu Dazhi. "He Weiqing," jawab Shu Yi. "Katanya dia dimasukkan ke rumah sakit jiwa, aku ingin memeriksanya."
Xu Dazhi memicingkan matanya menatap Shu Yi: "Bagaimana kamu tahu orang ini?" Shu Yi tentu saja tidak akan memberitahunya tentang transaksi dengan Zhuge Fengchu, urusan seperti ini semakin sedikit yang tahu semakin baik. Shu Yi berkata dengan tenang: "Maaf, saya tidak bisa memberi tahu Direktur Xu tentang ini."
Xu Dazhi berkata: "Shu Yi, kamu benar-benar menganggap tempatku sebagai rumah sakit jiwa?" Shu Yi sekarang tentu sudah tahu bahwa ini tidak sesederhana itu, ia menjawab: "Setidaknya informasi yang saya dapat seperti ini." Xu Dazhi menghela napas lagi: "Sekarang saya akhirnya mengerti, kamu bukan datang ke sini untuk unjuk kekuatan padaku!"
Shu Yi tersenyum kecut: "Unjuk kekuatan? Unjuk kekuatan apa yang bisa saya tunjukkan padamu? Direktur Xu, sebelum mengetahui identitasmu saya bahkan tidak tahu kamu ada di sini." Xu Dazhi mengambil rokok, mengeluarkan sebatang, mau menyentuhkannya ke bibir, berhenti sejenak, lalu menyerahkannya pada Shu Yi: "Kamu benar-benar tidak tahu tempat apa ini?" Shu Yi mengangguk.
Xu Dazhi berkata: "Tampaknya kamu pasti telah tidak sopan pada seseorang, dan orang itu sengaja mengantarmu ke sini, ada satu hal lagi, orang ini benar-benar tahu persis semua persaingan di antara kita! Ketahuilah, ini adalah Penjara Militer Ketiga Tiongkok!" Shu Yi kaget, Penjara Militer Ketiga Tiongkok memang dia ketahui, tempat khusus untuk menahan mata-mata militer, hanya saja penjara ini dikabarkan sangat misterius, hampir tidak ada yang tahu di latar belakang mana.
Shu Yi berbisik: "Lalu He Weiqing ini..."
Xu Dazhi berkata: "He Weiqing apa? Nama aslinya Yoshida Kono, dia mata-mata militer yang kami tahan di sini. Aku heran, darimana kamu tahu tentang orang ini?" Shu Yi tersenyum kecut. Tampaknya Zhuge Fengchu memang sudah menjebaknya. Untung Xu Dazhi bijaksana, seandainya kemarin saat Zhen Nanfang nekat masuk lewat penjaga pintu dia langsung menyiapkan formasi, akibat perkelahian kacau itu mungkin benar-benar tak terduga.
Xu Dazhi diam seribu bahasa, matanya menatap Shu Yi dengan tatapan penuh teka-teki.
Shu Yi tenggelam dalam perenungan. Rupanya Zhuge Fengchu sama sekali tidak berniat bekerja sama, bahkan berusaha mati-matian membunuhnya! Ia menengadah ke arah Xu Dazhi: "Sekarang jam berapa?" Xu Dazhi melirik jam tangannya: "Pukul 8.42 pagi." Shu Yi berkata tegas: "Aku harus menelepon." Xu Dazhi menunjuk meja kerjanya: "Silakan!"
Dari raut wajah Shu Yi, Xu Dazhi bisa menangkap keseriusan situasi. Sebagai tentara senior dan jenderal Tiongkok, tentu dia tak akan mempermainkan urusan negara. Sikapnya kini menjadi sangat profesional.
Shu Yi menghubungi ponsel Lu Yilei.
"Halo, siapa ini?" Suara Lu Yilei terdengar gusar. Matanya terus memandangi nomor telepon tetap yang terpampang di layar. Sejak Shu Yi hilang 12 jam lalu, belum ada kabar sama sekali. Dia sedang menunggu hasil investigasi dari Beijing sebelum memulai pencarian ke unit-unit militer di sekitar Kota Yushan.
Shu Yi berbisik: "Kepala Lu, saya Shu Yi!" Mendengar suara Shu Yi, Lu Yilei terkejut sekaligus senang, melupakan status resminya dan berseru: "Shu Yi, dasar brengsek, kau lari ke mana saja? Kami khawatir semalaman." Shu Yi belum pernah melihat Lu Yilei kehilangan kendali seperti ini. Ia tersenyum: "Kepala Lu, saya baik-baik. Saya sedang mengurus sesuatu di timur kota bersama Nanfang. Di sini sinyal HP tidak ada."
Mendengar penjelasan Shu Yi, Xu Dazhi menengadah memandangnya dengan perasaan campur aduk. Jelas-jelas Shu Yi sedang mencari alasan untuknya. Jika Shu Yi benar-benar melaporkannya ke Lu Yilei, pasti akan muncul masalah besar. Apalagi jika saat ini Shu Yi sedang menjalankan misi khusus berisiko tinggi, tindakannya bisa dianggap menghalangi tugas resmi - ringan ditegur, berat bisa diadili di pengadilan militer.
