Mendengar perkataan Song Xiwang, biksu itu dengan hati-hati meletakkan bom ke tanah. Tapi segera ia menyadari bahwa memasang benda ini secara stabil bukan hal mudah. Sebab permukaan bawah bom memiliki tonjolan seperti gasing, bagaimanapun dipasang pasti akan miring ke satu sisi.
Akhirnya biksu itu harus mencari barang untuk mengganjal. Hal ini menghabiskan beberapa menit lagi. Ketika bom akhirnya terpasang, tersisa hanya satu setengah menit. Biksu itu menyambar telepon dan berlari secepat mungkin. Tak jauh dari sana ia melihat Geng Zhong masih berjalan santai. Segera ia menariknya: "Masih di sini ngapain? Cepat lari!"
Biksu itu menarik Geng Zhong ke tempat aman dan menemukan Geng Yong.
Persis saat itu, ledakan dahsyat mengguncang. Bangunan pabrik yang tadi langsung meledak, kobaran apinya menyambar langit. Jantung biksu masih berdebar kencang "Braak Braak". Dari telepon, Song Xiwang masih berteriak: "Apa baik-baik? Kamu tidak apa-apa?" Barulah biksu itu mengangkat telepon: "Aku... aku baik-baik. Terima kasih, Kak Song!"
Biksu itu berlari sampai terengah-engah.
“Kakak, Kakak, kau baik-baik saja?” Geng Yong terbangun oleh suara ledakan, melihat Geng Zhong. Wajahnya menunjukkan ekspresi gembira. Geng Zhong perlahan tersadar, matanya berkaca-kaca: “Geng Yong! Aku, aku baik-baik saja!” Geng Zhong kemudian berlari ke depan biksu dan langsung berlutut: “Terima kasih Tuan atas pertolongan menyelamatkan nyawa!” Geng Yong ikut bersujud.
Biksu membantu mereka berdiri: “Sudah, tak apa. Segera pulanglah! Ingat, dua hari ini jangan keluar rumah. Nanti akan kukunjungi kalian.” Kedua saudara mengangguk. Biksu berkata: “Aku masih ada urusan, duluan pergi!” Tanpa peduli mereka, menghilang dalam kegelapan.
“Lao Shu, Tang Xin bilang Zhuge sudah berangkat.” Zhen Nanfang sedang menelepon Shu Yi.
Shu Yi menggerutu: “Kami di Persimpangan Yiqing. Sepertinya You Yali akan belok ke jalan tol.” Zhen Nanfang berkata: “Persimpangan Yiqing? Tapi Zhuge Fengchu malah menuju arah berlawanan. Tang Xin bilang mereka sudah naik flyover utara kota.” Shu Yi memerintah: “Cepat bawa personel untuk mengawasi ketat.”
Zhen Nanfang bertanya: “Mungkin kalian kena taktik mengalihkan perhatian?” Shu Yi menjawab: “Belum pasti. Tapi tiga akademisi yang hilang dari Akademi Militer ini - kuduga satu diantaranya target utama mereka, dua lainnya hanya pengalih.”
Zhen Nanfang menyahut: “Aku mengerti. Akan kuperketat pengawasan pada Zhuge Fengchu.”
"Lao Qi, kita mau ke mana sekarang?" Xiao Man bertanya pelan. Lao Qi yang sedang menyetir mobil menjawab dengan lembut: "Menyelamatkan Nona." Xiao Man terkejut: "Kau tahu keberadaan Nona?" Lao Qi mengangguk: "Hm, aku menyisakan satu tim orang untuk menjaga Nona." Xiao Man berkata: "Lalu di mana Nona sekarang?"
Lao Qi menghela napas: "Kira-kira di tangan Doktor!" Xiao Man bertanya: "Doktor? Doktor siapa?" Lao Qi menjawab: "Doktor Qi, marga yang sama denganku." Xiao Man mengerutkan alis: "Mengapa dia menangkap Nona? Dan apakah kematian Ah Gui mereka juga ulahnya?"
Lao Qi menghela napas lagi: "Semua salahku. Dia kerabat jauhku. Sebelumnya pernah mencariku, bilang mau kerja sama dengan Nona. Aku tanpa pikir panjang membawanya bertemu Nona. Siapa tahu negosiasi mereka gagal. Awalnya kukira tidak jadi kerja sama ya sudah. Tapi setelah Inspektur Yan beberapa kali kena masalah dan kita yang dijebak, barulah aku sadar ini mau menyeret Keluarga Shao Jiangnan ke kubangan!"
Xiao Man bertanya: "Sebenarnya siapa Profesor Qi ini?"
