Dugaan Shu Yi terbukti benar. Tim yang bertugas menggeledah kediaman Zhuge Fengchu melaporkan tidak menemukan bayangan Senior You. Shu Yi segera mengeluarkan peringatan ke seluruh personel: Zhuge Fengchu memegang Senior You, Dr. Qi menguasai Shao Xiaoshi, semua harus memprioritaskan keselamatan sandera.
Senior You adalah ekonom ternama Tiongkok. Keselamatannya merupakan isu sensitif, apalagi beberapa petinggi kerajaan sangat memperhatikan. Hal ini membuat bahkan Shu Yi sendiri pusing. Secara pribadi, kedua putri Senior You telah tiada, situasi "orang berambut putih mengantar yang hitam" ini membuat Shu Yi dari lubuk hati tak ingin ada musibah lagi menimpanya.
Mengenai Shao Xiaoshi, seberapa dalam keterlibatan Keluarga Shao Jiangnan dalam kasus ini, apakah ini tindakan pribadi Shao Xiaoshi atau skema keluarga, itulah yang ingin ditelusuri Shu Yi. Karena itu Shao Xiaoshi sebaiknya juga jangan sampai celaka, atau ini akan menjadi kasus tak terpecahkan.
Shu Yi menghela napas panjang, Lao Pang menyerahkan sebatang rokok padanya: "Pak Shu, mobil mereka sepertinya sudah berhenti." Shu Yi mengangguk, di sinilah Terminal Kargo Utara Kota.
"Gawat, ada dua mobil yang pergi ke arah berbeda, Pak Shu, apa yang harus kita lakukan?"
Suara Zhen Nanfang terdengar dari radio komunikasi. Shu Yi bertanya: "Apakah masih ada pengawasan di luar?" Zhen Nanfang menjawab: "Ada, tapi jaraknya sangat dekat. Kalau bergerak sekarang bisa membangunkan ular tidur, Dr. Qi belum sampai." Shu Yi menatap mobil patroli yang dikendarai Gao Wei dari kejauhan, terparkir 200 meter di luar terminal kargo. Awalnya dia mengira Gao Wei akan langsung menemui Zhuge Fengchu setelah tiba.
Setelah berpikir sejenak, Shu Yi berkata: "Biarkan mereka keluar, suruh tim pengikut bergerak dari jarak jauh. Saya akan koordinasi dengan Kepala Zhuang." Shu Yi menelepon Zhuang Suqin: "Kepala Zhuang, masih belum ada gerakan di sana?" Zhuang Suqin menjawab: "Hm, masih sepi. Aneh sekali, kami terus mengawasi tapi tidak melihat mereka pergi!"
Shu Yi menggigit bibirnya: "Tidak bisa menunggu lagi. Kepala Zhuang, serahkan bagian itu pada tim Anda. Langsung tangkap mereka, kami juga akan mulai aksi." Zhuang Suqin berkata: "Baik, saya akan mengatur. Lima menit lagi kami bergerak." Shu Yi melirik jam tangannya: "Baik, kami juga akan mulai dalam lima menit."
Baru saja menutup telepon, telepon Zhen Nanfang masuk lagi: "Lao Shu, tim luar mengirim dua regu untuk memblokir dua mobil itu. Tapi sekarang dua mobil lainnya juga sepertinya mau pergi, sialnya, tidak ada penumpang yang turun sama sekali. Mereka hanya muter-muter di area terminal kargo. Gimana nih?" Shu Yi belum sempat membalas, dilihatnya mobil patroli Gao Wei juga mulai bergerak, seolah-olah juga ingin meninggalkan terminal kargo.
Shu Yi merasa ada yang tidak beres, tapi tidak bisa menjelaskan dimana letak keanehannya: "Aksi nyata!"
Seketika, 20-30 mobil mengerumuni terminal kargo. Lampu kendaraan menerangi area itu terang benderang.
Tim Shu Yi pertama-tama mengepung mobil patroli Gao Wei. Shu Yi melompat turun dari mobil, sementara belasan senjata polisi bersenjata lengkap diarahkan ke kendaraan tersebut. Gao Wei turun perlahan, menatap Shu Yi.
"Tak kira reaksi kalian secepat ini!" Gao Wei melirik sekeliling. Shu Yi berkata tenang: "Kau harusnya sudah tahu, Nona You sudah mati!" Sorot mata Gao Wei menyiratkan kesedihan, tapi segera dia tersenyum: "Pak Shu, kalau sudah tahu identitasnya, tentu identitasku juga sudah kau ketahui?"
