"Apa hakmu melarangku pergi? Aku bukan tahanan, kamu tidak punya wewenang membatasi kebebasanku." Leng Youlan berapi-api. Biksu itu menjawab: "Sebagai anggota tim khusus, Anda harus mematuhi disiplin tim. Tuan sudah memberi perintah, selain personel operasi, siapa pun dilarang keluar tanpa izin."
Leng Youlan berkata dengan wajah muram: "Anggota tim khusus? Apakah kalian pernah menganggapku sebagai keluarga? Kenapa aksi seperti ini tidak melibatkanku, Jinhao boleh ikut, kenapa justru kami tidak boleh." Biksu itu menjawab dengan tenang: "Karena kalian tidak memiliki kualitas dasar untuk tugas lapangan."
Yan Jinyuan melihat keduanya mulai bersitegang, ia buru-buru maju menjadi penengah: "Lihat, kita semua sudah saling kenal, ngapain dibuat kaku seperti ini. Nona Leng, silakan duduk dulu, Biksu juga melakukan ini untuk kebaikan bersama!" Leng Youlan mendengus dingin baru kemudian duduk di ruang tamu.
Tiba-tiba Geng Yong berlari turun dari lantai atas dengan wajah panik: "Aku tahu! Aku tahu di mana kakakku dikurung!" Biksu menariknya: "Jangan panik, ceritakan perlahan." Geng Yong berkata: "Dia dikurung di gudang tua dekat rumahku!" Yan Jinyuan menyela: "Bukannya kemarin kau bilang dikurung di pabrik tua yang sudah ditinggalkan?"
Geng Yong mengangguk: "Gudang tua itu awalnya bukan gudang, tapi pabrik kompresor udara. Baru kemudian direkrut oleh Biro Kereta Api jadi gudang. Tapi gudang itu juga cuma dipakai beberapa tahun sebelum stasiun dipindahkan, lalu gudangnya ikut pindah ke stasiun baru, jadi gudang tua itu tidak dipakai lagi."
Biksu bertanya: "Bagaimana kau bisa tahu sedetail itu?" Geng Yong menjawab: "Dulu waktu kecil aku dan kakak sering main ke sana. Cuma... cuma tadi aku agak lupa." Tiba-tiba Geng Yong mencengkeram lengan Biksu: "Cepat selamatkan kakakku! Dia sudah disiksa sampai tidak berdaya!"
Biksu memicingkan matanya: "Jangan panik, aku akan segera menghubungi mereka!" Biksu mengeluarkan telepon dan menghubungi Zhen Nanfang.
"Nanfang, kamu di mana?" tanya Biksu. Zhen Nanfang menjawab: "Aku di Kepolisian Kota, akan segera berangkat." Biksu berkata: "Geng Yong bilang dia sudah ingat lokasi penahanan Geng Zhong. Aku rasa mungkin aku harus menemaninya pergi." Zhen Nanfang berkata tenang: "Baik, temani dia."
Biksu ragu-ragu: "Tapi urusan rumah..." Zhen Nanfang berbisik: "Tidak apa, pergilah. Urusan rumah sudah kuatur." Biksu mengangguk: "Baiklah." Setelah menutup telepon, Biksu berkata pada Geng Yong: "Ayo pergi." Kepada Yan Jinyuan dan Leng Youlan dia berpesan: "Kalian tunggu di rumah sambil menjaga telepon. Mungkin mereka akan butuh bantuan."
Matanya menatap Leng Youlan yang tetap diam. Yan Jinyuan tersenyum: "Tenang saja, pergilah!"
Semua mobil sudah berangkat. Biksu dan Geng Yong menghentikan taksi: "Guru, ke Lao Huochang."
Lao Huochang tidak jauh dari kediaman mereka. Taksi tiba dalam tujuh belas menit. Semua tempat gelap gulita. Biksu bertanya pelan: "Kamu yakin di sini?" Geng Yong mengangguk: "Hm, di sini. Tidak mungkin salah." Biksu berkata: "Tapi semua gelap, tidak seperti ada orang."
Geng Yong memandang sekeliling lalu menunjuk satu arah: "Seharusnya di sana." Dia berlari ke arah itu. Biksu berbisik: "Tunggu aku!" Langkahnya mengejar dengan cepat. Geng Yong terlihat sangat semangat.
Biksu menarik tangan Geng Yong: "Kamu pelan-pelan, berhati-hati." Geng Yong berkata: "Aku merasa kakak ada di sebelah sana!"