Lao Qi menjelaskan: "Doktor lulusan luar negeri, peneliti ilmu kehidupan. Tapi kusuruh orang menyelidiki diam-diam, ternyata dia punya hubungan erat dengan dua konglomerat besar Singapura. Dan dua konglomerat itu adalah pendukung utama presiden petahana Singapura."
Xiaoman tertegun sejenak: "Maksudmu Dr. Qi ini kemungkinan besar adalah mata-mata?" Lao Qi tersenyum kecut: "Awalnya aku tidak berani memastikan, tapi sekarang sepertinya benar!" Xiaoman bertanya: "Lalu tujuan dia menculik nona?" Lao Qi menjawab: "Ini bukan sekadar menculik nona, sebenarnya dia sedang menyandera Keluarga Shao. Mungkin dia ingin memanfaatkan pengaruh Keluarga Shao untuk mencapai tujuan rahasia yang tidak bisa diungkapkan!"
Xiaoman tenggelam dalam pikiran sejenak: "Keluarga Shao memiliki hubungan di Asia Tenggara, maksudmu mereka ingin menggunakan jalur rahasia Keluarga Shao untuk meninggalkan Tiongkok?" Lao Qi menatap Xiaoman, wanita ini memiliki pikiran yang tajam, semua hal langsung dipahaminya.
Xiaoman berkata: "Lao Qi, kita harus berusaha menghentikan kasus ini. Awalnya Keluarga Shao hanya mengincar 《Man Jiang Hong》, tapi dosa sebesar ini masih belum cukup untuk menggoyahkan pondasi Keluarga Shao. Sekalipun pihak berwenang mengetahuinya, paling-paling kita hanya akan dituduh mengincar barang antik. Tapi begitu terlibat dalam kasus mata-mata, maka Keluarga Shao akan berada dalam bahaya yang sangat serius!"
Lao Qi mengangguk setuju dengan perkataan Xiaoman: "Benar, dari awal seharusnya tidak mendengarkan si gadis Lin Yue. Dial yang menghasut nona untuk mencari 《Man Jiang Hong》 sebagai hadiah ulang tahun ayahmu. Demi 《Man Jiang Hong》, nona bahkan merendahkan diri untuk bekerja di Rumah Keluarga You. Ah, kalau dipikir-pikir lagi, nona terlalu bermain-main sehingga mendatangkan semua masalah ini!"
Xiao Man mendengar ucapan Lao Qi, dia tidak berkata apa-apa lagi. Lao Qi menyalakan sebatang rokok. Xiao Man mengeluarkan pistol pemberian Lao Qi untuk perlindungan diri, melepas magasin dan melirik isinya. Pelurunya masih penuh. Dia memasang kembali magasin, menarik pelatuk senjata, lalu membuka kunci pengaman sambil menghela napas: "Lao Qi, hentikan mobil!" Lao Qi menghentikan kendaraannya: "Nona Xiao Man, mengapa kau begini?"
Dia melihat pistol di tangan Xiao Man sedang mengarah padanya.
Xiao Man berkata: "Nona menghabiskan beberapa tahun sebagai agen bawah tanah di perusahaan You Yali. Kau pikir aku benar-benar percaya itu hanya karena hobi semata? Aku tidak tahu persis apa yang terjadi, tapi satu hal yang pasti: pasti ada rahasia besar antara kau dan Dr. Qi itu. Peran apa yang dimainkan Nona dalam semua ini, aku tidak tahu dan tidak mau tahu! Hentikan mobil, aku mau turun! Urusan kalian tidak akan kusentuh lagi. Aku lelah, butuh istirahat!"
Lao Qi menghentikan mobilnya, sorot matanya tajam menatap Xiao Man: "Rupanya kau sudah tahu sejak lama!" Xiao Man menjawab tenang: "Mengapa Ah Gui dan yang lain tewas? Tentang hal ini, kurasa kau lebih paham dariku. Ah Gui dan kawan-kawan selalu setia mengikutimu. Kalau bukan karena pengkhianatanmu, mungkin mereka mati mengenaskan seperti itu?"
Lao Qi menyeringai dingin: "Mereka semua adalah orang kepercayaanku. Bagaimana mungkin aku mengorbankan mereka?"
Xiao Man berkata: "Mungkin karena mereka sudah terlalu lama bersamamu, dan di depan mereka kamu tidak punya rahasia lagi, jadi mereka harus mati." Lao Qi menjawab: "Kalau memang begitu, apa perlunya aku melindungimu? Bukankah lebih mudah langsung membunuhmu saja?" Xiao Man menggelengkan kepala: "Kalian hanya ingin memanfaatkanku untuk berkomunikasi dengan Yan Jinhao, mencari cara mengurangi tuduhan pada keluarga Shao! Karena itu sekarang aku semakin mengerti, keluarga Shao sebenarnya sudah terlibat sejak lama."