Shu Yi mengangguk. Gao Wei melanjutkan: "Lantas perlu segini banyak pasukan untuk menghadapi saya?" Shu Yi tersenyum tipis: "Bicara lagi setelah kau bisa membuktikan diri bersih!" Pikiran Shu Yi tertuju pada Zhuge Fengchu, dia berbisik ke Lao Pang: "Borgol mereka dulu!" Gao Wei menyeringai dingin: "Shu Yi, kau pikir menang? Salah, justru kau yang KALAH, dan kekalahanmu sangat mengenaskan!"
Hati Shu Yi dihunjam belati, melihat ekspresi Gao Wei yang tidak biasa, apakah Zhuge Fengchu kabur lagi? Tidak, tidak mungkin, Tang Xin sudah mengawasi langsung, Zhuge Fengchu sama sekali tidak punya kesempatan melarikan diri.
Ia bergegas menuju ke sisi Zhen Nanfang.
Di sisi Zhen Nanfang, perkembangan pertandingan sudah sepenuhnya dikuasai. Dari empat mobil yang keluar dari rumah Zhuge Fengchu, dua yang berangkat sudah dicegat. Setiap mobil hanya ada satu supir, bahkan dua mobil tersisa juga hanya berisi dua supir. Zhuge Fengchu tidak ada!
Seluruh area bongkar muat, selain truk-truk yang parkir rapat, sama sekali tidak terlihat bayangan manusia. Padahal Shu Yi dan timnya sudah mengerahkan upaya besar namun tidak mendapat hasil apapun.
Wajah Shu Yi sangat masam. Seharusnya tidak seperti ini. Ia yakin malam ini Dr. Qi pasti akan bersentuhan dengan Zhuge Fengchu, dan mereka pasti akan membawa kabur salah satu dari tiga akademisi yang hilang dari Akademi Ilmu Militer - orang yang mencuri semua data penelitian 'Sinkestesia'.
Shu Yi kembali ke sisi Gao Wei. Ia yakin pria yang terakhir naik ke mobil Gao Wei adalah akademisi yang ingin mereka bawa. Tapi Lao Pang memberitahu bahwa di kotak orang itu hanya berisi tumpukan kertas jerami! Wajah Shu Yi memanas. Ia kalah, kekalahan total.
Zhuge Fengchu dan Dr. Qi ternyata memanfaatkan status khusus You Yali dan Gao Wei untuk menipu mereka habis-habisan.
“Lao Shu, ini…” Zhen Nanfang melihat para personel yang terlibat dalam aksi ini—ada dari Badan Intelijen, polisi, dan polisi bersenjata. Di lubuk hatinya timbul perasaan tak enak. Zhuge Fengchu telah memukul wajah Shu Yi, mempermalukan Divisi 9, sementara Zhen Nanfang sendiri juga merasa kehilangan muka.
Shu Yi mulai tenang. Perlahan-lahan, ia mulai memahami beberapa detail. Ia memanggil Zhen Nanfang ke samping dan berbisik beberapa kalimat, lalu berkata kepada para pemimpin tim: “Aksi dibatalkan, semua unit kembali ke markas.” Ekspresi Tang Xin juga bermuka masam. Ia mendekati Shu Yi: “Pak Shu, saya…” Shu Yi menjawab: “Sekarang bukan waktunya penjelasan. Suruh dua tim lapangan itu mengikuti kita dari jarak jauh, jangan terlalu dekat. Biarkan orang mengira kita sudah membatalkan operasi.”
Shu Yi kemudian berpaling ke Lao Pang: “Minta bantuan Manajer Meng untuk mengawal Gao Wei dan kawan-kawan ke kepolisian dulu.” Lao Pang tertegun sejenak: “Lalu kalian?” Shu Yi tersenyum tipis: “Masih ada urusan lain. Pergilah!”
Tak lama kemudian, mobil Zhen Nanfang juga pergi. Yang jeli akan menyadari, tak berselang setelah Zhen Nanfang pergi, kendaraan Pasukan juga bergerak—mengikuti dari kejauhan.
Shu Yi naik ke mobil. Tang Xin menghidupkan mesin dan bertanya pelan: “Kita ke mana?” Shu Yi berkata tenang: “Villa Keluarga You!” Tang Xin terbelalak. Shu Yi menepuk bahunya: “Jalan!”
Dibayangi kegelapan malam, personel tim lapangan dengan gesit mendekati villa. Namun mereka tidak melanjutkan gerakan. Tang Xin telah berpesan agar mereka tetap siaga di posisi.