Shu Yi mengabaikan tatapan penuh rasa terima kasih Xu Dazhi. Ia berkata pada Lu Yilei: "Kepala Lu, segera hubungi Tang Xin dari Badan Intelijen Kota. Sudah saya perintahkan tim lapangan kantor polisi kota untuk mengawasi Zhuge Fengchu. Cek apakah mereka masih bisa memantau atau kehilangan jejak. Jika masih dalam pengawasan, saatnya mengencangkan jaring!"
Lu Yilei tampak bingung: "Mengencangkan jaring? Tidak mau menunggu lebih lama? Bukankah kalian punya hubungan kerja sama?" Shu Yi menjawab tenang: "Ini akan saya jelaskan nanti." Lu Yilei bersikeras: "Saya tetap tidak setuju. Risikonya terlalu besar. Saat ini Biksu dan Senior You masih ditahan mereka."
“Biksu adalah anggota tim Divisi 9 Anda, status Pak Senior You di Tiongkok juga Anda ketahui. Jika kita mengencangkan jaring sekarang, sekali mereka membuat kesalahan bisa rugi besar!” Perkataan Lu Yilei membuat Shu Yi juga ragu. Benar, saat ini menyudutkan Zhuge Fengchu mungkin bisa menangkapnya, tapi sulit menjamin mereka tidak memaksanya hingga putus asa dan menjatuhkan tangan kejam pada biksu dan Pak Senior You.
Shu Yi tertegun sejenak. Lu Yilei berkata: "Begini saja, bukankah Zhuge Fengchu punya hubungan kerja sama denganmu? Syarat apa yang dia ajukan?" Shu Yi melirik Xu Dazhi: "Dia mengajukan jika kita bersedia membebaskan He Weiqing, dia akan melepas biksu." Alis Xu Dazhi berkerut. Ia tidak menyangka Shu Yi ternyata mengincar He Weiqing. Dengan tenang ia berkata: "Shu Yi, kau tak mungkin membawa pergi He Weiqing."
Shu Yi tersenyum tipis tanpa menjawab.
Lu Yilei bertanya melalui telepon: "Siapa He Weiqing?" Baru kemudian Shu Yi menjawab: "He Weiqing nama aslinya Yoshida Kono, seorang mata-mata militer yang saat ini ditahan di Penjara Militer Ketiga." Lu Yilei berkata: "Penjara Ketiga? Maksudmu kau sekarang ada di Penjara Ketiga?" Shu Yi tertawa: "Benar. Ngomong-ngomong, Kepala Lu, Anda juga tahu tentang Penjara Ketiga?"
Lu Yilei tersenyum kecut: "Sedikit tahu, baiklah, aku akan segera datang, lihat apakah bisa membawa Yoshida Kono keluar." Setelah menutup telepon, Shu Yi berkata pada Xu Dazhi: "Lu Yilei akan segera datang." Xu Dazhi bertanya: "Juga untuk He Weiqing?" Shu Yi menjawab: "Hm, orang ini sangat berguna bagi kita." Xu Dazhi mengerutkan kening: "Kemungkinan membawa tahanan dari sini sangat kecil."
Shu Yi berkata: "Serahkan urusan ini pada Kepala Lu untuk bernegosiasi denganmu. Sebenarnya aku hanya menjadi asisten."
Memerintahkan bawahannya menyetir ke Distrik Timur, Lu Yilei sambil menghubungi telepon bergumam dengan wajah masam: "Penjara Ketiga, kenapa aku tidak terpikir? Hanya si kakek keras kepala itu yang berani melakukan hal seperti ini."
Lu Guoguang menerima telepon dari Lu Yilei: "Bagaimana, orangnya sudah ditemukan?" Lu Yilei membenarkan: "Hm, dia saat ini di Penjara Ketiga." Lu Guoguang tertegun sejenak: "Penjara Ketiga? Itu kan wilayah keluarga Lao Xu, bagaimana mereka bisa bergabung bersama? Aku dengar Shu Yi pernah memiliki permusuhan dengan Lao Xu."
Lu Yilei menjawab: "Hm, Xu Dazhi sekarang adalah kepala penjara Penjara Ketiga. Tapi tempat mereka secara eksternal disebut Rumah Sakit Jiwa Gunung Yu. Luarnya longgar tapi dalamnya ketat, wilayah militer tingkat tinggi." Lu Guoguang berkata: "Segera periksa situasi sana, jangan biarkan Xu Dazhi bertindak sembarangan. Kalau sampai terjadi kekacauan, efek negatifnya akan sangat buruk."
Lu Yilei menjawab: "Aku mengerti, aku akan segera tiba. Tapi dari nada bicara Shu Yi, seharusnya dia tidak mengalami kerugian di tangan Xu Dazhi. Ayah tenang saja. Ngomong-ngomong, ada satu hal lagi. Shu Yi ingin mengeluarkan seseorang dari San Jian, sesuai perjanjiannya dengan Zhuge Fengchu untuk menukar biksu itu." Lu Guoguang mengerutkan alis: "Ini urusan yang cukup rumit, tapi tidak masalah. Kau yang urus, untuk prosedur formalnya biar aku yang atur." Mendapat dukungan ayahnya, Lu Yilei baru bisa lega.