Yuhu Villa.
"Nona Leng, kamu, mau ke mana?" Yan Jinyuan melihat Leng Youlan berjalan menuju pintu lalu buru-buru bertanya. Leng Youlan menjawab: "Tidak apa, aku hanya cari udara segar di luar, urusan malam ini bikin bete!" Yan Jinyuan mengeluarkan "Oh": "Bagaimana kalau aku temani jalan-jalan?" Leng Youlan memandangnya sejenak lalu berkata: "Boleh juga!"
Yan Jinyuan tersenyum: "Paman He dan Bibi He belum tahu kapan pulang, kita jangan pergi terlalu jauh." Leng Youlan mengangguk: "Tidak masalah, kita hanya jalan-jalan di sekitar sini, bukankah mereka memberimu kunci? Tak perlu takut tidak bisa masuk pintu." Yan Jinyuan berkata: "Tapi aku tidak tahu apakah Paman He dan Bibi He membawa kunci atau tidak."
Keduanya mengunci pintu lalu pergi ke tepi Danau Yu.
"Kenapa aku terus merasa tidak tenang di hati, sepertinya ada yang mengawasi kita diam-diam." Yan Jinyuan berbisik. Leng Youlan dengan tenang menyahut: "Oh ya? Aku tidak merasakan apa-apa." Yan Jinyuan melihat ke sekeliling memang tidak menemukan sesuatu: "Mungkin ini karena aku agak cemas."
Leng Youlan mendekati Yan Jinyuan. Yan Jinyuan terlihat kaget: "Nona, Nona Leng, apa yang kau lakukan?" Leng Youlan berbisik: "Kau adalah kakak Jinhao. Katakan mengapa dia tidak menyukaiku? Xiao Man itu, berapa lama mereka kenal? Hatinya sudah direbut perempuan rubah licik itu."
Hidung Yan Jinyuan menangkap aroma parfum samar dari tubuh Leng Youlan. Meski samar, baunya menimbulkan gejolak aneh di hati. Ditambah lagi Leng Youlan berdiri sangat dekat, tubuhnya hampir menempel pada tubuh Yan Jinyuan.
Yan Jinyuan batuk dua kali: "Ja-jangan begini." Tiba-tiba Leng Youlan bergerak. Satu tangannya mengunci leher Yan Jinyuan, tangan lainnya mengeluarkan pistol kecil yang langsung diarahkan ke dadanya. Yan Jinyuan terkejut: "Mengapa? Kau... kau, jangan-jangan..."
Leng Youlan menyeringai dingin: "Masih mau berakting, Jinhao!" "Yan Jinyuan" menatapnya lama-lama, wajahnya akhirnya menunjukkan senyuman: "Bagaimana kau tahu?" Leng Youlan menghela napas: "Sejak kapan kalian mulai mencurigaiku?" Di hadapannya benar-benar berdiri Yan Jinhao.
Yan Jinhao berkata: "Sejak hari pertama kau sukarela bergabung dengan tim khusus, mereka sudah mulai mencurigaimu." Leng Youlan mengerutkan alis: "Mengapa? Menurutku permintaanku untuk ikut mereka kembali tidak terkesan serampangan. Sebagai mantan kekasihmu, sebagai seseorang yang selalu mencintaimu, keputusan ini demi dirimu seharusnya wajar-wajar saja."
Yan Jinhao mengangguk: "Kau benar, tapi kau tetap melakukan kesalahan. Seharusnya kau tidak menunjukkan sisi cerdasmu di depan mereka. Jika sudah menunjukkannya, konsistenlah. Jangan tiba-tiba menjadi lebih kalem. Coba pikir, jika kau memang begitu pintar dan cepat menangkap maksud, mengapa kemudian tidak ada lagi highlight yang kau tampilkan?"
"Kau terus berkata-kata tentang betapa dalam perasaanmu padaku. Saat inilah seharusnya kau menggunakan kecerdasanmu. Tapi kau malah menyembunyikannya, kehilangan semua ketajaman. Menurutmu performansi seperti ini wajar?" Yan Jinhao berkata dengan tenang. Leng Youlan menatapnya: "Jadi mereka tidak pernah mengendurkan kewaspadaan terhadapku?"
Yan Jinhao tersenyum: "Dan yang terpenting, informasi tentang Yuhu Villa selalu bocor secara misterius. Semua orang diawasi, bahkan telepon mereka pun kau monitor ketat. Lalu bagaimana informasi bisa bocor? Hanya ada satu kemungkinan - kau mengungkapkannya melalui internet."