Shu Yi berkata kepada Tang Xin: "Kamu menginap di luar saja, aku masuk dulu, jika mendengar suara tembakan baru kalian masuk." Tang Xin menggelengkan kepala: "Pak Shu, biarkan aku masuk bersama Anda." Wajah Tang Xin menunjukkan keteguhan, Shu Yi berpikir sejenak lalu mengangguk. Tang Xin memberikan instruksi pada personel lapangan: "Begitu ada keributan di dalam, langsung lesat masuk!"
Villa itu gelap gulita. Tang Xin tak mengerti mengapa Shu Yi ingin kembali ke villa keluarga You.
Shu Yi membuka pintu villa dengan lembut. Tang Xin tiba-tiba merasakan hawa dingin. Mereka berdua masuk perlahan. Saat hampir tiba di ruang tamu, pintu villa tiba-tiba tertutup sendiri dan lampu menyala.
"Wahahaha! Benar-benar menemukan tempat ini!" Zhuge Fengchu berdiri di koridor lantai dua. Di sampingnya ada dua lelaki berjas hitam, salah satunya mencengkeram lengan You Bin. Shu Yi tersenyum: "Main kartu ini kan cuma untuk memancingku ke sini?" Zhuge Fengchu menggeleng: "Aku tak bermaksud memancingmu. Kau tahu aku selalu penakut! Bagiku tak ada yang lebih penting dari nyawa."
Wajah You Bin sangat masam, terlihat kurus. Melihat Shu Yi dan Tang Xin, sudut mulutnya bergetar lembut tapi tak bersuara.
Shu Yi berkata: "Mengapa tidak kabur? Sebenarnya jika kau mau melarikan diri malam ini, aku tak bisa mengejarmu." Zhuge Fengchu menghela napas: "Bukan aku tidak mau kabur, tapi tidak bisa kabur. Kau tahu? Selama kau masih ada, aku tidak bisa tidur nyenyak. Mungkin bukan cuma aku, karena aku menerima perintah dari atasan. Kali ini bagaimanapun besarnya pengorbanan, kami harus membasmi kau."
Shu Yi mengangguk: "Aku percaya ini benar. Tapi tidakkah kau merasa pengorbananmu kali ini terlalu besar?" Zhuge Fengchu menarik napas panjang: "Memang, menghadapimu seperti melawan binatang buas. Bisa-bisa nyawaku jadi taruhan." Shu Yi tersenyum tipis: "Belum lagi misi perjalananmu ini!"
Zhuge Fengchu tertegun sejenak, lalu tertawa terbahak: "Misi tidak perlu kau khawatirkan. Kira-kira saat ini mereka seharusnya sudah bersiap meninggalkan Gunung Yu!" Shu Yi menggeleng: "Mereka tidak bisa pergi. Akhir mereka sama sepertimu, tidak bisa kemana-mana."
Zhuge Fengchu kaget dalam hati, matanya menatap Shu Yi: "Kau sudah menemukan mereka?" Shu Yi berkata dengan tenang: "Aku tidak biasa berbicara sambil mendongak. Turunlah, mari kita duduk dan ngobrol baik-baik!" Setelah berkata demikian, Shu Yi duduk di sofa ruang tamu. Zhuge Fengchu berkata dingin: "Kau tidak takut kuberi perintah untuk menembakmu sekarang?" Dua orang muncul dari belakangnya, tiga laras senjata mengarah ke Shu Yi dan Tang Xin.
Tang Xin merasa jantungnya berdegup kencang. Ia tak mengerti mengapa Shu Yi bisa tetap tenang. Kedua kakinya gemetar halus, namun ia berusaha lebih waspada dan mendekati Shu Yi.
Shu Yi menyalakan rokok sambil santai berkata: "Kau takkan bertindak sekarang karena masih ada kebingungan di hatimu. Tanpa jawaban yang memuaskan, kau takkan beraksi. Apa? Semua orang di sini adalah bawahananmu, bahkan kau tak punya keberanian untuk duduk bicara denganku?" Zhuge Fengchu mengangkat tangan, membuat anak buahnya menurunkan senjata.
Shu Yi mengeluarkan HP dan bermain-main. Bahkan Tang Xin di sampingnya tak menyadari bahwa Shu Yi telah dengan cepat menyusun dan mengirim pesan.
Zhuge Fengchu berkata kepada pria yang mengawasi You Bin: "Begitu Shu Yi melakukan gerakan mencurigakan, bunuh dia!" Matanya menyorot licik ke arah You Bin sebelum turun lantai bersama dua anak buahnya.