Lao Qi menghela napas: "Mengapa kamu harus sepintar ini? Kadang lebih baik sedikit membodohi diri." Xiao Man turun dari mobil, moncong senjata mengarah ke Lao Qi: "Cepat pergi dengan mobilmu! Jangan berharap bisa mengincarku." Lao Qi terpaksa menghidupkan mesin mobil. Dia tahu jika tidak segera pergi, Xiao Man mungkin benar-benar akan menembak.
Begitu mobil Lao Qi menjauh, Xiao Man langsung berlari cepat masuk ke gang kecil.
Tubuhnya masih lemah. Baru berlari sebentar, napasnya sudah terengah-engah. Mobil Lao Qi berbalik arah, tapi dia tidak lagi melihat bayangan Xiao Man. Lao Qi menghela napas sambil mengeluarkan telepon: "Hoi, dia berhasil kabur. Baik, aku segera datang."
Xiao Man bersandar di dinding, napasnya tersengal-sengal. Lukanya belum pulih total, kali ini cedera di bagian badannya. Jika tidak istirahat dan dirawat baik-baik, dikhawatirkan akan menimbulkan efek samping. Di lubuk hati, Xiao Man sangat kesal. Dia tidak menyangka Shao Xiaoshi terus berakting, sebenarnya banyak hal yang disembunyikan Shao Xiaoshi darinya.
Dari percakapan hari ini dengan Lao Qi, Shao Xiaoshi seharusnya sudah lama menjalin hubungan dengan Dr. Qi dan kawan-kawannya. Jika tidak, dia tidak akan tinggal di Gunung Yu selama bertahun-tahun. Jika Shao Xiaoshi terus-menerus berakting, maka kematian Lin Yue, fitnah terhadap Yan Jinhao, bahkan urusan antara dirinya dengan Yan Jinhao sampai kecelakaan yang menimpanya—semua ini pasti sudah direncanakan oleh orang itu sejak awal.
Xiao Man perlahan tersadar. Begitu menyadari segalanya, urusan lainnya segera menemukan hasil akhir.
Xiao Man mengangkat telepon. Dia ragu-ragu apakah akan menelepon Yan Jinhao. Tanpa disadarinya, hatinya sudah berubah. Jika dulu, dia pasti meremehkan pemikiran seperti ini. Tapi sekarang berbeda—dia sudah mengalami dua kehidupan. Dia tahu apa yang harus dilakukan.
"Siapa ini?" Suara Yan Jinhao yang berkarakter terdengar dari telepon. Xiao Man terisak-isak pelan. Yan Jinhao tertegun sejenak lalu berkata: "Xiao Man? Kamu di mana?" Xiao Man menyebutkan sebuah alamat. Yan Jinhao buru-buru pergi ke sana.
Xiao Man naik ke mobil, berbisik: "Ada urusan mendesak!" Yan Jinhao bertanya: "Urusan apa?" Xiao Man menjawab: "Mereka mungkin akan menyelinap pergi!" Yan Jinhao memicingkan mata lama sekali sebelum bertanya: "Siapakah Mereka?" Barulah Xiao Man menjawab: "Aku juga tidak tahu. Hanya dengar mereka memanggilnya Dr. Qi!"
Yan Jinhao berkata: "Masalah internal ini sangat penting, begini saja, aku akan segera berkoordinasi dengan Xiao Zhen dan kawan-kawan, pasti tidak boleh membiarkan mereka kabur." Xiao Man berkata: "Kurasa mereka akan menggunakan saluran resmi keluarga Shao untuk mengantar orang itu keluar negeri."
Yan Jinhao menelepon Zhen Nanfang dan menjelaskan informasi dari Xiao Man. Zhen Nanfang menjawab: "Kamu bawa Nona Xiao Man kembali ke vila dulu. Jika ada kabar baru dari sini, kami akan segera memberi tahu kalian."
"Pak Shu, mobil mereka berhenti di pintu masuk jalan tol, sepertinya sedang menunggu sesuatu!" Lao Pang berbisik. Shu Yi membalas: "Hm. Kita tetap menunggu di sini, jangan sembarangan bergerak. Siapapun yang mereka jemput, kita harus tunggu sampai mereka menyerahkan orang itu ke Zhuge baru bertindak."
Shu Yi menghela napas panjang. Kali ini dia tidak boleh membiarkan Zhuge Fengchu melarikan diri lagi.
"Lao Shu, Zhuge Fengchu sedang berputar-putar, sepertinya sudah menyadari kita dan ingin melepaskan pengawasan." Zhen Nanfang berbisik. Shu Yi menyeringai dingin: "Awasi ketat! Kali ini dia tidak akan bisa melarikan diri!"