Wajah Leng Youlan berubah pucat: "Mengapa, mengapa kau justru memilih menjadi musuh bebuyutanku, Jinhao? Sebenarnya kita bisa hidup dengan baik dan penuh berkah, asalkan meninggalkan tempat bermasalah ini kita bisa memulai segalanya dari awal."
Yan Jinhao mengeluarkan benda kecil seperti kancing dari saku: "Barang ini tidak asing bagimu kan?" Wajah Leng Youlan semakin pucat. Yan Jinhao tersenyum: "Mereka selalu mengetahui jejak pergerakanku dengan sempurna, ini berkat si kecil ini ya? You Lan, saat kau bersekongkol dengan orang lain untuk mengalahkan tipuanku, apakah kau pernah mengingat kebaikan hati kita di masa lalu?"
Leng Youlan berkata: "Jinhao, ini tidak seperti yang kau kira! Aku... aku punya Alasan Tersembunyi!" Yan Jinhao berkata dengan tenang: "Hentikan aksimu, You Lan. Saat ini masih sempat untuk berhenti, lagipula tanganmu belum ternoda darah." Leng Youlan tertawa keras: "Kau pikir aku masih bisa mundur? Sudah terlambat, semuanya sudah terlambat."
Yan Jinhao tiba-tiba mencengkeram tangan Leng Youlan yang memegang pistol. Leng Youlan tidak menyangka Yan Jinhao akan menyerang di jarak sedekat ini. Ia sama sekali tidak sempat bereaksi, secara refleks melepaskan tembakan, namun moncong senjata telah diarahkan Yan Jinhao ke langit. Meski hanya pistol kecil, suara tembakan di malam sunyi ini tetap bergema keras.
Yan Jinhao menggunakan tangan satunya menebas pergelangan tangan Leng Youlan, akhirnya pistol itu jatuh ke tanah.
Yan Jinhao menyepak pistol itu masuk ke Danau Giok dengan tendangan.
"Aku akan membunuhmu!" Sorot mata kejam terpancar dari sorot mata Leng Youlan, ekspresi wajahnya terlihat mengerikan. Ia berseru: "Kalian masih belum keluar?" Yan Jinhao berkata dengan tenang: "Memanggil pengawal?" Leng Youlan mendengus. Saat itu, dua orang muncul dari tempat gelap, ternyata adalah Paman He dan Bibi He. Paman He tersenyum: "Kau memanggil kami?"
Leng Youlan kaget: "Kenapa kalian?" Paman He menjawab dengan tenang: "Lalu siapa yang kau kira? Beri tahu saja, anak buahmu sudah dilumpuhkan." Leng Youlan menggigit bibirnya hingga berdarah: "Bagaimana mungkin?" Paman He tertawa: "Bukankah kau mengira kami dua orang tua ini hanya bisa masak dan minum teh?"
Bibi He maju dan mengikat kedua tangan Leng Youlan ke belakang: "Ternyata Zhen Nanfang tidak salah mencurigaimu, kau memang pengkhianat." Leng Youlan menatap Paman He: "Kalian ini siapa sebenarnya?" Paman He menjawab: "Kau benar-benar ingin tahu? Baik, tidak apa kuberi tahu. Aku adalah Wakil Direktur Badan Keamanan Negara Kota Yushan yang menangani operasi lapangan, He Xiao. Ini istriku, Kepala Biro Operasi Lapangan Badan Keamanan Negara Kota Yushan. Tidak sia-sia kau kalah oleh kami, sudah hampir sepuluh tahun kami tidak turun tangan langsung."
Yan Jinhao berkata pada Paman He: "Paman He, urusan di sini kuserahkan pada kalian. Aku akan membantu biksu itu." Paman He mengangguk: "Pergilah! Dua orang tua seperti kami sudah cukup di sini." Saat Yan Jinhao hendak pergi, Leng Youlan berseru: "Jinhao!" Yan Jinhao menatapnya dengan ekspresi wajah yang muram: "Masih ada urusan apa lagi?"
Leng Youlan menghela napas dan bertanya pelan: "Apa kau sudah lama memulihkan ingatanmu?" Yan Jinhao tersenyum: "Mungkin. Setidaknya Leng Youlan dalam ingatanku seharusnya tidak seperti ini." Setelah berkata demikian, ia menghilang dalam kegelapan.
